Belajar dari Persalinan VBAC mbak Eva
Bismillah. Kali ini saya ikut 21 Challenge dr @bidankita @keluargagentlebirth di hari pertama ini diminta untuk menceritakan kembali atau mereview kisah persalinan yg benar benar menginspirasi.
Kembali saya ingat beberapa minggu yng lalu saya lagi googling mengenai VBAC atau Vagina Birth After Caesar, lalu mendarat lah di website yg menceritakan kisah mbak Eva ini. (Kisahvbac.com)
Dengan latar belakang yg hampir sama ingin memperbaiki “persalinan” selanjutnya membuat saya memilih tema ini.
Persalinan kedua Mbak Eva yg dilakukan secara VBAC dgn waterbirth di rumahnya sendiri ini tentu tidak mudah. Di awali dengan mencari pengetahuan ttg persalinan gentlebirth itu sendiri, menyakinkan suami hingga pemilihan petugas kesehatan yg tidak mudah.
Tentu menjadi hal yg pro kontra VBAC untuk dilakukan dari banyak persyaratan persyaratan yg harus dipenuhi sebelum sang buah hati keluar, yang perlu digarisbawahi di sini dari kisah VBAC mbak Eva adalah ikhtiar perjuangan juga keikhlasan dan ketawakalannya pada sang Illahi.
Membaca kisah persalinan mbak Eva ini membuat saya makin yakin bahwa sugesti positif dalam persalinan memang harus dimulai dari diri sendiri yaitu sang Ibu itu sendiri (dan ini masih PR buat saya). Setelahnya kita dapat meyakinkan suami dan atau keluarga kita utk memahami tujuan dan maksud kita dengan tetap bertawakal pada Allah.
Selain itu saya merasa tidak sendiri, tidak sendiri menjadi orang yg ‘ingin gigih melahirkan normal dlm persalinan selanjutnya’ karena salah satunya risih, malu, sungkan aurat ini dilihat oleh orang lain apalagi yg bukan mahromnya.
Perjuangan belum selesai
Ternyata memang semua kehendak Allah, persalinan waterbirth yg dilakukan mbak Eva ini pun tak mudah (bagi saya yg baca). Ia paparkan munculnya mucus plug di tanggal 16 November hingga akhirnya sang Baby hadir di tanggal 21 November. Alhamdulillah, Ia dikelilingi suami dan Nakes yg memberikan sugesti positif… Sekitar 1 jam dari Ia masuk ke kolam hingga akhirnya sang baby meluncur dan ditangkap sang Ayah. MasyaAllah saya benar benar merasakan kebahagiannya dari penjabaran ceritanya mbak Eva…
Ini menjadi salah satu semangat, referensi, dan juga doa agar persalinan ku selanjutnya dapat berjalan normal (walaupun saya belum hamil lagi😅).