Belajar Parenting dari Novel Tere Liye : Burlian – Si Anak Spesial

Photo of author

By Shafira Adlina

“Kenapa Bapak dan Mamak sejak kecil selalu bilang, “Kau spesial, Burlian”. Itu cara terbaik bagi Bapak dan Mamak untuk menumbuhkan percaya diri dan keyakinan yang menjadi pegangan penting setiap kali aku terbentur masalah, kau selalu spesial.”

Buku ini tentang Burlian, si anak keras kepala yang memiliki masa kecil sangat spesial. Kelak dia akan mengelilingi dunia, menyaksikan betapa luasnya dunia dibanding kampung halamannya. Dari puluhan buku Tere Liye, serial buku Ini adalah mahkotanya. Buku ini menceritakan bagaimana masa kecil Burlian. Cerita ini dimulai dengan cerita Mamak tentang hari kelahiran Burlian si anak spesial.

Di dalam novel ini beragam kisah-kisah menarik khas anak-anak. Meskipun novel anak, ada beragam hikmah parenting yg bisa kita petik. Ah jadi penasaran dg cerita anak-anak lainnya.

Salah satu serial novel Tere Liye yang dapat dinikmati semua umur, baik anak-anak hingga dewasa dan orang tua. Novel Si Anak Spesial ini adalah recover dari buku Burlian – Serial anak-anak Mamak. Menurut pembaca lainnya ceritanya tetap sama. Maklum, serial anak-anak mamak yang baru aku baca hanya Amelia. Jadi, wajar kalau saya penasaran bagaimana kehidupan “kakak-kakak” Amelia ini.

Burlian adalah anak ketiga dari Mamak dan Bapak. Kakaknya Amelia, adiknya Eliana dan Pukat.  Buku yang terdiri dari 25 bab akan membawa kita berpetualang bersama Burlian dengan segala keunikan, keceriaan hingga kenakalan khas anak-anak yang hidup di kampung.

Latar belakang novel ini adalah sebuah kampung yang saat itu belum masuk listrik, saat malam masih mengandalkan penerangan dari petromak dan lampu centang. Jalanan aspal juga belum masuk di kampung tersebut. Kalau dilihat dari ceritanya zaman TV baru mulai booming, prakiraan di tahun 1980an.

Cerita diawali dengan penjelasan Mamak mengenai kelahiran Burlian. “Kau sejak dilahirkan memang berbeda, Burlian. Spesial.” (Halaman 1).  Banyak hal yang diceritakan Burlian. Saya menikmatinya. Kemudian saya bacakan ke anak sulung yang berusia 7 tahun.

Petualangan yang tidak ada hentinya seperti pengeboman hutan, kejadian ditangkap petugas stasiun kereta gara-gara memasang paku di atas rel, cerita tentang persahabatan, bertemu dengan Nakamura dan rombongan Jepang-nya, buaya di lubuk larangan, sekolah yang roboh, buku-buku perpustakaan dan lain-lain.

Dalam keluarganya, Mamak dan Bapak sejak kecil selalu bilang, “Kau Anak Spesial, Burlian.” Itu cara terbaik Mamak dan Bapak untuk menumbuhkan percaya diri, keyakinan, dan menjadi pegangan penting setiap kali dia terbentur masalah.”

Percaya atau tidak Novel anak-anak ini juga memberikan pelajaran parenting bagi saya. Bagaimana kita membangun kepercayaan diri anak dengan panggilan.

Meskipun Burlian ini nakal, ngeyel, sering membantah, suka mengganggu adiknya, tapi sebetulnya dia anak yang baik. Dia anak yang peduli. Dia anak spesial!

Di buku tersebut diceritakan betapa usahanya bersama pak Bin, telah membuat kawan sekelasnya Munjib, bisa tetap melanjutkan sekolah setelah sempat tiga minggu tidak sekolah karena dilarang Bapaknya.

sinopsis si anak spesialBook details:

Judul Buku : SI ANAK SPESIAL

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Republika Penerbit

Tahun terbit : Cetakan 2,  Juli 2021

Halaman : 329 halaman

ISBN : 9786025734441

Kategori :Novel anak

Blurb:

Kenapa Bapak dan Mamak sejak kecil selalu bilang, “Kau spesial, Burlian”. Itu cara terbaik bagi Bapak dan Mamak untuk menumbuhkan percaya diri dan keyakinan yang menjadi pegangan penting setiap kali aku terbentur masalah, kau selalu special.

