Review Buku Tere Liye – Sang Penandai

Photo of author

By Shafira Adlina

 

 
Buku karangan Tere Liye yang berjudul Sang Penandai ini diterbitkan 2011 ini seakan telat saya kunyah, karena minggu lalu saya tepat membeli dan merampungkan isinya. Sesuai dengan
judulnya sang penandai, apa itu penandai? kata yang memilikikata dasar andai, ialah sang penjaga dongeng.
Seorang tua yang menjaga dongeng dongeng terus ada dan berlanjut dari awal kehidupan sampai akhir zaman. Dan tetapi di dalam buku ini bukan seorang tua ini yang dibahas terlalu dalam, seperti biasa seperti novel-novel Tere Liye sebelumnya yang sudah saya baca (Entah urutan terbitnya yang mana dulu). Kita dibawa
ke dalam dunia Tere Liye yang penuh imaji namun syarat akan makna dalam setiap kejadiannya.
Yang sangat terasa adalah pattern yang disampaikan Tere Liye di novel Sang Penandai adalah ayat berikut ;
“….Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. “( AL Baqarah : 216)
Tokoh di dalam buku ini Jim, lembaran awal bahkan bab pertama saya pikir cerita ini amat membosankan bicara tentang cinta, sehidup semati. Ah bosan. Ternyata pikiran saya baru diminta mengikuti langkah-langkah kecil Jim untuk mencari arti dari sebuah kejadian.
Transformasi seorang Jim, yatim piatu yang tidak tahu apa apa selain music yang perlahan menjadi seorang kelasi hingga Perwira di bahtera pedang langit. Bahasa di   buku ini menyebutkan bahwa Jim adalah manusia terpilih untuk meneruskan dongeng, saya rasa kalau kita tarik lurus korelasinya dengan dunia ini, kitalah Jim. Kitalah Jim yang di setiap detiknya akan menggoreskan sejarah (bukan dongeng) untuk anak cucu kita nanti.
Karena telah menjadi ketentuan Allah bahwa berbagai peristiwa yang berlangsung akan membentuk sejalrah, yang dituliskan dari zaman ke zaman.
Oiya apapun kalimat cinta cinta yang diputar di novel ini saya hanya merasa ada pesan kuat yang ingin disampaikan TL yakni ; Jangan pernah berputus Asa dari Rahmat Allah, karena selalu akan ada hikmah di segala peristiwa. Hanya perlu memiliki ketajaman indera dan hatiuntuk membaca semua itu….
Selamat membaca!!
Karena menjelaskan
rasa asin garam, kepada mereka yang belum pernah mencicipi garam tidak
akan  pernah cukup dengan kata-kata.
 
 
Salam,
Shafira Adlina

2 thoughts on “Review Buku Tere Liye – Sang Penandai”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page