Menerima Luka Bukan Mengabaikannya

Photo of author

By Shafira Adlina

Setiap dari kita punya luka masa lalu. Baik itu luka pengasuhan, kehilangan, pelecehan, atau trauma lainnya. Ini bagian dari pengalaman kita menjadi manusia. Namun, seringkali tanpa kita sadari atau tidak mau mengakui… kita masih banyak “berdarah” karena luka-luka itu.

Kita susah menghadapi kenyataan bahwa kita belum lagi tuntas menyembuhkannya walau sudah berkali-kali berusaha memaafkan atau bahkan melupakannya. Selama ini menganggap bahwa memaafkan itu artinya melupakan. Padahal ini adalah dua kata yang berbeda.

Memaafkan dan Melupakan

“Aku tuh udah maafin dia, tapi kenapa ya masih keingetan…” Nada kalimat ini sering saya dapatkan dari beberapa curhatan orang-orang di sekeliling saya.

Teman-teman yang disayangi Allah ternyata memaafkan dan melupakan adalah 2 hal yang berbeda. Melupakan berhubungan dengan otak, bisa kita analogikan bahwa melupakan itu berhubungan dengan hardware, artinya harus ada kerusakan hardware baru kita bisa melupakan sesuatu. Sedangkan memaafkan itu berhubungan dengan jiwa, batin kita. Analoginya seperti software, hal itu terjadi jika kita menginstall maaf itu di dalam diri kita.

Konsep memaafkan itu ketika melihat atau bertemu dari sumber dari rasa sakit kita, perasaan kita netral. Level di atasnya adalah grateful alias bersyukur. Jadi ini memengaruhi cara pandang kita.
Selengkapnya tentang perjalanan memaafkan kita bahas di satu artikel khusus ya.

baca juga: Trip To Forgive Perjalanan Perempuan Menemukan Cahaya di Balik Luka

Memroses Kesembuhan Luka Butuh Ilmu

Memang mengatasi luka itu butuh proses dan ilmu. Tidak bisa kita kesampingkan dan anggap sudah berlalu. Atau sering sekali orang mengatakan healing atau me time, tapi hanya lari dari masalah, mengabaikannya. Menyimpan dan membawanya dalam tidur.
Kadang kita perlu bantuan untuk mengurai luka dan mengelola segala pengalaman itu agar kita bisa sehat dan nyaman dan tidak melukai orang-orang yang lain dalam hidup kita.

Jangan sampai kita melukai mereka yang tidak menyebabkan kita luka. Bahagia itu kita ciptakan dan ingat bahwa kita pantas bahagia.
Tinggalkan masa lalumu di belakang.
Lepaskan belenggu yang berat itu demi kesehatan kita dan orang-orang yang kita sayang.
Tidak ada manusia yang tidak pernah terluka. Apakah itu luka pengasuhan, luka soal cinta dan harapan yang tidak tercapai, persoalan rumah, teman atau tetangga.. tidak ada manusia yang aman dari luka dan cobaan.

menerima saudara tiriJangan terlalu lama menyimpan luka itu kawan, perlahan lepaskan. Mari berusaha untuk sembuh, renggangkan perlahan ikatannya agar terlepas. Mari mulai dari langkah sederhana untuk menerima luka itu, bukan mengabaikannya lagi.
Semua yang terjadi, SUDAH TERJADI. Semoga artikel ini juga jadi pengingat dan ajakan untuk kita semua agar segera menyadari dan mengatasi luka-luka kita ini. Sebab tanpa kemauan dan usaha berdasarkan ilmu, luka itu tidak akan sembuh.

“Allah hanya mengubah keadaan suatu kaum kalau mereka mau mengubah diri mereka sendiri..”

quotes mengubah diri
Semangat sehat lahir dan batin.

shafira adlina
Shafira Adlina,
Teman perjalananmu sembuh dari luka.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page