Buku ini tentang Burlian, si anak keras kepala yang memiliki masa kecil sangat spesial. Kelak dia akan mengelilingi dunia, menyaksikan betapa luasnya dunia dibanding kampung halamannya. Dari puluhan buku Tere Liye, serial buku Ini adalah mahkotanya.

baca juga : Resensi Bedebah di Ujung Tanduk 

Saya pun, sangat menikmati buku ini. Banyak cerita seru yang dialami Burlian, yang paling menarik ketika Burlian ngambek menagih janji Mamak untuk membelikan sepeda saat dia khatam Al-Quran. Ternyata berujung Mamak menggadaikan cincin nikahnya dan akhirnya hilang, dan membuat Mamak bersedih dihadapan Bapak, tanpa sepengetahuan mereka, baru pertama kali Burlian melihat Mamak menangis gara-gara ulahnya.

Kisah yang membuat tenggorokan kering adalah saat Burlian mengajarkan arti kata sahabat. Ia mau berteman bahkan bersahabat dengan siapa saja tanpa memandang fisik. Namun, ia harus kehilangan sahabatnya yang meninggal menjelang pertandingan final sepak bola.

Belajar Parenting dari Buku Tere Liye

Siapa sangka bisa belajar parenting dari novel anak-anak. Tere Liye berhasil menggambarkan cara mendidik anak dengan baik, tanpa perlu memukul hingga memarahi habis-habisan anaknya ketika nakal. Cukup dengan tindakan sederhana saja. Meski ini agak kontroversi ya, tentu dicocokkan kembali dengan zaman dan value yang dianut setiap keluarga.

Salah satu cerita di novel itu Mamak memberikan hukuman untuk Burlian dan Pukat, kakakanya saat mereka bolos sekolah. Maka keesokan harinya, Mamak “menghukum” Burlian dan Pukat tanpa kata-kata dan pukulan, tetapi hanya menyuruh mereka mencari kayu bakar di hutan, naik turun bukit dengan hanya berbekal nasi tanpa lauk. Dari pagi sampai petang hingga bolak-balik 10 kali, ditemani Mamak, hingga akhirnya kedua anak tersebut pingsan karena kelelahan. Kayu yang mereka kumpulkan cukup untuk persediaan tiga bulan ke depan.

Seketika Burlian dan Pukat kapok untuk bolos lagi. Mereka memilih sekolah, daripada dihukum Mamak. Mereka pun sadar dengan sendirinya bahwa membolos sekolah itu adalah perbuatan salah.  Mamak menunjukkan di zaman itu kalau mereka tidak sekolah, ya ujung-ujungnya akan kerja fisik seperti mamak itu. Satu benang merah yang saya tangkap adalah terkadang bicara pada anak pre aqil baliqh khususnya laki-laki, tidak melulu soal omelan. Cukup tindakan, apa konsekuensinya seperti yang dilakukan Mamak. Seketika Burlian dan Pukat kapok kuadrat, mereka berjanji tidak membolos lagi demi mengejar belalang dan bermain seharian.

Sementara Bapak berdialog dengan mereka sambil menanam Pohon Sengon dan berkata :

  • “Begitu pula sekolah, Burlian, Pukat. Sama seperti menanam pohon… Pohon masa depan kalian. Semakin banyak ditanam, semakin baik dipelihara, maka pohonnya akan semakin tinggi menjulang. Dia akan menentukan hasil apa yang akan kalian petik di masa depan, menentukan seberapa seberapa baik kalian akan menghadapi kehidupan. Kalian tidak mau seperti Bapak, bukan? Tidak sekolah, tidak berpendidikan, tidak punya pohon raksasa yang dari pucuknya kalian bisa melihat betapa luas dunia. Menjadi seseorang yang bermanfaat untuk orang banyak. Kau akan memiliki kesempatan itu, Burlian, karena kau berbeda. Sejak lahir kau memang sudah spesial. Juga kau Pukat, karena kau anak yang pintar. (Halaman 34-35).

