Umroh Saat Hamil? Ini Buktinya! Kisah Nyata dan Tips Lengkap

Photo of author

By Shafira Adlina

Alhamdulillah, Masya Allah Tabarakallah. Awal November 2024 ini bisa melaksanakan umroh bersama meski dalam keadaan hamil.

Saya berangkat dalam kondisi hamil 21 minggu atau 5 bulan (trimester kedua).

Banyak yang menanyakan bagaimana perjalanan dan pengalamannya ketika umroh saat hamil. Susah ga sih? Apa saja yang disiapkan dan sebagainya.

Jadi ini pengalamanku umroh saat hamil kemarin di tahun 2024.

umroh saat hamil

Bisakah Umroh Saat Ibu sedang Hamil?

Banyak tetangga yang bertanya ketika saya pulang umroh, karena kami memang mengabari keberangkatan umroh itu di hari H. Jujur, di awal bukan planning kami berangkat dalam keadaan hamil.

Rencana umroh sudah ada dari 2 tahun yang lalu, tapi terhalang lockdown. Begitu tahun ini sudah mantap, qodarullah saya hamil dan mengalami pendarahan dan harus bedrest hampir 1 bulan. Alhamdulillah keadaan berangsur membaik dan kami mantap untuk daftar di awal November ini.

Kalau ditanya apakah bisa umroh saat hamil? Bisa, insya Allah, kan saya sudah mengalaminya. Selama kita memperhatikan beberapa aspek, termasuk kesehatan fisik dan mental ya. Jangan lupa berbekal izin dokter kandungan/obgyn ok, sebab kita butuh surat layak terbang dan keluarkan hanya oleh dokter karena berpatokan dengan hasil USG yang dilakukan.

Selain itu bagi ibu hamil juga tidak boleh suntik meningitis, jadi kita tidak perlu buku kuning, cukup serahkan surat layak terbang ke pihak travel.

baca juga: Agar Tidak Sering Sakit Pinggang, Yuk Jaga Postur Tubuh Ibu Hamil

Sebelum dan Saat Mendaftar Umroh

Seperti yang disebutkan di atas, rencana awal kami memang tidak berangkat dalam kondisi hamil. Namun, pastikan kesehatan diri dan Travel kita tunjuk mumpuni dan berpengalaman membawa jamaah umroh yang hamil. Jujur pasti khawatir, takut dan deg-degan pergi umroh dalam kondisi kandung menuju 6 bulan seperti ini. Jadi, tips pertama saaat mendaftar umroh antara lain:

  1. Jadwal Keberangkatan

Pilih bulan keberangkatan umroh di akhir tahun atau bukan musim panas. Saya berangkat di bulan November, memang belum masuk musim dingin namun cuaca cukup bersahabat. Jika teman-teman berangkat di akhir tahun atau musim liburan memang cuaca cukup bersahabat karena masuk musim dingin namun, harganya juga biasanya 1,5-2x lipat di bulan biasa.

  1. Cek Kesehatan Diri

Setelah bedrest di awal kehamilan, baik fisik dan mental terkuras. Ternyata Allah kasih kesehatan yang kian membaik, tak lupa saya selalu mengontrol ke dokter kandungan setiap bulannya.

Alhamdulillah, bidan di klinik yang rutin kami periksa setiap bulannya juga punya pengalaman umroh saat hamil. Jadi semakin termotivasi.

Beberapa indikator yang dicek adalah kesehatan ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Mulai dari berat badan, tekanan darah, hasil USG seperti letak plasenta (menutupi jalan lahir atau tidak), ukuran dede janin, volume air ketuban dll. Selain vitamin seperti biasa, dokter juga memberikan resep penguat kandungan dirasa khawatir ada kontraksi di pesawat. Saya hanya meminumnya di kala berangkat dan saat ibadah umroh di hari pertama.

