Halo Assalamualaikum Teman-teman semua, kali ini Saya mau bercerita tentang pengalaman menjadi moderator dengan @ummubalqis.blog di mini workshop “Finansial Sehat, Keluarga Hebat” bersama-sama teman komunitas Saya di Pabrik Peradaban.
Jadi awal mulanya, “Temu Berilmu” nama acara kami, dibuat untuk acara kopdar alias bertemu. tetapi alangkah indahnya lagi jika sekalian kita bertemu kita berilmu. di Temu Berilmu pertama kebetulan saya berhalangan hadir, kala itu selain Ummu Balqis juga ada Ayah Irwan sebagai pembicara mengenai parenting.
Nah di acara Temu Berilmu kedua ini, pada awalnya saya hanya menjadi Bendahara. Namun mendekati hari H, saya diminta untuk menjadi moderator Ummu Balqis. Dengan senang hati saya menyanggupinya, kebetulan Bayi Hafsah sudah bisa ditinggal agak lama, sekitar 3-4 jam.
Di awal workshop Ummu mengisi sesi pertama sebelum sesi praktek langsung merencanakan keuangan yang dibimbing oleh finansial planner bersertifikat yang sudah wara wiri di media online dan offline yakni Mbak Erlina Juwita (@erlrights). Sesi pertama bersama Ummu Balqis mengantarkan kami ke pintu bgerbang berpikir bagaimana urgensi pengelolaan soal harta di sisi islam dan sedikit tips trik dari pengelolaan harta versi keluarga Ummu.
Peningkatan kasus perceraian di Indonesia
Perceraian dan alasannya di Indonesia (sumber: lokadata) |
Ummu Balqis di awal sesinya selalu memberikan data, seperti tahun 2018 lalu saat saya menjadi moderator beliau di Seminar Transformom yang diselenggarakan Institut Ibu Profesional Jakarta (wisuda kelas matrikulasi IIP). Ummu menjelaskan data yang diperoleh oleh lokadata bahwa perceraian dan pernikahan di Indonesia memiliki tren kenaikan dari tahun 2016, hingga 2018.
Selama ini Kita, Manusia termotivasi untuk mencari harta demi keberlangsungan hidup, menjaga eksistensi dan demi menambah kenikmatan materi bahkan religi. Tetapi pernah merasa ga Teman, sudah susah payah mencari-cari harta, mengapa terasa kurang dan habis? Mungkin salah satunya kamu memang butuh untuk pengelolaan keuangan.
Konsep Harta dalam Islam
Kata harta dalam istilah ahli fiqh adalah Segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Dalam pandangan Islam pada hakikatnya harta adalah milik Allah SWT. kemudian Allah telah menyerahkannya kepada manusia untuk menguasai harta tersebut melalui izin-Nya sehingga orang tersebut sah memiliki harta tersebut.
Al-Qur‘an dan as-Sunnah telah memberikan perhatian yang besar terhadap penjagaan/pengelolaan harta. Hal ini dikutip dari ceramah ceramah Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi Al-Atsari, Dharuriyyatul-Khams : Lima Kebutuhan Penting Yang Harus Dijaga Oleh Kaum Muslimin meliputi penjagaan terhadap dîn (agama), jiwa, keturunan, akal, dan harta.
Dari semua penjelasan di atas, betapa Allah memerintahkan hambaNya untuk berhati-hati dengan pengelolaan harta ini.
Pondasi Mengelola Harta
“Sebaik-naik harta yang shalih/baik adalah dikelola oleh orang yang berkepribadian shalih (amanah dan profesional)”
Para peserta workshop tiba-tiba ditanya oleh Ummu pernahkan mendengar istilah uang istri adalah uang istri, sementara uang suami adalah uang istri. Benarkah hal tersebut?
