Pertama kali mengenal fitrah based education 5 tahun yang lalu membuat saya bertanya-tanya, apa itu fitrah??
Kalau saat kita kecil, sering mendengar, “kepala itu di-fitrahin woy!!”
Ternyata, definisi fitrah yang saya pahami saat ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Fitrah merupakan benih kebahagiaan dalam seluruh aspek kehidupan dalam manusia, alam, Tuhan dan Agama. Ustad Harry Hasan Santosa (Rakhikumullah) mengucapkan bahwa istilah fitrah belum pernah dipergunakan oleh agama maupun bangsa manapun sebelum turunya Al Quran.
Selama ini tidak ada definisi fitrah yang tunggal.
Banyak ulama yang mendefinisikan fitrah dengan beragam definisi. Tidak ada banyak perbedaan hanya berbeda perspektif. Cenderung saling melengkapi dan menguatkan.
Sederhananya fitrah adalah suci dan potensi.
“Setiap anak dilahirkan menurut fitrahnya, yaitu bertabiat lurus dan berperilaku selalu siap menerima kebenaran. Jika ia dibiarkan begitu saja, niscaya fitrah itu akan tetap tumbuh. Karena, kebenaran agama ini didukung oleh akal. Dan dalam hal ini, banyak orang yang melenceng, dikarenakan terpengaruh oleh buruknya taqlid dan rusaknya lingkungan. Sekiranya dia selamat dari taqlid dan lingkungan yang buruk, niscaya dia tidak memiliki keyakinan melainkan keyakinan islam.” Al-Khatobi
Pembahasan tentang fitrah tidak akan lepas dari pembahasan pendidikan, esensi Pendidikan adalah menumbuhkan fitrah manusia.
Baca juga : Mengenal Fitrah Based Education
Klasifikasi Fitrah
“Maka hadapkanlah wajahmu lurus kepada agama (Allah);tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS Ar Ruum (30);30).
Fitrah memiliki berbagai jenis yang berbeda satu sama lain dan juga dikategorikan berbeda oleh banyak ulama. Umumnya fitrah dikaitkan dengan kesucian, agama dan ketuhanan. Di sisi lain fitrah juga dikaitkan dengan akhlak, moral dan spiritual termasuk rasa malu dan harga diri.
Sementara karena fitrah juga bermakna benih atau juga ciptaan yang unik, maka ada yang mengkaikan dengan sifat bawaan, personaliti, potensi atau karakter unik dari seorang.
Karena fitrah di dalam Al Quran juga dikaikan dengan penciptaan alam semesta dan kearifan bangsa atau ummat maka fitrah bisa juga dikaitkan dengan hal di luar diri manusia, yaitu fitrah alam dan fitrah kehidupan.
Jika dilihat gambar konsep fitrah yang saya ambil dari buku Fitrah Based Education di bawah ini, klasifikasi fitrah secara khusus dikatikan dengan manusia, kehidupan dan alam.
Kali ini kita akan berfokus pada fitrah manusia yang dibagi menjadi 8 bagian.
#1. Fitrah Keimanan
Setiap anak lahir dalam keadaan terinstall potensi keimanannya. Bahkan setiap kita tentu menyakini bahwa pernah bersaksi pada Allah ketika di alam Rahim (QS 7:172).
Tidak ada anak yang tidak cinta Tuhan dan kebenaran kecuali disimpangkan dan dikubur oleh pendidikan yang tidak tepat dan gegabah. Fitrah keimanan meliputi moral, spiritual, keagamaan dan seterusnya.
Golden age untuk fitrah keimanan ini pada usia 0-7 tahun, ketika anak yang berpusat pada perasaan bukan kecerdasaan. Fitrah keimanan bukan perkara kelihatan”sholeh” seperti banyak sholat, puasa atau hapalan al-quran.