Seperti yang dijelaskan Al Quran, dialog antara Ayah dan anak lebih mengena dalam hati pada surat Lukman kita bisa lihat banyak dialog antara Ayah dan Anak.

Pelajaran parenting lainnya adalah panggilan sayang dari Mamak dan Bapak pada anak-anaknya. Melahirkan citra positif dalam jiwa anak sedari kecil. Meski dalam keluarga sederhana bahkan cenderung terbatas, parenting dari Novel Tere Liye ini menanamkan kalimat positif setiap anaknya. Burlian yang selalu dipanggil Si anak spesial, sementara kakak-kakak dan adiknya juga dipanggil dengan julukan yang postifif

Eliana,dengan panggilan Si Anak Pemberani,
Pukat, dengan panggilan Si Anak Pintar,
Amelia,dengan panggilan Si Anak Kuat.

Novel ini pun menggambarkan rasa kasih sayang orang tua, dan betapa besarnya cinta Mamak terhadap anak-anaknya. Salut banget dengan cara mendidik Mamak dan Bapak.  Pelajaran penting, bahwa sekolah lebih mudah ketimbang bekerja seharian penuh seperti Mamak dan Bapaknya. Bukan liburan yang ia dapat, yang ada hanya lelah.

Dalam dunia Burlian, ada Pak Guru Bin yang rela mengabdi seumur hidup demi pendidikan anak-anak Sekolah Rakyat di Desa. Beliau bukan PNS, tapi hanya guru honorer. Pengabdian Pak Bin tulus, rela digaji berapa saja atau bahkan tidak dapat gaji sama sekali, asalkan anak-anak dapat mengecap bangku Pendidikan. Meski anak muridnya hanya 13, bahkan 1 murid saja ia tetap mau mengajar.

Apalagi ya yang harus ditulis tanpa harus spoiler isinya, rasanya hanya ingin mengajak teman-teman pembaca untuk mengikuti serial anak-anak Mamak ini! Tak berlebihan rasanya kalau serial ini dibilang mahkotanya. Bisa dinikmati segala umur dan banyak hikmah yang bisa dipetik.

Berikut ini kutipan favorit saya dari buku Si Anak Spesial

  • …. yang jahat dari berjudi bukan soal kehilangan uang taruhannya. Proses judi itu sendirilah yang jahat. Judi seolah memberi jalan pintas, angan-angan indah. —Wak Yati kepada Burlian (halaman 103)
  • Terlepas dari banyak keterbatasan yang dimiliki sekolah, Pak Bin selalu mencari cara agar anak-anak didiknya terus datang ke kelasnya dengan semangat. (Halaman 146)
  • “Nyonya, aku belum pernah bertemu anak sesopan dan sepandai Burlian-Kun. Nyonya pasti mendidik dia dengan baik. — Nakamura kepada Mamak (halaman 199)
  • “Jalan-jalan ini tidak pernah berujung… jalan-jalan ini akan terus mengalir melewati lembah-lembah basah, lereng-lereng gunung terjal, kota-kota ramai, desa-desa eksotis nan Indah,tempat-tempat yang memberikan pengetahuan,tempat-tempat yang menjanjikan masa depan… lantas jalan ini akan terusss… terus menuju pelabuhan-pelabuhan, bandara-bandara… dan dari sama kau bahkan bisa pergi lebih jauh lagi, menemukan sambungan jalan berikutnya…mengelilingi dunia… melihat seluruh dunia,masa depan anak-anak kampung, masadepan bangsa kalian. Masa depan kau yang penuh kesempatan, Burlian-Kun.” (Halaman 203)
  • “Burlian, di keluarga kita tidak pernah ada yang mengingkari janji. Kau hingga kapan pun tidak akan pernah melanggar janji. (Halaman 206)
  • ”Jangan pernah membenci Mamak kau, Burlian…. jangan pernah…. karena jika kau tahu sedikit saja apa yang telah ia lalukan demi kau, Amelia, Kak Pukat dan Ayuk Eli, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya pada kalian.” (Halaman 212)
  • “Burlian akan baik-baik saja.” Bapak tersenyum. “Ah, setiap kali ada seseorang yang akan pergi, maka sejatinya yang pergi sama sekali tidak perlu dicemaskan. Dia akan menemukan tempat-tempat baru. Berkenalan dengan orang-orang baru. Melihat banyak hal. Belajar banyak hal. Dia akan menemukan petualangan di luar sana. Sementara yang ditinggalkan… nah, itu baru perlu dicemaskan. Lihatlah, Mamak kau menangis macam anak kecil saja.” (Halaman 332)

