Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat spesial untuk seluruh umat muslim. Begitu juga untuk saya, tahun ini menjadi Ramadhan yang sangat spesial karena anak sulung saya berniat untuk puasa hingga magrib.
Tahun ini, umur anak sulung saya menginjak 6,5 tahun. Tahun sebelumnya ia hanya sanggup satu hari untuk menyelesaikan puasa hingga magrib. Memang bukan hasil akhirnya yang kami lihat sebagai orang tua. Prosesnya ia mengenal bulan Ramadhan yang penuh kebaikan. Mulai dari ibadah sahur, perbanyak tadarus dan sholat tarawih lebih utama.
Pada artikel ini saya ingin menceritakan bagaimana kami sekeluarga, khususnya pada anak usia dini dalam menjaga iman dan imunnya selama bulan Ramadhan.
Menjaga Keimanan Anak Usia Dini Selama Bulan Ramadhan
Anak bukanlah robot yang bisa kita suruh-suruh dengan perintah. Tentu dibutuhkan kemampuan dan kemauan agar anak-anak sukarela dan sukacita dalam melaksanakan ibadah puasa ramadhan ini.
Apalagi ketika melaksanakan puasa, anak pun isa mendapatkan banyak manfaat. Mulai dari mengasah disiplin, rasa sabar, tanggung jawab dan menumbuhkan fitrah keimanannya.
Begitu ragam cara yang bisa kita upayakan agar puasa anak menyenangkan. Saya pernah menuliskannya di artikel yang berjudul : Tips Agar Puasa Anak MenyenangkanTips Agar Puasa Anak Menyenangkan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keimanan anak usia dini selama bulan ramadhan adalah
#1. Fokus pada Niat Ibadah
Anak diciptakan bukan dari kertas kosong. Pada dasarnya di dalam setiap anak sudah ada fitrah kebaikan juga keimanan. Tugas kita sebagai orang tua adalah bagaimana cara menginstall atau mengaktivasi kebaikan-kebaikan tersebut.
Kami mencoba menanamkan pada Sakha adalah semua yang dilakukan agar Allah Ridho. Apa yang Allah Suka, apa yang kita lakukan semua adalah untuk kebaikan dan diniatkan untuk ibadah.
#2. Utamakan Proses Bukan Sekadar Hasil
Salah satu penyakit yang sering kita derita sebagai orang tua adalah percaya akan hasil. Padahal lebih jauh utama untuk berfokus pada proses. Cara termudah menanamkan pada anak adalah dengan kata-kata dan perbuatan kita. Bahwa “Nak, Mamah tetap bangga sama Sakha karena sudah berusaha puasa. Kalau hari ini ga sanggup karena lelah setelah sekolah boleh buka puasa. Besok kita coba lagi, pasti sakha bisa lebih kuat.”
#3. Perbanyak Cerita Indah tentang Ibadah Puasa
Cara terakhir untuk menjaga keimanan anak usia dini adalah dengan memperbanyak cerita keindahan. Ya, anak di bawah 7 tahun usahakan untuk belum terpapar kisah menyeramkan seperti betapa mengerikannya azab Allah, neraka, perang, kiamat, apalagi dakjal.
Yang harus diutamakan adalah perbanyak cerita keindahan syurga, betapa mulianya akhlak Rasul, betapa mulianya sifat-sifat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan sebagainya. Insya Allah, ketika anak cinta dan sayang pada agamanya maka apapun akan dilakukan daripada ia melakukan ibadah karena rasa takut.
Menjaga Imunitas Anak Selama Bulan Ramadhan
Di samping memikirkan cara agar anak mendapatkan pengalaman puas yang menyenangkan, sebagai orang tua pun pasti kita memikirkan kesehatan anak. Pada tahun ini juga kita masih berdampingan dengan ancaman pandemi Covid-19, rasa khawatir memang tidak bisa kita lepaskan. Saat melakukan ibadah puasa memang tubuh mengurangi pasokan energi, kekebalan tubuh seseorang juga dapat menurun akibat berkurangnya asupan nutrisi dan dehidrasi. Nah, supaya ibadah puasa berjalan dengan lancar, kita harus memikirkan cara menjaga kesehatan selama bulan ramadhan di tengah pandemi.
