Mainan mobil dorong itu menabrak tembok, Sakha terhuyung jatuh menabrak diriku. Padahal lebar jalan yang ia lalui cukup untuknya berjalan. Namun, ia tetap menabrak.
“Hati-hati dong Sakha, dilihat kalau jalan.” Ucap suamiku yang menasihatinya seketika.
Beberapa kali diperhatikan, Sakha nampak tergesa-gesa atau terkesan agak ceroboh. Bagi orang awam yang melihat mungkin beranggapan bahwa ia selalu terburu-buru dan tidak berhati-hati. Tetapi tidak bagi saya yang melihatnya selalu terjatuh di setiap harinya membuat aku merasa tidak baik-baik saja. Perlahan kucari-cari pengetahuan di sumber yang valid.
Anak Sering Terjatuh, Perhatikan Perkembangan Motoriknya
Ketika membaca sebuah jurnal yang berjudul “Evaluation of Clumsiness in Children”, penulis nya memaparkan bahwa orangtua dan para dokter seringkali terlewat mengenali gejala motorik pada anak yang terlihat kurang jelas.
Anak-anak usia prasekolah mengalami kemampuan motorik sebanyak 6%. Ketika perkembangan motorik ini terganggu maka aktivitas hariannya seperti menggunting, mengancingkan baju bahkan berlari tentu akan berpengaruh.
Apasih kemampuan motorik ini? Sederhananya kemampuan motorik ini adalah gerakan tubuh. Kemampuan motorik terbagi dua, motorik halus dan kasar.
Motorik halus adalah kemampuan gerak yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan harmonisasi mata-tangan. Sementara motorik kasar merupakan pergerakan tubuh yang memerlukan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh. Faktor usia, berat badan dan perkembangan fisik akan mempengaruhi motorik kasar anak. Contohnya kemampuan menendang, berlari, atau naik turun tangga.
Setiap anak memiliki kemampuan motorik halus dan kasar yang beragam, baik dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulasi yang didapatnya.
Motorik Anak Perlu Distimulasi
Otak anak di masa golden age bekerja dengan cepat ditandai dengan perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional, nilai agama dan moral, seni, konsep diri, disiplin, dan kemandirian.
Namun, pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terjadi begitu saja. Masa anak-anak ini merupakan masa untuk menguatkan dasar dalam mengembangkan aspek-aspek tersebut. Perlu upaya pendidikan dan stimulasi yang tepat agar masa golden age ini lebih optimal.
Aspek perkembangan anak merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Mulai dari perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi, fisik dan motorik. Pertumbuhan ketrampilan motorik pada anak tidak akan berkembang begitu saja. Baik motorik kasar maupun motorik halus pada anak tidak akan berkembang dengan stimulus dan dipelajari.
Setelah kejadian Sakha yang sering terjatuh itu. Meskipun belum termasuk anak yang memiliki gangguan, Kami pun mengevaluasi untuk sering memberikannya perhatian stimulasi baik di motorik kasar maupun halus.
Melatih Motorik Anak Melalui Memasak
Salah satu kegiatan yang asyik dan menyenangkan adalah memasak bersama anak. Dengan memasak bersama keampuan motorik anak akan semakin terasah. Pada awalnya saya tidak sengaja mengajak Si Kecil mengajak memasak. Hal itu disebabkan karena mau tidak mau ia akan ikut saya ke dapur ketika menyiapkan masakan.
Saat itu sehari-hari saya hanya tinggal bertiga bersama suami dan anak di kota rantau. Tanpa asisten rumah tangga dan saudara tentu saya harus bersama-sama 7×24 Jam bersama si kecil.Akibatnya segala aktivitas saya pun harus bersama Sakha Kecil. Bahkan ketika memasak. Sedari kecil ia menunggu saya duduk di bawah lantai bersama alat-alat masak. Sembari saya memasak atau mencuci piring.
Seiring waktu, ia belajar bermain tepung-tepungan hingga rempah dapur. Sampai suatu hari ia meminta untuk diajarkan memotong buah dan sayur. Nah, sebelum kejadian dimana Sakha terlihat menabrak-nabrak itu saya memang merasa kurang menstimulasinya dalam aspek motorik. Akhirnya saya mulai aktif lagi mengajak ia berkreasi di dapur.
Kenapa memasak bersama anak?
Jika ditanya kenapa memasak bersama anak, jawabannya banyak sekali manfaatnya. Seperti yang dijelaskan oleh seorang psikolog anak, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., memberikan contoh bahwa memasak di dapur dapat melatih keterampilan motorik halus dan kasar yang bisa dilakukan bersama di dapur.
