5 Hal yang Bisa Dilakukan Ketika Rencana VBAC Ditolak

Photo of author

By Shafira Adlina

rencana VBACHari itu menjadi hari yang tidak terlupakan di mana saya pertama kali memeriksa kehamilan kedua saya di usia kehamilan sekitar 5 minggu. Jauh sebelum kehamilan kedua ini, saya dan suami memang berencana untuk melakukan VBAC (Vaginal Birth After Caesar) atau melahirkan normal setelah operasi sesar sebelumnya.

Jarum jam telah menunjukkan pukul delapan tepat, saya bersama suami dan anak sulung saya bernagkat menuju salah satu Rumah Sakit Ibu dan Anak di bilangan pondok bambu Jakarta Timur. Meskipun ini bukan kehamilan pertama, namun saya sangat excited karena semangat saya untuk melahirkan normal setelah operasi sesar sangat besar.

Menurut beberapa review di situs blog, mereka menyebutkan dokter perempuan ini pro normal dan nyaman saat konsultasi. Namun, ternyata saya tidak mendapati hal demikian.

Setibanya di RS tersebut saya melakukan administrasi seperti biasa, menunggu dalam antrian belasan di poli kebidanan. Padahal itu hari weekday. Memang poli kebidanan tak pernah sepi di semua rumah sakit. Banyak sekali pasangan muda, dan ibu-ibu hamil yang mengantri.

Setelah pemeriksaan tekanan darah dan berat badan oleh perawat, saya kembali menunggu. Tidak lama kemudian nama saya dipanggil, kami bertiga masuk bersama.

Saya duduk di hadapan dokter perempuan itu ditanyakan kehamilan berapa dan keluhannya apa. Sampai akhirnya saya diminta berbaring untuk pemeriksaan USG.

Setelah mendengar denyut jantungnya dan dijelaskan berapa usia perkiraan janin, perut saya dibersihkan dari gel oleh dokter. Sembari membenarkan pakaian saya, saya pun bertanya kepada dokter yang terkenal pro normal itu.

“Dok, gimana sih caranya biar bisa lahiran normal? Saya mau ada rencana VBAC.”

Tahu apakah yang dilontarkan dari mulut itu teman-teman?

“Kenapa sih bu pengen lahiran normal?”

Eh ya Allah, tidak saya sangka mulutnya mengeluarkan kata-kata itu.

“Iya pengen ga sakit lah dok.”

Jawab singkat saya yang belum banyak belajar tentang VBAC saat itu.

“Kata siap lahiran normal itu ga sakit, sama kok sakit juga.” jawabnya.

Kecewa sekali mendengar seorang yang berpendidikan kedokteran bicara seperti itu. Pada akhirnya saya bertanya lagi dan ia hanya berkata “nanti kita lihat pemeriksaan selanjutnya ya bu.”

Seraya dalam hati saya berkata ini pertama dan terkahir saya ke rumah sakit.

Kontroversi VBAC

Memang kontroversi VBAC atau melahirkan normal setelah bedah caesar (VBAC) sangatlah luar biasa. Padahal jika kita rajin membaca jurnal dan info kesehatan, persalinan VBAC telah terbukti aman untuk kebanyakan wanita yang pernah mengalami kelahiran sesar sebelumnya, tentu dengan beberapa pengecualian kasus khusus.

banyak juga cerita sukses VBAC yang bisa kita pelajari prosesnya, mulai dari Istri Agus Ringgo dan Istri Ustad Adi Hidayat.

Bagaimana jika rencana VBAC kita ditolak?

Memang tidak mudah mendapatkan dokter dan petugas kesehatan yang bersedia melakukan VBAC. Saat kehamilan kedua kemarin, saya mencari hingga beberapa rumah sakit.

Jika kita ingin mendapatkan rumah sakit atau rumah bersalin yang pro VBAC memang harus extra giat. Kita memang harus lebih berjuang untuk mendapatkan persalinan yang kita impikan.

