Dahulu saya selalu berpikiran untuk menjadi perempuan yang memiliki karir di luar rumah. Pola pikir dan pandangan saya terbentuk dari lingkungan yang beranggapan “Ngapain kuliah tinggi-tinggi kalau ilmunya tidak dimanfaatkan di dunia kerja”. Seakan menjadi wanita yang berkarya hanya bisa di luar rumah. Namun, cara pandangku perlahan berubah ketika setelah menikah-hamil-melahirkan. Sebagai perempuan, ternyata banyak yang bisa kita lakukan dari rumah untuk dunia.
Paradigma Ibu Rumah Tangga
Lulus dari pascsarjana dan memiliki riwayat bekerja selama dua tahun di perusahaan swasta, membuatku tak lepas dari segala pertanyaan “Kamu kerja di mana? S2-nya kepake kan?”
“Oh dia tidak bekerja, cuma jadi ibu rumah tangga.”
Ibu rumah tangga seolah menjadi profesi yang sejajar dengan seorang pengangguran. Banyak yang berpikir bahwa Ibu rumah tangga merupakan sebuah status yang tidak menjanjikan secara materi dan kurang bernilai prospektif.
Perempuan, apalagi seorang Ibu tentu sangat lekat dengan aktivitas domestik. Dahulu perempuan dianggap hanya bisa menyelesaikan peran di rumah tangga seperti memasak, mencuci dan menyetrika pakaian serta membersihkan rumah. Perempuan dianggap tidak bisa berkontribusi aktif di luar rumah karena selalu dikonotasikan sebagai manusia pekerja domestik atau homemaker bahkan sebelum mereka lahir. Hal itu kemudian menjadi budaya dan adat istiadat.
Padahal banyak yang bisa dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga. Ibu rumah tangga juga dapat berdaya dengan berkarya, Bagaimana caranya? Yuk simak artikel ini hingga selesai ya.
“Berkarya, menjaga amanah dan menjemput rezeki itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan apalagi dikorbankan.” Septi Peni Wulandani.
Ibu Rumah Tangga adalah Ibu Berdaya
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ibu rumah tangga merupakan seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga dan tidak bekerja di kantor.Wanita yang banyak menghabiskan waktu di rumah dan mempersembahkan waktunya untuk mengasuh dan mengurus anak-anaknya menurtut pola yang diberikan masyarakat umum (Dwijayannti, 1999).
Dari kedua definisi di atas seolah kita terbiasa memisahkan antara ibu rumah tangga dan ibu pekerja. Meskipun banyak orang yang masih berpikir bahwa ibu rumah tangga tidak dianggap sebagai sebuah aktifitas yang mulia dan bernilai apalagi profesi.
Orang lain biasa memikirkan berapa banyak uang yang dihasilkan saat bekerja di tempat tertentu. Kita telah banyak mendapatkan contoh nyata hari ini. Ibu rumah tangga tetap bisa menghasilkan dari sisi ekonomi bahkan sosial.
Dari rumah untuk dunia telah banyak dibuktikan oleh beberapa teman dan sahabat saya. Hampir 4 tahun saya bergabung di Komunitas Ibu Profesional juga membuka pintu mata dan hati saya bahwa seorang ibu yang baik bukanlah yang mengkotak-kotakan antara ibu rumah tangga dan ibu bekerja.
Mereka yang memilih hidupnya menjadi ibu rumah tangga bukan berarti menyalahkan pilihan mereka yang menjadi ibu berperan ganda di ranah publik.
- Ada Bu Septi Wulandari, meski hanya dari rumah beliau sebagai founder Komunitas Ibu Profesional.komunitas yang dibangun sejak 2011 ini sebagai angin segar untuk para perempuan yang mencari ekosistem untuk belajar menjadi diri, istri dan ibu yang lebih baik serta konsisten dengan aksi nyata mewujudkan paradigma Ibu sebagai agen perubahan.
- Ada Bu Wiwik Wulansari, salah satu anggota ibu profesional ini masih dapat berdaya dengan passion self healing. Dengan kemampuannya ia banyak menginspirasi dan memberi pengetahuan kepada para perempuan khususnya bagaimana menjaga kesehatan mental.ia sering mengedukasi baik secara cuma-cuma di laman media sosialnya, ataupun membuat acara dengan platform whatsapp/zoom.