Berikut beberapa cara yang saya lakukan sekeluarga untuk menjaga kesehatan anak khususnya selama Bulan Ramadhan.
#1. Ajarkan untuk Makan Sahur
Bangun sahur memang tidak mudah untuk anak-anak. Mereka tentu belum terbiasa bangun sebelum adzan subuh tiba. Kita sebagai orang tua lah yang harus berpikir kreatif agar anak-anak bisa bangun tanpa drama. Makan di waktu sahur sangatlah sangat penting untuk mendapatkan energi agar tidak lelah dan beraktivitas selama berpuasa.
#2. Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
Tubuh sangat memerlukan cairan, kita harus memperhatikan kebutuhan air atau terhidrasi dengan baik. Status hidrasi yang cukup bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh, apalagi anak-anak.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kebutuhan cairan tubuh dipengaruhi usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. Diperkirakan, bayi usia 0 – 6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari; bayi 7 – 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari; anak 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari; anak 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari; anak 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki – laki dan 2100 mL/hari pada perempuan.
Berdasarkan hal tersebut, untuk anak seumur Sakha membutuhkan cairan sebanyak 8 gelas per hari. Cairan ini dapat berasal dari makanan ataupun minuman. Cairan dari minuman dapat berasal dari air putih, susu, atau jus buah.
Saat sedang melaksanakan ibadah puasa, kita mudah sekali terkena dehidrasi. Saya sendiri mencoba memastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup terutama di waktu-waktu tertentu seperti:
- 2 gelas setelah berbuka
- 2 gelas sebelum tidur
- 2 gelas saat sahur
untuk optimalisasi pemenuhan cairan, kami juga perbanyak dari makanan, buah atau takjil yang disediakan.
#3. Ajak Anak Mengonsumsi Makanan Bergizi
Selain cairan, tubuh kita juga perlu mendapatkan gizi seimbang selama bulan puasa, terlebih anak-anak yang dalam proses pertumbuhan. Sebagai kokinya keluarga, kita harus pastikan anak mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Tidak hanya yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan serat juga diperlukan sebagai asupan ketika sahur maupun berbuka puasa agar tubuh tetap kuat beraktivitas selama puasa. Tentu sesuai kadar keperluan masing-masing.
Setiap dari kita pastinya ingin memaparkan aneka jenis hidangan yang enak dan lezat agar sang anak semangat beribadah puasa, namun kita jangan lupa untuk memerhatikan gizi dan kandungan setiap santapan yang terhidang untuk putra putri kita.
Pastikan menu makanannya bersumber dari makanan yang berkualitas dan tetap mengandung komposisi yang seimbang antara karbohidrat, lemak, protein, vitamin, juga mineral.
Untuk asupan protein, kita bisa pilih seafood, daging sapi, ayam, telur, kacang-kacangan, dan lainnya. Jangan lupakan buah-buahan dan sayur-sayuran juga sangat penting karena mengandung gizi penting untuk tubuh.
#4. Istirahat Cukup Namun Tetap Beraktivitas
Hal yang harus ditekankan pada anak-anak kita adalah ibadah puasa bukan berarti menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Agar terjaga metabolisme tubuh, kita harus bergerak aktif . Usahakan anak tetap beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap harinya agar tubuh anak tetap sehat, bugar dan produktif.
Perubahan waktu tidur saat bulan suci juga akan mempengaruhi rutinitas anak. Hal ini menjadi salah satu cara menjaga kesehatan saat puasa. Jika anak sebelumnya terbiasa bangun pukul 5 pagi (atau 6 pagi malah, haha), dengan mengikuti waktu makan sahur, otomatis waktu tidur anak akan ikut berubah.
Oleh sebab itu, pastikan anak tidur lebih awal agar tidak terlalu mengantuk saat bangun sahur dan di sekolah nantinya. Ya, meski bulan puasa anakku masih bersekolah TK. Walau berpuasa, sebaiknya usahakan jam tidurnya tetap mencapai 8-12 jam sehari. Sakha selama bulan ramadhan ini juga tidak pernah absen dalam sholat tarawih di masjid bersama kami orang tuanya. Memang menantang sekali untuk mengatur jam tidurnya agar tetap terpenuhi. Kami mengakalinya dengan mengupayakannya tidur siang setelah sholat dzuhur.