Sebagian mengiyakan namun beberapa ada yang tidak. Jika iya terkesan rakus sekali ya para muslimah😅
Secara fiqhnya memang tak mengapa jika suami hanya memberikan sebagain yang dikehendakinya untuk ISTRI (asalkan CUKUP). Dalam pandangan Ummu juga tak mengapa jika suami tak memberitahukan seluruh pendapatannya, karena memang setiap biduk rumah tangga memiliki keunikan masing-masing.
Karena belajar dari beberapa pengalaman kolega atau teman ummu bahwa ada seorang istri yang ditinggal mati suaminya malah menyisakan WARISAN HUTANG yang amat sangat banyak hingga harus menjual seluruh aset peninggalannya. Naudzubillah…
Berikut yang menjadi pondasi Al-Qur‘an dan as-Sunnah mengapa tentang kewajiban kita dalam mengelola harta itu :
1. Hisab Allah Maha Teliti
“Kaki seorang hamba di hari kiamat tidak akan bergeser sampai dia ditanya tentang (beberapa hal, diantaranya) tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan untuk apa dia gunakan” (HR. Turmudzi 2602, ad-Darimi 546 dan statusnya hasan)
Kembali di penjelasan konsep harta dalam Islam dan merujuk hadist di atas dapat disimpulkan bahwa harta itu milik Allah SWT yang dititipkan pada kita untuk DIKELOLA dan digunakan hal yang baik dan diridhoi Allah. Karena nanti akan dipertanggungjawabkan atau dihisab pada hari Akhir.
2. Kriteria Harta yang Baik
Sebagai muslim yang taat tentu kita paham akan Kriteria Harta yang Baik seperti apa, di sini mari kita sama-sama mengingat bahwa dalam islam harta yang baik adalah yang diperoleh dengan cara yang sah dan benar (halal dan thoyib). Selain itu harta yang baik adalah yang dikelola dengan baik tanpa ada selisih syariat dan untuk hal yang baik di jalan Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
كل لحم نبت من سحت فالنار أولى به
“Setiap Daging yang Tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih berhak baginya.” (HR. Thabrani).
Maka cek kembali apakah ada harta haram di dalam harta kita. Di lapangan sudah terbukti beberapa kenalansaya memiliki pengalaman mengajar privat anak sekolah yang borju.
3. Prinsip ikhtiar dalam mencari harta
Bekerja merupakan salah satu berikhtiar dalam mencari harta. Kemudian Ummu menampilkan sebuah hadist yang menyinggung bahwa prinsip ikhtiar dalam mencari harta
“Sesungguhnya Nabi Daud tidak makan kecuali dari hasil jerih payahnya sendiri”. [HR Bukhari no. 1967 dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu].
di surat ke-62 tersebut pada ayat 9 tersebut disebutkan bahwa untuk meninggalkan jual beli lalu mendirikan sholat. Lalu di ayat ke-10 “Apabila salat telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di muka bumi…” Jadi setelah beribadah, Allah pun memerintahkan kita untuk berusaha sebagai salah satu ikhtiar kita dalam menjemput rezeki.
4. Harta bukan tentang hanya hari ini
Berikut arti dari firman Allah di QS An Nisa ayat 9:
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang
benar.
Jadi harta bukan tentang hanya hari in, kita jangan sampai meninggalkan anak keturunan kita lemah dan tidak sejahtera.
5. Prinsip pembelanjaan harta
• Bersikap Qonaah
• Bersikap pertengahan
“Dan (hamba-hamba Allah yang beriman adalah) orang-orang yang apabila mereka membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan mereka) di tengah-tengah antara yang demikian” (QS al-Furqaan:67).
TEKNIS MENGATUR KEUANGAN ALA UMMUBALQIS
• Pahami qodho dan qadr
Selain pondasi betapa urgentnya kita mengelola harta kita, memahami tentang qodho dan qadr.
Ada 2 pendapat ulama mengenai qodho dan qadr, namun kita tidak akan membahas itu ya. Intinya kita paham kalau keduanya itu ketetapan Allah. Nah kalau Ummu banyak mengajarkan tauhid juga sih masalah harta ini melalui pengalaman beliau di awal pernikahan.
