Hari ini anak sulung saya, Sakha menuju 7 tahun. Sebetulnya Sakha termasuk anak yang medium beradaptasi, cukup distimulus beberapa jam, ia dapat akrab dengan orang lain. Ia anak yang manis dan cukup patuh. Namun, pernah suatu ketika saya melihatnya iseng merebut mainan adiknya membuat ia menangis.
Saat itu saya mengira ia mencari perhatian saya karena masih asik sibuk di depan laptop mengurus pekerjaan. Saya membiarkan Sakha dan adiknya karena dirasa mereka bisa bermain bersama. Padahal mainan cukup banyak, makanan juga tersedia. Ternyata itu tidak cukup menemani mereka saat itu.
Teringat ketika mengikuti kajian parenting yang saya dapat dalam suatu komunitas. Teorinya adalah bagaimana menciptakan bonding yang kuat dan mendoakan mereka dengan ikhlas. Bonding ibarat akar, doa seperti pupuk.
Upaya menciptakan bonding dengan orang terkasih ternyata membutuhkan ilmu. Kenapa?
Sebab kita tidak sadar bahwa sering kali kita memperlakukan, menyampaikan rasa kasih sayang dengan suatu cara yang kita inginkan.
Sederhananya seperti ini :
Saya termasuk orang yang merasa dicintai atau diberi kasih sayang dengan diberi hadiah. Hadiah kecil akan disimpan sampai lama, atau teringat-ingat dengan baik. Sampai-sampai semua orang tersayang di sekitarnya selalu diberi hadiah. Padahal ada juga orang lain yang merasa biasa ketika diberi hadiah.
Pada kenyataannya ternyata semua orang berbeda-beda. Kita tahu semua orang berbeda dalam bersikap dan disikapi, dan ternyata dalam suatu hubungan apalagi pernikahan yang sah sesuai agama dan negara yang diniatkan sebagai ibadah seumur hidup, gaya komunikasi atau bahasa cintanya pun berbeda-beda. Suami dan Istri berbeda, apalagi anak-anak. Meskipun ia mewarisi kromosom dari kita sebagai Ayah dan Ibu, tapi mereka adalah individu yang berbeda yang unik dan memiliki bahasa cinta berbeda.
Mengenal Bahasa Cinta Anak
“Di dalam setiap anak ada ‘tangki emosi’ yang menunggu untuk diisi dengan cinta,” kata Gary Chapman dalam bukunya The Five Love Languages of Children .
Sebagian besar perilaku buruk anak-anak distimulasi oleh keinginan akan ‘tangki cinta’ yang kosong. Dr.Chapman melanjutkan dengan menyatakan bahwa, “dalam membesarkan anak, semuanya tergantung pada hubungan cinta antara orang tua dan anak… Jika Anda ingin memberi dan menerima cinta dengan paling efektif, Anda perlu belajar berbicara dalam bahasa yang tepat.”
Apa itu Bahasa Cinta?
Senada dengan Dr Chapman bahwa kita menemukan bahwa setiap manusia itu ingin dicintai dengan suatu cara yang dia inginkan. Bahasa cinta dapat diungkapkan dan dirasakan dalam lima cara. Yaitu, sentuhan fisik, hadiah, kata-kata penegasan, tindakan pelayanan, dan waktu berkualitas—tetapi setiap orang memiliki satu cara yang paling penting.
“Mencintai anak-anak Anda tidak cukup, Anda harus tahu bagaimana mengomunikasikan cinta kepada seorang anak sehingga dia benar-benar merasa dicintai.” Dr Chapman.
Oleh sebab itu, mengetahui bahasa cinta utama anak kita InsyaAllah dapat membantu memperkuat ikatan kita dan mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
Dan saat melihat Sakha sudah mulai bertingkah kepada adiknya, saya tahu ada yang harus segera saya lakukan untuk mengomunikasikan cinta kami kepadanya.