- Ada Mbak Grace Melia, sebagai ibu rumah tangga beliau menjadi blogger dan play theraphist yang banyak menginspirasi banyak orang dengan putri spesialnya. Mulai dari tulisan di blog hingga di sosial medianya seputar tema parenting yang menjadi inspirasi dan menambah keilmuan.
Mereka contoh nyata yang dipandang hanya ibu rumah tangga tapi bisa berdaya dan berkarya.
Ibu Pembaharu, Mengubah Masalah menjadi Tantangan
Setiap perempuan, baik itu ibu rumah tangga maupun ibu yang memiliki profesi di ranah publik pasti mempunyai tantangannya sendiri dalam menjalankan perannya baik sebagai diri mereka sendiri, sebagai ibu dan sebagai istri.
Seperti definisi Ibu Pembaharu, Ibu yang dapat menemukan masalahnya dan mengubahnya menjadi sebuah tantangan hidup sehingga bisa menciptakan solusi untuk masalah tersebut. Pada awalnya saya sendiri memang belum paham bagaimana mencari peluang dan memaksimalkan potensi diri dan peluang yang ada.
Bukan berarti ilmu-ilmu yang saya dapatkan sampai pascasarjana tidak digunakan saat ini. Memang tidak secara langsung, banyak ilmu lifeskill yang akhirnya bisa saya terapkan saya membersamai anak-anak. Bukan tidak tanpa daya saat ini menjadi ibu rumah tangga. Panjang perjalananku berjuang agar berdaya dan berkarya meski di rumah saja. Salah satunya bersama komunitas Ibu Profesional juga membantu diriku menjawab pertanyaan diri.
Ridho Allah Ridho Suami
Setelah lulus pascasarjana ternyata menggapai cita-cita menjadi seorang dosen cukup berliku. Singkat cerita, setelah memiliki anak dan menyelesaikan pendidikan pascasarjana, aku memutuskan menjadi ibu rumah tangga.
Shafira yang dikenal aktif baik di dalam kampus dan di luar kampus pun ingin tetap mengembangkan diri. Aku memutuskan untuk mencari potensi lain untuk mengembang diri. Tanpa mengesampingkan tanggung jawabku sebagai istri dan ibu, pada tahun 2017 aku mencoba dunia digital marketing, ekspor dan pendamping UMKM. Awalnya suamiku yang mendorong untuk mencoba hal-hal baru itu. Mulai dari mengikuti pelatihan, workshop dan seminar serta sertiifikasi untuk mengembangkan knowledge dan keahlianku. Pada awalnya aku sangsi, apalagi pelatihan-pelatihan itu tidak gratis dan murah. Beberapa yang kuikuti harus merogoh kocek dalam. Ratusan ribu bahkan jutaan. Saat itu suami hanya bilang, suatu saat pasti akan kembali lagi lebih banyak, anggap saja investasi di kemudian hari.
Ah, aku masih tak percaya kala itu. Kuniatkan untuk nurut sama suami dan mencari pengalaman. Belajar dan nurut suami, keduanya kuniatkan ibadah saat itu. Tidak disangka hampir dua tahun belajar, aku sudah merasakan hasilnya hingga hari ini. Meskipun hanya Ibu Rumah Tangga, kini aku dapat berkarya sesuai passionku menjadi blogger. Selain itu akupun seorang asesor dan fasilitator bersertifikasi BNSP. Aku tetap bisa menjemput rezeki tanpa menguras waktuku bersama anak-anak dan suami. Semua berawal dari ridho Allah dan ridho suami.
Tips Mengali Potensi Diri Ibu Agar Dapat Berdaya
Ada perjalanan hidup yang panjang dalam menemukan potensi diri hingga akhirnya bisa menjadi Ibu berdaya yang bisa berkarya sampai hari ini. Ada beberapa tips bagaimana menggali potensi diri agar dapat berdaya dan berkarya.
1. Memetakan diri dengan menjawab pertanyaan
Jika kalian seorang ibu rumah tangga dan mencari peluang untuk memaksimalkan potensi diri serta berkeinginan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, bisa dimulai dengan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini :
- Apa tujuan utama hidup kita?