baca juga :Sinopsis Buku Tere Liye Lainnya

Genre Aksi :

Resensi Novel Pulang-Pergi Tere Liye

Resensi Bedebah di Ujung Tanduk 

Tentang Buku Bajakan : Review Buku Selamat Tinggal Tere Liye

shafira adlina

18 thoughts on “Belajar Parenting dari Novel Tere Liye : Burlian – Si Anak Spesial”

  1. Aku punya lengkap serial buku anak2 mamak ini, tapi Krn udh lamaaa bgt bacanya jadi agak lupa 😅. Yg pasti ceritanya memang baguuuuus banget.

    Semua buku2 Tere Liye ini aku suka mba, ada sih yg ga terlalu suka, Krn endingnya plin-plan, yg tokohnya bernama Rosie itu. Cuma itu doang yg aku ga suka. Lainnya bagus2 memang 👍❤️

    Reply
  2. Aku suka banget ma seri anak-anak mamak ini. udah hatam sampe buku kelima. Banyak hikmah yang bisa didapat. Plus sukanya Tere Liye memakai kampung halamannya jadi atar tempat cerita ini yang notabene kabupaten tetangga ma kampung halamanku. Jadi feelnya lebih ngena.

    Reply
  3. saya kalau cerita anak mamak kayaknya baru baca burlian, mbak. tapi selain cerita anak mamak saya sudah baca cerita mamaknya dan satu lagi si anak badai judulnya. cerita dari tere liye memang selalu memberikan pesan moral yang baik ya buat pembacanya

    Reply
  4. Kayaknya Mba Shafira doyan Tere Liye yaa. Aku baru baca 1 buku yang Negeri para Bedebah. Eh udah 3 buku aja haha. Kayaknya mau tamatin itu dulu baru mau coba baca Burlian

    Reply
  5. Pernah baca resensinya juga tapi lupa dimana, beberapa seri pernah baca juga tapi entahlah lupa, yang paling aku ingat hanya cara mamak yang memberi julukan pada anak-anaknya, aku suka banget dan aku terapkan pada anaka-anak, jadi alih-alih memberi cap buruk saat marah, aku lebih suka memberi cap positif meskipun tetap dengan tekanan yang keras. Jadi pingin ngubek-ngubek lagi novel Tere Liye di rumah.

    Reply
  6. jadi ingat cerita totto-chan nih, mba. Cuma dia anak biasa yang kemmapuannya di atas rata-rata, tapi guru sekolahnya nga bisa ngatasi nyentriknya si totto-chan. Jadilah ibunya ngga pernah ngasi tau kenapa dia dikeluarkan dari sekolah, bilangnya cuma diajak cari sekolah baru yang lebih menyenangkan. Pas dewasa si totto-chan jadi orang sukses melebihi teman-temannya di sekolah yang lama

    Reply
  7. Dialog si bapak bikin nyes.

    Pemahaman bahwa anak itu ibarat pohon yang dirawat dg baik dalam rangka menghasilkan pohon yang baik. Masya Allah..

    Jadi ingat salah satu ayat al quran ttg pohon ini.

    Reply
  8. Sudah lama tidak baca lagi novel Tere Liye alalagi yang seria Anak Mamak Ini. Jadj penasaran dengan Kisah Burlian si Anak Spesial. Kalau baca novelnya Tere Liye pasti gak akan bosan, apalagi pesan moralnya juga banyak yang bisa dipetik ya

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page