Stimulasi motorik dan panca indera anak
Mulai dari mengangkat panci, mengambil air, mencuci bahan makanan hingga belajar memotong sayuran bisa dijadikan stimulasi motorik halus dan kasar. Seperti sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui kan? Kita menyajikan masakan untuk anggota keluarga, anak-anak pun terstimulasi motorik halus dan kasarnya.
Misalnya ketika hendak memasak, kita mengajak anak memilih menu terlebih dahulu. Saya juga membiasakan untuk menjelaskan nama-nama bahan masakan kepada anak. Saat ini kita bisa menstimulasi panca indera anak-anak.
Mulai dari indera sensorik seperti penciuman, penglihatan, pendengaran dan peraba hingga perasa anak dapat dilatih di dalam dapur. Ketika saya memperlihatkan beberapa bumbu dapur yang hendak dipakai, anak sulung saya mulai melihat perbedaan lengkuas, jahe, kencur dan beberapa bahan lainnya. Saya langsung menangkap moment ini menstimulasi indera penciumannya juga.
Tangan mungilnya pun mengambil rempah-rempah yang saya berikan, hidungnya mulai mencium perbedaan kencur, jahe dan lengkuas. “Baunya kaya jamu mah!”
Maklum, kami suka sekali mengonsumsi jamu beras kencur. Jadi yang dia ingat saat mencium kencur ya jamu, hehe.
Indera perabanya juga terangsang ketika memperkenalkan berbagai macam tekstur, ada permukaan sosis yang licin, kulit bawang dan nangka yang kasar. Selain itu kita edukasi anak bahwa tidak boleh menyentuh api karena panas, sementara es ini dingin. Nah, anak-anak bisa main deh dengan es ini.
Indera pendengaran distimulasi dengan semua bunyi-bunyian di dapur, mulai dari ketel yang bunyi hingga suara gemuruh mesin blender. Sementara indera perasanya juga terstimulasi ketika anak merasakan berbagai macam rasa. Kecap itu ada dua rasa asin dan manis, jeruk itu masam dan cabe itu pedas. Memasak dengan anak menjadi kegiatan stimulasi yang menyenangkan!
Anak belajar memahami proses ketika memasak bersama
Ketika saya dan Sakha memasak spageti, ia melihat perubahan proses air menjadi mendidih, perubahan tekstur dari keras menjadi lembek. Beberapa bulan terakhir ini, Sakha senang belajar mengupas dan memotong bawang. Ia juga mulai berani belajar menumis, di sini ia belajar “Oh ketika dipanaskan bawangnya layu.”
Secara tidak langsung ketika memasak bersama anak, kita juga memberikan sebuah pelajaran tentang sebuah proses. Bahwa menghidangkan satu menu di meja makan, tidaklah mudah. Perlu ada proses dari memilih menu, berbelanja, mencuci bahan, memotong, mengolah dan sebagainya.
Memupuk rasa percaya diri anak
Saya percaya bahwa ketika memasak bersama anak kita seperti menumbuhkan rasa kepercayaan diri mereka. Walaupun pada awalnya saya khawatir ia terkena cipratan minyak, tanganya tergores pisau, atau bajunya kotor. Beberapa waktu yang lalu, anak saya bersikeras ingin membantu saya untuk menyiapkan udang goreng di pagi hari.
Meskipun hati ingin melarangnya, tapi saya harus menangkap moment ini untuk stimulasi juga memupuk rasa percaya dirinya. Ia berani untuk kotor, berani untuk memasukkan adonan ke minyak panas. Tentu dengan pengawasan dan instruksi super ketat dari orang tua.
Dengan pujian yang tepat bahwa ia sudah beranikan diri dan berusaha, saya yakin menambah semangat ia untuk di kemudian hari dan memberikan rekam kenangan yang indah di alam bawah sadarnya.
Memasak bersama anak merekatkan ikatan dengan orang tua
Dengan memasak, kita dapat menjalin hubungan baik dengan anak. Jelas komunikasi adalah kunci, membangun kekompakan dan menciptakan kenangan indah antara orangtua dengan anak. Tampaknya sederhana ketika Ayahnya Sakha mengoreng telur dadar untuk disantap sore hari, namun keterlibatan Sakha dan kerja samanya pasti terekam dan menjadi perekat tersendiri antara hubungan Ayah dan anak itu.
Jadi, banyak sekali ya manfaat yang akan kita dapat ketika memasak bersama anak? meski kita tahu juga terkadang pantat panci menjadi pengorbanan karena ia asyik memukulnya layaknya drum.
Agar Memasak Bersama Anak Menyenangkan
Dengan mengetahui manfaat memasak bersama, kita pun ingin sekali melakukannya setiap saat. Namun, terkadang kita terkendala bagaimana sih agar memasak bersama anak ini menyenangkan. Kadang beberapa saudara dan kerabat malah beranggapan
“ribet deh masak sama anak.” “rempong nanti, malah ga jadi-jadi.” dan sebagainya.