Fitrah keimanan ini bagaimana menumbuhkan kecintaan pada Rabb, Rasul, Quran, Islam dan seterusnya. Tentu perasaan positif dan indah ini akan disimpan di alam bawah sadar anak, karena perkembangan otaknya pada anak di bawah 7 tahun disimpan di alam bawah sadar mereka.
Singkatnya jika fitrah iman tumbuh dengan pasti akan jadi DAI’ah (penyeru kebaikan) artinya aktif di masjid, kalau tidak? Pasti ada yang salah.
Buahnya adalah akhlak/adab terhadap Allah dan melingkupi semua akhlak lainnya. Selengkapnya saya pernah menuliskan bagaimana cara menumbuhkan fitrah keimanan di artikel ini : Cara Mendidik Fitrah Keimanan Kepada Anak dengan Tenang
#2. Fitrah Belajar dan Bernalar
Setiap anak adalah pemberlajar sejati yang hebat. Ingatkah waktu anak kita pertama kali bertanya, “Apa itu Mah?” Kenapa Mah?” “Kok Bisa, Mah?”
Tidak ada anak yang tidak suka belajar kecuali fitrahnya telah terkubur atau tersimpangkan. golden age pengembangan fitrah ini di usia 7 sampai 10 tahun. Interaksi terbaiknya dengan alam. Buahnya adalah akhlak.adab terhadap alam, ilmu dan ulama.
#3. Fitrah Seksualitas dan Cinta
Setiap anak dilahirkan hanya ada dua jenis kelamin, lelaki dan perempuan. Jenis kelamin akan berkembang menjadi peran seksualitasnya.
Lihatlah hari bagaimana terjadi penyimpangan. Bagi perempuan tentu bagaimana mereka menjalankan peran keperempuannya agar menjadi bunda sejati dan bagi anak lelaki menjadi peran kelelakian dan keayahan sejati.
Tengoklah hari ini begitu banyak ayah yang keistrian dan ibu yang kesuamian, anak-anak pun punya peluang tidak sempurna fitrah seksualitasnya. Contohnya seperti suami yang garing (waktu kecilnya kurang suplai dari peran ibu) atau istri yang dominan ngatur banget? Waktu kecilnya juga kurang suplai peran ibu yang penuh perasaan.
#4. Fitrah Bakat
Kalian setuju kan bahwa setiap anak dilahirkan dengan keunikkannya masing-masing? Setiap anak memiliki sifat atau potensi unik produktifnya yang merupakan panggilan hidupnya. Goalsnya tentu membawa mereka kepada peran yang spesifik pada peradaban.
Golden age pengembangannya di usia 10-14 tahun. Fitrah ini berinteraksi dengan fitrah kehidupan.
#5. Fitrah Jasmani (Fisik dan Indera)
Anak-anak lahir dengan membawa fisik yang bergerak aktif dan panca indera yang berinteraksi dengan bumi dan kehidupan. Setiap indera yang dititipkan Allah juga suka dan menerima input yang membahagiakan dan menenangkan.
#6. Fitrah estetika dan Bahasa
Setiap anak mempunyai sense of aesthetic rasa keindahan dan menyukai keindahan dan keharmonisan. Jika kita melihat sejarah panglima perang zaman nabi sekelas Khalid bin Walid yang terkenal dalam kemahiran berpedangnya sangat menyukai sastra. Artinya
#7. Fitrah Individualitas dan Sosialitas
Usia di bawah 7 tahun adalah masa penguatan konsepsi semua aspek fitrah yang Allah karuniakan. Pada fase ini anak-anak sedang puncaknya imajinasi dan abstraksi sementara fitrah mereka sedang tumbuh merekah indah, sehingga perlu full cinta dan full imajinasi, di samping kehati-hatian jangan sampai fitrah ini cidera.
Pada usia ini ego sentris anak juga sedang puncaknya, sehingga akan nampak seolah tidak berakhlak, misalnya tidak mau berbagi, susah mengalah, dstnya. Ego sentris ini hal yang wajar dan harus terpuaskan, jika tidak akan menyebabkan luka ego, kelak di atas 7 tahun jadi anak yang kurang pede, susah mengambil keputusan, gampang di-bully dll atau malah egonya liar menjadi sangat kasar dan suka mem-bully dll.
