Pengalaman Pertama Kali Ke Malaysia

Photo of author

By Shafira Adlina

Pengalaman pertama kali ke luar negeri. Lebih tepatnya perjalanan pertama kali ke Malaysia. Untuk diriku yang tinggal di lingkungan biasa saja dalam segi perekonomian, ke luar negeri menjadi hal yang tidak dipikirkan. Bahkan memimpikannya saja tidak terpikir. Mimpi-mimpiku tak pernah begitu tinggi, bisa hidup dan bahagia itu lebih dari cukup.

Semakin bertumbuh masuk ke jenjang mahasiswa membuat mataku terbuka bahwa bumi Allah itu luas! Apalagi saat menikah dengan suami, suami yang memiliki mimpi dan tujuan lebih membuatku berusaha untuk lebih.

Bersama suami, aku berani bermimpi. Meski perlu waktu yang tidak sedikit. Aku berani untuk bermimpi dan berusaha lebih dari yang kubayangkan.

Di tahun 2022, suami mendapatkan kesempatan untuk pergi keluar negeri dengan mengunjungi Singapore dan Malaysia bersama KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia). Dari sana ia menyemangatiku untuk membuat passport terlebih dahulu di tahun 2023.

Baca juga: membuat passport di Jakarta 2023

Meski saat membuat passport pun aku tak tahu kapan akan berangkat kemana? Bismillah bikin dulu kata suami kala itu. Sesungguhnya target aku sendiri adalah bisa mengunjugi Masjidil Haram terlebih dahulu, tapi kesempatan berkata lain.

Pameran Halal Terbesar di Malaysia

Suami, sebagai coach program ekspor suatu Lembaga mengajak beberapa bimbingannya untuk ke Malaysia menghadiri pameran halal terbesar di Malaysia. Tentu banyak Pelajaran yang bisa diambil teman-teman UMKM di sana. Dan kesempatan berjejaring dengan sesame UMKM maupun calon buyer di sana. Suami pun mengajakku sekalian “belajar” ke luar negeri.

Ittenary 3 Hari 2 Malam di Malaysia

Sebetulnya aku dan suami juga bukan seorang yang jiwa petualang. Beberapa kali kami keluar kota, kami lebih banyak menghabiskan waktu di hotel bersama anak-anak. Kalaupun pergi wisata hanya 1 tempat wisata dalam satu hari. Nah, jadi saat ke Malaysia juga aku ga berharap banyak. Meski ya sebagai wanita notabenenya aku lebih suka difoto, haha. Dengan bermodal experience suami sebelumnya jadi kupasrahkan untuk lokasi hotel sebetulnya.

Kalau untuk ittenarynya, lebih kita diskusikan sambil cari rekomendasi dari video di TikTok juga!

Hari pertama:

Hotel Transit-Makan Nasi Hainan-Mitech-Pasar Alor

Hari Kedua:

Hotel Travelodge Bukit Bintang – Batu Caves – Central Market – Twin Tower Petronas – Saloma Bridge – China town – Makan Nasi Kandar di Central Market

Hari Ketiga:

Main ke Asia Residen – Makan Duren Montong di Durian Man

Hari Pertama di Malaysia

Kami pergi dengan penerbangan jam 7 pagi dari Soekarno Hatta Cengkareng ke Kuala Lumpur dengan pesawat Trans Nusa. Maskapai yang biasa banyak melakukan penerbangan ke daerah timur Indonesia ini, sekarang ada jurusan ke Malaysia-nya.

Experience pertama ini juga membuatku sedikit deg-degan, suami yang mengingatkan untuk menaruh passport di tas utama yang kubawa. Ibaratnya kalau identitas penerbangan domestik itu menggunakan KTP, kalau penerbangan international menggunakan Passport. Kemudian kami juga mengprint tiket pulang. Saat di imigrasi hal ini ditanya, ya untuk menjamin kita WNI pulang lagi ke negeri asal.

“Rasanya bagaimana keluar negeri?”

Suami setengah meledek, bertanya padaku.

MasyaAllah Tabarakallah, meski mungkin buat sebagian orang ini biasa. Tapi untukku, ah masya Allah banget, senang pasti, deg-degan sedikit, kepikiran anak-anak tidak diragukan lagi!!

Ya buat ibu yang kerja paruh waktu di dunia digital banyak di rumah, meninggalkan anak dalam beberapa malam pasti menantang! Bersyukur pada Allah, aku punya support system berupa mertua dan adik ipar yang sangat dekat anak-anak. Meski susah di hari pertama karena anak-anak masih beradaptasi, hari kedua dan ketiga lancar bisa tidur nyenyak!

