Inner Child dan Cara Mengatasi Luka Pengasuhan

Photo of author

By Shafira Adlina

inner childSetujukah teman-teman bahwa menjadi orang tua merupakan sebuah momen pembelajaran luar biasa? Bukan perkara masalah finansial, tapi lebih kepada tuntutan untuk bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya.

Tentu hal ini tidak mudah, mengingat setiap dari kita merupakan produk dari pengasuhan di masa lalu, baik oleh orang tua, kakek nenek, ataupun pengasuh.

Di mana tidak semua pengalaman masa kecil kita tersebut indah. Setiap dari kita memiliki kenangan di masa kecil yang membahagiakan dan menyakitkan. Kenangan yang menyakitkan ini disebut inner child negatif atau dikenal sebagai luka pengasuhan.

Perkembangan otak anak ternyata mampu merekam perasaan yang terjadi di masa kecil. Mungkin ada kejadian yang tidak jelas ingatannya, tapi perasaannya mudah diingat dan melekat di alam bawah sadar.

Luka pengasuhan tersebut masuk ke alam bawah sadar dan menjadi sisi kepribadian seseorang hingga saat dewasa, jika tidak diproses dengan benar tentu inner child dapat muncul kembali saat orang tersebut akhirnya menjalani peran sebagai orang tua. Lalu kita bertanya-tanya bisakah inner child atau luka pengasuhanku ini bisa sembuh? sebelum masuk ke definisi ada satu hal yang ingin saya tekankan kepada teman-teman semua.

Tulisan ini diciptakan bukan untuk mempertajam rasa menyalahkan kepada orang tua kita. Mari kita pisahkan antara perilaku dan pelaku. Mari kita berlindung pada Allah Azza Wajalla agar kita termasuk anak-anak yang berbakti pada orang tuanya. Tidak salah jika kita mengenal ragam luka pengasuhan agar makin memahami diri kita sendiri.

Ragam Luka Pengasuhan

Saya percaya kita semua pernah atau sedang dalam situasi sulit, penuh tekanan, dan perasaan tak berdaya dalam menghadapi perilaku (yang kelihatannya) “hanya” seorang anak kecil. Tekanan dan situasi yang tanpa sadar dapat membuat alam bawah sadar kita sebagai orang tua mengambil alih situasi dan memunculkan reaksi negatif yang pernah dialami atau dilihatnya saat masih kecil.

Yang sebetulnya kita tahu itu salah, memarahi, membentak atau mencubit itu tidak benar. Namun, emosi kita menjadi lepas kendali saat semua benar-benar penuh. ketika anak melakukan hal yang mengingatkan pada luka pengasuhan masa lalu.

Luka pengasuhan, hemat saya setelah membaca buku ragam buku mengenai kesehatan mental dan luka pengasuhan. Serta mencarinya dalam workshop maupun praktisi langsung yang bersertifikasi dan jelas tentunya. Pengasuhan itu bagian dari pengalaman masa lalu yang belum mendapat penyelesaian dengan baik dan akhirnya berdampak pada orang-orang di sekitar kita.

Respon-respon yang kurang berdaya dari diri kita bisa jadi buah dari luka pengasuhan atau management emosi marah yang belum baik. Ketika kita pun jadi mudah marah, sarkas, agresif, pasif-agresif itu adalah salah satu tandanya.

Apa saja sih penyebab luka pengasuhan ini? atau “inner child” ini bermacam-macam, seperti:

#1. Unwanted child, buah dari Pengabaian fisik dan atau emosional

Anak yang diabaikan sering diidentikkan dengan anak yang diasuh oleh ibu pekerja. Namun, kenyataannya tidak sedikit anak yang diasuh dengan ibu yang stay at home juga merasakan menjadi unwanted child. Anak hanya merasakan fisik sang ibu namun sepanjang ia bertumbuh tidak diperhatikan secara emosional dan kerap di subkontrakan ke orang lain.

Jenis luka ini sebetulnya dapat dibentuk semenjak kandungan.

Tentu kita sering mendengar bahwa janin di dalam kandungan sudah merasakan penolakan ini. Baik itu ibu yang “kesundulan” karena ia tidak direncanakan atau sang ibu belum siap. Pentingnya menjaga perasaan ibu hamil ini memang akan berdampak pada kehidupan sang buah hati.

#2. Bullying berawal dari rumah

Bullying atau perundungan dari rumah tanpa disadari dengan pemberian label negative oleh orang tuanya sendiri. Seperti sebutan kepada anak “kamu memang lambat.”, “kura-kura”, “lelet”, “anak nakal”,“ngeyel”, “cengeng” dan sebagainya. Labeling negatif tersebut mempengaruhi citra diri anak. Sebab otak anak belum berkembang sempurna dan menyerap semua yang diberikan. Meskipun ingatan di masa kecil tidak bisa diakses sepenuhnya, tapi perasaan dan keyakinan diberikan tertanam di alam bawah sadar.

