Stimulasi dan Ide Bermain Anak 3-5 tahun

Photo of author

By Shafira Adlina

[vc_row content_placement=”middle” height=”auto” color_scheme=”custom” us_bg_color=”#ffffff”][vc_column animate=”fade” animate_delay=”0.2″][us_single_image image=”2092″ size=”medium_large” align=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row color_scheme=”custom” us_bg_color=”rgba(95,206,161,0.41)”][vc_column animate=”fade” animate_delay=”0.4″ css=”.vc_custom_1625775337145{background-color: rgba(255,255,255,0.01) !important;*background-color: rgb(255,255,255) !important;}”][vc_column_text]Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini mengalami peningkatan yang pesat, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Periode ini sering juga disebut sebagai fase ”Golden Age”.  Tumbuh kembang anak harus diperhatikan secara cermat pada periode ini agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan.

Termasuk pertumbuhan dan perkembangan  otak dan emosi anak balita berkembang pada periode golden age. Informasi tersebut saya dapatkan setelah membaca artikel Stimulasi Tumbuh Kembang Anak dari ibupedia.com sebagai pusat informasi kehamilan, parenting, Ibu dan Anak.

Ini menjadi alasan kenapa kita sebagai orang tua wajib memastikan tumbuh kembang anak tercapai dengan optimal di periode emas tersebut. Setiap hari, jaringan yang tumbuh di dalam otak akan membentuk dasar neurologis keterampilan yang akan digunakan anak hingga ia dewasa nanti.

Bukan hanya berdasar pada gen anak, jaringan otak anak dipengaruhi oleh seluruh pengalaman yang diperoleh buah hati kita setelah ia lahir. Tumbuh kembang anak di 3 tahun pertama kelahirannya akan terus berkembang. Terutama perkembangan emosi mulai dari perilaku, tersenyum, refleks hingga merasa malu.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row content_placement=”middle” height=”auto” color_scheme=”custom” us_bg_color=”#ffffff”][vc_column animate=”fade” animate_delay=”0.2″ width=”1/2″][vc_column_text]Lalu bagaimana setelah 3 tahun berlalu?[/vc_column_text][vc_column_text]Ketika anak mengalami hal-hal baru setiap harinya, otak mereka membentuk jaringan saraf untuk mempelajari bahasa, penalaran, penyelesaian masalah, dan nilai-nilai moral. Jaringan saraf tersebut pun menjadi permanen ketika anak mendapatkan stimulasi dan pengulangan pembelajaran.

Pada artikel ini saya ingin berbagai stimulasi dan ide permainan apa yang biasa saya lakukan kepada anak sulung saya, Sakha. Ide permainan anak ini bisa dilakukan untuk anak usia 3-5 tahun.[/vc_column_text][/vc_column][vc_column animate=”afr” animate_delay=”0.4″ width=”1/2″][us_single_image image=”1986″ size=”medium” align=”center”][/vc_column][/vc_row][vc_row color_scheme=”custom” us_bg_color=”#dbdbdb” us_bg_image=”2052″ us_bg_size=”contain” us_bg_repeat=”no-repeat” us_bg_pos=”center right”][vc_column][vc_column_text]

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Otak Anak

Otak anak usia dini berkembang pesat bahkan 3 kali lebih cepat dibandingkan otak orang dewasa. Kematangan otak anak usia dini mempengaruhi perkembangan fisik motorik, bahasa, sosial emosi kemandirian, dan beberapa aspek perkembangan anak.

Perkembangan otak anak usia dini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column width=”1/2″][us_single_image image=”1993″ animate=”afc” animate_delay=”0.2″][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

1. Nutrisi

Asupan nutrisi yang adekuat diperlukan untuk mencapai tumbuh kembang yang baik. Pemenuhan gizi yang baik sangat berperan dalam pencapaian pertumbuhan badan yang optimal, termasuk di dalamnya pertumbuhan otak anak (dr. Atien Nur Chamidah, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan UNY).

Jika makanan yang diberikan kepada anak secara kualitas maupun kuantitas kurang baik akan menyebabkan kekurangan gizi. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dapat terjadi akibat gizi kurang, khusus pada perkembangan dapat mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi otak.

