Tidak hanya kehamilan yang direncanakan. Saat mengalami proses kehamilan, kita juga perlu merencanakan masa-masa persalinan atau kelahiran anak. Ini adalah waktu yang tepat merencanakan bagaimana dan di mana kita akan bertemu dengan malaikat kecil kita. Kali ini saya akan membahas di mana saja kita dapat memilih untuk melakukan persalinan.
Hal lain yang Pertimbangkan Ketika Memilih Tempat Bersalin
Hari ini begitu banyak pilihan metode persalinan. Kita dapat memilih untuk bersalin normal per vagina, bersalin dalam air (waterbirth), bersalin dengan operasi atau SC, atau bahkan bersalin dengan hypnobirthing. Kita juga dapat menentukan pilihan untuk melahirkan bayi di rumah sakit umum, rumah sakit ibu dan anak, klinik swasta, bidan praktek swasta atau di rumah. Apapun pilihan kita yang terpenting adalah pertimbangan kebutuhan kita dan bayi terpenuhi.
Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode dan tempat persalinan? Antara lain:
- Apakah ini kehamilan pertama atau bukan?
- Pengalaman dalam bersalin
- Kebutuhan khusus yang diperlukan
- Usia saat hamil dan perawatan khusus yang diperlukan
- Apakah ada kemungkinan komplikasi
- Jenis perawatan antenatal dan postnatal yang diinginkan
- Lokasi untuk melahirkan
Ketika Memilih Melahirkan di Rumah Sakit
Pada umumnya para ibu hamil memilih melahirkan di rumah sakit. Pilihan ini menjadi pilihan terbaik jika kita menginginkan teknologi medis terbaik yang tersedia untuk merawat diri dan bayi sepanjang saat melahirkan.
Mudahnya akses mesin, meja operasi dan fasilitas jika keadaan darurat. Rumah sakit juga identik tersedianya perawat dan dokter terlatih.
Ketika memilih melahirkan di Rumah Sakit kita harus mempertimbangkan hal-hal seperti jarak rumah sakit dari rumah. Biaya yang harus dikeluarkan. Biasanya teman-teman yang memilih melahirkan di Rumah Sakit juga karena dipengaruhi faktor cover asuransi atau tidak. Selain itu kebijakan dan praktek RS dan kinerja atau review dari bidan atau dokter obgyn juga menjadi penentu.
Jenis Rumah Sakit pun beragam. Ada Rumah Sakit Umum, ada Rumah Sakit Ibu dan Anak. Beberapa teman dan saudara lebih memilih untuk melahirkan di RSIA karena lebih private (tidak tercampur pasien poli lain) dan ketersediaan obgyn.
Melahirkan di Rumah
Bisa ga sih lahiran di rumah? Jawabannya bisa dong. Sederhananya, banyak orang tua kita dulu melahirkan di rumah. Namun, juga saat itu karena pengetahuan yang terbatas.
Sekarang jika ingin melahirkan di rumah, zaman now disebut homebirth ternyata bukanlah sesuatu yang mudah dan murah.
Pengalaman melahirkan di rumah merupakan salah satu hal yang khusus dan jarang ditemukan saat ini. Ada salah satu cerita teman yang saya ingin bagikan.
Teman saya ini hendak melahirkan di rumah dengan bantuan bidan hypnobirthing dibilangan pinggir Ibu Kota. Meski merencanakan anak pertamanya di rumah. Ternyata persiapannya cukup panjang. Mulai dari assesment rumah oleh tenaga kesehatan dan penandatangan surat-surat.
Sekitar tahun 2018-2019 ia melahirkan di rumah dengan bantuan 1 bidan utama dan 3 asisten bidan sebesar kurang lebih 25 juta rupiah. Ia mengakui memang harganya yangdibayarkan sepadan karena mendapatkan service yang berkualitas. Mulai dari kesabaran, kesigapan dan pengalaman mereka yang biasa menangani melahirkan di rumah.
SIngkatnya teman saya ingin mendapatkan kenyamanan saat melahirkan di rumah sendiri. Memang rencana melahirkan di rumah dan bantuan dengan tenaga kesehatan ini harus direncanakan dengan baik. Jangan lupa untuk bicarakan dengan dokter dan rumah sakit yang siap jika terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Ingat melahirkan di rumah juga tidak cocok kepada mereka yang memiliki kehamilan dengan masalah tekanan darah tinggi, jantung, dan komplikasi lainnya.
Pilihan Melahirkan di Rumah Bersalin
Rumah bersalin adalah fasilitas yang menyediakan lebih personal dengan perhatian dikombinasikan dengan teknologi lebih. Tahun 2019, saya melahirkan di salah satu Rumah Bersalin di Jakarta. Di Rumah Bersalin saya merasakan lebih hommy, karena di sana memang hanya menangani persalinan.