Dengan tawaran manfaat yang begitu banyak dari memasak bersama anak, masa sih kita masih maju mundur buat melaksanakannya? Selain menstimulasi motorik anak, mengajak anak memasak juga membuat anak tertarik untuk mencoba makanan baru yang ia buat sendiri dan membuat anak lebih percaya diri.
Nah, di bawah ini ada tips yang bisa diterapkan kalian semua ketika ingin mengajak anak masak bersama. Berikut persiapan yang dapat dilakukan agar kegiatan memasak dengan anak menyenangkan.
1. Pentingnya Briefing Sebelum Memasak Bersama
Sebelum memasak bersama,penting untuk memberikan arahan atau briefing pada anak tentang hal-hal mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Apalagi jika anak masih di bawah 5 tahun
Saya biasanya menekankan pada Sakha, jika ingin menggunakan pisau atau gunting harus ada pengawasan dari Mamah atau Ayah. Kompor bukanlah mainan, jangan terlalu dekat karena panas. Hati-hati ketika ingin menggoreng dalam minyak panas dan sebagainya.
2. Sesuaikan Usia Anak
Beda usia beda kegiatan. Sakha ketika usianya di bawah 4 tahun baru saya izinkan untuk mencuci sayuran, memotong sayuran dengan tangan, mengaduk-mengaduk adonan, menghitung bahan makanan dan mengikuti instruksi saya.
Mulai usia 4 tahun, saya baru memperkenalkan pisau. Ia mulai memotong tempe, tahu dan sosis. Namun, tentu ukurannya masih menyesuaikan kemampuannya. Perlahan, tahun ini ia belajar memecahkan telur, menggoreng ke dalam minyak panas dan mulai membantu membaca resep.
3. Memasak Menu Favorit Anak
Memasak dengan anak lebih menyenangkan ketika kita memasak makanan yang disenangi anak.Dengan begitu anak jadi lebih bersemangat memasak dan menyantapnya.
Seperti beberapa waktu lalu, Sakha meminta dimasakkan bekal untuk sekolah. Meskipun sekolah online, salah satu motivasi agar kegiatan sekolah menyenangkan ketika ia memiliki bekal. Kali ini saya mengajak Sakha untuk memasak bersama.
Tetapi saya mengalami kesulitan karena bahan-bahan di rumah terbatas. Untungnya ada aplikasi Yummy App. Yummy App merupakan aplikasi resep makanan yang memiliki ragam fitur menarik keluaran dari IDN Media. Aplikasi yang bisa dinikmati secara gratis dengan mengunduh di play store atau App store.
Pengalaman Memasak Bersama Anak dengan Yummy App
Hari itu, Sakha membantu dari menyiapkan bahan makanan. Ia pun terlibat dari penyiapan wajan dan sutil yang saya instruksikan. Saya ingin melatih koordinasi dan motorik kasarnya. Ketika memulai memasak sekaligus kami dokumentasikan lewat video yang nanti saya taruh di bawah artikel ini. Prosesnya pun melibatkan kerja sama saya, suami dan Sakha. Rasanya, seperti mendayung atau naik ferry 2-3 pulau terlampaui deh! hehe.
Ketika bahan makanan sudah disiapkan, Sakha mulai memotong bahan makanan seperti sosis dan keju. Kami berencana membuat Spageti Carbonara. Ini adalah hasil resep berdasarkan bahan yang tersedia, dengan Fitur Memilih Bahan dari Yummy App.
Memasak Bersama Anak Lebih Mudah dengan Fitur Memilih Bahan dari Yummy App
Saya merasakan kemudahan yang luar biasa dari salah satu fitur dari aplikasi Yummy App ini. Hari itu salah satu bahan yang tersedia dan disukai Sakha adalah spageti dan susu. Fitur ini merupakan kelebihan Yummy App yang wajib dicoba sama kalian semua, kita dapat mencari resep sesuai ketersediaan bahan di dapur kita. Saya cukup memilih minimal 2 bahan, lalu muncul macam-macam resep.
Mulai dari resep spageti brulee hingga spageti carbonara. Akhirnya saya dan Sakha menjatuhkan pilihan ke resep spageti carbonara, kebetulan saya belum pernah membuatnya sama sekali. Selama ini memasak spageti hanya dibuat dengan saos bolognese atau diolah seperti macaroni schotel.
Ketika proses memasak, setelah membantu memotong bahan makanan. Sakha sangat koperatif dalam, membantu memasukkan tiap bahan ke wajan. Dari sini ia tidak hanya memasak saja, benar-benar banyak percakapan dari kenapa kenapa dan kenapa. Ia belajar sabar juga untuk tidak terburu-buru.