• Cek cashflow
1. Catat semua hutang dan kebutuhan wajib dan rutin
2. Catat semua incomw rutin dan semua potensi income
3. Buat penilaian: apakah cashflow kita sehat?
Sehat = pemasukan >= pengeluaran
Sakit = pemasukan < pengeluaran
Kita bisa mencatatnya dengan aplikasi keuangan yang sekarang banyak bertebaran di android atau apple store, jika ingin sederhananya bisa menggunakan google sheet alias Microsoft excel aja.
Tantangan zaman now, kebanyakan pemuda atau orang sekarang tren hidupnya bukan untuk membelanjakan things/benda. Tetapi mereka berbelanja EXPERIENCE “Budaya pamer milenial”. Analoginya belanja mie instan yang bisa dimasak seharga Rp 4000, kini di belanjakan di warung kekinian bisa sampai Rp 40.000. (Semua demi konten dan medsos).
• Pos pengeluaran
Ummu membuat tabel seperti di bawah ini
Bahwa jika ketiga kotak atas harus terpenuhi terlebih dahulu baru bisa mengisi pos dari kiri dan kanan. Yang membuat saya terkesima adalah keluarga Ummu selalu menyisihkan hartanya untuk kedua pasang orangtuanya. Meski orangtua mereka berkecukupan dan ketika memberi tersebut seperti uang receh, tetap sebisa mungkin kita selalu menyisihkan untuk mereka.
• Tentang hutang
Ummu juga berbagi dengan kisahnya pernah terjerat hutang karena ditipu oleh teman sendiri. Sebagai umat Muslim beliau menekankan untuk stop riba. Jika berhutang coba jual aset yang kita miliki, relokasi hutang dan re-schedulling hutang.
Tabungan versi Ummu terbagi 2 untuk jangka pendek beliau membagikan dengan rekening lainnya sementara untuk jangka panjang beliau menabung dengan Emas Logam Mulia.
Oya satu lagi kalau untuk pos konsumtif beliau biasanya membelanjakan jika ada “uang nganggur” sebanyak 10x dari uang benda konsumtif yang digunakan.
Closing statements
Baca cerita tentang istri yang diwarisi hutang sama suami. Ini pernah membuat Ipeh syok karena ada tetangga yang ngalamin. Setelah itu, akhirnya mikir buat punya pendapatan sendiri. Just in case.
Tapi, setuju sama Ummu. Bahkan Ipeh pun menerapkan mengenai laporan hutang ini pada orangtua Ipeh. Jadi mereka wajib kasih tau, punya hutang berapa sama siapa.
Maklum, kadang emak emak ya, suka ikut arisan. Dan ini kan termasuk hutang juga. Jadi, ini diterapin banget.
Takut. Soalnyaa yaa pernah kejadian, jenazah belum dikubur terus ditagih utang. Dengan jumlah yang gak wajar. Nauzubillah
iya Mbak Ipeh, Nauzubillah ya.. semoga kita terhindar yang seperti itu
Wah mau coba ide tentang investasinya ah mba. Salam kenal dari member ibu profesional Banyumas raya 🙂
salam kenal Mbak Nabila, matrikulasi batch berapa Mbak?
Alhamdulillah dengan rasa cukup atas apa yang dimiliki menjadikan diri ingat bahwa semua hanyalah titipan yang maha kuasa.
