Melekatkan Hubungan Keluarga dengan Petualangan Oreo Wafer

Photo of author

By Shafira Adlina

Suatu hari saat berada di sebuah restoran seafood di kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka, saya melihat sebuah keluarga yang sedang makan bersama. Ya, makan bersama di satu meja besar. Mereka sama-sama duduk di kursi makan di tempat yang sama, tetapi pikirannya sibuk sendiri-sendiri. Mereka duduk saling berdekatan, tetapi tidak menjalin kedekatan. Sang suami sibuk dengan layar genggamnya. Sang Ibu juga asik melakukan swafoto. Sementara kedua anaknya makan sembari matanya tertuju pada tontonan di layar smartphone masing-masing.

Dekat Belum Tentu Lekat

Sama seperti penumpang bus antar kota, semua penumpang bersama duduk berdampingan di dalam bus dari Jakarta ke Tasikmalaya, tetapi ketika sampai di tempat tujuan tidak saling kenal. Sebabnya apa? Mereka hanya saling dekat secara fisik, bukan dekat secara emosi atau attachment.


Tugas Kita Sebagai Orang Tua

Hal ini mengingatkan saya dengan hasil penelitian secure attachment atau kedekatan emosi yang aman antara anak dan orang tua yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak. Senada yang disampaikan pakar parenting Bu Elly Risman (Sumber YouTube Parenting Rumah Keluarga Risman). Bahwa percaya diri pada anak bukan hanya persoalan bagaimana bicara di depan public speaking saja, tapi pondasinya adalah attachment anak dengan orang tua.

Kedekatan emosi yang aman juga mempengaruhi terhadap penerimaan diri dan harga diri anak nantinya. Saling terkait dengan kecakapan untuk menyesuaikan diri secara tepat dengan lingkungan dan kemampuan bersikap tegas di kemudian hari.

Anak-anak yang percaya dirinya rendah akan cenderung mudah dipengaruhi oleh lingkungan, termasuk pengaruh yang paling buruk. Tentu hal ini juga berimbas pada kemampuan belajarnya. Mungkin anak-anak tersebut dapat memiliki IQ yang tinggi, tetapi tidak memiliki kesadaran tentang kemampuannya sehingga selalu merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu.

Artinya apa? Tugas kita sebagai orang tua bukan saja mencerdaskan otak anak-anak kita. Salah satu bekal wajib yang harus kita berikan pada mereka adalah kedekatan emosi yang hangat.

Membangun Kedekatan Emosi yang Hangat

Sebagai orang tua dari dua anak, saya dan suami jadi berkaca pada diri, apakah perjalanan kami sebagai orang tua sampai hari ini dengan anak sudah berhasil memunculkan rasa kelekatan? Atau hanya sebuah kata “bersama” yang ada di antara kami?

Kedekatan emosi keluargaKita bisa saja berada satu rumah yang sama, menjalani aktivitas bersama. Dari anak di dalam perut hingga usianya sekarang. Namun, kebersamaan itu bisa tidak menghadirkan kedekatan apalagi kelekatan. Hanya sekadar familiar dengan satu dan lainnya.

Lalu bagaimana caranya agar bisa membangun kedekatan emosi yang hangat dengan anak?

#1. Belajar Parenting

Poin pertama yang harus kita lakukan adalah mengubah sikap kita terhadap anak. Kita perlu belajar lebih positif dan bersahabat lagi dengan mereka. Tentu kita sesuaikan dengan usia anak kita. Saya sendiri suka sedih jika ada postingan atau tanggapan miring orang tentang “buat apa cape-cape belajar parenting? Dulu orang tua kita juga ga belajar parenting, kita jadi orang sukses.”

Kenapa dulu orang tua kita tidak terlalu butuh ilmu parenting?

Singkatnya karena tantangannya berbeda! dibandingkan hari ini, saat kita masih kecil isi televisi hanya ada sedikit. Program-programnya pun tidak berbahaya untuk mental dan pikiran kita. Sinetron dulu masih ramah seperti Keluarga Cemara, lagu-lagu anak pun berhamburan, saya ingat punya kaset video trio kwek-kwek dan sejenisnya yang sering diputar berulang-ulang.

Bagaimana dengan sekarang? Tantangan beragam, sinema dan elektronika alias sinetron merajarela.

Acara musik yang berisi umpatan dan ejekan atau acara gosip yang semakin menjamur. Ditambah lagi berita zaman dulu dengan zaman sekarang sangat berbeda. Berita zaman dulu lebih banyak berisi informasi yang penting, sedang berita zaman sekarang lebih banyak berisi tentang tindakan kriminal.