Insya Allah ini dapat menjaga stamina dan memberinya kekuatan lebih untuk meneruskan puasa hingga waktu berbuka tiba di sore hari.
#5. Kurangi Makanan Berlemak
Salah satu cara untuk mempertahankan rasa kenyang lebih lama adalah perbanyak makan buah dan sayur karena dicerna lebih lama oleh tubuh. Sebaliknya makanan berlemak dan dengan kandungan gula tinggi akan mudah diserap oleh tubuh, sehngga rasa lapar lebih mudah terasa. Maka dari itu, sebisa mungkin kurangi makanan berlemak tinggi saat berbuka puasa dan makan sahur.
#6. Ikuti Sunnah Nabi dengan Makan Kurma
Buah kurma memang sudah tidak asing lagi dengan sejuta manfaatnya. Buah kurma banyak mengandung beragam vitamin, mulai dari vitamin C, B1, B3,hinga B5. Tentu kandungan beragam vitamin ini berguna untuk meningkatkan imunitas anak.
Pada tahun 2014, terdapat penelitian yang dimuat dalam International Journal of Clinical and Experimental Medicine, bahwa buah kurma memiliki kandungan antioksidan yang tinggi sehingga mampu menangkal radikal bebas pada tubuh.
Tantangannya adalah bagaimana anak usia dini mau mengonsumsi buah kurma, yang secara penampilannya tidak begitu appetizer.
Kami pribadi memulainya dengan kebiasaan Rasulullah. Bahwa ini adalah buah yang diberkahi dan favorit Rasul. Insya Allah banyak kebaikan di dalamnya. Namun, namanya anak menuju pre aqil baliqh ya ada saja jawabannya. Iya bilang tidak mau, tidak doyan dan sebagainya.
Alhamdulillah, ayahnya yang berucap “Ayo cobain dulu makan kurma minimal 3, puasanya akan jauh lebih kuat. Dulu ayah pernah….”
Nah, dengan story telling ini jadi jurus pamungkas, sehingga Sakha bersedia untuk makan kurma dengan sukarela.
Ada juga kejadian tidak sengaja, di waktu sahur saya memakan oat cereal dengan campuran madu dan potongan kurma. Di luar dugaan, sakha tertarik mencobanya dan alhamdulillah ia menyukainya. Semenjak itu ia memakan kurma dengan cara tersebut setiap sahur tiba.
#7. Tingkatkan Imunitas dengan Kebaikan Herbal
Untuk melengkapi imunitas anak dan keluarga, tingkatkan dengan kebaikan herbal. Seperti apa yang disampaikan salah satu dr Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) bahwa aneka macam tanaman obat yang teruji klinis yang aman dan bermanfaat untuk memelihara kesehatan dan imunitas (diberitakan Kompas.com, edisi 25 April 2021).
Beberapa tanaman herbal yang dapat meningkatkan imunitas saat kita berpuasa tersebut adalah daun meniran, jahe dan Habbatussauda. Masing-masing tanaman herbal tersebut mengandung beragam zat aktif yang terkonfirmasi khasiatnya dalam meregulasi sistem pertahanan tubuh dan menstimulasi respon imunitas.
Habbatus Sauda, Herbal Favorit Rasul dengan Sejuta Manfaat
Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk mengonsumsi habbatussauda.
Dalam hadist Abu Hurairah r.a., Rasullulah SAW bersabda,
“Sesungguhnya pada jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali kematian.”
Berdasarkan penelitian-penelitian dijelaskan bahwa Habbatussauda kaya akan nutrisi dan vitamin. Seperti karbohidrat, protein dan lemak serta vitamin A, B1, B6, C dan E. Dijelaskan di ragam jurnal penelitian nasional dan internasional bahwa habbatussauda termasuk dalam kelompok imunostimulan fitogenik. Thymoquinone adalah salah satu senyawa yang bermanfaat dalam habbatussauda. Senyawa tersebut adalah jenis senyawa yang memiliki sifat antioksidan baik bagi tubuh.