Alhamdulillah, betul Mas Efri
makasih sharingnya
)Sam-sama Mbak Tira, Terima Kasih sudah membaca 🙂
Smart Finacial secara Islam sangat penting bagi yang akan baru memulai berkeluarga. Direncanakan jauh-jauh hari dibicarakan dengan Istri bagaimana cara mengatur keuangan keluarga.
bener Koh, kemarin kata Ummu juga Istri yang cerdas mengatur keuangan membuat Suami lambat laun akan terbuka soal keuangannya sendiri
Pengelolaan yg benar, itu kuncinya. Alhamdulillah engga punya hutang, engga ikut arisan. Walaupun demikian semoga tetap diingatkan ya u zakat, sedekah & infaq. Amiiin…
MasyaAllah Mbak Hani keren euy
Emang pengelolaan keuangan cara Islam tuh komprehensif banget ya, dunia juga mengakuinya. Btw, bener banget kita ini cuma dititipi harta ya, smua Allah yang punya
Bener bgt Mbak Mia
Mohon maaf rada OOT… Dari segala pembagian harta di sekitarku, khususnya warisan, ada satu sistem yang aku sangat benci yaitu saat anak laki2 (sebut saja A) meninggal, maka anak istri si A tidak akan mendapat warisan seperti saudara laki2 A yang masih hidup.
Artinya apa, harta memang bisa menutup mata hati banyak orang. Oleh karena itu, perencanaan keuangan keluarga musti jelas hitam dan putihnya sejak awal.
sebaiknya jangan dibenci Mas Ari, mungkin kitanya saja yang belum paham makna yang ingin Allah sampaikan kepada kita mengapa adanya ketentuan tersebut. Karena yang saya pahami ya Mas, anak-anak almarhum harusnya mendapatkan warisan terlebih dahulu bukan saudara laki-laki. lebih tepat penjelasannya nanti kita cari tahu bersama kpd narasumber yang lebih mumpuni hehe. tapi setuju loh kan sesuai tuh di An NIsa ayat 9 ; janganlah kamu meninggalkan mereka dengan susah payah. berarti sbg kepala keluarga jg harus mikirin hari ke depannya kan?
Pengelolaan finansial yang baik memang sangat dibutuhkan dalam sebuah rumah tangga ya Mbak. Apalagi sekarang semua serba susah, dan tetangga kadang suka banyak omong. Eh.
eh jadi bawa2 tetangga
Terimakasih sharing nya mba. Saya jadi teringat dulu ibu saya selalu berusaha memberi edukasi bagaimana kami mendapatkan harta yang baik dan juga memandang harta sebagai alat untuk mempermudah ibadah.
Suami istri memang layaknya rekan yang harus terbuka masalah finansial. Agar tidak ada missunderstanding masalah keuangan.
sama-sama Mbak
Kadang ini yang bikin saya galau menjadi ibu rumah tangga yang tak berpenghasilan sendiri. Meski rezeki anak sudah diatur Allah, namun lahirianya manusia selalu penuh kekhawatiran. Akhirnya opsi selanjutnya adalah pandai-pandai mengatur keuangan rumah tangga dan karena itulah istri disebut juga Menteri Keuangan ya mba.
ya Mbak Muthe jadi ibu memang menteri keuangan, manager keuangan, staff keuangan jg hahah
suami istri memang harus saling terbuka dalam sisi finansial keluarga ya. Saling support dan mengisi kekosongan bila terjadi
Rumah tangga memang unik ya teh. Saudara saya dapat uang full dari suami sehingga keuangan keluarga diatur olehnya. Sedangkan saya, saya lebih memilih suami yang atur. Uang yang saya pegang hanya uang belanja dan uang jatah per bulan. Jujur saya belajar banyak dari suami ttg pengelolaan uang.
ya Mbak..pasti punya pakemnya sendrii2, yg penting pada heppi dan terbuka
Temu berilmu, mantap banget acara dan juga materi bahasannya.
