Ketika Anak Tidak Mau Sekolah TK Pertama Kali

Photo of author

By Shafira Adlina

Tahun ini, anak kedua saya tepat berumur 5 tahun. Membuat anak mau pergi ke Sekolah TK pertama kalinya pasti punya cerita tersendiri. Bahkan anak pertama dan kedua saja beda ceritanya. Saya dan suami sepakat untuk memasukkan anak kedua kami di TK B di salah satu sekolah swasta Islam di Bekasi. Sebelum pendaftaran kami juga melakukan konsultasi apakah anak kami bisa langsung TK B atau harus ke TK A.

anak tidak mau sekolah tk

Drama Hari Pertama Masuk Sekolah

Singkat cerita, hasil psikolog anak dan wawancara di calon sekolah tersebut menyatakan anak kedua kami cukup memasuki persyaratan TK B. Apalagi ia ada pengalaman sekolah mengaji online.

Tibalah hari trial atau uji coba selama 5 hari. Dua minggu sebelum pekan trial di TK B, kami sudah melakukan sounding kepada anak. Mulai dari nanti melakukan apa saja di sana, nama ustadzahnya, apa yang bisa dilakukan. Betapa semangatnya ia untuk pergi sekolah, mulai dari menyiapkan baju, kerudung, tas, tempat makan dan sebagainya. 

baca juga: Bagaimana Memilih Sekolah Dasar Anak?

Bagaimana cara agar anak mau ditinggal di sekolah untuk pertama kalinya?

Sesampainya di TK, anak saya terlihat bersemangat. Namun, ketika sampai di depan pintu. Tiba-tiba ia menangis kejar. TK tersebut memiliki konsep sentra, jadi lokasi belajarnya seperti hall ada 4 kelas tanpa sekat.

Di depan hall terdapat tangga, saya duduk bersama anak perempuan saya di situ. Saya belum mengucapkan sepatah kata, ia menjerit menangis. “Mau sama mamaaaaah”

Betapa polosnya saya tidak menduga akan ini terjadi, padahal saya tawarkan juga untuk masuk bersama ke kelas. Bahkan ustadzahnya sampai menghampiri untuk berkenalan. Beberapa menit berlalu mungkin sudah sekitar 5 menit. Ustadzah kembali datang dengan membawa teman-teman sekelasnya yang perempuan, mengajak anak kedua saya untuk masuk ke dalam. Jangankan bicara, menengok ke arah mereka pun tidak mau.

Saya bingung sekaligus malu sebetulnya. Namun, teringat buku “Ibu Boleh Marah” yang saya baca tadi pagi. 

“Pahami kalau anak perlu waktu dan upaya membiasakan diri di lingkungan baru”

 

#1. Memahami Bahwa Anak Perlu Waktu dan Upaya Untuk Beradaptasi

 

Ini kali pertamanya Hafsah belajar di lingkungan baru yang menurut dia tidak aman. Ia tidak mengenal dan banyak perlu penyesuaian. Rasanya bibir gatal ingin bicara, “tuh temennya baik-baik, gurunya juga baik, jangan nangis ya”

Namun, saya tahan mengucapkan itu. Saya tahu bukan kata-kata semangat dan penghiburan yang diperlukan anak saat mereka kesulitan di lingkungan baru.

Dengan memahami isi hati dan perasaan anak seutuhnya, anak akan merasa dimengerti dan perlahan bisa mendengarkan koreksi dari orang tua.

Alternatif kalimat yang bisa kita berikan pada anak saat ia menangis untuk sekolah pertama kalinya:

“Hafsah belum kenal siapa-siapa ya?jadi merasa kurang nyaman, boleh kok nangis, sini peluk mamah”

Setelah kita menyatakan”dukungan” pada perasaan anak, emosi anak mulai mereda, barulah kita bisa menyampaikan kata penyemangat, seperti “Hafsah, percaya ya lama-lama Hafsah akan merasa lebih nyaman. Ada Ustadzah Citra dan Ustadzah Hana yang siap membantu.”

Dan Jangan lupa sampaikan apresiasi terhadap usaha kerasnya hari ini. “Terima kasih HAfsah sudah berani belajar di sekolah tanpa ditemani Mamah.”

