Untuk memiliki momongan tentu menjadi impian para pasangan yang sudah menikah. Awal pernikahan saya pribadi masih dihantui ketakutan jika harus mengandung dikarenakan status saya yang mahasiswa pascasarjana. Namun suami dari awal pernikahan selalu menguatkan saya bahwa amanah itu datang di saat yang tepat dan selalu ada kemudahan jika kita pecaya dan berusaha. Dan tanpa bermaksud menunda rahmat Allah yang dinanti banyak pasangan di dunia ini.
Kira kira satu setengah bulan setelah menikah saya positif mengandung janin berusia kurang lebih 4 minggu. Pada awalnya saya pikir saya terkena maag kronis, karena saya memiliki riwayat penyakit tersebut. Apalagi 1 minggu sebelumnya saya melakukan test pack dan hasilnya negatif.
Tentu rasa senang, gembira, deg degan, Tegang semua campur aduk. Sama seperti yang dialami teman saya, Mbak Rindang, perasaannya ketika hamil. Masa masa kehamilan bertepatan dengan ujian akhir semester 1, jadi saya harus benar2 berjuang melawan mual di derasnya soal soal ujian yang terkadang membuat mual saya bertambah. Permen, kayu putih, air mineral adalah beberapa perangkat yang tak pernah lepas dari tas saya selama ujian. Alhamdulillah, selesai ujian saya dapat merasakan “liburan” selama 2 minggu.
baca juga : 11 Tanda-tanda Anda sedang Hamil!
Sesuai kesepakatan saya dan suami, saya berlibur di rumah mamah di Sukabumi selain bisa bisa manja manjaan sama mamah sendiri, udara di sana masih segar. Awalnya saya merasa ringan dalam menghadapi trisemester pertama ini, karena hanya mual dan tidak sampai mengeluarkan isi pencernaan. Tetapi ternyata seirng berkembang janin, seiring juga dengan dirasakan.
Memasuki semester 2 di bulan februari awal dengan usia kandungan 3 bulan setengah menjadi awal perkuliahan yang berat. Beberapa kali saya harus absen lantaran mual dan muntah di pagi hari. Di perjalanan kehamilan ini saya merasa mendapatkan support banyak dari suami, mamah dan para kakak-kakak saya yang tengah mengandung juga. Dan yang paling penting adalah ilmu juga yang harus diperkaya saat kehamilan, kami jadi sering membaca buku dan searching di internet mengenai tips dan trick dalam menghadapinya.
Berikut adalah sederet perasaan ibu hamil muda, hamil trimester pertama di kehamilan yang pertama.
#1. Terima
Salah satu yang menjadi penguat adalah perasaan dan sugesti, ketika kita merasa senang dan menerima kehamilan ini dijamin keluhan apapun yang dirasakan pasti bisa terobati. Hal itu yang menjadi nasihat jitu dari mamah, bahwa di luar sana banyak loh pasangan yang harus bertahun-tahun, berupaya sedemikian rupa agar diamanahi seorang anak selayaknya kita bersyukur dengan menerima dan merawatnya dengan baik.
#2. Bersyukur
Dan perjalanan di awal trisemester kehamilan ini membuat saya tambah sayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang banget sama mamah. Dan ga habis pikir dengan manusia (jika pantas disebut seorang manusia) yang durhaka sama orangtuanya terlebih lagi dengan ibu kandungnya sendiri. Posisi saya pada saat itu belum merasakan bagaimana letihnya trimester kedua dan ketiga yang katanya lebih berat. Di trimester pertama ini, adaptasi dan perubahan mood yang fluktuatif cukup membuat saya sangat amat bersyukur dirawat dan dilahirkan ke dunia oleh Mamah.
#3. Ketakutan
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (Al- Araaf :21)
Nahloh jangan salah, di antara perasaan senang, syukur dan deg-degan. Terkadang perasaan ini pun menghantui. Karena memang trimester pertama ini rentan akan keguguran, atau hal-hal yang tidak dikehendaki lainnya. Apalagi aktivitas saya yang harus berkuliah, menaiki 60 anak tangga (maklum di faperta gak ada lift) belum lagi turun tangganya. Maka dari itu, saya dan suami pun hanya membagikan berita bahagia ini pada sanak keluarga dan beberapa sahabat. Sambil terus berdoa dan memantaskan diri kami sebagai calon orangtua.
Kami bukan enggan membagikan berita bahagia ini, suami menekankan bahwa terkadang untuk sekedar upload gambar usg, status ataupun apapun itu khawatir menjadi riya untuk kami. Karena kita tidak tahu apa yang ada di dalam rahim bukan?
Nah itu adalah perasaan-perasaan yang dialami oleh ibu hamil muda. Semoga para Mamah diberikan kelancaran sampai persalinan ya.
Semoga menambah khazanah para pembaca, sampai jumpa di post selanjutnya.
Shafira Adlina
Hihi rasa'y campur aduk ya Mba. Saya pun waktu hamil tm1 mabok banget, kata org2 nikmatin aja tp gagal paham gimana cara nikmatin'y 😅 yg penting bersyukur aja bisa melalui masa2 itu..