  1. Travel Umroh

Travel umroh yang kami pakai adalah milik salah satu teman saat pelatihan ekspor dulu. Tahun lalu, saat mertua berangkat umroh memakai travel beliau. Nama travelnya adalah Taiba Travel Purwakarta, di Bulan November 2024 dengan biaya 26,5 Juta per orang.

Belum termasuk perlengkapan (1,2 Juta) dan suntik meningitis (300 ribu rupiah). Jujur pelayanannya sangat ramah ibu hamil, sebab tour leadernya juga pernah umroh dalam keadaan hamil jadi sangat memahami.

  1. Sempurnakan Niat dan Persiapkan Mental serta Fisik

Sempurnakan kita walau hamil untuk beribadah di sana dan berserah pada Allah. Saya sering bertanya sama suami “Mas, aku bisa ga ya?”. Ia menguatkan dan mengingatkan untuk mengubah mindset saya. Anggap ini sebagai latihan juga pada anak yang dikandung. Dan jangan lupa untuk berlatih fisik minimal dengan olahraga ringan jalan setiap hari. 

Oya, kami juga memiliki 2 anak yang harus ditinggalkan di tanah air. Sejujurnya, salah satu alasan kami menunda keberangkatan di tahun lalu karena anak kedua kami yang masih 4 tahun dan belum bersekolah.

Jadi, anak kedua kami memang belum bisa ditinggal lebih dari 2 malam kala itu. Alhamdulillah tahun ini ia sudah bersekolah di tingkat taman kanak-kanak. Jadi, ia memiliki kegiatan. Selain itu kami punya support system yang dekat dan mengasuh sekali kepada kedua anak kami, yakni kedua orang tua dan adik suami, alias Mbah Uti, Mbah Kung dan Paklenya.

Isu keberangkatan umroh kami pun sudah dikumandangkan sekitar 2 bulan sebelumnya agar anak bersiap secara mental. Mulai dari apa saja yang bisa dikerjakan dan dilakukan agar mereka punya bayangan juga.

Syarat Dokumen Umroh Saat Hamil

Alhamdulillah travel yang kami pakai juga bisa memaklumi kondisi saya yang sempat bedrest dan harus menunda keberangkatan. Awalnya kami pikir apa mungkin kami berangkat setelah melahirkan, tapi sambil lirih berdoa ya Allah kalau diizinkan saat hamil dalam kondisi sehat ke baitullah. Sebab ga kebayang ya harus ninggalin bayi atau membawa anak di bawah 2 tahun sambil ibadah fisik.

Qodarullah setelah bulan september kondisi kesehatan saya membaik. Kami bulatkan tekad untuk berangkat umroh, kami memulai memenuhi persyaratan. Ringkasnya pake travel memang semua dibantu, kami cukup mengumpulkan paspor.

Jadi untuk visa umrah, dll sudah dibantu diselesaikan. Untuk buku kuning meningitis suami suntik di klinik terdekat rumah di awal bulan oktober, biaya yang dicharge sebesar Rp 350.000. Saya sendiri sebagai ibu hamil tidak perlu suntik meningitis, cukup melampirkan surat keterangan hamil dan layak terbang saat di bandara keberangkatan.

Pengalaman Umroh dalam Keadaan Hamil

Sedari awal kita bicara tentang persiapan keberangkatan sekarang mari membaca cerita saya saat melakukan ibadah di sana. Sebelumnya bagi kalian yang akan berangkat, jangan lupa perbanyak ilmu dan serius saat manasik biar paham nanti di sana ngapain saja. 

Penerbangan Jakarta-Jeddah Selama 9 Jam

Alhamdulillah kami mendapatkan travel yang penerbangannya langsung ke Jeddah tanpa transit. Waktu tempuh pesawat tersebut selama 9 jam, kami take off jam 07.50 WIB dan sampai di Jeddah sekitar 13.50 WSA (Waktu Saudi) atau 17.50 WIB. 