Jika VBAC ditolak, mungkin bisa mengikuti beberapa tips di bawah ini yang dapat membantu:

1. Pengetahuan sejarah medis diri.

Pastikan kita mendapatkan rekaman medis persalinan sebelumnya. Bagaimana kita dibedah, apa jenis jahitan yang ditorehkan di perut kita. Saya sendiri belum memiliki rekam medis yang lengkap saat itu.

Namun, kita bisa mendapatkannya dari RS tempat operasi sesar kita. Agar kita tahu alasan asli operasi sesar kita sebelumnya. Ini dapat menjadi poin penting dalam pencarian dokter untuk kelahiran VBAC. Sebab beberapa dokter menanyakan alasan kenapa dan riwayat medis kita sesar sebelumnya.

2. Perbanyak ilmu untuk memberdayakan diri.

Keinginan tanpa usaha adalah khalayan belaka. Sebagai seseorang yang memiliki rencana VBAC harus mengetahui beberapa hal. Mulai dari risiko dari bedah caesar berulang elektif (ERC) dan risiko dari persalinan VBAC sendiri.

Saya pernah menuliskan langkah-langkah VBAC di artikel persiapan VBAC.

Selain itu kita juga harus tahu apa saja pertanda pecahnya rahim dan apa yang dapat kita lakukan untuk menghindarinya. Pintarlah dalam mendapatkan informasi di internet, karena jika asal googling karena informasi belum tentu benar.

Kita bisa mendapatkan informasi seputar VBAC dengan membaca jurnal-jurnal international di google scholar dan membaca di situs International Cesarean Awareness Network (ICAN). ICAN adalah sebuah NGO non provit dapat semangat dan dukungan untuk para pejuang VBAC.

3. Mencari Support System.

Tidak semua orang memiliki atmosfer positif VBAC, jika ada seorang petugas kesehatan yang bernada sumbang pada VBAC yang saya ceritakan di atas apalagi keluarga di sekeliling kita.

Banyak sekali cerita teman-teman yang berhasil melakukan VBAC dengan berbagai kasus. Termasuk istri Ustad Adi Hidayat yang telah 3 kali sesar sebelumnya, ada juga yang jaraknya kurang dari 2 tahun.

Tetap semangat dan mencari support system sebagai dukungan dari orang-orang yang memiliki keinginan sama. Mencari komunitas VBAC memang menjadi nyala api semangat tersendiri.

Ada channel telegram dan akun instagram @ceritavbac yang menjadi salah satu akun yang saya ikuti ketika berjuang. Di sana selain mendapatkan semangat, kita juga dapat mempelajari apa yang telah mereka lakukan untuk mewujudkan perjuangan kita sendiri.

grup hug4. Ungkapkan rencana VBAC ke dokter atau bidan

Ketika kami memeriksakan kehamilan, kami akan ungkapkan rencana kami bahwa kami ingin melakukan VBAC.

Ada yang jelas-jelas menolaknya karena tidak memiliki fasilitas dan pengalaman itu. Ada juga yang implisit penolakannya.

Ada juga yang mendukung sekali dengan bijaknya, namun karena kebijakan rumah bersalinnya tidak mampu untuk melaksanakan VBAC. Salah satu syaratnya pimpinan persalinannya adalah dokter.

Jadi untuk kalian yang berencana VBAC cari tahu apakah merekan mendukung atau tidak rencana VBAC kalian. Jika tidak mendukung, cari tahu sebabnya.

5. Kebijakan rumah sakit tentang rencana VBAC

Saat kita bertanya ke dokter di rumah sakit incaran tentang rencana VBAC, cari tahu juga apa kebijakan VBAC tersebut dari rumah sakit.

Kita bisa bertanya pada suster atau dokter kandungan lain. Kita bisa menanyakan jika mereka memiliki aturan tidak melaksanakan VBAC, apa yang terjadi jika kita datang dan menolak operasi sesar dan berusaha VBAC?

Apakah ada pengecualian kebijakan?