Pas hamil anak pertama saya ga mabuk, tapi ga suka nasi. Maunya makanan berat non masakan rumahan. Pas hamil anak kedua mabuk, tapi sangat doyan nasi dan masakan rumahan 😄 apapun pengalamannya, alhamdulillah ya diberi kesempatan memomong buah hati.
Setelah kita merasakan sendiri, baru kit menyadari gimana rasanya waktu ibu kita berjuang demi kita yah, mba. 😂
Apalagi ibu saya yang udah hamil 8x, fiuh. Gak kuat ngebayangin perjuangannya, belum lagi ketika harus membesarkan anak2nya yang jaraknya berdekatan. 😅😂
Saya mengalami hal yang sama dengan mbak di kedua kehamilan. Rasanya nggak ada tenaga karena nggak bisa makan. Sekarang jadi kenangan berharga banget.
Rasa yang sama dirasakan oleh semua ibu hamil ya, awalnya senang, bahagia, bersyukur. Lalu timbul juga rasa was-was, khawatir, takut. Kerasa juga gak mbak … ibu hamil jadi lebih sensitif, moodnya bisa naik turun kaya di roler coaster … hehehe.
Tapi itulah indahnya masa hamil, wajib dinikmati. Meski mungkin sama tapi cerita pengalaman setiap ibu hamil pasti beda. Bahkan pengalaman hamil pertama dan kedua bisa beda juga.
Masa hamil yang dirindukan, semoga dikasih rezeki buar bisa menikmatinya lagi.
Makasih tulisannya, jadi ngajak saya ngenang masa hamil nih, mbak.
Tentu pengalaman hamil di saat menyelesaikan tugas belajar menjadi pengalaman tersendiri ya, Mbak. Harus ekstra mengontrol emosi, apalagi saat hendak ujian.
MashaAllah..
Adik bayi ikut berjuang menuntut ilmu bersama mama. 🙂
wah ada banyak hal pas kehamilan awal ya mba. masyaallah. emang bener orang yang paling berjasa itu emang ibu ya. kuat banget ada kita dirahimnya tapi tetap sabar. pas udah hamil berasa bahwa seorang ibu itu emang luars biasa. semoga sehat selalu mba sekeluarga dan bisa nambah lagi hihi.
Masya Allah mbak, bahagia sekali membaca postingan ini. Selamat atas kehamilannya, saya pas hamil muda pertama kali juga shock karena kok rasanya begitu amat. Mual dan muntah, elah sekali Semua akan hilang dan terbayar nanti mbak, tenaaanggg. Semangat yaa
Waktu hamil muda dulu aku merasakan apa, ya? Campur aduk lah. Senang, khawatir, dan sensitif banget. Mudah sedih, mudah senang, mudah cemas, aduh namanya juga pengalaman hamil pertama, ya. Hamil muda waktu anak kedua udah biasa aja, sih.
Rata-rata kalau awal kehamilan memang muntah-muntahnya parbet. Aku juga mengalami ini hingga akhir trimester pertama. Setelah itu alhamdulillah back to normal lagi ya.
Perjuangan banget hamil sambil kuliah ya mba.. harus naik turun tangga.. Alhamdulillah diberi kelancaran.. momen hamil betul-betul jadi momen bikin sayang sama ibu buat anak perempuan ya
Semoga dimudahkan dan dilancarkan y Mba semuanya baik itu kuliahnya maupun kehamilannya aamiin
Jadi ingat saat hamil tiga tahun yg lalu 😀
Aku juga waktu hamil trimester pertama mabok parah mbak. Beneran nggak bisa ngapa-ngapain. Padahal banyak yang pingin dikerjakan.
Janinnya sih baik-baik aja. Sayanya justru yang tiung-tiung.
Masya Allah, jadi ingat waktu dulu hamil muda juga. Benar ya sugesti itu. Saya juga gak muntah2 parah dan beraktivitas biasa. Tapi kalau pagi ngantuk parah sekali, bingung kenapa
2 kali hamil anak cewek. Yg aku rasain pas hamil muda adl.. Segalanya dibaperin Ya Allah. Wkkw. . Urusan ngidam sih selalu gak pernah. Tp bawaan pengen selalu social distancing sm orang. Sampe sempat berdoa smg suatu hari ada aturan social distancing. Eh, dikabulin pas corona. Duh, mau undo doanya aja rasanya.
Kalau aku, 5x hamil, 5x rasanya. Tapi paling bahagia di kehamilan terkahir ini. Efeknya juga bagus. Bahagia saat mengandung, gak bikin bayi prematur dan BBLR. Melahirkan juga lebih mudah. Intinya ibu hamil harus senang terooos 😁
Saat hamil muda yang dibutuhkan memang support dari orang-orang terdekat ya, Mbak. Karena ya kita sendiri sedang beradaptasi dengan perubahan hormon dan tubuh. Dengan dukungan dari keluarga bisa lebih mudah melaluinya.
Aku tiap kali trimester pertama selalu deg2an. Karena pernah punya riwayat blighted ovum. Tapi begitu terlewati rasanya plooong
Enaknya masih punya mama. Saya menikah pun tanpa kedua orang tua lagi. Apalagi hamil dan melahirkan. Hanya berdua dgn suami. Beruntunglah mbak yg amsih bisa manja2an sama mamanya.