Qodarullah dapat pesawat yang depannya tidak tersedia layar, padahal pagi hari tapi karena mengantuk saya pun banyak tidur. Supaya tidak kram, saya mengakalinya sering ke toilet, sampai 4 kali. Saya mendapatkan seat di posisi D jadi tidak perlu permisi-permisi kalau mau ke toilet. Kalau kalian naik Saudia Airlines juga pelayanannya ok.

Kita akan mendapatkan 2x minum bisa memilih antara kopi, teh, susu atau jus. Lalu ada snack 2x dan makan berat. Masakannya juga cukup enak dan bervariatif. Pas jam sarapan, jadi saya sampai habis makannya. Sebetulnya dapat nasi bakar dari travel tapi karena masih subuh banget, saya belum selera kala itu.

Dan paling penting sebagai ibu hamil harus di samping suami, ini yang kami request juga ke travel supaya pegal dikit ada yang mijitin hehe. Tidak lupa untuk meminum vitamin dan penguat kandungan saat sebelum lepas landas. Serta siapkan minyak hangat, baik itu kayu putih, telon atau minyak pijat favorit kalian di tas kecil kalian ya agar mudah diambil saat dibutuhkan.

Rukun Umroh yang pertama adalah Niat atau miqot di lokasi yang sudah ditentukan oleh Rasulullah SAW. untuk jamaah Indonesia yang langsung ke Mekkah untuk umroh, mengambil miqat di Yalamlam sekitar 20 menit sebelum mendarat dan ini diinformasikan oleh pilotnya, jadi untuk para ikhwan sudah berganti ihram di pesawat.

Saat Ibadah Umroh di Masjidil Haram

Kami juga langsung menuju Makkah untuk melaksanakan umroh terlebih dahulu.

Sampai di Hotel Makkah jam 17.50 WSA, setelah sholat magrib isya dan makan malam jam 21.00 WSA kami bersiap menuju Masjidil haram untuk melaksanakan umroh. Jarak antara hotel dan masjidil haram termasuk dekat, Hotel Maysan Al Maqam. Sekitar 900 m sampai ke pelataran masjidil haram.

Salah satu kesalahan saya di awal adalah membawa tas yang saya isi jaket saat umroh, karena pikir saya siapa tahu dingin, tahu-tahunya padat jadi cuma menambah beban pundak aja.

Sebelum kami berangkat ke masjid, di lobby kami dibriefing oleh muthawif dan tour leader travel kami terlebih dahulu.

Oya travel yang kami gunakan dalam rombongan kecil hanya 23 orang termasuk 1 tour leader, 1 Muthawifah dan 1 Muthawif lokal di sana.  Kami dianjurkan tidak membuat formasi barikade berkelompok, karena jika berdesakan malah mendzolimi orang. Jadi kami dibuat 2-3 orang pasangan agar saling menjaga jika terpisah. Alhamdulillah saya pun ditemani terus oleh kedua roommate , kedua ibu yang berusia 40an dan 60an tapi staminanya di atas saya.

Sekitar pukul 21.45 WSA kami start tawaf. MasyaAllah, subhanallah, Allahumma barik pertama kali melihat ka’bah tentu haru sekali rasanya percaya ga percaya. Di Indonesia, saya pernah berpikir apa tawaf dan sa’i pakai kursi roda. Karena memang di sana ada tersedia golf car dan sewa kursi roda saat tawaf dan sa’i bagi yang membutuhkan, tentu ada chargenya sekitar 200-250 SAR. Namun, saat tiba di sana ga kepikiran sama sekali. SAya langsung berazam dan berdoa, ya Allah ini badan ini milikMu tolong kuatkan dan mampukan hamba melaksanakan umroh.

Tawaf Saat Hamil

Meski tidak sampai Multazam atau hijir ismail apalagi menyentuh Hajar Aswad. Bisa menyelesaikan Tawaf 7 putaran dengan kaki ini dalam kondisi hamil, saya sudah bersyukur terus sama Allah. Memang kondisinya semakin lama semakin ramai, apalagi banyak yang berbadan lebih besar menyikut-nyikut. Namun, Alhamdulillah di putaran ke-6 berkesempatan melihat maqam Ibrahim yaitu batu yang terdapat bekas telapak kaki Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah.

