Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Popok

Photo of author

By Shafira Adlina

Cara mengatasi ruam popokTeringat jelas betapa terkejutnya saya mendapatkan ruam pada kulit area popok bayi pertama saya. Rasanya saya jadi paham kenapa semalaman dia tidak tidur dengan nyenyak, pasti tidak nyaman dengan kemerahan di kulit daerah popoknya ini. Saya rasa semua orang tua, apalagi mamah di dunia ini akan khawatir ketika mendapatkan anakknya mengalami ruam popok atau diaper rash ini. Lalu, kita akan mencari tahu penyebab dan cara mengatasi ruam popok ini.

Meskipun saat itu arus informasi juga masih dapat dicari di internet, terkadang saran dari keluarga entah itu Ibu, ibu mertua, kakak ataupun saudara ipar akan berpengaruh pada keputusan kita ga sih? Kalau sekarang ditambah dengan variable review dari orang juga sih.

Benar ga ya penyebab ruam popok pada bayi itu karena memakai popok sekali pakai? Apakah popok kain lebih baik? Cara mengobati dan merawat kulit bayi yang terkena ruam ini bagaimana? Ah, banyak sekali pertanyaanku di kala itu. Kali ini kita bahas satu persatu yuk. Kali ini kita bahas dulu apa sih penyebab ruam popok pada bayi.

Penyebab Ruam Popok Pada Bayi

Menurut  Srinivas (2016) ruam popok merupakan dermatitis (peradangan kulit) yang timbul yang disebabkan akibat kontak dengan bahan iritan. Data juga menunjukkan bahwa bayi berusia 9-12 bulan sebanyak 7%-35% pernah mengalami ruam popok2. Artinya, kita tidak perlu terlalu khawatir, banyak Mamah yang senasib dengan kita. Dengan catatan saat ini mari cari tahu untuk bisa mencegah terjadinya ruam popok. Pemicu ruam pada kulit area popok pada bayi disebabkan berbagai faktor, berikut penyebabnya :

1. Kulit Bayi yang Iritasi adalah Penyebab Ruam Popok

Irritant diaper dermatitis (IDD) atau ruam popok disebabkan oleh salah satunya karena kulit bayi yang teriritasi (Blume-Peytavi dan Kanti, 2018). Iritasi yang ditimbukan dari gesekan antara kulit dengan permukaan popok. Apalagi ketika popok basah dipenuhi urin dan feses tentu akan meningkatkan iritasi.

pH kulit bayi juga akan lebih basa karena adanya feses dan urin, ini akan memperparah kondisi iritasi. Beberapa zat dalam feses sangat iritatif pada kulit. Selain itu, pada feses terdapat beberapa enzim membuat zat-zat iritan lain lebih mudah masuk ke lapisan kulit. Ditambah lagi Kulit bayi baru lahir juga tergolong belum sempurna.

2. Ruam Popok karena Inflamasi (Pembengkakan)

Kulit di area popok bayi cenderung mengalami kontak yang lama dengan urin dan feses. Apalagi ketika popok sudah penuh, dapat menyebabkan overhidrasi dan perubahan pH kulit. Lingkungan ini yang menyebabkan kerusakan pada struktur stratum korneum (lapisan terluar kulit) yang secara langsung berkontribusi pada kestabilan skin barrier.

3. Infeksi Perkembangan Mikroba Pemicu Ruam Popok

Paparan urin dan feses yang lama menyebabkan pH yang lebih basa pada kulit yang diaper tidak hanya menimbulkan iritasi dan inflamasi. Hal ini juga yang mengakibatkan perubahan kolonisasi mikroba. Termasuk memicu pertumbuhan jamur Candida albicans secara berlebihan. Infeksi menjadi hal yang tidak terindahkan, ruam popok pun menjadi lebih berat (Jennie D, 2014). .

4. Reaksi alergi

“Nada, ga cocok sama popok merk X. Pasti merah-merah.” Cerita kakak keduaku tentang anak keduanya yang alergi terhadap popok sekali pakai jenis tertentu.

Ternyata memang benar si kecil dapat menampakkan reaksi alergi terhadap bahan atau zat tertentu yang terdapat pada popok. Selain itu, bayi juga dapat mempunyai alergi terhadap bahan pewangi atau kandungan alkohol pada tisu basah, yang erat digunakan bersamaan untuk membersihkan daearah bekas popok.

Oleh sebab itu, kita wajib paham dan kenali apa pencetus reaksi alergi padabuah hati, sehingga hal ini bisa dihindari di kemudian hari. Jangan lupa untuk memilih popok bayi berbahan lembut dan bisa menyerap cairan dengan baik untuk membantu menjaga kesehatan kulit anak.

Popok Bayi dan Ruam Popok

Masih ingat ketika pertama kali memiliki bayi, popok kain tradisional yang terdiri dari satu lapisan menjadi salah satu barang wajib dibeli. Walaupun, saat itu saya belum paham ternyata betapa melelahkannya menganti popok bayi setiap hari. Namun, ternyata saat anak kedua saya baru tahu bahwa popok kain zaman now memiliki lebi dari satu lapisan, ada juga cloth diaper serta yang tidak asing lagi adalah popok sekali pakai.