Tahukah sahabat jika tayangan yang ditonton terus menerus secara tidak sadar bisa memicu kita untuk melakukan hal yang sama dengan yang kita lihat?

Selain isi televisi, tantangan lainnya dari internet, banyaknya media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram juga mesin pencari Google yang semakin membuat anak-anak lebih suka hidup secara instan.

googling aja Mah…”

Jadi apakah bisa didikan ala bapak ibu kita dulu diterapkan untuk anak-anak zaman sekarang? Tentu saja tidak semua, dengan semakin berkembangnya zaman, maka kita juga harus mengantongi lebih banyak ilmu. Ilmu yang bisa mendidik anak-anak sesuai dengan zamannya. Bisa lewat seminar, pelatihan, workshop, buku-buku parenting. Bahkan berkah pandemi, kini banyak kelas online atau webinar mengenai parenting yang bisa kita ikuti tanpa harus keluar rumah.

#2. Membangun Kredibilitas Sebagai Orang Tua

Membangun kredibilitas orang tua pasti lebih menantang dibandingkan seorang guru karena anak melihat kita setiap hari – 24 jam-nya. Salah satu ayat Quran yang menjadi pegangan saya juga di An Nissa ayat  9 bahwa kita harus berkata yang benar atau qaulan sadiida. Selain berkata benar yang akan memunculkan kredibilitas, kita juga perlu menanamkan rasa hormat.

Seorang Ibu sebaiknya menanamkan rasa hormat dan patuh kepada Ayah selaku kepala rumah tangga. Selain mencontohkan dengan perilaku masing-masing, kita juga perlu ajak bicara jika anak kita sudah di atas usia balita. Seperti usia anakku yang pertama yang menginjak 8 tahun. Dia mulai kritis sekali jika ucapan kita tidak sesuai tindakan!

Seorang Ayah juga berkewajiban untuk menanamkan kepada anak agar menghormati Ibu lebih daripada Ayah. Selain mengajak bercerita proses kelahiran anak-anak yang penuh perjuangan, ada juga cerita-cerita nabi dan orang-orang sholeh serta cerita rakyat seputar berbakti pada Ibu.

Ya, membangun kredibilitas ini juga perlu kerja sama antara kedua orang tua. Pastikan kita saling melengkapi satu sama lain bersama pasangan.

Sewajarnya kita paham banyak sekali manfaat dan bonus dari kelekatan pada anak. Modal bagi kita orang tua untuk kehidupan anak yang lebih baik ke depannya. Mulai dari tumbuh , komunikasi yang lebih berkualitas dan sebagai modal untuk mendampinginya di kemudian hari.

#3. Menumbuhkan Fitrah Keimanan dan Mengajarkan Aturan Hidup Kepada Anak

Sejatinya setiap anak sudah lahir dengan fitrah keimanan, tugas kita sebagai orang tua adalah menumbuhkan fitrah tersebut. Fitrah keimanan ini juga berhubungan dengan agama dan aturan hidup mereka. Pondasi hidup setiap manusia adalah agama.  Agama akan semakin bisa dirasakan jika perannya kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak pun mulai diberikan pemahaman bahwa hidup di dunia ini memiliki aturan, mana kewajiban dan larangan yang harus dijauhi. Tugas kita sebagai orang tua adalah menumbuhkan kecintaannya pada Sang Pencipta sehingga anak akan senantiasa mengikuti aturan yang telah ditulis di kitabullah. Saya membahas poin ini lebih detail di artikel lainnya ya.

Baca juga: Cara Mendidik Fitrah Keimanan Kepada Anak dengan Tenang

#4. Menjalin Kelekatan Bersama Anak

Percayalah bahwa anak-anak bahagia jika berdekatan dengan kita, bukan hanya saja fisik kita. bukan hanya karena limpahan materi yang kita berikan. Tetapi kita luangkan untuk berbincang, bercanda bersama mereka.

Kelekatan yang hangat antara orang tua dengan anak membuat anak-anak lebih mendengarkan kita. Secara alamiah, kita akan cenderung percaya dan ikut pada orang yang membuat kita nyaman. Jika anak-anak tidak nyaman bersama kita, bagaimana mungkin ia akan mendengarkan kita?

Kita tidak mungkin bisa membuat anak akrab dengan kita tanpa meluangkan waktu khusus bersama. Sisi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana anak merasakan kehadiran dan perhatian yang diberikan. Tanpa distraksi atau gangguan dari manapun.

Kita mungkin sering mengatakan bahwa kita menyayangi anak-anak, tapi apakah mereka sudah merasa disayangi oleh kita?