Baca juga: Ketika Meninggalkan Anak kerja keluar kota

Hotel Transit Bukit Bintang

Pukul 10 pagi kami sudah sampai di Hotel Transit Bukit Bintang. Malam pertama di Kuala Lumpur kami menginap di sini. Sebelum pergi suami sering bercerita kalau traveling ke Luar Negeri harus siap jalan kaki! Ya tidak seperti di Indonesia yang banyak ojek motor everywhere n anywhere. Di Kuala Lumpur, Grab itu hanya ada Mobil! Dan kita jarang sekali melihat motor.

Karena kita sampai belum waktu check in hotel, kita pergi ke minimarket dulu untuk beli minuman dan camilan. Kami menitipkan koper di hotel, lalu bertemu dengan para mentee suami yang menginap di hotel yang sama.

Kuliner Halal Wajib di Malaysia: Nasi Hainan Chen Meeng

Tahun lalu suami juga bersama teman-teman KPMI mencoba kuliner nasi Hainan ini. Meski namanya seperti meragukan tapi ada logo halal jelas di depan restoran sederhana ini. Kata suami yang punya atau yang jual juga orang jawa.

Nasi hainannya rasanya enak tidak terlalu berminyak, ayamnya jelas enak! Kami pesan yang panggang. Kuahnya juga mengingatkanku pada kuah baso, haha. Kami bertujuh memesan 1 ekor ayam panggang, 7 porsi nasi Hainan dan 3 porsi sayur pokcoy/kailan.  Total sekitar 210-230 RM detailnya, aku lupa. Termasuk medium ya pricenya, kalau dalam rupiah itu 700 ribuan.

Menuju MIHAS 2023 ke Gedung MItech

Di sana kami bertemu beberapa kolega suami dan guru ekspor kami Pak Nursamsyu. Ternyata tidak seperti dugaanku, pamerannya jauh lebih kecil dibanding pameran ekspor tahunan di Indonesia yang diselenggarakan di ICE BSD: Trade Expo Indonesia. Apa karena scoopnya lebih kecil ya, tentang halal? Aku jadi penasaran dengan pameran halal di Indonesia pekan depan di JCC!

Setelah beristirahat di hotel, selepas magrib kami keluar untuk mencari makan. Kami memutuskan untuk ke Pasar Alor yang jaraknya sekitar 1 km dari hotel. Jaraknya lebih pendek dibanding jalan ke resto chen meng tadi siang!

Nah, di sana aku benar-benar menikmati ragamnya pemandangan kuliner. Kebanyakan memang Chinese food ya! Ragam kuliner lainnya, ada india, timur Tengah, makanan asia juga dong! Di sekitar Kuala lumpur memang banyak turisnya. Ragam penduduknya, berbeda kalau kita jalan di Jakarta mungkin rasio turisnya dikit. Ya hampir Nampak seperti di Bali, tapi ini lebih beragam lagi. Nengok kiri ada orang Eropa, nengok kanan ada orang Jepang dan lain-lain.

Malam itu setelah menyusuri Pasar Alor, akhirnya kami memutuskan untuk makan makanan Timur Tengah. Mungkin, orang Lebanon atau sekitarnya. Suami memutuskan makan Nasi Mandhi dan aku pilih kebab yang kecil. Bukan kebab yang di Indo loh ya!

Ya Allah porsinya, orang Arab! Itu kuenyaaang banget. Bahkan ga kuat ngabisin daging di Nasi Mandhinya kita berdua.

Baca juga: Mengenal Bisnis Ekspor

Hari Kedua di Kuala Lumpur

Perjalanan ke Malaysia menjadi mendebarkan. Rasanya sudah lama juga ga berdua-an sama suami. Walaupun ya, percakapan dan pikiran kami juga sering anak-anak selama di Kuala Lumpur. Hari kedua, kami sarapan ringan dari minimarket roti dan susu. Lalu, kami pindah ke Hotel Travelodge sekitar 1 km dari Hotel Transit. Seru banget sih, geret-geret koper berdua berasa lagi honeymoon haha.

hotel murah malaysia bukit bintangSetelah menitip barang-barang di resepsionis, kami bersiap pergi ke Batu Caves! Sebab ga lengkap perjalanan ke Malaysia kalau belum mengunjungi Batu Caves.

Setibanya di sana, kita akan disuguhkan dengan pemandangan bukit batu kapur yang besar dengan nuansa Hindu yang kental berwarna kuning dan hijau yang merupakan salah satu tempat perziarahan umat Hindu terbesar di dunia. Jam buka tempat wisata ini dimulai dari pukul 06.00 hingga 21.00 waktu setempat.