Selama proses tawaf, rombongan kami terpisah menjadi 3 bagian. Saya pun terpisah dengan suami. Tapi rombongan sama dengan Muthawif, rombongan suami dengan Tour leader dan satu rombongan lagi dengan Muthawif.

Jujur setelah tawaf dalam kondisi hamil, mulai terasa kram dan kontraksi palsu, tapi setelah sholat sunnah 2 rakaat depan maqam Ibrahim terasa lebih enteng. Banyak sekali list doaku, tapi saat itu saya minta ampunan dan kebaikan dunia akhirat untuk dan keluarga keturunan kami.

Sa’i Saat Hamil

Sambil menunggu rombongan lain, saya sempat selonjoran dulu dan meminum air zam-zam, ya Allah ini nikmat sekali. Baru di sini saya bertemu dengan suami dan jamaah satu travel lainnya. Terlihat dia mengkhawatirkan saya, saat sa;i pun ia lebih memperlambat gerakannya untuk menyamakan gerakan saya yang tentu slow. Dan berkali-kali saya bilang kepada 2 roommate saya yang setia menemani maaf jika harus pelan-pelan seperti ini.

Awalnya sempat merasa bisa dilalui karena secara jarak kata Muthowif kami Sa’i itu lebih pendek daripada tawaf karena tawaf 500 meter x 7 = 3,5 km sementara sa’i 420 m x 7 = 2,9km.

Namun, ternyata stamina saya sudah diuji di sini. Ya Allah tapi sepanjang doa dan dzikir yang dibacakan membayangkan bunda siti hajar menjalani ini semua. Sementara kami dalam keadaan ber-ac dengan lantai keramik dan atap yang indah. Jika dahulu, panasnya padang pasir, kecemasan mencari air dan pertolongan untuk anaknya. Huhu.

Sebetulnya terlihat di tengah itu ada jalan khusus bagi yang menggunakan kursi roda, tapi wallahi tidak terpikir sekali buat naik itu. Namun, di putaran ke-3 saya sudah ingin ke toilet. Dan akhirnya di putaran ke-4 saya bicara dengan Muthowifah dan akhirnya diantar juga dengan beberapa teman karena lokasinya di luar tempat sa’i. Alhamdulillah setelah ke toilet, dan menyiramkan air ke kaki yang pegal duh rasanya paripurna banget…

Singkat cerita, akhirnya berhasil dan Tahalul dilanjutkan di kamar. Kurang lebih jam 01.00 WSA selesai Sa’i. memang tergolong lama sekali 3,5 jam melaksanakan tawaf dan sa’i ya. Tetapi, rasa syukur dan pegal pun membuncah saat sudah kembali ke kamar hotel.

Saya dan 2 teman sekamar melakukan tahallul secara bergantian. Dengan cara mengumpulkan rambut dan memotongnya seruas jari.

Bahagia, haru, mau nangis, lelah, cape, kram.

City Tour Mekkah dan Madinah

Setelah melakukan ibadah wajib, agenda umroh selama 9 hari adalah melakukan beberapa ibadah seperti tawaf sunnah dan mendirikan sholat wajib dan sunnah di Masjidil haram dan Masjid Nabawi (di Madinah). Sisanya adalah perjalanan mengunjungi masjid dan tempat bersejarah lainnya serta tidak lupa mengunjungi tempat oleh-oleh. Cerita selengkapnya ada di artikel berikutnya ya:

Baca juga: Perjalanan Umroh Selama 9 Hari

Singkatnya saat di Mekkah dari 4-8 November 2024 kami mengunjungi beberapa tempat di Mekkah dan Thaif:

  • Jabal tsur
  • Tempat manasik haji
  • Arafah
  • Jabal rahmah
  • Muzdalifah
  • Mina
  • Jabal nur/gua hira
  • Masjid Addas
  • Restoran Nasi Briyani
  • Pabrik Parfum
  • Teleferik/kereta gantung
  • Mashud qornul Manazil untuk mengambil Miqot untuk umroh kedua/badal
  • Musium Wahyu (gua hira)
  • Jabal khandama
  • Souq jumlah

Perjalanan Ke Madinah

Hari kelima, Jumat 8 November 2024. kami bersiap check out karena selepas ashar kami berangkat ke Madinah menggunakan bis. Perjalanan normal Mekkah-Madinah ditempuh 6 jam dengan bis, sayangnya saat kami berangkat 16.30 baru sampai sekitar jam 11 malam.

9-12 November 2024 kami beribadah di Masjid Nabawi dan melakukan city tour di sana. Hanya 1 hari kami menggunakan bis untuk perjalanan ke Masjid Quba, Jabal Uhud dan Kebun kurma, sisanya kami banyak berkeliling di Masjid Nabawi, Museum Ash-shafiyah dan mengunjungi Raudhah.

Jangan lupa ketika teman-teman ingin pergi ke Masjid Quba untuk menjaga wudhu dari hotel, sebab ada keutamaannya dalam hadits berikut:

Siapa yang bersuci di rumahnya, lalu ia mendatangi masjid Quba’, lantas ia melaksanakan shalat di dalamnya, maka pahalanya seperti pahala umrah.” (HR. Ibnu Majah)

Nah, jadi berasa dapat umroh lagi kan hehe.

Dari halaman masjid quba sudah  terlihat penuh sesak dengan jamaah lain dari berbagai negara. Berbeda saat di thaif atau museum lainnya yang biasa kita temui orang Indonesia/melayu. Kalau di masjid seperti ini kami bertemu dengan lebih beragam umat muslim. Alhamdulillah meski pelataran penuh, kami sempat sholat di dalam masjid. 

Raudhah

Jadwal mengunjungi raudhah terbagi 2 antara rombongan ikhwan dan akhwat berbeda jam. Suami dan rombongan ikhwan mendapatkan di jam 17.00 WSA, mereka pun mendapatkan sholat magrib di dalam sana. Sementara kami para akhwat mendapatkan jadwal jam 21.00 WSA, jadi selepas isya sudah menuju Raudhah. Alhamdulillah, meski penuh tapi tidak terlalu berdesak-desakan, kami semua di rombongan travel bisa sholat sunnah di raudhah. Semoga Allah kabulkan semua hajat kami di sana.

“Di antara kuburanku dan mimbarku terdapat taman (raudhah) di antara taman surga.”

(HR Thabrani)

Selain haru, rasa tenang dan rindu pada Rasul juga membuncah di sana. Sekali lagi semoga teman-teman yang baca bisa ke sana ya. Aamiin 

Jeddah – Pulang Naik Pesawat 9 Jam Lagi

Qodarullah, kami mendapatkan satu malam di Jeddah karena ada 2 jadwal kepulangan. Saya dan suami mendapatkan jadwal kepulangan tanggal 12 November 2024 di jam 18.30 WSA. Jadi, dari Madinah kami checkout dari Madinah sekitar jam 14.30 WSA dan sampai di sekitar 18.00 WSA.

***

Jadi, Ibu Hamil Bisa Umroh?

Pada dasarnya kemampuan ibu hamil bisa melakukan ibadah umroh harus dibersamai dengan persiapan fisik, mental dan support system baik dari suami maupun travel yang dipakai. Beberapa Tips aman jika kamu sedang dalam keadaan hamil dan ingin melaksanakan ibadah umroh:

  1. Utamakan kondisi kesehatan

Menyadari bahwa kita pergi beribadah dalam kondisi hamil adalah salah satu hal yang penting. Terkadang saking larutnya dalam haru karena berada di tanah suci memang ingin berlama-lama beribadah di sana. Tapi jangan lupa untuk utamakan kondisi kesehatan. 