Sama halnya ketika kita bersama anak, apakah mereka merasakan betul bahwa kita hadir bersama untuk mereka? ataukah kebetulan saja saat ini kita bersama mereka?

kelekatan dengan anakBersama Petualangan Oreo Wafer, Jalin Kelekatan Bersama Anak!

Semangat yang dibangun Oreo Wafer sejalan dengan semangat keluarga yang ingin membangun kelekatan bersama anak. Terutama kita sebagai seorang Ibu, pasti ingin membangun keceriaan saat bersama keluarga.

Kelekatan bersama anak bisa distimulasi dengan berbagai berkegiatan bersama salah satunya memakan camilan favorit. Wafer cokelat berbentuk persegi panjang tentu menjadi kegemaran banyak keluarga Indonesia khususnya anak-anak. Mondelez Indonesia menghadirkan Oreo Wafer yang terbuat dari dutch cocoa khas Oreo menjadi perpaduan sempurna menjalin bonding bersama keluarga.

Sama halnya dengan keluarga kami, momen menjalin kedekatkan dengan mengonsumsi camilan bersama. Duduk di atas sofa sambil berbincang di ruang keluarga. Terkadang si kecil senang mengajak bermain atau minta dibacakan buku oleh saya atau sang Ayah.

Apalagi Ayah anak-anak sering bepergian dinas, bisa 3-5 hari dalam seminggu. Momen ngemil bersama Oreo Wafer hadir dengan cokelat yang manis dan renyahnya pas untuk mendekatkan jiwa dan raga kami sekeluarga.

OREO Wafer telah menjadi bagian tak terpisahkan yang selalu hadir melengkapi setiap momen kebersamaan dan keceriaan keluarga Indonesia. Oreo Wafer berkolaborasi dengan Film Petualangan Sherina 2 mengajak keluarga Indonesia untuk menciptakan keseruan dan momen menyenangkan bersama di tengah padatnya aktivitas, sekaligus menghadirkan Petualangan OREO Wafer.[/vc_column_text][us_separator][us_single_image image=”5597″ size=”medium_large” align=”center” style=”outlined” meta=”1″ animate=”afc” animate_delay=”0.2″][vc_column_text]

Film Petualangan Sherina 2 dan Petualangan Oreo Wafer

Film Petualangan Sherina 2 ini memang menjadi nostalgia bagi kita anak 90-an yang tumbuh dengan Petualangan Sherina dan Sadam di masa kecil. Sekuel film yang berjarak 23 tahun ini membawa keseruan bertualang kembali!!!  Sama seperti semangat OREO Wafer yang menghadirkan lapisan demi lapisan keseruan, serta petualangan yang bisa mendekatkan kembali, bahkan ketika sudah tidak bertemu lama.

Hal tersebut disampaikan Sherina Munaf sebagai pemeran utama film Petualangan Sherina 2 saat Event Press Conference Petualangan Oreo Wafer di XXI Plaza Senayan Jakarta. Event ini juga dihadiri Sadam (Derby Romero) dan Dian Ramadianti selaku Senior Marketing Manager Mondelez Indonesia. Saya menjadi saksi langsung keseruan Press Conference yang diadakan Selasa, 3 Oktober 2023 tersebut bersama 9 blogger lainnya selaku perwakilan Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis.

Dian menyampaikan bahwa keceriaan bisa hadir melalui momen menyenangkan penuh petualangan bersama orang-orang terdekat apalagi keluarga. Banyak cara dan tidak harus di tempat jauh atau mahal. Seperti yang kami ceritakan di atas salah satunya – dengan ngemil bersama Oreo Wafer dan juga mengikuti keseruan #PetualanganOREOWafer. Kenapa?  Petualangan OREO Wafer dapat menjadi sarana menciptakan momen seru dan meningkatkan kedekatan juga kelekatan pada keluarga tentunya!

Petualangan Oreo Wafer: Sarana Melekatkan Keluarga

Gak salah, kalau saya katakan bahwa #PetualanganOreoWafer ini menjadi sarana melekatkan keluarga. Apalagi hadiah yang ditawarkan juga ga main-main dan sangat menarik. Mulai iPhone 14, Nintendo Switch, merchandise eksklusif OREO Wafer X Petualangan Sherina 2. Dan hadiah utama tiket Meet & Greet bersama Sherina & Sadam!

Selain membangun kelekatan keluarga, kita juga bisa mendapatkan hadiah menarik, kan?

Bagaimana caranya ikutan Petualangan Oreo Wafer?