Persiapkan mental untuk menaiki 272 anak tangga, mungkin ini plesetan dari batu capeeee. Pastikan kalian pakai alas kaki yang nyaman dan gunakan pakaian sopan ya, kalau aurat bawahnay terlihat kita diminta nutupinnya dengan beli/sewa kain di loket yang sudah disediakan ya.

di atas ada apa? ada kuil dan warung yang menjual cinderamata dan makanan ringan juga, aku dan suami memilih istirahat dan makan es krim di sana sambil memandangi gua tersebut.

Di sana kami makan di restoran india khusus vegan, suami pesan nasi goreng, kalau aku pesan roti India karena masih kenyang 😄

Oiya di sana aku mau ke toilet, eh sama bayar 0,5RM loh..sekitar 2000 juga hahah.

trip ke batu caves malaysia

Pulang dari Batu Caves, meski lelah tapi kami atau saya lebih tepatnya untuk pergi ke Central Market untuk beli oleh-oleh. Central market juga disebut pasar seni, pasar modern yang di dalamnya ada berbagai toko menjual barang kesenian seperti handycraft mulai dari macrame sampai casing handphone. Tidak hanya itu khas oleh-oleh, ragam toko makanan ringan ada di sini! Tentu milo Malaysia dan kitkat Malaysia jadi barang wajib di kantong belanjaan!

Tersedia juga toko-toko baju modern hinga kaos-kaos berlogo Malaysia yang pasti kami beli untuk anak-anak tercinta!

Setelah dari Central Market, kami mengunjungi Petronas alias twin tower. Lalu, saloma bridge yang ga jauh dari sana. Di sana ngapain? sesungguhnya cuma foto-foto dan video. Dimana hal itu, bukan hobby suami. Terima kasih suami, yang sudah rela memfoto dan videokan istrinya ini!

Hari Ketiga di Kuala Lumpur

Sebelum bertolak dari negeri Jiran ini, suami berjanji untuk bertemu teman lamanya yang sedang menempuh S3 di kota ini. Kami tidak langsung pulang ke Ibu Kota, tapi berencana untuk ke Medan karena ada urusan bisnis. Flight dengan Air Asia di Pukul 09.00 malam waktu setempat.

Siangnya kami mengunjugi apartemen residence teman suami, surprisingly anaknya kembar dan masih usia 1,5 tahun. Namanya pun sama denganku Shafira dan Shafina. Ah,lucu sekali jadi pengen punya bayi lagi, eh!

Jadi ternyata suami dan istri adalah teman suamiku. Maklum suamiku golongan introvert, dan jarang jarang bercerita temannya. Karena waktunya masih panjang, kami diajak makan duren atok dalang alias Musang King di Durian Man. Padahal teman suamiku ini ga suke duren! Dan kami baru tahu saat kami mau menyantap ini. Sementara istri dan anak-anaknya di rumah karena jam tidur siang.

Harga Durian Musang King ini 109 RM, kalau dirupiahin sekitar 350.000 rupiah, masyaAllah Tabarakallah. Kalau rasanya, jujur aku lebih suka durian medan. Durian musang king, menang warna dan terkenalnya aja. kalau rasa justru lebih legit dan manis dari durian medan. Kebetulan besoknya kami ke medan dan makan durian ucok dan ulalaaa maafkan aku atok dalang, aku lebih suka ucok medan!

Tak terasa hari sudah mulai sore, kami pun berpamitan pergi ke bandara dengan Grab. Oya, selama di Kuala lumpur transportasi yang kami pakai memang selalu grab mobil. Alasannya jika pakai umum, harganya cenderung sama jika dikalikan berdua. Jadi alasan praktis dan cepat, ya grab memang. Maaf ya ga go green, hiks.

baca juga: Cerita Perjalanan Liburan di Pulau Bangka

Penutup

Itu dia pengalaman pertama kali ke luar negeri. Alhamdulillah Allah kasih pengalaman bisa pergi ke luar negeri bareng suami, semoga next bisa sama anak-anak juga.
Mungkin terlihat biasa untuk sebagian orang, mungkin terlihat luar biasa untuk sebagian lainnya. Hal yang terpenting apapun itu pemaknaan bagi diri kita dan membawa kebaikan serta kedekatan pada sang pencipta.

Semoga bermanfaat, salam.

shafira adlina

1 thought on “Pengalaman Pertama Kali Ke Malaysia”

  1. Apa makanan Malay Ngerasa banyak aroma ketumbar nggak Teh? Aku nggak bisa makan kl disana.. Lebih cucok dg taste Sg haha

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page