Dengan menjaga asupan nutrisi anak, kita tidak hanya menjaga kesehatan tubuh anak tapi mempengaruhi perkembangan kognitif atau otak anak.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

2. Afeksi

Hal yang sering dilupakan oleh sebagian orang tua bahwa afeksi atau kasih sayang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak dapat berkembang lebih baik jika kebutuhan afeksi anak diberikan.

“Pada dasarnya pengasuhan meninggalkan kebiasaan dan kenangan.” Ujar Bu Elly Risman

Anak akan mengingat pengalaman yang terjadi dalam hidupnya dengan pengalaman emosional. Bagaimana respon dan mimik wajah kita, bagaimana nada bicara kita dan bagaimana perasaan yang ditinggalkan pada mereka.[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/2″][us_single_image image=”2000″ animate=”afc” animate_delay=”0.2″][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column][vc_column_text]

3. Stimulasi

“Anak adalah pembelajar sejati jika diberi kesempatan”

Stimulasi harus diberikan secara tepat sesuai dengan tugas perkembangan  di setiap tahap usia. Fokus pendidikan usia dini berupa stimulasi pencapaian ketuntasan tugas perkembangan anak usia dini masih harus terus digalakkan.

Oleh sebab itu, setelah usia 3 tahun pun amat penting untuk menjaga anak tetap mendapat stimulasi yang tepat untuk mendorong perkembangan otak dan emosinya.

Tentu kita setuju bahwa pendidikan anak usia dini merupakan pondasi pembelajaran bagi tahap pendidikan selanjutnya. Usia dini menjadi tahap penting dalam proses pematangan tubuh manusia.

Tak heran, banyak dari kita tua memasukkan anak-anak ke playgroup dan pre-school di usia ini.

Namun, di tengah merebaknya virus corona dua tahun terakhir ini tentu membuat kita sebagai orang tua galau dalam menyekolahkan anak-anak. Sebagai orang tua yang memiliki anak usia dini memilih menunda sekolah anak karena alasan kesehatan, terlebih lagi pendidikan pra sekolah bukan pendidikan wajib yang harus dilakukan. Namun, hati kecil kita pasti menyakini bahwa pendidikan anak di setiap usia adalah kebutuhan.[/vc_column_text][us_single_image image=”2056″ align=”center” animate=”afb” animate_delay=”0.4″][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto” color_scheme=”custom” us_bg_color=”#dbdbdb”][vc_column animate=”hfc” animate_delay=”0.6″][vc_column_text]

Bagaimana membuat anak semangat belajar?

[/vc_column_text][us_single_image image=”2042″ align=”center” animate=”afb” animate_delay=”0.4″][vc_column_text css=”.vc_custom_1625901852510{border-radius: 4px !important;}”]Sebelum membagikan stimulasi ide bermain apa saja yang saya lakukan, kita bahas dulu bagaimana membuat anak semangat untuk belajar atau berkegiatan selama di rumah. Kenapa? karena saya pribadi mendapatkan banyak menerima curahatan hati para ibu yang kesulitan dalam mengajak anaknya untuk belajar. Beberapa kali pun saya pernah mengalaminya. Setelah berkelana dan belajar membaca anak-anak saya sendiri, setidaknya saya bisa membagikan 4 tips agar anak semangat belajar di rumah. Ini dia tips agar anak semangat belajar.[/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625780755345{background-color: rgba(95,206,161,0.41) !important;*background-color: rgb(95,206,161) !important;border-radius: 4px !important;}”]

1. Atur lingkungan yang nyaman

[/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625780769630{border-radius: 4px !important;}”]Salah satu bagian otak anak bernama amigdala yang mengatur respon emosi terhadap lingkungan. Amigdala juga bertanggung jawab meningkatkan kesadaran, naluri bertahan hidup dan ingatan.

Dengan mengatur lingkungan yang nyaman dan menarik untuk belajar anak, amigdala akan terstimulasi menjadi dingin. Setelah itu anak akan tertarik bereksplorasi. Jika belum bisa menyediakan kamar karena keterbatasan ruangan di rumah, kita bisa membuat satu pojok untuk bermain dan belajar anak. Kita bisa susun dengan rak, berikan kursi dan meja serta karpet sehingga anak nyaman dengan lingkungan belajarnya.

[/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625799430770{background-color: rgba(95,206,161,0.41) !important;*background-color: rgb(95,206,161) !important;border-radius: 4px !important;}”]

2. Buat Penghargaan

[/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625799503411{border-radius: 4px !important;}”]Pengalaman yang mengesankan dan penuh emosi positif dapat meninggalkan jejak saraf untuk membangun keinginan belajar di kemudian hari.