Jika tidak memungkinkan, kita bisa mencari rumah sakit atau rumah bersalin lain di sekitar yang mendukung VBAC?

Penutup

Pada akhirnya kita dihadapkan dengan situasi yang berbeda-beda tergantung ketersediaan petugas kesehatan di sekeliling kita. Namun, jangan terlalu bergantung pada provider, kita tetap harus berdayakan diri dengan ilmu yang jelas dan terukur. Bukan sekadar googling dan katanya.

Semoga para pejuang VBAC dimudahkan dan artikel ini dapat bermanfaat.

Terima kasih, salam.

shafira adlina

8 thoughts on “5 Hal yang Bisa Dilakukan Ketika Rencana VBAC Ditolak”

  1. Ini sih pengalaman buruk banget kalo menurutku mam, apalagi yg bicara begitu dokter ya. Aku juga mau banget kalo hamil lagi lahiran vbac.. tapi yg lebih penting lagi sih ibu & bayinya sehat selamat

    Reply
  2. Bener banget, Mba untuk vbac kita harus benar2 cari tenaga kesehatan yg pro ke vbac. Kalau ga ya akan banyak pertentangan. Efeknya ke psikologi ibunya nanti. Soalnya fee ke tenaga kesahatannya jelas beda antara lahiran normal dan cesar. Ada yg takut krn belum pengalaman, ada yg krn materi jadi alasan yg trrlontar biasanya ga akan menyuruh ke vbac.

    Teman saya berhasil vbac karena dukungan dr dokternya. Baik secata media ataupun secara psikologi.

    Reply
  3. Aku sendiri baru tahu istilah VBAC dari artikel teh Ina ini. Aku pikir cuma pas mau lahiran aja suka diajak caesar. atau diajak pakai sufor. Sebel juga ya kalau semangat lahirkan normal disuruh caesar dg alasan ga jelas

    Reply
  4. VBAC ini memang perdebatan, tapi menurut saya sebaiknya penolakan dokter itu berdasar hasil rekam medis, jangan diawal udah kesannya gak suka bikin ilfill mamak 😆
    VBAC atau engga yang paling utama ibu & dede bayi sehat selamat 😍

    Reply
  5. Teman ada yang berhasil VBAC, malah 2 kali. Sempat saya tanyakan bagaimana bisa? Malahan dia jawab nggak tahu , nggak ada persiapan apa-apa, biasa aja. Tapi memang dia sudah berniat matang untuk bisa lahiran VBAC. Memang butuh faktor pendukung soal VBAC ini, karena ada faktor-faktor lainnya. Balik lagi, apapun rencana persalinannya, terpenting keselamatan ibu dan bayi.

    Reply
  6. Masyaallah, baca artikel ini jadi inget temen yang pejuang VBAC. Memang benar-benar harus cari support system dan cari tnaga yang pro VBAC.

    Reply
  7. Ini yang bikin aku memilih dengan alot tempat periksa saat hamil.
    Pokoknya kalau dokter kandungan atau bidannya gak sesuai dengan value ku, aku auto blacklist. Cari yang gak banyak protes dan kasih energi positif agar akunya juga kuat.
    Gimanapun, ibu hamil ini butuh positive vibes.

    Semangat, kak.
    In syaa Allah lahiran sehat dan sesuai denga doa yang kita panjatkan selama ini.
    Lancar gangsar dan dimudahkan.

    Reply
  8. Milih dokter SPOG yang pro melahirkan normal aja susah, apalagi yang pro VBAC.
    Mungkin ada aturan di kode etik mereka, kalau lahiran VBAC itu untuk yang betul-betul sesuai standart aturan, seperti minimal harus jarak 3-5 tahun dari kelahiran sebelumnya. Kalau ada salah 1 poin aja ngga memenuhi syarat ya ngga bisa VBAC.
    Entahlah prosedur persalinan di Indonesia belum secanggih di negara lain yang mengusahakan untuk lahiran normal lebih dulu.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page