Kelihatannya klise ya? Tapi dengan menjawab pertanyaan ini di atas kertas, membuat fokusku semakin terarah. Namun, teman-teman jangan menjawab dengan generalis ya. Silahkan jawab dengan spesifik mungkin.
- Apa tujuan memiliki pekerjaan sampingan di luar pekerjaan rumah?
Apakah profit oriented, menyalurkan hobi, atau sekadar mengisi waktu luang?
- Seberapa banyak waktu luang yang dimiliki?
- Apa kompetensi/skill yang dimiliki?
- Seberapa luas jaringan/relasi yang dimiliki?
- Seberapa luas fasilitas/akses yang dimiliki?
- Seberapa besar niat dan semangat untuk terus belajar?
- Terakhir dan tidak kalah pentingnya, apakah suami mengizinkan untuk melakukan pekerjaan sampingan diluar pekerjaan rumah? ingat poin dimana ridho Allah adalah ridho suami kita ya.
Ketika sudah bisa menjawab itu semua, artinya kita sudah memetakan sebagian besar dari masalah yang berpotensi dihadapi.
2. Bergabung dengan komunitas yang positif
Setiap perempuan pasti ingin memiliki ekosistem yang mendukung. Dengan bergabung dengan komunitas perempuan, istri ataupun ibu akan membantu kita menggali potensi diri. Tentu harus diperhatikan ketika masuk ke dalam komunitas, apakah nilai-nilai yang dibawa sama dengan prinsip hidup kita. Hari ini begitu banyak komunitas yang lahir untuk membantu para perempuan.
Sebut saja komunitas yang mendukung ibu ada komunitas ibu profesional, komunitas ibu mainstream, komunitas ibu bahagia, circle of young mom, dan lain-lain.
Ketika kita berpartisipasi aktif dalam suatu komunitas yang dinamis juga dapat mengasah kemampuan kita. Mulai dari mengenal diri sendiri, belajar memecahkan masalah, mengenal banyak orang, berkomunikasi. Dengan berkomunitas juga mengembangkan wawasan dan memacu kita agar berkarya dan berdampak untuk orang banyak .
3. Tekuni hobi dan skill yang ingin dicapai
Setelah menjawab beberapa pertanyaan di tips menggali potensi ibu pasti mulai terbayang, hobi atau skill apa yang ingin dicapat. Kita lakukan di sela-sela mengurus aktivitas rumah tangga. Dengan membuat jadwal harian yang tetap fleksibel, mimpi-mimpi harus disusun. Menekuni hobi atau mengasah skill, kita dapat disesuaikan dengan aktivitas rumah tangga dan diarahkan agar lebih ramah dengan prioritas keluarga.
Contohnya saya yang mulai dengan hobi menulis. Mungkin banyak dari kita yang sepakat, bahwa pekerjaan terbaik adalah hobi yang dibayar. Saya mulai meluang waktu setiap harinya untuk menulis. Baik itu sekadar di buku harian, ataupun di platform blog.
4. Langitkan Doa
Nah, langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah melanggitkan doa. Setelah melakukan ketiga poin di atas, jangan lupa untuk mengupayakan agar Allah memudahkan segala usaha kita. Smemoga menjadi inpirasi para perempuan khususnya ibu dalam menemukan potensi dirinya agar dapat berdaya dan berkarya.
Penutup
Ibu rumah tangga adalah profesi mulia yang tak sekadar perempuan di rumah. Banyak yang bisa dilakukan dari rumah untuk dunia. Jika teman-teman masih penasaran atau kesulitan mencari potensi diri, yuk ikuti Konferensi Ibu Pembaharu!
Konferensi Ibu Pembaharu merupakan perhelatan Ibu Profesional bertepatan dengan momen 1 Dekade Ibu Profesional. Konferensi Ibu Pembaharu akan menyoroti topik pemberdayaan perempuan #darirumahuntukdunia. Konferensi Ibu Pembaharu ini akan dilaksanakan pada tanggal 18-23 Desember 2021. Ada webinar, talkshow, workshop dan ekshibisi. Diskusi juga akan dilakukan di sela-sela sesi.
Bagaimana cara mengikutinya? Pantengin instagram @ibu.profesional.official ya!
Salam, Shafira Adlina.