Kita bisa membuat setiap kegiatan bermain dan belajar bersama anak menjadi memori prestasi, sekecil apapun pencapaian anak.

Salah satu cara yang bisa kita berikan setiap kegiatan belajar bersama adalah dengan kata-kata apresiasi.Ketika anak bisa menyelesaikan aktivitas kita bisa mengapresiasinya dengan kalimat

“Alhamdulillah, Kakak (sebut nama anak) sudah tekun (sebutkan sifat yang ingin stimulasi pada anak), bersyukur dan bisa mengikuti permainan. Ayah dan Mamah senang melihat Kakak yang tekun,  semangat dan bersyukur. Barakallah (kemudian peluk anak)”

Lalu bagaimana anak masih memerlukan bantuan? Tetap kita berikan penghargaan lewat kata-kata agar anak tetap mengalami pengalaman yang mengesankan.

“Selamat ya Kakak sudah mau berusaha dalam kegiatan ini. Ayah dan Mamah senang Kakak bersemangat mengikuti kegiatan bersama Ayah/Mamah dan bersyukur atas pemberian AllahBarakallah (kemudian peluk anak)”

Terkadang kita juga menemui hari di mana anak belum mau terlibat. Sebagai orang tua kita jangan keci lhati, tetap beri kalimat pendukung pada anak.

“Hari ini Kakak belum tertarik yah? Besok kita coba lagi yah semoga kakak mau mencoba aktivitas ini bersama Ayah/Mamah.”

[/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625801763963{background-color: rgba(95,206,161,0.41) !important;*background-color: rgb(95,206,161) !important;border-radius: 4px !important;}”]

3. Buat Pemaknaan

[/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625801789419{border-radius: 4px !important;}”]Anak usia 3-5 tahun pada umumnya sudah bisa diajak berdiskusi. Kita bisa melatih anak memaknai proses belajarnya. Hadirkan pertanyaan untuk didiskusikan bersama. Untuk apa aku belajar?

Susun mulai dari nilai, tujuan dan meaning bersama anak. Kita bisa ajak anak saat membaca buku, membaca cerita atau kegiatan seru lain.[/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625801858015{background-color: rgba(95,206,161,0.41) !important;*background-color: rgb(95,206,161) !important;border-radius: 4px !important;}”]

4. Keterlibatan orang tua

[/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625801838419{border-radius: 4px !important;}”]Aktivitas orang tua akan mempengaruhi motivasi anak dalam belajar. Saat anak belajar, lakukan hal yang mendukung suasana belajar. Misalnya, matikan TV dan gadget.[/vc_column_text][us_single_image image=”2066″ size=”medium” align=”center” animate=”fade” animate_delay=”0.4″][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”small” color_scheme=”custom” us_bg_color=”rgba(95,206,161,0.41)”][vc_column width=”1/6″][us_single_image image=”2035″ animate=”afc” animate_delay=”0.2″][/vc_column][vc_column width=”2/3″][vc_column_text]

Belajar dan Stimulasi Sambil Bermain dengan Anak 3-5 tahun

[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/6″][us_single_image image=”2072″ animate=”afc” animate_delay=”0.2″][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto” color_scheme=”custom” us_bg_color=”rgba(95,206,161,0.41)”][vc_column][vc_column_text css=”.vc_custom_1625907645133{border-radius: 4px !important;}”]Berikut beberapa contoh permainan stimulasi untuk anak umur 3-5 tahun yang bisa kita lakukan selama di rumah saja.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

1. Membuat Susu dan Menghias Gelas Sapi

Stimulasi dengan permainan sambil belajar bisa kita lakukan bersama anak dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Kita dapat sambil mengasah sifat percaya diri pada anak dengan kegiatan ini.

Bagaimana caranya?Kita dapat membuat susu bersama anak dengan pengawasan kita tentunya.

  • Sebelumnya kita bisa siapkan alat dan bahan seperti gelas, sendok, susu bubuk dan air panas yang kita sediakan di termos atau wadah serta air biasa untuk campurannya.
  • Sebelum membuat susu, kita bisa menghias gelas susu yang akan dipakai dengan gambar sapi yang kita sediakan. Bisa dengan mengambar bersama atau mengeprintnya.