Caranya juga sangat mudah, yaitu dengan membeli Oreo Wafer Varian apa saja yang bertanda stiker Sherina dan Sadam. Lalu kirimkan bukti pembelian atau gambar OREO Wafer ke nomor whatsapp 0812-6888-1259 (atau dengan memindai kode QR pada kemasan) untuk ditukar dengan nomor undian.  Semudah itu!!

Jika jumlah pembelian semakin banyak tentu peluang menang semakin tinggi. Jangan lewatkan membuka peluang besar ini ya!

 

Mari keluarga Indonesia ikuti keseruan Petualangan OREO Wafer dengan berburu varian produk OREO Wafer apa saja di toko terdekat mulai tanggal 1 September hingga 31 Oktober 2023.

Untuk info lengkap dan pertanyaan bisa lihat postingan informasi dari Oreo Indonesia di bawah ini:

Yuk, Mari lekatkan jiwa anak-anak dan keluarga bersama Petualangan Oreo Wafer!

 

Sumber:

  1. Press Release Petualangan Oreo Wafer
  2. Youtube “Parenting Rumah Keluarga Risman” ELLY RISMAN : Mendidik Anak Percaya Diri https://www.youtube.com/watch?v=OeWZybInd2I
  3. Buku Saat Berharga untuk Anak Kita (M. Faudzil Adhim)
  4. Pengalaman Pribadi

13 thoughts on “Melekatkan Hubungan Keluarga dengan Petualangan Oreo Wafer”

  1. Banyak orang tua yang sudah merasa cukup belajar sehingga mereka tidak mendalami parenting. Di mindset mereka belajar itu seperti sekolah atau pelatihan, padahal membaca buku parenting pun sudah dikatakan belajar.

    Saya baru tahu ada Oreo Wafer. Kayaknya enak juga. Soalnya saya seringnya beli Oreo Biskuit yang Ice Cream. Kerasa dinginnya hehe

    Reply
  2. Sering loh aku lihat keluarga kayak gini kalau lagi makan bersama di resto. Masing-masing pegang HP. Anak kecil juga kalau makan sambil disuapin, matanya asyik nonton tab. Jadi engga perhatiin makan apa…
    Ilmu parenting berkembang dari waktu ke waktu. Semakin bertumbuh anak, kebutuhan dan perhatiannya beda lagi…
    BTW…aku belum iiih nyicipin Oreo Wafer. Tahunya yg kue bulat itu…Cus ah cari…pas banget sekeluarga doyan ngemil

    Reply
  3. Wah anakku suka banget OREO Wafer, harus ikutan nih siapa tahu bisa ketemu langsung dengan pemeran utama Petualangan Sherina 2, kebetulan aku dan anak-anak sudah nonton…seru dan setelahnya harus ikutan Petualangan OREO Wafer juga.

    Reply
  4. Tak banyak yang memahami jika menjadi orang tua sekolah nya itu seumur hidup. Bagi orang tua, sebesar apapun anak tetaplah selalu dikhawatirkan dan didoakan. Kedekatan anak dan orang tua tidak mudah terjalin jika tidak ditanamkan sejak kecil ya

    Reply
  5. hal sederhana kayak makan cemilan bareng memang bisa menjadi momen yang sangat menyenangkan ya, mbak buat anak-anak kita. di rumah juga gitu tuh nggak bisa kalau nggak ada cemilan karena memang ayahnya cepat lapar orangnya

    Reply
  6. Memang, tantangan orang tua zaman sekarang beda dengan zaman dulu kita masih kecil ya Mbak. Lingkungan, internet, dan lainnya semua berpengaruh ke perkembangan mereka. Penting memang untuk selalu dekat dan diberi pengertian.
    Btw, Petualangan sherina jadi salah satu referensi film untuk anak yang bagus dan menarik memang ya Mbak. Mengajak anak untuk semangat berpetualang juga. Tambah seru kalo nontonnya sambil makan wafer oreo. Ada kesempatan untuk dapet iphone dan nintendo switch lagi.

    Reply
  7. Menjadi orangtua memang harus selalu upgrade ilmu pangasuhan ya..
    Aku juga akhir-akhir ini seringkali merasa kurang lekat sama anakku yang di pesantren. Jadi sebisa mungkin memberikan perhatian saat sedang bersama. Ide seru nih, qtime menggunakan Oreo Wafer. Karena selain tambah dekat, seru dan yang pasti obrolan juga jadi seru.

    Reply
  8. Salah satu cemilan kesukaan anakku ini mba, dia suka oreo biskuit dan wafernya. Jadi bisa buat teman me time dan membangun bonding antar anak – orang tua.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page