Langkah awal dalam mengidentifikasi bahasa cinta utama anak kita adalah dengan memperhatikan bagaimana mereka menunjukkan cinta kepada kita sebagai orang tua. Mengapa?
Seperti yang dijelaskan di awal, kita semua cenderung menawarkan kasih sayang dengan cara yang kita inginkan untuk menerimanya. Seiring bertambahnya usia, kita belajar bahwa Aturan Emas dapat menjadi bumerang dalam hubungan kita karena kita perlu memberikan cinta kepada orang lain dengan cara yang paling cocok untuk mereka. Tetapi karena anak-anak umumnya tidak memahami hal ini, anak-anak menawarkan cara kasih sayang yang mereka dambakan.
Sebelum itu kita harus paham apa dan karakteristik dari setiap jenis bahasa cinta ini.
#1. Kata-Kata Pendukung : “Ayo, Ngobrol Mah, Pah!”
Bagi anak yang memiliki bahasa kasih kata-kata pendukung akan merasa dicintai apabila mendapat pujian tulus dari seseorang yang ia sayangi atas semua hal yang dikerjakannya. Bahkan hal kecil seperti bisa mengupas buah atau membereskan mainan.
Salah satu cirinya mereka yang setiap mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan manis, kata-kata penuh kita adalah yang terpenting.
Apakah ini anak kalian?
Jika anak kita berbinar-binar setiap kali kita memuji mereka atau memberi kita banyak feed back yang manis—seperti ketika anak tetangga saya yang saya puji ketika ia memunguti sampah teman-temannya saat acara 17an. “Terima kasih ya anak sholeh.”, “Aamiin” sambil tersenyum binggah dan mengucap terima kasih kembali.
Ekspresikan cinta kita jika bahasa cinta anak adalah kata-kata pendukung:
- Letakkan catatan “kata-kata mutiara” atau penyemangat di kotak makan siang mereka
- Katakan betapa kita mencintai mereka, biasakan melakukan ini setiap malam sebelum tidur atau selepas bangun tidur.
- Buat nama khusus kasih sayang untuk anak yang hanya digunakan di antara ketika berdua.
- Beri tahu anak bahwa mereka telah melakukannya dengan baik
- Berikan pujian efektif tanpa tapi.
#2. Sentuhan Fisik : “Peluk Aku Mah!, Kejar Aku Pah”
Dr Chapman memiliki seorang putra yang lebih dominan jenis bahasa cinta ini.
“Ketika saya pulang, dia akan lari ke pintu, memegang kaki saya, dan memanjat ke seluruh tubuh saya,” katanya.
Jika anak-anak terus-menerus berada di ruang bersama kita, menyentuh, atau bermain dengan rambut kita, itu adalah sinyal bahwa mereka perlu lebih banyak disentuh, kata Laura Markham, Ph.D., penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids .
Bagi anak yang memiilki bahasa cintanya sentuhan fisik, memberikan sentuhan kecil seperti mengelus tangan, mengelus punggung bermakna “rasa sayang”.
Bagi mereka berpelukan seperti orang berteriak “AKU MENCINTAIMU”.
Kalau kita termasuk yang tidak nyaman banyak disentuh, dipeluk, dielus berarti kita bukan golongan bahasa cinta ini. Tapi ingat, mungkin pasangan atau anak kita adalah orang dengan bahasa cinta ini. Orang dengan bahasa kasih sentuhan fisik suka digandeng di tempat umum hehe.
Pelukan dan ciuman adalah cara paling umum untuk berbicara bahasa cinta ini kepada anak-anak kita. Bahasa cinta ini paling mudah digunakan tanpa syarat karena kita tidak memerlukan acara khusus atau alasan untuk melakukan kontak fisik.
Anak kedua saya terlihat jelas bahasa cintanya dominan sentuhan, sebelum tidur dan ketika bermain senang sekali meminta peluk dan cium kepada kami. Terkadang mengelus punggung ketika melihat kakaknya sedang marah atau sedih.