Aura yang tercipta mereka fokus dengan persalinan alami, bidan-bidan lebih ramah dan sigap. Namun, Rumah Bersalin yang kita pilih juga harus siap merujuk ker rumah sakit jika diperlukan. Memilih melahirkan di rumah bersalin adalah pilihan tepat bagi kita yang ingin mendapatkan minim intervensi medis tetapi tak ingin melahirkan di rumah.
Melahirkan di Bidan atau Bidan Praktek Swasta (BPS)
Rasanya paling umum jika melahirkan di Bidan Praktek Swasta (BPS). Suasananya memang nyaman dan santai. Apalagi zaman sekarang melahirkan di bidan bukan sesuatu yang kuno. Banyak terdapat BPS yang sudah kekinian. Salah satu tempat yoga prenatal saya di bilangan condet juga BPS, namun sangat kekinian mulai dari desain interior hingga ada paket photo shoot newborn menjadi daya tarik sendiri.
Penutup
Nah, itu dia beberapa pilihan tempat untuk melakukan persalinan. Dimanapun persalinan para ibu akan dilakukan, jangan lupa untuk memperhatikan kebutuhan ibu dan bayinya agar terpenuhi. Bicarakan baik-baik dengan suami atau pendamping persalinan. Semoga bermanfaat. Salam.
Banyak ya ternyata pilihan tempat untuk melahirkan, kita harus memilih sesuai dengan kebutuhan kita. Harus paham juga ya ternyata soal hal ini, kebayang deh pas mau brojol tapi belum nentuin mau lahiran dimana pasti bakal panik banget. Kayaknya nanti kalau istri sudah hamil gede, harus segera mempersiapkan tempat melahirkan deh sebelum bener-bener mau melahirkan biar istri dan si bayi bisa nyaman ketika proses melahirkan dan aku sebagai suami gak panik
Banyak pilihan ya untuk melahirkan saat ini. Saya dulu karena anak pertama dan anak kedua jaraknya dekat, pun lokasi rumah kami lwbih dekat ke rumah sakit, akhirnya memilih di rumah sakit. Sejauh ini masih ada keinginan mencicipi rasanya melahirkan di rumah sakit bersalin sih. Biar lebih hommy. Karena di RS kan tetap berasa berada di ruang rawat banget gitu.
Kalau pengalaman saya dan istri dahulu saat melahirkan anak semata wayang kami, ketika memilih rumah sakit bersalin, 1 hal yang jadi concern kami adalah, rumah sakit tersebut pro asi atau tidak.
Karena kami ingin memberikan pure ASI sampai Bio usia 2 tahun. Ya walaupun Allah berencana lain, di bulan ke 18 ada hal yang memaksa kami memberikan tambahan susu formula untuk menjaga asupan Bio kecil.
Hal lain juga yang kami pertimbangkan adalah terkait coverage asuransi. Karena kalau perlu nambah, kami harus tahu nambahnya berapa.
Hmm..apa lagi ya, itu aja mungkin.
Sepertinya aku perlu share ini ke istriku.
Soalnya dari kemarin dia misuh-misuh pengen lahiran di tempat yang aduhai smrikitiw liat tagihannya.
Memang sih, semuanya pasti akan sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Namun yaa, kalo ketinggian bisa berbahaya juga untuk anggaran keuangan lainnya.
Kalau kakak saya lebih senang melahirkan di klinik bersalin. Mgkin karena lebih kecil lingkupnya. Dan lebih nyaman pelayanannya. Walau udh beberapa kali melahirkan, kakak saya tetap saja deg degan.
Ternyata ada banyak pilihan tempat bersalin yang bisa disesuaikan dengan kondisi ibu yang akan melahirkan ya.. Trmksh mba..bisa jadi masukan buat para Bumil nih..
Aku melahirkan kedua anakku di rumah sakit. Kok ya ndilalah, kedua anakku sama-sama lewat seminggu dari HPL, perutku gak mengalami kontraksi. Maka yang anak pertama harus diinduksi lalu bisa melahirkan normal, sedangkan anak kedua ternyata tidak bisa diinduksi dan akhirnya harus melahirkan secara caesar.
Menurutku melahirkan secara normal ataupun caesar sama-sama berat perjuangannya. Namun semua rasa sakit saat melahirkan langsung hilang begitu melihat malaikat kecil yang tak berdosa yang butuh perlindungan dan kasih sayang.. 🙂
Aku pernah banget nih…pas lahiran anak pertama dan aku memilih lahiran dimana semua keluarga besar kami berkumul, Surabaya. Jadi hamil 8 bulan, aku uda pulkam. Pas cari-cari klinik bersalin ((dengan harapan khusus hanya untuk Ibu melahirkan)) eh, malah dokternya gak cocok.
Akhirnya tolak ukurnya sang dokter dan aku ikut beliau praktek dimana.
Alhamdulillah, penemuan tempat melahirkan yang nyaman berlaku sampai anak kedua.
Karena aku operasi, maka aku tidak bisa memilih di rumah
Padahal mamaku melahirkan 4x di rumah semua
Ah sungguh saya salut yang bisa melahirkan di rumah