Popok sekali pakai biasanya terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan dalam yang bersentuhan dengan kulit bayi, lapisan inti yang berfungsi sebagai penyerap, serta lapisan luar yang tidak bisa ditembus cairan (2).Mengatasi ruam popok

Popok Sekali Pakai atau Popok Kain?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan popopk dengan bahan katun untuk popok kain, supaya ventilasi kulit terpelihara dengan baik. Namun demikian, semua pilihan tetap jatuh ke tangan Mamah sendiri.

Popok kain, clodi dan popok sekali pakai memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Contohnya, popok kain memang lebih ramah lingkungan karena tidak menimbulkan sampah. Popok kain bisa dipakai berulang tapi untuk mencucinya kita perlu meluangkan waktu dan tenaga apalagi bayi buang air. Masih terbayang, bisa 7-8 berapa lembar popok yang harus dicuci setiap hari.

Clodi ataupun popok kain modern juga ramah lingkungan, bisa menampung pipis bayi hingga beberapa kali, seperti popok sekali pakai. Keuntungannya di malam hari kita tidak akan memiliki cucian popok lebih banyak daripada popok kain biasa. Namun, harganya sudah pasti lebih mahal dan harus berhati-hati karena anak kedua saya malah timbul ruam karena terlalu lama tidak diganti.

Popok sekali pakai lebih praktis, namun kurang ramah lingkungan karena sampah yang ditimbulkannya. Namun, tidak masalah untuk kesehatan kulit bayi selama kita sering menggantinya saat popok bayi itu sudah penuh.

Meskipun popok kain tradisional membuat kulit bayi lebih bebas bernapas. Tetapi, sebenarnya kemampuan menyerap popok kain lebih rendah jika dibandingkan dengan popok sekali pakai atau popok kain modern. Selain itu jika isi popok bocor keluar, ini juga meningkatkan risiko terjadinya iritasi kulit (2).

Selain bahan pertimbangan yang sudah saya sebutkan, tentu kita memiliki faktor pertimbangan lainnya seperti perhitungan biaya, tenaga orang tua atau kerabat yang ikut merawat dan mengganti popok bayi hingga dampak pada lingkungan.

Bagaimana Merawat Kulit Bayi dengan Tepat supaya Tidak Terjadi Ruam Popok?

Jadi, bagaimana untuk mencegah terjadi ruam popok pada bayi? Tentu kita harus merawat kulit bayi dengan tepat. Langkah supaya si kecil terhindar dari ruam popok adalah dengan menjaga kebersihan kulit bayi.

1. Mencegah Ruam Popok dengan Menjaga Kebersihan Kulit Bayi

Singkatnya kita perlu sesegera mungkin mengganti popok setelah bayi buang air besar (BAB). Jangan dibiarkan terlalu lama. Usahakan untuk selalu dapat mengganti popok bayi 2-3 jam sekali atau saat popok mengalami perubahan warna. Saat bayi terkena ruam popok tidak menjadi masalah menggunakan popok sekali pakai, yang terpenting tidak membiarkan bayi dengan popok kotornya terlalu lama.

2. Istinja dengan Benar untuk Mencegah Infeksi

Hal yang terpenting saat mengganti popok, bagian kemaluan bayi dibersihkan (Istinja) menggunakan kapas atau waslap yang dibasahi dengan air bersih.Arah membersihkan dari arah depan (kemaluan) ke belakang (anus). Jangan sebaliknya karena kuman dan kotoran feses bisa masuk ke saluran kemih dan menimbulkan terjadinya infeksi. Bidan yang sering memberi vaksin anak kedua saya bahkan pernah memberikan nasihat, jika anak sudah bisa dibawa ke kamar mandi lebih baik istinja dengan air mengalir karena akan lebih bersih daripada hanya menggunakan kapas dan air.

3.Biarkan Daerah Popok Terkena Angin

Salah satu cara untuk merawat kulit bayi terkena ruam popok adalah dengan membiarkan daerah popok tersebut terkena angin. Misalnya saat hendak mandi pagi atau mandi sore, beberapa belas menit sebelumnya bayi hanya dikenakan celana pendek. Tujuannya adalah emberikan sirkulasi udara pada daerah popok bayi selama mungkin.

4. Gunakan Krim Khusus

Ketika mandi, sebisa mungkin gunakan sabun dan air hangat untuk membersihkan area kelamin dan anus. Setelah mandi atau saat mengganti popok, kita dapat mengoleskan krim khusus untuk rua popok bayi. Hal ini juga disarankan agar kulit bayi terlindungi. Jika si kecil terkena ruam popok, salah satu salep yang dapat kita gunakan adalah Bepanthen dari Bayer.

Bepanthen merupakan salep yang dapat digunakan dalam perawatan kulit bayi yang terkena ruam popok, radang kulit, kulit lecet dan iritasi kulit bayi. Selain itu, jika puting susu mamah mengalami lecet selama menyusui dan hamil (cracked nipple) salep ini dapat digunakan juga.