Saya jadi ingat, gurauan teman-teman sekantor saya kalau kebetulan mendapat penghasilan diluar gaji. Mereka bilangnya "duit lanang", sementara kalau gaji, dibilangnya " duit wedhok"
Kalau nanti kita ngadain lagi, Mbak Nanik lagi di Jabodetabek Ikutan Mbak hehe
Reminder bagi saya ini, harta adalah titipan Allah akan dipertanggungjawabkan di hari akhir…Memang keterbukaan dalam masalah keuangan penting ada dalam rumah tangga. Kesepakatan saja baiknya gimana. Dan tentu masing-masing rumah tangga punya cara berbeda
Ini penting untuk dipahami dengan benar ya? Karena kesalahan pengertian bisa berbahaya. Maksudnya berkaitan dengan fikih yang mengatur perihal keuangan. Thanks ya mbak
Kalau bagi kami, nggak papa suami ga kasih seluruh uangnya ke istri, asal istri tahu berapa jumlahnya, dari mana asalnya, dan dibelanjakan ke mana. Seringkali istri ga tau dikasih duit langsung dipakai, pernh ternyata suaminya dapet dari ngutang pinjol. Pas ditagih kebingungan. Sudah banyak cicilan karena merasa ada duit.
Lengkap ulasannya..tinggal mempraktekkannya… tidak mudah tapi kan udah ada panduannya diatas… TFS kak 🙏😲
Masyaallah acaranya keren banget mba, hebat ih jadi moderator. semoga dimudahkan selalu jalannya, ya. Dan sukses selalu kedepannya. banyak ilmu banget dari ulasannya mba.
semoga juga bisa segera jadi pembicara nih, karena pengalamannya juga sudah banyak kan hihi, sukses terus mba, keren tulisannya.
Mbak Steffi mentorku, terimakasih loh atas ilmunya aku jg jadi semangat nulis ginihihih
Hmm.. kalo di rumah tanggaku.. suami memberi nafkah ga pernah kurang sih.. tapi pengelolaan uang ada di beliau.. hehe
Harta bukan hanya yg dicari hari ini.
Luar biasa sekali kalimat ini agak jadi cambuk buat saya yg kdg terlalu ngoyo mencari dunia mbak
Cara mengatur keuangan sebaiknya dibicarakan sehingga dapat win win solution
Saya belum berkeluarga, ilmunya bermanfaat banget buat bekal
Terima kasih
Ya ampun, angka perceraian semakin meningkat saja ya, jadi sedih. Noted banget ttg tabungan kedua Ummu, yakni menabung emas, ku sedang menuju kesana kaka
Beli emas nya di Winta ya Kak 😁 😘
Setiap keluarga emang wajib punya perencanaan keuangan yang baik ya. Dan emang harus melalui kesepakatan suami dan istri. Aku simpan dlu infonya utk bekal berumah tangga nanti
Memang berbicara tentang finansial, disini tidak hanya peran kaum ibu-ibu saja. Tetapi bapak-bapak/suami juga harus ikut serta.
Mengapa ?
Karena menurut aku secara pribadi,jika sang istri saja yang bersusah payah berhemat tetapi suami boros ya sama saja bohong.
begitupun sebaliknya
Dan juga keterbukaan keuangan terhadap suami-istri ada mengambil peran nya disini.
Sang istri sering saja merasa marah ketika sang suami kedapatan sembunyi-sembunyi memiliki rekening tanpa pengetahuan istri dengan jumlah yang banyak.
Disitulah kadang timbul cekcok yang berujung perceraian, jadi intinya sama-sama memahami peran nya masing-masing
iya mbak makanya harus terbuka ya antar pasutri
hwaa aku jadi kangen banget sama ummu balqis, sekarang sih masih aktif ikutan BW di grup blogger nya dari Bengkel Diri. Memang kalo yg ngebawain ummu itu so related banget deh
Bebas finansial, wah sepertinya bila hal ini sudah tercapai semua akan baik perekonomian keluarga.
Ini ni sampai saat ini belum cerdas dalam mengelola keuangan rumah tangga, setidaknya dengan membaca ini saya jadi tahu pandangan tentang Do's and Don'ts nya
Saya belajar dari rumah tangga kedua orang tua saya betapa keterbukaan masalah finansial itu benar2 penting.
Setelah ayah meninggal dan ternyata tidak terbuka pada ibu masalah finansialnya, jadilah kami seperti detektif yang menyelidiki aset2 apa yang dimiliki ayah saya untuk kami amankan 😅
Terima kasih untuk sharingnya, mba..