Manfaat habbatussauda bagi kesehatan memang sudah dikenal di masyarakat. Habbatussauda atau dengan nama umumnya jintan hitam, sebenarnya biasa digunakan sebagai rempah yang biasa digunakan masakan selain untuk bahan obat.
Selain meningkatkan imunitas, habbatusauda mempunyai kelebihan untuk memberikan perlindungan seperti mengatasi masuk angin. Pas sekali untuk anak ketika menjalankan ibadah puasa seperti ini. Pada umumnya untuk mendapatkan manfaat habbastusaauda bagi kesehatan, kita bisa dengan mengonsumsinya dalam bentuk kapsul atau minyak.
Nah, untuk memberikannya pada anak-anak kita bisa memberinya dengan ANTANGIN JRG & Habbatussauda dengan kebaikan herbal alami.
Pengalaman Menjaga Kesehatan Keluarga Saat Ramadhan bersama Antangin JRG & Habbatussauda
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa kebaikan jahe, meniran dan habbatusauda tidak perlu dipertanyakan lagi. Dengan niat mengamalkan hadist Nabi dan diperkuat beragam penelitian, alasannya menjadi kuat ketika ingin mendapatkan kebaikan dari tanaman herbal tersebut.
Bermula ketika kami sering pergi keluar kota, mengonsumsi Antangin menjadi salah satu alternatif menjaga daya tahan tubuh kami . Apalagi saat melakukan ibadah puasa ramadhan, Antangin JRG dan Habbatussauda dikonsumsi saat sahur atau berbuka untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas. Sakha juga mengonsumsi antangin, khususnya yang antangin anak semenjak usia 4 tahun. Antangin menjadi pertolongan pertama di kala perut kembung masuk angin, atau ketika harus berpergian.
Ada cerita menarik di akhir ramadhan, ketika kami memutuskan untuk mudik ke kampung halaman orang tua di Sukabumi. Perbedaan cuaca dengan Jakarta tentu membutuhkan adaptasi tubuh, terlebih lagi angin dan hujan silih berganti di setiap sore.
Alhamdulillah, kami membawa Antangin JRG & Habbatussauda sebagai bekal masing-masing 1 kotak berisi 12 pcs. Kami pun sekeluarga mengonsumsi di waktu berbuka. Sakha juga mencoba mengonsumsi varian baru dari antangin ini, di luar dugaan ternyata ia berpendapat rasanya manis seperti permen antangin. Walaupun tidak semanis yang khusus anak-anak tapi dia tetap bisa mengonsumsi Antangin varian ini. Terlebih lagi usianya juga mau menginjak 7 tahun, bulan Agustus ini.
Di dua hari terakhir Ramadhan, Qodarulloh, Sakha mengalami masuk angin. Salah satu sebabnya ia terlalu bersemangat karena banyak sepupunya jadi terlalu banyak bermain. Terlebih lagi di Sukabumi saat itu kondisi cuacanya dengan angin yang cukup banyak. Alhamdulillah, dengan istirahat cukup, makanan yang bergizi dan konsumsi Antangin kondisinya berangsur membaik.
Pendapat kami tentang produk Antangin ini,sangat memudahkan anak-anak dalam mengonsumsi herbal yang disunnahkan Rasul karena dalam kemasan sirup yang praktis. Apalagi kemasannya yang sachet membantu bisa diminum di mana dan kapan saja.
Penutup
Nah, itu dia cerita pengalaman kami dengan anak dalam menjaga keimanan dan keimunan dalam bulan suci ramadhan kemarin. Jangan lupa untuk lengkapi sistem imun anak dan keluarga dengan antangin JRG dan Habbatussauda ya.
Semoga teman-teman bisa mengambil kebaikan di dalam cerita ini. Semoga bermanfaat, salam.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][us_single_image image=”10″][/vc_column][/vc_row]
Suka banget dengan Antangin Habbatussauda, emang manfaatnya banyak sih ya dari kandungan utamanya Habbatussauda.
Anak saya juga suka minum Antangin Habbatussauda, Alhamdulillah bikin puasanya lancar sebulanan kemaren 🙂
Tantangan puasa kali ini untuk kami, selain mengenalkan puasa secara penuh, juga menjaga imunitas anak di tengah gempuran berbagai virus dan penyakit. Terima kasih sudah berbagi tips Kak.