Salep Bepanthen ini bisa kita dapatkan di semua apotek tanpa memerlukan resep dokter, tapi tetap diperlukan perhatian dalam penggunaannya karena hanya sebagai topical atau obat oles kulit.

Salep Bepanthen memiliki kandungan salah satu bahan aktifnya adalah dexpanthenol, yaitu provitamin B5 yang dapat merangsang regenerasi sel kulit baru.

Cara kerja Bephanten adalah dengan melapisi permukaan kulit yang terkena ruam popok dan membantu proses penyembuhan dengan merangsang pembentukan sel-sel kulit baru. Ketika dioleskan, senyawa provitamin B5 akan menembus kulit dan diubah menjadi vitamin B5 (asam pantotenat) yang dapat memperbaharui sel-sel kulit. Provitamin B5 ini juga terlibat dalam pembentukan senyawa lemak sebagai pelindung sel-sel kulit baru yang diregenerasi.

Untuk memudahkan kita mengingat, beberapa ahli memberikan tips untuk kita lebih sebagai Mamah kita dapat menerapkan rumus ABCD untuk mencegah dan mengatasi ruam popok.

A (air out): membiarkan area popok kering di udara terbuka selama mungkin.

B (barrier): mengoleskan krim khusus atau petroleum jelly di area popok sebagai barrier alias pelindung kulit.

C (clean): menjaga area popok bersih dengan segera mengganti popok yang kotor.

D (disposable diapers): selama bayi mengalami ruam popok, disarankan menggunakan popok sekali pakai.

Penutup

Nah, itulah penyebab dan cara mengatasi ruam popok pada bayi. Dengan mengetahui informasi dan beberapa hasil laporan penelitian dan pendapat para ahli, kita bisa merawat kulit daerah popok bayi dengan tepat. Semoga bermanfaat, salam.

Referensi :

  • Blume-Peytavi and Kanti, 2018. U. Blume-Peytavi, V. Kanti Prevention and treatment of diaper dermatitis Pediatr Dermatol, 35 (2018), pp. s19-s23
  • Sahana M. Srinivas, Sandipan Dhar. (2016). Advances in Diaper Technology.(https://www.researchgate.net/publication/299510002_Advances_in_Diaper_technology/link/56fcc9fd08ae8239f6dc4ddf/download)
  • Henny Adriani Puspitasari. (2017). 5 Langkah Mengatasi Ruam Popok pada Bayi. (http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/5-langkah-mengatasi-ruam-popok-pada-bayi)
  • Jennie Dianita Sutianto. (2014). Popok Bayi, Apa yang Anda perlu Ketahui. (http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/popok-bayi-apa-yang-anda-perlu-ketahui)
  • Nina Dwi Putri, Amanda Soebadi. (2014).Perawatan Bayi Baru Lahir. (http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perawatan-bayi-baru-lahir)

 

17 thoughts on “Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Popok”

  1. Terima kasih kak informasi nya. Pernah ruam2 juga anak saya kalau pas popok lagi full dan gak segera diganti. Ternyata untuk mengatasinya ada bepanthen. Bisa dicoba semoga cocok

    Reply
  2. Kalau bayi kena ruam tuh tersiksa dan rewel..kita lihatnya pun kasihan jadinya. Bagus ini ada salep Bepanthen baby yang melindungi dari gesekan atasi ruam popok bayi. Mana bisa dipakai untuk puting lecet juga ya. Multifungsi salepnya, wajib punya nih buat yang busui dan baby-nya

    Reply
  3. Saya memilih clodi untuk anak dengan alasan lebih murah dan sayang lingkungan. Tapi setelah usia 1 tahun malah pakai pospak.
    Yah, beragam cerita perpopokan ini, yang jelas sih memang jangan sampai ruam. Kasihan sekali.

    Reply
  4. Liat anak yang ruam popok tu bawaannya sedih karena kulitnya jadi merah-merah sampai kadang luka sehingga anak yang tadinya aktif jadi tersiksa banget. Dengan adanya salep Bephanten ini bisa jadi penolong banget buat ibu2.

    Reply
  5. Kadang kita sebagai Ibu engga sadar kenapa si Kecil rewel. Ternyata akibat ruam popok. Bagus sekarang sudah ada cara-cara mengatasi ruam popok deh. Selalu sedia Bepanthen Baby aja. Bahkan bisa untuk Mamanya juga, untuk cracked nipple…

    Reply
  6. Ruam popok ini sepertinya adalah fenomena yang lumrah terjadinya ya Mbak, cuma sebaiknya memang ibu mencari tahu sebabnya dan menanganinya dengan baik agar anak gak risih atau tersakiti

    Reply
  7. ruam popok itu memang lumrah ya terjadi pada bayi, duuuh melihatnya aku pun merasa kasian, enggak nyaman pasti, rewel juga jadinya ya Mba. Siip tips-tipsnya Mba, bisa jadi solusi juga ini salep Bepanthennya

    Reply
  8. Alhamdulillah anakku enggak pernah kena ruam popok. Aku ikutin jurus kuno ibu. Jadi, salep/Cream yang disediakan nganggur. Heheheh

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page