Selain anak yang terstimulasi, kami pun banyak belajar. Kami mencoba memahami bahwa lautan pertanyaan dari anak kami sangat banyak sekali.
“Mah kenapa susunya bisa menghilang saat dimasak?”
“Mah ini kenapa?”
“Kenapa Mah?”
“Kok bisa asin ya?”
“Oh gitu..”
Di sini kami juga paham, memasak bersama ini banyak sekali manfaatnya jika mengeksekusinya dengan benar. Yummy App pun memudahkan kami dalam mengeksekusinya karena memiliki resepnya yang mudah diikuti. Melihat resep dari Yummy App sangat mudah dan memiliki gambar yang jelas. Instruksinya dibuat sejelas dan takarannya pun presisi. Ini sebabnya, kurasi resep dari Yummy App juga terbilang cukup ketat.
Penutup
Perkembangan motorik anak bisa kita stimulasi dengan kegiatan memasak bersama. Agar memasak dengan anak menyenangkan, pilih menu yang disukai anak. Dengan beragam menu dan fitur mutakhir dari aplikasi resep makanan Yummy App kita dapat membuat kegiatan memasak lebih menyenangkan. Ayo segera download Yummy App dan eksplorasi menu dari aplikasi resep makanan ini!
Semoga bermanfaat, salam.
Senang ya mbak jika anak dilibatkan dalam memasak. Anak jg aada aktivitas, ibu pun terbantu
Betul, Mbak Maria
Bagus banget nih tipsnya untuk melatih motorik anak. Iya, bener deh, diajak memasak bersama gini bikin anak melatih kepercayaan diri, menambah pengetahuan dan menguatkan life skillsnya. Mantap nih Sakha udah pinter ya bantu mama bikin makanan kesukaan Shaka. Keep it up, Nak.
Wah, tipsnya menarik. Memasak sambil mengajarkan kerjasama, juga pasti anak-anak suka. Saya suka memasak dengan anak sulung. Seru rasanya. Lagi coba juga resep-resep dari Yummy App.
dan butuh kesabaran juga apalagi kalau anak yang masih kecil ya
Seru ya… tapi memasak dengan anak memang harus ekstra sabar 😊
Sakha oh sakha, tante bagi dikit dunk bekalnya, looks so yummy ni.
Wah dari memasak pun ternyata banyak manfaat untuk motorik anak ya, Mah. Apalagi ada aplikasi keren Yummy App ini, memasak jadi gak perlu bingung lagi kan ya, saking variatif resep masakan yang ada, cihuuuuy
Pasti asyik kegiatan memasak bersama anak. Anakku yang cewek usia 7 tahun juga kadang suka bantuin memilah sayuran atau ngaduk telur mbak, meskipun agak berantakan hasilnya, tapi dia senang karena sudah bisa melakukan hal itu. Apalagi kalau memasaknya melalui aplikasi Yummy app, bisa pilih menu favorit si kecil ya untuk dieksekusi bersama
membantu sekaligus belajar ya
biar ada pengalaman memasak
juga lebih akrab sama ibuuuuuuu
Bener banget mbak, aku juga tipikal ibu yang seneng bawa anak-anak ngelatih motoriknya di dapur. Udah gitu di aplikasi ini banyak banget menu yang anak-anak suka, jadi makin seneng bawa mereka beraktivitas.
Anak-anak saya keduanya laki-laki, sejak kecil udah dilibatkan kegiatan memasak, karena kebetulan ayahnya punya hobi memasak. Nah kalo saya, memasak musti sambil mantengin tutorial, seperti saat mempraktikkan menu-menu yang ada di Yummy App.
Anak saya diajak masak, mobilnya yang dimasukkan ke dalam pani atau wajan. Menarik sekaligus melatih kesabaran.
bener banget, memasak bersama anak melatih banyak syaraf dan indera pada anak jadi lebih terasah
Seru nih masak bareng sama anak, tentunya memberi pengalaman baru buat anak, nambah wawasan dia juga ya mba akan proses dan bahan2 yg dipakai buat masak
Iya Mbak.. Bener banget ini. Anak saya juga seneng banget diajak masak. Apalagi coba hak baru dari Yummy
Iya Mbak.. Bener banget ini. Anak saya juga seneng banget diajak masak. Apalagi coba hak baru dari Yummy.
Lumayanlah ada asisten untuk ini itu. He he..
Seru juga ya memasak bareng anak, bisa melatih kreativitasnya juga. Untuk ide resep Yummy App punya rekomendasi banyak yang bisa dimasak dengan mudah
anakku juga suka mbak kalau diajak potong-potong tahu sama tempe gitu. bahkan ini belakangan malah mau ikutan masak segala padahal umurnya baru 2 tahun. emaknya gugup sendiri lihat dia di depan kompor sambil megang sutil mau masak juga