Wah, kerennya Sakha sudah bisa rutin ikut sholat tarawih ya Mbak. Ak pun sebenarnya masih sering kesulitan mengatur jam tidur anak-anak selama puasa kemarin.. Btw, ternyata Sakha sudah akrab dengan Antangin sejak kecil ya Mbak.. Enak memang sirup herbal yang satu ini..
well prepare nih mbak Ina. Memang mengajarkan puasa itu lebih ke menikmati proses, bukan memaksa harus langsung puasa full.
Menjaga keimanan dan keimunan anak saat puasa itu penting ya mbak
Salah satu caranya ya dengan minum Antangin
Aku termasuk selalu konsumsi herbal Habbattusauda mba. Dan menurutku ini bagus buat menjaga imun tubuh. Apalagi sekarang ada dalam bentuk produk Antangin ya mba
Salut selalu sama mbak Sha, dalam menanamkan keimanan kepada anak-anak. Sehat-sehat terus ya nak, saleh dan salihah. Apalagi minum antangin saat sahur dan berbuka, termasuk ikhtiar menjaga kesehatan juga
tahun ini merupakan tahun ke dua anakku berpuasa mbak, walau belum sampai full magrib setidaknya dia tahu arti dan makna puasa itu sendiri.
aku baru tahu loh mbak kalau Antangin yang biasa aku minum dapat diminum juga oleh si kecil, selama ini anakku selalu aku kasih yang Antangin Junior
Puasa tahun ini menjadi puasa pertama anak kedua saya. Prosesnya memang gak semudah kakaknya dulu, tapi saya agak selow karena masing2 anak berbeda. Minimal, dia udah mau rutin ikut jamaah tarawih dan puasa setengah hari, hehe. Anak saya juga konsumsi Antangin, Mbak. Biasanya dicampur air putih hangat. Enak kata mereka. Dan yang pasti jadi gak gampang sakit.
MasyaAllah, pengenalan iman itu memang harus ditanamkan sejak kecil yaa, mbak. Bisa ditiru nih caranya nanti.
Kalau soal Antanginnya sih kita sama, hehe. Aku juga selalu sedia Antangin di rumah
Wah, tip yang penting sekali ini.. Tahun depan Insya Allah anak saya ajarkan puasa full juga.. Harus aku bintangi nih artikel ini.. hehee..
Wah, tip yang penting sekali ini.. Tahun depan Insya Allah anak saya ajarkan puasa full juga.. Harus aku bintangi nih artikel ini..
Wah, tips yang penting sekali ini.. Tahun depan Insya Allah anak saya ajarkan puasa full juga.. Antangin memang the best untuk menemani kita berpuasa jg nih,,
MashaAllah~
Tugas mulia seorang Ibu dan Ayahnya adalah tetap menjaga fitrah keimanan sang anak juga imunitas di saat semangat ibadah.
Barakallahu fiik, kak.
Lancar selalu ibadahnya bersama produk kepercayaan keluarga, Antangin.
Masya Allah hebat anak-anak puasanya ya mba. Doping sama makanan sehat dan minum herbal antangin.
wuah, keren sekali anaknya sudah mulai belajar puasa, Kak. Tantangannya luar biasa ya buat anak belajar puasa di musim pancaroba seperti ini. Untung ada Antangin yang membantu menjaga imun seluruh keluarga ya… Toss, sama kita.
MasyaAllah bisa dicontek nih kiat-kiatnya untuk anak kalau anakku sudah besar nanti
Senang sekali melihat semangat dan antusiasme anak dalam berpuasa. Merekalah yang menjadi pengingat untuk selalu bersemangat ya. Maka menjaga keimanan dan daya tahan tubuh mereka menjadi kewajiban yang utama
antangin membantu menjaga stamina selama Ramadhan di keluarga kami sih kak
alhamdulillah ibadah puasa di bulan Ramadan kemarin berjalan lancar ya mba, tetap dalam kondisi yang sehat
Setuju nih,, makan makanan berlemak saat sahur dan berbuka malah tidak dianjurkan ya saat bulan Ramadhan, lebih baik memperbanyak makan sayur dan buah, serta sedia Antangin JRG dan Habbatusauda ya