Masya Allah, bangga rasanya bisa jadi ibu rumah tangga. dan memang harus siap menghadapi segala tantangan yang terjadi ya, mbak.
betul mbak, kita ibu rumah tangga bukan pengangguran tetapi ibu yang berdaya dan bisa berkarya 😀
Habis baca tulisan mamah ina, semacam semangatnya terisi kembali ini…perjuangan Ibu Rumah Tangga masih panjang perjalanannya….
masyaallah tabarakallah makasih apresiasi mbak julia, simbok sahabat onlineku
Senangnya berkomunitas ya begini ini ya mbak. Banyak ilmu baru, wawasan baru. Sya sering denger Ibu Profesional ini. Tapi harus sudah jadi ibu dulu ya baru bisa bergabung. Hiks, sya belum bisa nih
iya mbak maria ibu profesional hanya salah satunya, gabung salah satu komunitas yang bikin kita berkarya dan berdaya di sana mbak biar tambah semangat!
Wow keren banget ya komunitasnya. Sangat menginspirasi emak2 seperti saya
masya allah aku tersanjung membaca tulisan ini , ibu rumah tangga adalah ibu berdaya betul sekali apalagi di era pandemi begini aku merasakans ekali jungkir baliknya perekonomian agar dapur tetap ngepul dan ternayat kaum perempuan yang banyak bergerak ya masya allah
Masyaallah super lengkap ini mah tulisannya. Btw izin save gmbrnya ya keren. Aku pun gabung di komunitas ibu profesional hehe
Semangat untuk semua ibu rumah tangga (termasuk aku) semoga semua yang kita kerjakan berkah.
masyaallah tabarakallah mbak hamim juga aktif banget nulis blognya. keren terus berkarya!
Setuju sekali kak wanita tetap bisa berkarya walau dari rumah, sebagai lamngkah awal kita perlu mengenal diri kita masing terlebih dahulu ya kak.
betul sekali mbak inova, kita petakan diri kita dulu. semangat
Waaaa kereen sekali mbaaa… Semangat selalu yaaa… Akupun bangga menjadi ibu rumah tangga… Sehat selalu mbaaa…
Banyak banget di sekitarku yang masih ngerendahin ibu rumah tangga. Padahal ini pekerjaan yang gak ada habisnya dan liburnya. Suka tulisannya mbak, menginspirasi sekali
Setuju dengan ucapan: “Ridho Allah, Ridho Suami”, dan wanita memang harus produktif ya kak walaupun kerja sampingan dari rumah. Shopee memang bisa jadi tempat belanja online selama pandemi karena banyak voucher gratisnya juga.
Wih, keren mbak Shafira ikutan KIP. Semoga jadi ambasador terbaik KIP ya, mbak. Sukseskan terus dan tetap menginspirasi ya, mbak.
waduh belum jadi ibu shaliha ini. aamiin mbak litha yang juga menginspirasi
Masya Allah mbak, luar biasa 🙂 semoga kita selalu menjadi ibu yang profesional untuk diri sendiri, keluarga dan masyarkat ya 🙂
Abis baca ini jadi semangat 45. Ikutan semangat, sampai pengen bikin lagu persatuan buat ibu rumah tanga. Wkwkwkwk. Terima kasih sudah menginspirasi mba. Saya sepakat sekali, ibu rumah tangga itu adalah ibu berdaya, bukannya ibu yang gelar akademiknya sia-sia. Masyarakat di negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan pun, mereka sekolah tinggi-tinggi, tapi begitu sudah menikah dan menjadi ibu mereka dengan ikhlas mendedikasikan diri untuk keluarganya. Sungguh mulia derajat mereka di mata Tuhan.
wkwkw mbak muthe ditunggu lagu mars ibu rumah tangganya ya! hehe
Pengin gabung juga dengan ibu profesional sepertinya lingkungannya sangat positif dan membangun.
Ibu berdaya setuju banget artikel mbak sangat menginspirasi bahkan ibu rumah tangga itu adalah suatu pekerjaan yang sangat penting sebab pendidikan pertama berasal dari keluarga yang pasti ada ibu rumah tangga yang ikhlas dibaliknya.
Sebagai perempuan,istri dan seorang ibu yang memiliki segudang kesibukan dirumah, gak serta merta jadi orang yg terbatas ya mba.