Selain rasa percaya diri, ide bermain ini juga menstimulus anak untuk mandiri. Di sela-sela aktivitas kita bisa memancing pertanyaan seputar hewan ternak. Seperti apa makanan sapi, siapa yang menciptakan susu, apa warna sapi dan sebagainya.[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/2″][us_image_slider ids=”2061,2062,2063,2064,2060″][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column width=”1/2″][us_separator][us_single_image image=”2065″ align=”center”][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

2. Membuat Teropong Bintang

Ide bermain selanjutnya adalah mengenal ukuran dengan membuat teropong bintang. Pertama-tama kita siapkan alat dan bahan berupa gambar bintang (berbagai warna dan ukuran), karton, gunting, dan lem.

Kegiatannya cukup sederhana.

  • Langkah pertama yang dilakukan ajak anak membaca bismillah dan berdoa sebelum belajar. Jangan lupa bisa kita ceritakan tentang Bintang sebagai ciptaan Allah.
  • Kemudian ajak anak untuk mengunting, bisa dimulai dari bintang yang berukuran besar.
  • Kita dapat melakukan stimulasi bahasa mulai dari menanyakan bentuk dan warna setiap gambar bintang yang telah kita sediakan.

“Mana yang lebih besar, mana yang lebih kecil?””Lebih besar bintang berwarna merah atau hijau?” dan sebagainya.

Pertanyaan tersebut bisa memancing anak untuk membandingkan ukuran. Kemudian kita bisa membantu anak untuk menempel di langit-langit atau tembok kamar.

Ajak anak untuk menggulung karton menjadi sebuah teropong. Kemudian merekatkannya dengan lem. Anak melihat bintang-bintang dengan teropongnya. Kita bisa tanya mana bintang yang paling ia sukai. Setelah melakukan kegiatan jangan lupa ajak anak untuk refleksi dan mengingat aktivitas hari ini.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

3. Mencocokan Jumlah Petir

Anak yang berumur 3-5 tahun sedang senang belajar berhitung. Kita bisa memanfaatkan momen ini dengan menstimulasinya dengan ragam permainan. Salah satunya adalah permainan mencocokkan petir.

Alat dan bahan yang perlu kita sediakan gambar beberapa petir yang dapat digunting anak. Lalu sediakan gambar awan yang dibubuhi beberapa angka.

Permainan sederhana seperti ini melatih keterampilan konsentrasi anak. Mereka akan belajar untuk memfokuskan perhatian untuk mengunting dan mencocokan jumlahnya. Mereka belajar berhitung dan berkonsentrasi.[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/2″][us_image_slider ids=”2016,2015,2014″][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column width=”1/2″][us_image_slider ids=”2046,2047,2048″][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

4. Selamatkan Mainan di dalam Pasir Buatan

Rekomendasi stimulasi anak selanjutnya adalah permainan selamatkan mereka. Permainan ini menjadi andalan ketika kehabisan ide. Bagaimana cara bermainnya?

  • Pertama kita membuat pasir buatan dari tepung terigu, minyak dan pewarna kesukaan anak-anak. Adonan ini biasa disebut cloud dough karena memiliki tekstur yang ringan seperti pasir pantai.
  • Ajak Si Kecil untuk mengambil beberapa mainannya, saya ajak anak sulung saya untuk  mengambil beberapa mainan hewannya.
  • Lalu kita kubur ke dalam ember, minta anak untuk menyelamatkan hewaan-hewan tersebut. kita bisa menggantinya dengan mainan mobil atau action figure yang ada di rumah.
  • Setelahnya kita bisa membebaskan anak untuk membuat bentuk apapun yang ia suka, minta anak membuat tangannya sendiri.

Permainan ini tentu akan membuat rumah kita berantakan Bu, tetapi tidak masalah kan selama anak bisa terstimulasi dan anteng? hehe.

Pasalnya kegiatan ini dapat merangsang imajinasi dan kreativitas anak, sekaligus sensorik halusnya. Dengan menstimulasi kreativitas dan imajinasi anak dapat membantunya mengembangkan pemikiran abstrak dan keterampilan pemecahan masalah.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

5. Mengenal Bagian Tumbuhan dengan Permainan Dadu

Salah satu tantangan Ibu Indonesia yang sering belanja online adalah bekas kardus bekas packing paket. Kita dapat memanfaatkannya sebagai salah satu permainan stimulasi untuk anak. Bagaimana caranya?