Intinya, tidak memaksa “on the spot” jika sedang tidak mau berbagi. Dipaksa juga percuma, walaupun akhirnya mau berbagi karena dia malah kemungkinan besar kelak membenci berbagi.
Bukan berarti tidak mengajarkan berbagi, namun tidak memaksa jika sedang tidak mau.
Nanti ketika ego sentrisnya mereda, bacakan kisah indahnya berbagi, atau ajak anak ke pasar membeli hadiah dan makanan lalu pergi ke rumah anak anak yatim untuk berbagi dan makan bersama. Nah, ini jauh lebih berkesan mendalam di jiwa anak daripada memaksanya berbagi. Jangan shortcut atau tergesa ingin anak segera sholeh tanpa memahami tahapan perkembangan fitrahnya karena malah akan melukai fitrahnya.
(dari tanya jawab kulwap Ustad Harry Santosa)
Aspek Kehidupan yang Berpusat pada Keimanan
Tidak ada definisi tunggal, para Ulama terpercaya mendefinisikan fitrah dengan beragam definisi.
Perbedaan? hanya berbeda perspektif bahkan saling melengkapi dan menguatkan.
Ada yang mendefinisikan fitrah sebagai kesucian, rasa murni, tauhid, sifat dasar spiritual, kecenderungan mengenal dan mencari Allah, bawaan baik (innate goodness), konstitusi untuk menerima agama atau Dien, secara bawaan sudah terinstal kemampuan mengenal Tuhan dan menjadi baik (innately predisposed to know God dan to do good), primordial nature (khilqoh), order nature (nizhom) dan seterusnya.
Skenario Besar atau Gambar Besar
Apabila kita merasakan skenario besar tentang maksud Allah menciptakan kita sebagai manusia di muka bumi untuk beribadah dan menghadirkan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Kemudian kita kaitkan dengan suatu peristiwa persaksian di alam Ruh yang mengawali semua cerita tentang eksistensi manusia (the origin of man; kalau kata Ustad Harry mah), maka kita akan dapat menangkap makna fitrah adalah sesuatu bawaan kebaikan yang Allah instal untuk :
#1. Siap untuk menerima ILMU atau petunjuk atau kebenaran (Kitabullah), karena Allah menghendaki hambaNya tidak tersesat dan mendapat petunjuk.
#2. Siap untuk menjalani kehidupan yang baik dan bahagia (good life – hayatun thoyyibah) di muka bumi. Karena Allah menghendaki hambaNya menjalani kehidupan yang baik (hayatun thoyyibah) dan bahagia (sa’adah)
#3. Siap untuk menjalankan tugas (mission of life) sebagai bagian dari tugas umum manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Karena Allah ingin menguji siapa yang paling baik amalnya sehingga layak menjadi hambaNya dan mendapat ridhanya.
Semua kesiapan itu kadar kadarnya atau benihnya ada di dalam kadar kadar fitrah manusia.
Kesimpulan
Jadi kalau ditanya apa itu fitrah? Inti dari fitrah adalah keimanan, dan fitrah adalah benih yang aspek aspeknya dan kadar kadarnya meliputi semua dimensi kehidupan baik spiritual, sosial, intelektual dan sebagainya dan semua dimensi tugas manusia di dunia yang intinya adalah menyeru kebenaran atau menegakkan agama Allah atau menolong ummat dengan menggunakan semua potensi potensi yang ada dalam fitrahnya. Allah sudah menginstall fitrah itu dalam diri kita, tugas berikutnya bagaimana kita mengak3tifkan fitrah-fitrah tersebut agar sesuai tuntunan dan kehendah sang pencipta kita.
Wallahualam bisawab.
Semoga bermanfaat.