Kita juga harus aktif dan kreatif dalam segala bidang, apalagi kalau kita tergabung di komunitas bisa saling share dan berbagi info.
Mba shaaaf pengen gabung aku jadinyaa :(( tapi kayak maju mundur gituu.
Auranya positif banget aku jadi semangatt banget setelah baca artikel ini. MasyaAllah
AYO MBAK JIHAN IKUTAN!! DUH KEPENCET CAPSLOCK
Setuju banget ni sama smua tulisan di postingan ini mba, bismillah ya Allah semoga jd ibu berdaya, memang berat tanggung jawab ngedidik anak tuh tp orang masih liatnya ‘cuma irt’ pdhal yaampun udh jungkir balik urus anak plus menjaga stabilitas negara api 🙈
Keren mbak, secara konsep ketenagakerjaan ibu rumah tangga bukanlah pengangguran tapi masuk ke golongan bukan angkatan kerja. Tapi memang ibu rumah tangga adalah profesi mulia yang hadiahnya surga
Nggak terasa KIP digelar lagi, meski kali ini harus digelar offline. Tapi positive vibesnya udah kerasa bangeeet. Sedih ya kalau masih ada yang menyandingkan CUMA di depan kata IRT. Semangat berkarya dari rumah untuk dunia, mbak.
segala sesuatu bisa dilakukan di rumah jaman sekaarng mah, menjadi hebat dari rumah luar biasa
MasyaAllah kak keren sekali. Menjadi ibu rumah Tangga Namun tetap bisa berkarya ya, Salut banget kak.
iya mbak aisyah, banyak yang bisa dilakukan sama ibu rumah tangga untuk dunia
Jadi meski Ibu Rumah Tangga saja bukan berarti dunianya hanya seputar dapur dan rumah saja ya. Saya salut dg para ibu yang konsisten mengurus rumah tangga tetapi mereka juga berupaya meraih passion mereka misalnya seperti mba Septi ya
iya masyaallah mbak yanti..semangatnya harus kita tiru
Artikelnya bikin hati bahagia Mbak. Meskipun judulnya ibu rumah tangga, tapi peran kita tidak bisa dianggap sebelah mata. Karena Ibu adalah tonggak sebuah keluarga dan insyaAllah apapun yang dilakukan, semua atas dasar kasih sayang dan penuh ketulusan.
masyaAllah tabarakallah. alhamdulillah mbak. walaupun hanya ibu rumah tangga, kita bisa untuk dunia yaa
Biarpun dari rumah tapi kita tetap bisa melihat dunia dan menciptakan dunia kita ya kak, semangat buat kita ibu rumah tangga yang tetap punya waktu untuk terus berkarya
Nice article Mba Ina… Oya, izin nambahin dikit, selain mantengin medsosnya Ibu Profesional, boleh juga kepoin medsos para KIP Ambassador ya Mba, termasuk saya hehe… insyaallah Rabu dan Kamis nanti ada IG live juga saya terkait sosialisasi Konferensi Ibu Pembaharu.
Salam sesama Ipers ^^
Sepakat, dari rumah tetap banyak yang bisa mengekspresikan diri dan berkarya. Jadi tidak ada yang salah dengan pilihan menjadi ibu rumah tangga atau yang bekerja di luar rumah. Semua tentu sudah dengan pertimbangan yang matang. Yang penting setiap ibu harus bahagia apapun pilihannya..
Setuju bun, ibu rumah tangga bisa berdaya dan berkarya. Dapat mengekspresikan diri dan berbagi pada dunia. Semangat selalu bunda.
Baca ini jadi kangen sekali untuk kembali “kuliah”. Suami minta cuti dulu jadi sekarang dibetah-betahin menetap di trans city-nya IP
Keren ya mbak programnya. Ini jadi seperti sekolah untuk orang tua. Terutama ibu, profesi tertinggi dari seorang perempuan. Makanya harus punya ilmu yang mumpuni supaya sukses mendidik buah hati dan mengelola keuarga bahagia
tunggu aku sebentar lagi masuk ke club ibu ibu blogger wkwkwkw nnti siap ku tanya2 ya mbakkk hihi. baca artikel tentang ibu pasti merinding akuuuhh