Jika bahasa cinta utama anak kita adalah sentuhan, kita dapat melakukan beberapa ide berikut:
- Berpelukan di sofa bersama dan menonton film
- Peluk dan cium anak sebelum mereka berangkat sekolah atau saat menidurkan mereka di tempat tidur di malam hari
- Usap rambut atau punggung anda ketika mereka memberi tahu kita tentang hari yang sulit.
- Saling memberi tos setiap kali kita melihat anak melakukan sesuatu yang positif
- Baca cerita anak kecil di pangkuan.
#3. Tindakan Pelayanan: “Tolong Mah”
Bahasa cinta jenis Tindakan pelayanan atay aksi yang tulus atau pelayanan adalah jenis yang paling unik untuk diamati. Anak-anak yang memiliki jenis ini selalu meminta bantuan dan terkesan tidak mandiri.
Ketika menjadi orang tua, mengasuh anak-anak memang orientasi terbesar adalah melayani. Namun, jangan sampai membuat mereka menjadi anak yang manja. Kita harus memerhatikan tahapan usia fisik dan psikologis mereka.
Gary Chapman menyatakan bahwa, “pelayanan yang penuh kasih adalah keinginan yang dimotivasi secara internal untuk memberikan energi seseorang kepada orang lain dan merupakan hadiah, bukan kebutuhan. Itu dilakukan dengan bebas tidak di bawah paksaan.”
Jika bahasa cinta anak adalah tindakan pelayanan:
- Duduklah dan bantu anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah mereka.
- Sesekali bangunlah lebih awal untuk membuatkan mereka sarapan yang special.
- Selama anak-anak sakit, lakukan upaya ekstra dengan menyiapkan film favorit mereka, membacakan cerita, atau membelikan mereka beberapa majalah favorit mereka untuk dibaca.
- Ajari anak pentingnya melayani orang lain melalui keterlibatan dalam kelompok masyarakat setempat seperti menjadi sukarelawan atau ke panti asuhan.
- Membantu memperbaiki mainan mereka ketika mereka merusaknya.
#4. Hadiahnya Mana?
Saya teringat bahwa Sakha termasuk anak yang memiliki bahasa cintanya ini saat ia duduk di bangku taman kanak-kanak. Ia sering membuat bingkisan baik untuk saya, ayahnya atau saudara-saudaranya.
Sewaktu itu ketika ayahnya di luar kota ia pernah membeli kertas kado lalu membungkus barang-barang yang ada di rumah. Ia berkata untuk ayah nanti hadiah sepulang bekerja.
Anak-anak jenis ini yang merasa dicintai ketika mereka menerima sesuatu tidak hanya mencari lebih banyak barang. Sebaliknya, mereka secara aktif mencari cara untuk merasa dicintai oleh kita. Matanya berbinar-binar saat menerima hadiah kejutan waktu tertidur diletakkan bus tayo di tanganya.
Hadiah-hadiah kecil yang bahkan spontan adalah cara terampuh untuk menunjukkan cinta kita kepada anak. Bukan nilai hadiahnya yang dilihat, tetapi simbol dari hadiah itu berarti dia merasa dipikirkan dan diperhatikan.
Jika bahasa cinta anak adalah hadiah, kita bisa melakukan ini :
- Pilih hadiah yang sesuai dengan minat anak
- Saat jauh dari rumah, kirimkan paket kecil ke anak
- Jadikan jajanan sepulang sekolah berkesan dengan menyajikannya di piring khusus
#5. Waktu Berkualitas : “Mah, kesini lihat ini!”
Anak dengan bahasa cinta waktu berkualitas akan merasa dicintai apabila bisa menghabiskan waktu bersama pasangannya. Menghabiskan waktu bersama adalah hal ini adalah benar-benar fokus berdua tanpa gangguan gawai, pekerjaan di laptop, cuci piring atau setrika baju ya.