Caranya cukup sederhana dan mudah. Kali ini saya ingine mengenalkan bagian tumbuhan kepada Sakha dengan membuat dadu permainan.

  • Persiapkan alat dan bahan kertas yang digambar bagian tumbuhan seperti daun, batang, bunga, tunas, buah. Selain menggambar kita juga bisa mencetaknya, kita buat gambar-gambar ini sebanyak dua rangkap ya.
  • Ajak anak untuk menebak dan belajar menggunting serta menempel pada bagian ini. Sakha pun sangat menikmati saat harus mengunting dan menempel bagian tumbuhan.
  • Tempelkan gambar bagian tumbuhan di setiap sisi kardus yang dijadikan dadu.
  • Tempelkan bagian tumbuhan lainnya di kardus bekas seperti berbentuk kartu. Tujuannya agar kertas tidak mudah kusut dan lecek jadi bisa dipakai berulang-ulang.

Cara bermainnya, kita cukup sebar bagian tumbuhan di kotak keramik lantai. Lalu minta anak untuk melempar dadu, ketika muncul keluar bagian tumbuhan tertentu minta anak untuk melompat ke bagian tersebut. Selain mendapatkan pengetahuan baru, permainan ini juga merangsang kemampuan motorik kasar anak dengan melompat.[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”1/2″][us_single_image image=”2049″][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto”][vc_column width=”1/2″][us_single_image image=”2078″][/vc_column][vc_column width=”1/2″][vc_column_text]

6. Mengasah kemampuan Mengingat dengan Permainan Kartu

Ide stimulasi terakhir ialah permainan dengan beberapa kartu bergambar. Memori sama dengan otot, semakin banyak digunakan akan semakin terlatih. Kita bisa menggunakan kartu bergambar apa saja, bisa dari hadiah-hadiah camilan snack warung ataupun membuat dengan mencetaknya dengan printer.

Cara bermainnya tidak rumit. Saya dan suami sering mengajak Sakha bermain permainan ini.

  • Susun terlebih dahulu posisi kartu dengan gambar menghadap ke atas.
  • Tunjukkan gambarnya pada anak.
  • Kemudian kartu ditutup, lalu kita tanyakan gambar pilihan berada di kartu yang mana.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row height=”auto” color_scheme=”custom” us_bg_color=”#dbdbdb”][vc_column][vc_column_text]

Penutup

Lima tahun awal bersama si kecil memang memberikan kita kebahagian sekaligus tantangan yang luar biasa. Nutrisi dan afeksi menjadi gerbang memberikan stimulasi terhadap perkembangan otak dan emosi anak. Kita harus cerdas juga memilih permainan untuk stimulasi anak, apalagi di rentang usia 3-5 tahun.

Semoga ragam stimulasi dan ide bermain sederhana yang sudah pernah saya lakukan di atas bisa menjadi inspirasi bagi kalian sebagai orang tua, ya. Hal yang terpenting dalam melakukan stimulasi bersama anak adalah menjaga semangat belajarnya.

Semoga bermanfaat dan selamat membersamai putra-putri tercinta, ya![/vc_column_text][vc_column_text css=”.vc_custom_1625956770874{background-color: rgba(255,255,255,0.39) !important;*background-color: rgb(255,255,255) !important;}”]Referensi :

  1. https://www.ibupedia.com/artikel/kelahiran/3-langkah-jitu-untuk-stimulasi-tumbuh-kembang-anak
  2. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326899/pengabdian/pentingnya-stimulasi-dini-bagi-tumbuh-kembang-otak-anak.pdf
  3. Persiapan Kegiatan Belajar Oleh Hurriyyatun Kabaro, M.Si

[/vc_column_text][us_single_image image=”2067″ size=”medium_large” align=”center” animate=”afb” animate_delay=”0.4″][/vc_column][/vc_row]

29 thoughts on “Stimulasi dan Ide Bermain Anak 3-5 tahun”

  1. Orang tua harus kreatif ya mbak dalam menstimulasi perkembangan anak, terutama di masa golden age ini. Ide permainannya kreatif dan cukup sederhana serta mudah di lakukan. Bahan yang digunakan juga gampang didapatkan.

