Daftar Isi
Lihat
Vaginal Birth After Caesarean atau VBAC adalah sebutan cara melahirkan normal secara pervaginam setelah operasi caesar sebelumnya. Teman-teman yang mengalami operasi caesar atau section caesar (SC) sebelumnya banyak yang berkeinginan untuk dapat melahirkan secara VBAC. Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman VBAC.
Tahun 2019, saya mengalami melahirkan anak kedua saya secara VBAC. Sebelumnya, saya melahirkan anak pertama saya dilahirkan secara bedah sesar (cesarean section) kurang lebih tiga tahun yang lalu. Dahulu riwayat saya kenapa melakukan bedah caesar bukan karena faktor komplikasi kehamilan seperti preklamsia atau bayi sungsang dan sebagainya. Kisah persalinan pertama saya, saya tuliskan di artikel ini dengan 3 bagian.
Kronologis Persalinan VBAC
Pengalaman VBAC saya bukan terjadi begitu saja. Namun, ada persiapan VBAC yang dilakukan sungguh-sungguh dari pertama mengetahui saya mengandung anak kedua kami.
Anak kedua kami, kami beri nama Hafsah Aulia Azzahra lahir di hari paling berkah yakni hari Jumat. Tepatnya tanggal 31 Mei 2019 dengan persalinan vaginal birth after caesarean (vbac) /lahiran normal setelah operasi caesar dengan bb 2,7kg dan panjang 48cm di rumah bersalin Anny Rahardjo.
Ketika Kontraksi datang
Penantian kontraksi atau gelombang cinta anak kedua kami terasa panjang. Kalian yang hamil besar pasti pernah merasakan rasanya ditanya terus udah mules atau belum.
Memasuki bulan ke-9 atau minggu ke-38 pertanyaan itu bermunculan. Jangankan ketika ditanya orang, kadang aku juga menanyakan pada diri sendiri. “Duh kapan lahiran ini.”
Pada usia kandungan Minggu ke-40 2 hari, akhirnya datang rasa kontraksi yang intens itu. Di bulan Ramadhan, jumat pagi pukul 06.30 WIB mulai terasa gelombang cinta.
Kontrkasi yang datang sudah lumayan teratur. Langsung saya memposisikan diri di atas bola gymball. Khawatir ini adalah kontraksi palsu lagi.
Namun ternyata semakin lama makin intens. Akhirnya pukul 8 pagi saya beritahu pada suami saya merasakan kontraksi yang lebih sering,tapi beliau ada perlu ke deptan. Akhirnya pukul 9, saya merasakan kepayahan saat kontraksi datang. Padahal aplikasi kontraksi nyaman sudah dipasang dengan audio yang cukup menenangkan. Namun, gelombang cinta makin intens.
Saya hubungi suami via telepon. Menunggu belasan menit seperti menunggu beberapa hari. Beliau pulang, kami memutuskan ke klinik menggunakan sepeda motor. Kami pamit utk kontrol krn khawatir keluarga malah jdi panik.
Sesampainya di Rumah Bersalin
Pukul 11.00 WIB Sampai klinik ternyata pembukaan 4.
masya Allah gelombang cinta makin dashyat. Jam 12 ketika BAK muncul lendir darah banyak, wah pertanda smakin dekat ketemu dedek, sensasi mengejan makin menjadi.
Nafas perut udh awut2an, tapi masih harus senyum. tiap kontraksi dibuat gerak dan minta suami elus2in pinggang,punggung main gymball.
Pukul 14.00 WIB
Saya pribadi sudah tidak kuat lagi menahan gejolak rasa sakit. Rasa penyesalan kurangnya berlatih hypnobirtthing pun datang. Beberapa kali saya mengaduh pada suami dan nakes yang menemani bahwa rasa ingin mengejan semakin menjadi-jadi.
Suami memegang tangan saya dan sambil beristigfar terus.
Selain suami ada seorang Ibu Pijat yang setia menemani saya. Kalau di persalinan artis, mungkin namanya jadi doula ya. Mereka berdua menjadi korban setiap gelombang kontraksi datang.
Akhirnya saya kembali dilakukan pemeriksaan dalam atau (Vaginal Test/VT) Alhamdulillah hasilnya pembukaan 8. Saya diminta untuk stay di kamar bersalin. Selain saya diminta untuk mengenakan diapers dan dikasih obat pencahar agar dapat buang air besar.
Dokter dan 2 bidan sudah stand by dan lengkap di ruangan bersalin. Gelombang cinta makin terasa dahsyat.
Qodarulloh 15.27 akhirnya dg 4x mengejan Hafsah keluar dg penuh cinta meski hrs melalui epistomi. Langsung IMD selama 1 jam. Alhamdulillah ya Rabb perjuangan selama ini terbayar utk bs merasakan melahirkan normal. Meski masih jauh sekali persalinan gentlebirth. Namun, Allah kabulkan bisa melahirkan normal sehat lahir batin adalah suatu nikmat yang luar biasa.
Terima kasih untuk suami tercinta yg sudah mendukung penuh dan mjadi partner persalinan yg luar biasa. terima kasih jg untuk @klinikannyrahardjo dan team.
Terima kasih kepada semua pihak yang sudah mengedukasi dan mendoakan dengan tulus. Banyak sekali tenaga kesehatan yang kutemui selama kehamilan anak kedua ini. Berbagai kepribadian, nasihat, ilmu dan wawasan kuterima. Baik para bidan-bidan singlelillah dan bidan yang sudah beranak-pinak.
Dan juga terima kasih juga untuk akun2 ini yang selalu memberikan ilmu cuma2 untuk kami semua pejuang vbac untuk memberdayakan diri 😘
|
Tetap semangat untuk memberdayakan diri dan pasrahkan hasilnya pada Allah ya teman2 semua 🙂
Itu dia pengalaman saya melahirkan secara VBAC di Jakarta. Semoga teman-teman semua pejuang VBAC dimudahkan prosesnya. Jangan lupa untuk mempersiapkan VBAC dengan seoptimal mungkin.
Satu hal yang kuingat bahwa usaha tanpa doa adalah sebuah kesombongan, sementara doa tanpa usaha adalah suatu kebohongan. Tetap berproses dan berdoa.
Salam,
Shafira Adlina