Hanya mengobrol berdua. Percakapan-percakapan yang ia alami di sekolah atau di luar rumah tadi. Anak-anak ini merasa paling dihargai ketika kita memilih untuk menghabiskan waktu bersama mereka. Ciri-cirinya anak yang sering berkata, “Lihat ini, Mah!” atau “Mah, main yuk!” memohon waktu yang berkualitas dengan kita.
Penting untuk dipahami bahwa waktu berkualitas bukanlah acara itu sendiri, tetapi bahwa kita melakukan sesuatu bersama. Bersama-sama, saling mengenal lebih baik. Waktu berkualitas harus mencakup kontak mata yang tulus dan percakapan yang berkualitas.
Jika bahasa cinta utama anak adalah waktu berkualitas, kalian bisa lakukan ini:
- Hentikan apa yang sedang kita lakukan dan tatap mata dengan anak ketika mereka datang untuk berbicara.
- Luangkan beberapa menit ekstra untuk menidurkan anak di malam hari. Bacakan mereka beberapa cerita, bicarakan apa saja yang terjadi hari itu.
- Luangkan waktu untuk membantu anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah mereka.
- Atur waktu “our time” sebagai waktu bersama hanya berdua saja dengan anak.
- Bercanda bersama, jalan-jalan bersama atau sekadar makan camilan bersama.
Cek Bahasa Cinta Anak Kita
Setiap dari kita mempunyai bahasa kasih primer dan sekunder. Dua-duanya sama penting, tetapi yang satu lebih memberikan efek yang menonjol dari yang lain ketika diterima dari orang terkasih seperti orang tua.
Meskipun Dr. Chapman mengatakan bahwa bahasa cinta seperti ciri-ciri kepribadian yang melekat pada kita seumur hidup, namun tidak menutup kemungkinan preferensi anak mungkin tampak berubah dari waktu ke waktu.
Seperti Sakha yang dulu sebelum 4 tahun, bahasa cintanya lebih menonjol di sentuhan fisik. Namun, semakin hari saat usia sekolahnya ini didominasi oleh waktu berkualitas. Terlihat setiap kami beraktivitas sering mengucapkan : “Mah, lihat sini!” “Ayah, main lego yuk.”
“Mah, main sepeda yuk!”
Dan sebagainya. Sebagai orang tua kita harus mengikuti terus apa yang dikatakan reaksi dan perilaku anak tentang jenis cinta yang mereka butuhkan pada saat tertentu. Kita bisa mencatatnya di buku harian khusus memantau anak-anak kita.
Jika kalian merasa kesulitan ada quiz singkat, memilih pilihan ganda hanya 20 soal untuk menebak bahasa cinta utama anak kita, linknya ada di akhir artikel ya teman-teman.
Mengisi Tangki Cinta Anak Sekolah Dasar
Seperti yang saya duga, anak sulung kami ternyata memiliki bahasa cinta utamanya adalah waktu berkualitas dan kata-kata pendukung. Berikut beberapa cara untuk mengisi tangka cinta anak sekolah dasar yang saya lakukan dan mungkin bisa jadi inspirasi teman-teman :
#1. Masak Bersama
Bonding sekaligus mengungkapkan bahasa cinta yang pertama bisa dilakukan dengan hal sederhana seperti memasak bersama dengan ayah dan ibu. Anak usia sekolah dasar, mungkin belum tahu cara memasak. Untuk itu ayah dan ibu wajib menemani anak untuk melakukannya bersama-sama. Jika biasanya orang tua melarang anak ke dapur karena takut akan bahaya benda tajam dan aktivitas memasak yang berhubungan dengan api dan gas, memasak justru jadi hal yang berkualitas untuk bonding.
Tidak perlu memilih masakan yang rumit ketika melakukannya dengan anak. Bisa sesimpel memasak telur dadar ataupun masak nasi goreng. Ini dapat membantu melatih motorik anak sejak dini. Kita sebagai orang tua juga bisa memperkenalkan pelan-pelan bahan dapur yang yang akan digunakan untuk memasak. Bahkan memasak bersama bisa mendorong kedekatan orang tua dan anak.