    Reply
  2. Ternyata masa Golden Age ini adalah yang paling penting ya, untuk melihat apakah terdapat kelainan dan sebagainya. Sehingga kalau memang ditemukan kelainan, bisa segera dicegah dan diobati.

    Salah satu faktor yang juga mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah kasih sayang dan perhatian ya? MEnurut saya, ini juga penting, sehingga psikis anak juga bisa berkembang secara sempurna.

    Wah makasih banyak ya ide-idenya boleh dicoba di rumah nih.

    Reply
  3. Pernah saya melihat seorang anak sering dibentak gitu sama orang tuanya. Alhasil mereka seperti suka bingung bersikap. Dan emang jadi terkesan ga kreatif ya. Peran afeksi ini penting bnget dalam keluarga

    Reply
  4. Ternyata banyak cara yang bisa dilakukan dirumah tuk anaak bermain ya mba. Karena dimasa tumbuh kembangnya akan berpengaruh kelak saat ia bertambah usia.
    Contoh yang mudah misalnya mengajak anak menghias gelas kesukaan nya dengan bentuk hewan sapi atau yang lain.

    Reply
  5. Keterlibatan orang tua dalam pertumbuhan anak ini memang sangat penting sekali, terutama peran Ibu. Karenanya, ibu zaman sekarang mesti teredukasi, artikel ini sarat nilai edukasi untuk para ibu, dan tentu juga layak untuk dibaca bapak-bapak, terima kasih sudah berbagi mbak

    Reply
  6. Meskipun dedek Nbi masih umur setahun, tapi suka baca artikel seperti ini. Buat persiapan biar tambah wawasan pengasuhan.

    Reply
  7. nah sekarang repotnya anak sekarang sudah familiar dengan gadget sedari kecil ya kak…. padahal permainan diatas lebih ada interaksi antara ortu dan anak ketimbang asik dengan gadget…

    Reply
  8. wah, asyik banget mbak. jadi keinget kemarin saat duo AuRa usia 3-5 tahunan, aku juga sering mengajak mereka bermain dengan bahan-bahan yang bisa ditemukan di rumah. Selain menghemat, bisa bikin mereka makin kreatif.

    Reply
  9. Aku setuju nih dengan Ibu Risma kalau pengasuhan meninggalkan kebiasaan dan kenangan, karena tanpa disadari pola asuh orangtua bisa saja akan diteruskan lagi ke anaknya serta generasi berikutnya. Jadi ingat kalau Aisha, putri bungsu saya suka sekali membuat aneka DIY, yang kadang bikin rumah berantakan, meskipun sedikit capek beresinnya, tapi saya sadar kalau ini salah satu cara untuk dukung stimulasinya, yang sangat penting yah untuk anak terutama di masa Golden Age.

    Reply
  10. Kegiatan bersama anak-anak kecil macam begini memang sangat bagus. Tidak hanya untuk si anak sendiri, tetapi juga orang tua. Kita bisa lihat banyak sekali orang tua yang kecanduan gadgetnya hingga lupa untuk menikmati bermain dengan anak. Sayang sekali nanti, anak-anak tumbuh besar tanpa banyak waktu dengan orang tuanya, meskipun ada di rumah sendiri.

    Reply
  11. Idenya banyak nih. Aku boleh ya adop, untuk bermain bocil di rumah nih. Ide bikin pasir-pasiran belum dicoba nih.
    Bisa juga ya bikin bentuk-bentuk gitu dari pasir-pasiran.
    Trims idenya…

    Reply
  12. Mainanny seru-seru semua ya, bikin anak betah di rumah main sama bundanya ini sih, dulu waktu anakku kecil gak menerapkan itu semua. Lebih banyak jalan-jalan. Sekarang anaknya jadi hobbya jalan-jalan. Hehehe.

    Reply
  13. Mendukung anak agar tumbuh kembangnya optimal ini penting banget yaa…
    Terutama belanja ide dan banyak blajar dari berbagai media. Membaca di Ibupedia, sungguh lengkap informasinya.
    Semoga ide bermain seru bersama anak semakin banyak…sehingga walau dirumahaja, kita semua bahagia, bersama.

    Reply
  14. Seru banget ide bermainnya Mba. Pasti anak-anak seneng main sekaligus melatih motorik juga merangsang perkembangan anak. Bener banget nutrisi, afeksi dan stimulasi berperan penting dalam tumbuh kembang anak

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page