Menjaga Kebakaran Hutan dan Lahan di Musim Kemarau: Peran Penting Keluarga dan Masyarakat
Musim kemarau telah tiba, dan bersamanya datang ancaman yang telah lama menghantui Indonesia: kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Setiap tahun, kita menyaksikan titik api merebak di berbagai wilayah, seperti Kalimantan, Sumatera, bahkan Jawa, yang mengakibatkan kabut asap tebal dan kualitas udara yang buruk, bahkan berbahaya bagi kesehatan. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk berkontribusi dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan, mengingat dampak yang merugikan bagi ekosistem, kesehatan manusia, dan iklim.
Kondisi Musim Kemarau dan Karhutla di Indonesia
Pada setiap musim kemarau, Indonesia menghadapi ancaman serius dalam bentuk karhutla. Ini adalah fenomena kebakaran yang seringkali dipicu oleh faktor manusia, seperti pembukaan lahan ilegal, pembakaran hutan untuk perkebunan, dan kelalaian dalam pengelolaan sumber daya alam. Dalam beberapa tahun terakhir, kabut asap yang dihasilkan oleh karhutla telah menciptakan masalah serius dalam hal kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
Menurut Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), data per 7-13 Agustus menunjukkan bahwa karhutla telah menjadi ancaman yang signifikan. Dalam periode tersebut, terdapat 38 kejadian bencana di Indonesia, dengan 21,61% di antaranya adalah karhutla. Sisanya meliputi bencana kekeringan, banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem (Mongabay, Agustus 2023).
Belgis Habiba, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, telah mengingatkan bahwa El-Niño tahun 2023 diperkirakan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menambah urgensi untuk mengambil tindakan yang serius dalam restorasi, perlindungan, dan pemulihan ekosistem gambut, yang merupakan salah satu faktor utama dalam mencegah karhutla.
Walhi Jambi juga telah mendorong penataan kesatuan hidrologi gambut menjadi prioritas dengan melakukan evaluasi tata kelola perizinan. Ini adalah langkah yang penting dalam mengatasi akar permasalahan yang menyebabkan karhutla.
Peran Keluarga dalam Mencegah Karhutla
Dalam menghadapi ancaman karhutla, peran keluarga adalah kunci. Keluarga adalah tempat di mana nilai-nilai dan kebiasaan lingkungan dapat diajarkan dan diterapkan secara nyata. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil oleh keluarga dalam mencegah karhutla dan menjaga lingkungan:
#1. Edukasi Anak-Anak
Sebagai orang tua memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan tentang lingkungan kepada anak-anak mereka. Mereka dapat menjelaskan dampak negatif dari karhutla dan pentingnya menjaga hutan dan lahan. Edukasi ini dapat dilakukan melalui percakapan, membaca buku, dan menonton dokumenter lingkungan. Tinggal kita sesuaikan dengan usia anak.
Untuk anak usia SD, seperti anak pertama saya yang menginjak umur 8 tahun saya perkenalkan Team Up For Impact Everyday (TUFI). Website yang menyediakan challenge untuk melindungi bumi dengan pilihan 6 tema yang bisa ikuti tiap harinya.
Tantangan Setiap Hari
Bersama Team Up For Impact Terdapat ragam tantangan yang bisa diikuti setiap hari dan telah diikuti oleh ribuan orang lebih. Setiap orang yang mengikuti tantangan dan memperoleh point 1.400 akan mendapatkan pohon untuk di tanamkan di hutan dan ikut serta menyelamtkan bumi. Seperti kemarin, challengenya adalah mengurangi penggunaan botol kemasan sekali pakai air mineral.
Dengan misi harian yang ada di Team Up For Impact Everyday dan dapatkan 100 poin untuk join dan 100 poin untuk share di medsos.
- Ikuti challenge pilihanmu setiap hari dan kumpulkan poinnya.
- Saat terkumpul 1.400 poin, akan ada 1 pohon yang ditanam atas nama kita di hutan
- Kita akan dikirim email begitu pohon atas nama kita telah ditanam
Kita bisa menggabungkan beberapa kategori di atas yang kita banget.
#2. Contoh yang Baik
Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam pengelolaan lingkungan. Menggunakan sumber daya dengan bijak, seperti listrik dan air, dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai adalah tindakan nyata yang dapat dilihat oleh anak-anak dan menjadi inspirasi bagi mereka.
3. Aktivitas Bersama di Alam
Menghabiskan waktu bersama di alam, seperti hiking, berkemah, atau berkebun, dapat membantu anak-anak merasa dekat dengan alam. Selama kegiatan ini, orang tua dapat menjelaskan pentingnya menjaga alam dan ekosistemnya.
4. Mengurangi Konsumsi Produk Berbasis Perkebunan
Perkebunan adalah salah satu penyebab utama karhutla. Orang tua dapat mengurangi konsumsi produk yang berkontribusi pada deforestasi, seperti minyak kelapa sawit. Ini dapat mengirimkan pesan penting kepada anak-anak tentang pentingnya memilih produk yang berkelanjutan.
5. Berpartisipasi dalam Program Lingkungan
Ajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam program-program lingkungan seperti penanaman pohon atau pembersihan pantai. Ini akan memberi mereka pengalaman langsung tentang pelestarian lingkungan.
Kontribusi Aktif Masyarakat dalam Mencegah Karhutla
Selain peran keluarga, masyarakat secara keseluruhan juga dapat berperan aktif dalam mencegah karhutla:
1. Melaporkan Aktivitas Pembakaran Ilegal
Jika Anda melihat aktivitas pembakaran hutan yang mencurigakan, laporkan kepada pihak berwenang. Masyarakat memiliki peran penting dalam mendeteksi dan menghentikan aktivitas ilegal yang dapat memicu karhutla.
2. Mendukung Upaya Restorasi Hutan
Saling mendukung dalam program restorasi hutan adalah cara yang efektif untuk mencegah karhutla. Bergabung dengan kelompok lokal yang peduli terhadap lingkungan dan ikut dalam upaya restorasi hutan dapat membantu mengembalikan ekosistem yang terganggu.
3. Edukasi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya karhutla dan cara mencegahnya adalah langkah penting. Dengan menyelenggarakan seminar, lokakarya, dan kampanye pendidikan, kita dapat membangun pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini.
Kerja Sama dengan Pemerintah dan LSM
Kerja sama dengan pemerintah dan LSM yang peduli terhadap lingkungan juga sangat penting. Mendorong perubahan dalam kebijakan dan penegakan hukum yang lebih ketat terhadap aktivitas ilegal yang merusak hutan dan lahan adalah langkah yang sangat dibutuhkan.
Kesimpulan
Kebakaran hutan dan lahan adalah ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Di musim kemarau, ketika risiko karhutla meningkat, kita semua memiliki peran penting dalam mencegahnya. Mulai dari pendidikan dan tindakan nyata dalam pengelolaan lingkungan hingga melaporkan aktivitas ilegal dan mendukung upaya restorasi hutan, setiap langkah yang kita ambil dapat membantu menjaga hutan dan lahan kita tetap aman. Selain itu, melibatkan anak-anak dalam pendidikan lingkungan dan nilai-nilai pelestarian lingkungan adalah investasi dalam masa depan, di mana mereka akan menjadi pelindung bumi yang bertanggung jawab. Dengan kerja sama bersama, kita dapat mencegah karhutla dan menjaga keindahan alam Indonesia untuk generasi mendatang.