#2. Ajak Anak Membersihkan Rumah
Selain masak bareng, quality time bersama anak bisa juga dilakukan dengan membersihkan rumah. Kita tidak perlu menyuruhnya untuk melakukan sesuatu yang besar. Cukup sesimpel memberikan tanggung jawab pada anak untuk membereskan kamarnya setelah bangun tidur.
Dengan biasa bertanggung jawab, anak tidak hanya akan merasa dihargai tapi juga bisa meningkatkan kepercayaan dirinya. Anak yang percaya diri juga akan tumbuh menjadi seseorang yang baik hati dan suka menolong kepada orang lain.
#3. Temani Anak Main Gadget
Anak seusia Sakha sudah saya izinkan untuk screen time. Biasanya kalau tidak menonton YouTube, ia akan memain games. Bahkan kegiatan ini bukan sembarang bonding, karena bisa sekalian mengontrol apa yang ditonton dan dimainkan anak lewat gawainya.
Namun pastikan untuk memberi batasan waktu kepada anak jangan sampai kebablasan bermain gadget terlalu lama. Penggunaan gadget tidak selalu negatif, tergantung bagaimana orang tua mengontrol anak untuk menggunakannya. Karena teknologi juga sangat perlu diperkenalkan kepada anak di zaman yang modern seperti sekarang agar anak memperoleh pengetahuan yang tepat.
#4. Mengobrol Sebelum Tidur
Selain menemani anak bermain gadget, bonding juga bisa dilakukan dengan cara yang simple yaitu mengobrol dengan anak sebelum tidur. Ajak anak untuk bercerita tentang kesehariannya di sekolah dan setelah pulang sekolah.
Bagi orang tua, bahkan bisa menanyakan berbagai pertanyaan secara detail kepada anak. Hal ini juga sangat baik untuk membuat anak lebih terbuka sejak kecil orang tua. Komunikasi dua arah dengan mengobrol sebelum tidur, juga dapat membuat anak merasa dihargai keberadaannya.
Sakha terlihat menikmati jika bagian mengobrol ini, ia juga seirng menanyakan apa saja kegiataan saya ketika di rumah.
#5. Makan Camilan Bersama
Makan camilan bersama, juga jadi alternatif untuk meningkatkan kedekatan antara orang tua dan anak. Namun pastikan kita memilih camilan sehat mulai dari buah ataupun snack sehat yang bisa dibeli di supermarket.
Lakukan kegiatan bukan hanya dengan makan camilan biasa, tapi juga sekalian bercerita tentang banyak hal kepada anak. Misalnya mengobrol tentang kegiatan anak di sekolah, apakah anak mengalami kesulitan saat belajar. Ini merupakan topik yang sangat baik untuk diobrolkan bersama.
Misalnya ketika anak mengalami masalah di sekolah baik pelajaran ataupun masalah pertemanan, orang tua sebagai orang yang lebih dewasa bisa membantu anak untuk menemukan solusi terbaik. Cara ini juga dapat membantu anak lebih berani mengungkapkan apa yang terjadi tanpa harus memendam cerita yang berlarut-larut.
Oreo, Camilan Favorit Sambil Menikmati Waktu Berkualitas
Jika suami sedang ada di rumah, biasanya pukul 2 siang sudah pergi menjemput bersama sang adik. Namun, jika ia sedang dinas keluar kota. Ada ojek yang bisa mengantar atau menjemputnya. Kira-kira pukul setengah 3 siang jadi sangat berharga, seusai ia pulang sekolah dan mengganti baju. Kami duduk di meja makan, sambil menyantap camilan.
Camilan yang sebenarnya tidak asing lagi bagi saya dan suami. Oreo dari Mondelez dikenal sebagai biskuit favorit keluarga dari generasi ke generasi. Bagaimana tidak? Siapa yang tidak kenal tagline diputer-dijilat-dicelupin.
Siang itu saya juga menyediakan buah pepaya dan oreo. Oreo rasa khusus yang dikeluarkan bertepatan dengan Oreo 110th Birthday Celebration. Wah, ga nyangka ya oreo sudah berumur 110 tahun ya.