 

#2. Cari Tahu dengan Spesifik Hal yang Membuat Anak Tidak Merasa Nyaman

Sebagai orang tua, kita selalu ingin menghibur anak ketika merasa sedih atau kesulitan. Atau bahkan iming-iming yang sering kita dengar “Nanti banyak temennya, nanti banyak mainannya.”

Lebih baik kita juga mencari tahu dengan spesifik hal yang membuat anak tidak merasa nyaman di sekolah itu apa. Tidak hanya mengetahui apa yang terlihat dengan mata, “Oh anakku menangis karena tidak mau berpisah dengan orang tua dan belum nyaman di sana.”

Namun, kita telusuri lebih dalam apa faktor utama yang menyebabkan anak tidak merasa nyaman.

Ada teman yang bercerita bahwa setelah ditelusuri dengan bantuan guru di sekolah terjawablah bahwa sang anak tidak nyaman jika harus duduk terus. Akhirnya sang ibu ketika bicara di rumah menyampaikan pada anaknya, jika sedang tidak nyaman katakanlah pada ibu guru bahwa kamu tidak nyaman jika duduk terus. Mintalah bantuan untuk berkeliling atau beritahu ibu guru supaya tahu kamu butuh bergerak dulu.

 

#3. Ceritakan Keindahan Sekolah

Salah satu tugas orang tua adalah memiliki tips jitu untuk membujuk anak sekolah pertama kali. Koneksi sebelum koreksi. Sebelum kita ingin memberikan pemahaman pada anak usia dini, kita perlu memberikan pengertian agar kita membangun koneksi lalu lebih mudah melakukan koreksi.

Masa transisi dari bermain di rumah ke sekolah TK bisa menjadi momen yang menegangkan bagi anak-anak. Apalagi anak kedua saya termasuk anak yang besar di masa pandemi, kelahiran tahun 2019. Jadi wajar kurang lebih 3 tahun hidupnya berada di lingkungan aman.

Seperti yang disampaikan di awal artikel, sangat wajar anak kita memiliki rasa cemas dan asing terhadap lingkungan baru. Oleh karena itu, peran kita sangatlah penting dalam membantu anak beradaptasi dan membuat mereka mau sekolah. Salah satunya adalah perkenalkan sekolah dengan cara yang menyenangkan. Kita bisa sebut keindahannya, kebaikannya dan keuntungan yang membuat anak terpesona. Ini bukan sekadar fasilitas ya, tapi bisa kita tanamkan betapa serunya mempunyai teman dan guru di sekolah nanti. 

Kita juga bisa lakukan:

  • Ajak anak mengunjungi sekolah beberapa kali sebelum hari pertama.
  • Ceritakan pengalaman positif tentang sekolah dan guru.
  • Bacakan buku cerita tentang sekolah atau tonton video edukasi yang menarik.
  • Libatkan anak dalam memilih peralatan sekolah, seperti tas, baju, dan sepatu.
  • Sampaikan bahwa orang yang menuntut ilmu adalah ibadah yang disukai Allah Tuhan Yang Maha Esa

#4. Bekerja Sama dengan Guru

Hal terakhir untuk mengatasi maupun mencegah drama di hari pertama sekolah anak TK adalah bekerja sama. Ketika menjadi orang tua kita tidak bisa sepenuhnya memberikan 100% pengasuhan kepada sekolah. Kita perlu ngobrol dan bicara pada guru mengenai perkembangan, kebiasaan dan kebutuhan anak kita.

Penutup

Itu dia cerita pengalaman pertama masuk sekolah TK. Sedikit tips untuk para orang tua hindari memarahi atau menakut-nakuti anak supaya tidak mau sekolah. Jangan membandingkan anak kita dengan anak yang lainnya. Bersabarlah dan berikan waktu kepada anak untuk beradaptasi. Percaya dan doakan pada Allah bahwa anak kita mampu belajar dan berkembang di sekolah.

Semangat! Semoga bermanfaat

1 thought on “Ketika Anak Tidak Mau Sekolah TK Pertama Kali”

  1. Anak kita seumuran hihi kelahiran 2019, mulai sekolah Juli nanti..aku udah sounding sekrang sih, semoga nggak banyak drama juga karen adiknya juga sekolah pra TK haha

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page