Menurut ustad Harry Santosa pun, anak di bawah 7 tahun jangan dibenturkan sifat uniknya dengan adab atau akhlak.

#3. Sibling Rivalry

“Kamu kaya adik dong!”

“Lihat temanmu saja udah bisa!”

Bukannya memotivasi, kata-kata serupa tersebut justru membuat anak sakit hati dan demotivasi. Bukannya menyemangati, sibling rivalry (tidak harus dengan saudara) malah sangat menyakiti harga diri.

#4. Buah helicopter parenting : anak lumpuh

Pernah dengar kisah seorang fresh graduate menolak sebuah pekerjaan dengan email, yang menjadikan viral bukan hanya penolakan dengan gajih 8 juta per bulan tersebut. Namun, ada kata-kata “orang tua saya tidak setuju”.

Dari situ kita bisa melihat sang anak belum mandiri secara ajeg dan masih berlindung di bawah orang tuanya. Apakah individu seperti ini dating tiba-tiba. Tentu akan berhubungan dengan pola asuh sedari kecil. Banyaknya dari kita atas dasar rasa sayang dan melindungi, anak menjadi lumpuh dan sukar mandiri. Kita memperhatikan fitrah indivitualitas dan perkembangannya.

Kelak, anak-anak kita dapat menjadi lebih rapuh dan kurang Tangguh menghadapi beragam ujian dari Illahi.

#5. Parent Way

Serupa tapi tak sama. Orang tua banyak menunjukkan bahwa “ini yang terbaik buat kamu” tanpa memikirikan pendapat dari anak itu sendiri. Saya pernah menuliskannya lebih dalam artikel :

Harapan Orang Tua adalah Jalan Hidupku?

#6. Anak broken home, tidak hanya karena Perpisahan keluarga

Perceraian menjadi suatu momok dalam keluarga. Dalam setiap perceraian pasti aka nada luka baik kedua orang tuanya atau anak-anak itu sendiri. Selama masih mendapatkan pemahaman dan figure kedua ayah ibu baik dari wali terdekat atau orang tua sambung. Luka itu tidak akan terlalu parah.

Namun, anak broken home tidak hanya dari perceraian. Banyak juga fakta di lapangan anak yang terluka karena pertengkaran antara orang tua di depan anak. Seolah keluarga itu di ujung jurang kehancuran namun enggan melepaskan ikatannya.

#7. Anak terlantar di rumah mewah

Kesepian, tidak dipedulikan. Begitu penjelasan yangs aya dapatkan dalam buku membasuh luka pengasuhan karangan dari Dandiah. Mereka anak-anak yang terlantar secara emosional meskipun secara fisik mendapatkan semua fasilitas yang mereka inginkan melebihi anak-anak seusianya.

#8. Isu lainnya

Luka pengasuhan bisa terjadi karena KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) atau karena Kehilangan orang tua atau wali bisa menjadi faktor dari munculnya inner child negatif dalam diri kita.

anak dan ibu

Bisakah luka pengasuhan disembuhkan?

Tentu saja kita tidak ingin mengulang kesalahan orang tuanya di masa lalu. Namun, sering muncul situasi yang membuat dari kita tersadar bahwa yang baru saja dilakukannya sama persis dengan perilaku orang tuanya dahulu.

Apabila tidak ada kesadaran untuk memperbaiki situasi, bukan tidak mungkin akan terjadi sebuah “lingkaran kesalahan” pola pengasuhan yang selalu berulang.

Berbagi Insight tentang Membasuh Luka Pengasuhan

Untuk menyembuhkan luka pengasuhan atau berdamai dengan inner child, langkah penting yang saya dapatkan sepanjang saya belajar adalah dengan mengakui dan menyadarinya.

Ketika kita mengakui bahwa ada masalah dengan sosok orang tua di masa kecil, maka akses dan buka wilayah itu semakin mudah.

Beberapa tahap yang bisa dicoba untuk mulai merangkul inner child dalam cinta adalah:

#1. Mengakui dan Menyadari

Mari berani mengakui rasa tidak nyaman dan nyeri itu. Its ok not to be ok. Kita perlu mengakui dan menyadari rasa tersebut. Gali lebih dalam termasuk rasa tidak nyaman tersebut.

#2. Menerima luka

Menerima semua kumpulan perasaan tidak nyaman. Apakah emosi itu sedih, marah da kecewa. Kita perlu menerima dan memeluk rasa tersebut untuk menyembuhkannya.

#3. Mengalirkan luka pengasuhan

Proses lengkapnya ada di dalam workshop membasuh luka pengasuhan dari dandiah. Selain bersama dandiah, proses healing bisa ditemani oleh profesional lainnya juga mengikuti proses penyembuhan diri bersama terapis Bunda Aniq dari PPA dan Teh Gina Shabira seorang praktisi hypnoterapis khusus perempuan serta tim profesional dari kampoong hening. Bersama mereka saya menyadari ada beberapa Teknik untuk mengalirkan luka ini.