Ulasannya mantuuulll alias mantap betul!
Karena keluarga yg sehat juga kudu punya kondisi finansial yg sehat.
kalo amburadul, beughh bahayaaaaaaa
Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan memang penting banget ya mbak, bukan sekadar besarnya penghasilan. Meskipun tidak ada kewajiban bagi suami untuk memberitahukan pendapatannya pada istri, namun setidaknyan untuk pengelolaan keuangan keluarga suami dan istri bisa saling terbuka. Saya dan suami termasuk yang mengelola uang bersama, selain sebagai transparansi juga buat saling mengingatkan supaya enggak boros dalam pemakaian.
masyaAlloh begitu lengkapnya Islam mengajarkan kita dalam hal keuangan ya mb, semoga saya selalu bisa menerapkan dalam hidup sehari-hari aamiin
MasyaAllah, ternyata dalam Islam pun sudah diatur sedemikian rupa untuk masalah keuangan keluarga ini ya. Semoga saya bisa menerapkannya juga dalam kehidupan sehari-hari.
Bagus banget sharingnya, Mbak. Jadi memang kalau finasial udah bisa ngatur, keluarga juga ikut happy ya. Memang ternyata dalam Islam pun udah diatur mengenai masalah keuangan ini.
Membelanjakan jika ada uang nganggur sebanyak 10x dari uang benda konsumtif <— ini maksudnya gimana ya mba, kok kurang mengerti saya penjelasannya.
misalnya Mbak Uti mau beli tas harganya 200.000 (benda konsumtif), ala ummu beliau harus punya uang nganggur minimal 10x nya yaitu 2000.000 baru beliau merasa pantas
Wah, paparannya lengkap sekali mba. Oya mau tanya sekalian boleh ya. Kalau untuk memberikan ke orang tua itu masuk ke pos sedekah atau masuk ke pos pengeluaran lainnya ya mba? Saya lagi belajar juga atur2 keuangan keluarga nih.
kalau Ummu sih beda dengan pos sedekah Mbak. di sesuaikan saja, kalau bisa beda lebih baik…mengatur keuangan mmg learning by doing sih ya mbak
Masyaallah…. berbobot sekali ulasannya. Memang harus terbuka suami istri. Kalau aku rasanya ada yang ngeganjel aja kalau uangnya suami habis gak tahu kemana. Alhamdulillah kami mengelola keuangan berdua. Hal lain juga sama-sama.
iya Mbak..terbuka agar memupuk rasa percya tsaah
Masya Allah mbak. Alhamdulillah saya baca artikel ini jadi membuka mata. Selama ini kita berpikir harta milik kita, padahal milik Allah. Makanya kalau dibelanjakan berlebihan atau diirit-irit juga salah. Penting ini dibaca semua suami istri
masyaAllah, betul Mbak. bersikap pertengahan yaa
keren skali workshopnya mba… ilmunya sgt bermanfaat… bkn cuma ibu2 saja tp yg single sprt sy jg dpt tambahan ilmu
Iya Mbak Nunu, kemarin pesertannya mulai dar ibu-ibu, baoak-bapak sampai yang singlelillah jg hadir
Salam kenal Mba, ternyata Mba sudah jadi fasil di IIP, senengnya ketemu keluarga. Saya mahasiswi Bunsay.
Terima kasih penjelasannya ya Mba, sangat berguna bagi saya yang masih kurang paham mengenai finansial dalam pandangan islam.
salam kenal juga Mbak Lia, saya belum jadi fasil Mbak. sama saya juga mahasiswi bunsay batch 5, sedang level terakhir hihi
Suka sekali dengan pesannya: Keluarga yang mengelola keuangannya adalah keluarga yang memiliki potensi tumbuhnya jauh lebih beaar. Sesuaikan ikhtiar, langitkan dia dan pantaskan akhlak kita. Reminder ini buat saya
Makasih tulisannya mbak..