Momen memakan camilan favorit sangat penting buat kami sebagai mengisi tangki cinta anak kami yang bahasa cintanya didominasi waktu berkualitas. Snack camilan berlapis krim yang berkualitas tentu menjadikan aktivitas seru bersama anak-anak dan keluarga semakin seru dan berkualitas.
Oreo merupakan camilan yang tidak bisa ditolak anak-anak. Tidak hanya anak-anak dong, kami sebagai orang tua juga menikmatinya. Gigitan pertama biskuit legendaris dengan krim vanilla bertabur sprinkles yang colourful menambah kelezatan dan keceriaan kami bercerita menjelang sore itu. Ini adalah produk terbaru dari oreo yang memiliki cita rasa seperti kue ulang tahun.
Sakha bercerita betapa serunya main trampoline di sekolah saat itu, ia menunggu giliran bersama murid yang lain. Ia bercerita apa saja dan perasaannya hari itu. Apa yang paling disenangi dan menganggunya hari itu. Dengan memenuhi tangka cintanya, keseimbangan emosinya pun lebih stabil. Masya Allah.
Rangkaian Perayaan Oreo 110th Birthday
Tidak hanya mengeluarkan produk khusus ulang tahun ke-110. Oreo juga berbagi keceriaannya dengan mengeluarkan Augmented Reality Instagram Filter dan Kolaborasi bersama Food & Beverages.
Kami pun mencoba augmented reality (AR) tersebut. Oreo mengajak kita masyarakat Indonesia untuk bersama-sama merayakan keseruan #WishOreo110 dengan meniup 110 lilin. Sakha dan saya pun mencoba AR ini, awalnya dirasa sulit tapi menyenangkan juga perlu gaya yang pas untuk meniup ke-110 lilin tersebut. Kami pun bersemangat mencobanya bagi 110 partisipan yang beruntung dan berhasil meniup 110 lilin menggunakan fitur AR Oreo berkesempatan untuk memenangkan hadiah menarik dari Oreo.
Selain serunya menggunakan AR Oreo filter Instagram, Oreo juga bekerja sama dengan usaha Food & Bevaregs yang sudah punya nama yaitu Bitter Sweet by Najla.
Biskuit yang melegenda ini tercampur sempurna di dalam box kue yang terkenal dibuat oleh Najla sangat pas. Meski belum pernah mencicipi langsung, menonton video promo di media sosial Bitter Sweet by Najla sangat menggoda!
Penutup
Memahami bahasa cinta yang utama anak membantu kita menyampaikan rasa cinta kita dengan tepat. Dengan begitu tangka cintanya dapat terisi dengan penuh dan mencegah ketidakseimbangan emosinya serta memperat bonding antara orang tua dan anak. Oreo sebagai camilan melegenda tak terpisahkan dari keluarga Indonesia juga menambah warna tersendiri bagi kami di rumah. Yuk, keluarga Indonesia ikuti juga rangkaian acara #WishOreo110 ini bersama keluarga tercinta. Kenali bahasa cinta anggota keluarga dan rasakan nikmatnya Oreo 110th Birthday Cake!
Terakhir untuk #UlangTahunOreo semoga biskuit yang bertahan dari generasi ke generasi tetap konsisten dalam rasa dan kualitas. Serta selalu mengeluarkan inovasi produk yang dekat dengan keluarga Indonesia. Semoga bertambah keberkahan untuk semua bagian Oreo di Indonesia dan Dunia!
nb : ini link untuk test bahasa cinta anak.
Dulu kita mengisi tengki cinta nya diantaranya : masak bersama, pembagia tugas pekerjaan rumah, ngerubutin mamah yg batu plng ngajar, berpelukan ditempat tidur/bercanda2 ria, saling menceritakan komik/film kartunkesukaan, menitipkan inna ke engkong, dll.
Oreo tuh disukai banyak orang anak2 tua dan muda