Kunci dari mengalirkan ini adalah kerahasiaan. Saya sendiri baru merasa plong ketika private bersama mereka. Bisa saja dilakukan saat bersama seperti di kelas, namun feel yang didapatkan berbeda. Ada dua metode yang sudah saya coba yaitu empty chair dan self talk serta taping.

#4. Reparenting With Power of Love

Pada tahap ini saya syahdu sekali. Akhirnya saya bisa mendapatkan ekspresi kasih sayang ke sosok kecil dalam jiwa saya dengan penush sayang. Memeluknya dan memberikan pengertian. Pak Asep Haerul Gani pernah berucap ketika kita menyelesaikan trauma, bagian yang paling penting adalah mempelajari skema baru. Sama seperti parenting ini, kutapun tetap butuh ilmu dan sengaja berlatih dalam skema baru.

#5. Jurnal Syukur

Luangkan waktu setiap harinya minimal 15 menit di buku harian untuk menuliskan apa-apa yang bisa disyukuri ke diri sendiri. Ini membantu kita unutk menjadi pribadi yang selalu bersyukur.

Depresi, Apakah Tanda Kurang Iman? 

Saat perilaku anak memantik amarah, apa yang harus dilakukan agar luka pengasuhan tidak muncul?

  • Mengenal diri, apa saja penyebab kemarahan itu muncul. Misalnya faktor lapar, lelah atau yang lain?
  • Berlatih pernapasan secara sadar atau bahasa kekiniannya mindful. Ketika tanda-tanda emosi marah seperti denyut jantung lebih kencang, napas terasa cepat. Kita bisa menarik napas bisa membantu mengatur apa yang akan dikatakan. Bagi yang muslim tentu dengan mengucapkan istigfar selembut mungkin dan segera ambil air wudhu.
  • Jika terlanjur marah, evaluasi amarah yang terjadi. Cari penyebabnya, apakah murni karena anak atau karena di masa lalu pernah mengalami hal demikian.

Saat kita sudah dapat berdamai dengan inner child, kita bisa memutus rantai pola pengasuhan yang negatif atau menyembuhkan luka pengasuhan tersebut sehingga proses pengasuhan menjadi lebih berkualitas.

Namun, perlu diingat bersama bahwa menyembuhkan luka pengasuhan adalah perjalanan. Proses perjuangan yang tidak sebentar. Setelah menyembuhkan tentu kita harus belajar skema baru yang lebih sehat dan baik. Tujuan besarnya apa? Tentu agar anak-anak pun dapat tumbuh sehat dan berdaya, dapat memberikan dampak baik pada lingkungannya. Keluarga Sakinah, mawadah warohmah pun bukan lagi impian. Bismillah, mari kita berjalan menyembuhkan luka itu.

Semoga bermanfaat, salam.

7 thoughts on “Inner Child dan Cara Mengatasi Luka Pengasuhan”

  1. Mba Ina, rasanya aku pengen nangis baca tulisan ini. Sedikit banyak innerchild ngaruh ketika aku punya anak. Luka di alam bawah sadar itu nyata, sampe aku beberapa kali ikut terapi juga.

    Mata rantai luka ini harus diputuskan agar nggak berlanjut. Makasi ya mba udah menuliskan ini, diingatkan lagi untuk berdamai dengan masa lalu

    Reply
    • Mbak Monika, aku juga nulisnya ga mudah sebetulnya. Butuh beberapa bulan unntuk merampungkan ini dan meluruskan niat..semoga bermanfaat dan kita bisa tumbuh jadi orang tua yang lebih baik mental juga fisiknyaa

      Reply
  2. Mbaaak… tulisan ini nyentil aku banget
    Di beberapa bagian berasa related. Jadinya aku makin merasa bersalah karena pola pengasuhan yang aku terapkan sekarang sedikit banyak terpengaruh sama luka masa kecil dulu. Hiks… harus banyak belajar mengolah hati lagi
    Terimakasih pengingatnya mbak

    Reply
  3. Banyak banget permasalahan kejiwaan anak yang jadi isu dan diperhatikan benar. Agar anak menjadi manusia utuh.
    Agar innerchild tidak diwariskan ke anak.
    Dulu saya punya innerchild yang mengkristal jadi gejala tubuh. Tiap pulang dari rumah ortu saya merasa letih semua seakan habis bekerja keras. Biasanya langsung tidur awal agar cepat pulih. Cepat marah kalau ada yang bilang “sakjane” atau ‘seharusnya’, karena hidup saya disetir dengan ucapan itu.
    Setelah ikut kelas innerchild, sudah sembuh. Alhamdulillah.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page