Aku jadi ingin segera berbanah, agar keuanganku sehat dan bisa jadi keluarga yg hebat
Baru sempat mampir ke sini. Maa syaa Allaah materinya bagus sekali ini. Saya juga masih butuh ilmu terkait pengelolaan keuangan keluarga dan merasa tercerahkan setelah baca materi dari Ummu Balqis yang Mbak share di sini.
Keterbukaan antar pasutri harus banget buatku. Biar mencegah ketidaksesuaian antara harta yang didapat dengan akidah yang kita pegang. Biar istri ataupun suami bisa saling mengingatkan jika sumber hartanya ternyata enggak baik, misalnya
memang ya mba semua harta kita itu harus hati-hati digunakan. makanya sedekah dan infaq setiap pagi itu harus, karena hal itu yang akan membuat kita aman, harta yang sesungguhnya. makasih mba telah diingatkan.
Benar sekali finansial sehat, keluarga hebat memang harus dipikirkan ya kak, harus ada keterbukaan dari awal ya , baik harta maupun hutang yang dimiliki sebelum menjadi keluarga ya, apalagi kalau pasangannya tidak bekerja. Tetapi temanku kemarin ditinggal suaminya , ehh keluarga suaminya mempermasalahkan harta yang dipunyai sebelum menikah dengan temenku.
Kejam banget ini kak Inna.. kok kayak cerita di sinetron tipi ikan terbang ya..
Kuncinya komunikasi yang baik ya mbak antar pasutri tuh karena kalau sdh urusan harta bisa melebar kemana2 dan kalau sampai terjadi terlanjur salah paham bisa repot deh memperbaikinya
Kalo sudah bicara soal hisab pasti serem ya. Pengennya bisa sehati-hati mungkin mengelola harta yang dititipkan ke kita. Semoga kita semua bisa
Dalam berinvestasi bagi yang berkeluarga perlu mendapatkan izin pasangan untuk mengatur keuangan lebih baik ya. Plus harus bersyukur dengan apa yang kita miliki
Terkait kata Ahsan tadi, teringat sama seseorang kak Ina..
Curhat deh ia, soal rumah tangganya..
Ketika suami gak pernah terbuka soal pendapatannya, ia tidak masalah.
Namun, ternyata ketika suami dikejar hutang, si istri harus ikut terlibat.
Jahara.. eeeh jahat banget saya rasa begitu kak..
Seiring waktu kalau kita amanah menggelola financial suami pasti jujur ya kak, ini aku setuju banget sih, semoga kedepannya baik-baik saja. Asli serem kaltim angka perceraiannya paling tinggi huhuhu
Perlu ditiru ni kak mencatat cashflownya, kadang rasa rasa punya uang banyak. Eee pengeluarannya juga banyak padahal.
Btw keluarga yang hebat itu keluarga yang pandai mengatur keuangannya ya mbak, namanya uang sedikit akan cukup, kalau banyakpun habis kalau tidak dikelola dengan benar.
Mantep nih, langsung tercerahkan, lengkap banget artikelnya sampai ada firmannya segala.
Harta suami ada hak istri senagai nafkah. Noted.
Namun tetap harus ada keterbukaan ya menurut saya. jika suami tidak terbuka soal gaji bisa bikin istri down pastinya.
Intinya saling support aja sih ya, dan saling terbuka satu sama lain, supaya nggak ada salah paham.
Awal nikah dulu 9th yg lalu…suami memberi catatan di buku kecilnya isinya….ttg investasi (ikut modal usaha teman), uang yg dipinjam oleh temannya…sekian sekian….setelah itu kita sepakati bersama tiap bulan…sekian utk konsumsi sekian utk ditabung…sekian utk investasi (LM dll), sekarang pun begitu…jadi tiap pak suami gajian lsg di atur pos2 nya sedekah,atau pengeluaran yg lain2 seijin suami…. Suami yg kerja tp istri jadi manajer keuangan ….Krn saya murni ibu rumah tangga aja