Seperti yang saya lakukan setelah melakukan ibadah umroh wajib, memilih untuk sholat di kamar hotel karena menyadari semua badan mulai terasa pegal dan capek. Pertanda tubuh minta istirahat. 

Alhamdulillah dapat teman sekamar yang bisa pijit, dia dengan senang hati langsung menawarkan untuk memijat kaki. MasyaAllah. Saya juga memilih tidak melakukan umroh badal atau umroh kedua, di Masjidil Haram saya mencoba beribadah sesuai kemampuan diri dan alarm tubuh. Sya dapat 1x thawaf sunnah dan 3 kali tahajud, subuh dan syuruq di sana.

  1. Jaga pola makan dan minum

Namanya di negeri orang, meski katanya masakan Indonesia tapi ada saja bumbu dan rasa yang berbeda dengan masakan rumah pastinya. Saya coba tetap memaksimalkan asupan, walaupun kata ibu-ibu yang lain saya makannya sedikit haha. Tetapi saya coba tetap memenuhi dengan makan telur rebus atau sumber protein lainnya. 

Sesekali saya juga makan mie instan untuk menambah nafsu makan, di sana ada yang jual pop mie kemasan arab 5 real, kalian bisa bawa dari Indo buat menghemat.

Kalau urusan minum, meski harus sering bolak balik ke toilet karena kandungan mulai membesar tapi saya tetap usahakan bisa 2 liter sehari apalagi kalau sudah ketemu air zam zam.

Kondisi kulit kita juga dipengaruhi dari asupan air dalam tubuh. Selain pelembab yang aman untuk ibu hamil tentunya harus sering kita aplikasikan, saya pakai produk dari JNSQ.ID

  1. Pastikan pergi bersama suami/mahram

Selain kewajiban safar, pergi umroh sama suami juga memudahkan kita kalau butuh apa-apa. Ini Juga sebagai langkah support system dan dukungan mental bagi kita ibu hamil.

Kesimpulan

Beribadah umroh saat hamil boleh dan bisa dilakukan selama kita mempersiapkannya dengan baik. Jangan lupa pastikan niat dan selalu berdoa agar Allah mudahkan dalam perjalanan ibadah fisik kita.

Semoga teman-teman muslim yang membaca bisa memiliki keinginan untuk umroh dan disegerakan ke baitullah. Sesungguhnya benar bahwa Allah memampukan hambaNya yang terpanggil bukan memanggil hamba yang mampu. Aamiin

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kami dan teman-teman yang membaca dan melihat ini bisa disegerakan ke baitullah. Aamiin

Semoga kalian bisa ke sini juga, aamiin!

Kemudian jadi model flyer travel hehe, ini ada umroh yang ekonomis buat anak muda. semangat! semoga Allah mampukan

1 thought on “Umroh Saat Hamil? Ini Buktinya! Kisah Nyata dan Tips Lengkap”

  1. Alhamdulillah lancar hingga pulang ya mba 👍👍.

    Setuju kok, sebenernya mau umroh atau traveling kemanapun di saat hamil bisa2 aja. Semuanya tergantung kondisi si ibu hamil.

    Kalo memang sehat, dokter OBGYN pun approve bahwa si ibu aman buat bepergian, ya go ahead aja. Kita juga pasti tahu batas maksimum dari kekuatan badan kita sendiri. Jd begitu ngerasain tanda2 letih atau ga enak, ya kita stop . Jangan dipaksain.

    Walau dulu aku umroh pas bukan kondisi hamil, tp pernah ngalamin traveling di saat hamil ketika 1 bukan dan 6 bulan ke China , singapur dan malaysia. Jadi tahu banget rasanya. Pokoknya ikutin kata dokter, jangan forsir diri. Dan jalan juga santai aja. Toh biasanya temen2 travel juga pasti maklum ya mba 👍

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page