Daftar Isi
Lihat
Cara memperkenalkan Idul adha kepada Anak. Umat Islam merayakan Hari Raya Idul adha pada tanggal 11 Dzulhijjah, tahun ini jatuh di tanggal 31 Juli 2020. Hari Raya Iduladha adalah salah satu hari besar umat islam selain Idulfitri. Dua Hari Raya itu dinamakan lebaran oleh umat Islam di Indonesia.
Hari Raya Idul Adha atau disebut juga Idul Raya Kurban memiliki hikmah dan pembelajaran yang dalam bagi kaum muslim. Oleh karena itu sangat penting untuk kita untuk memperkenalkan Idul Adha kepada anak khususnya balita. Menjelang hari Raya Idul Adha kita dapat mengajarkan anak tentang makna yang terkandung di dalamnya.
Anak sulung saya, Sakha bulan depan berusia 5 tahun. Setiap Hari Raya Idul Adha yang terngiang-ngiang olehnya hanya seremonial pemotongan hewan qurban dan makan satenya. Oleh karena itu, tahun ini kami mencoba memperkenalkannya lebih dalam.
MANFAAT BERCERITA BAGI ANAK
Saya memilih untuk bercerita dan berkisah padanya untuk mengenalkan idul adha pada anak. Kenapa memilih bercerita pada anak?
Apa manfaat kegiatan bercerita bagi seorang anak?
1. Memperkaya Dunia Anak
Manfaat pertama yang dirasakan anak ketika mendengarkan cerita adalah mengerti memperkaya pembendaharaan kosa kata anak. Anak yang bisa membaca belum tentu suka membaca. Salah satu stumulasi meningkatkan kesukaan anak dalam kegiataan membaca adalah dengan bercerita. Anak akan terbiasa mendengarkan kosakata baru. Mendengarkan rangkaian-rangkatan kata, mengerti alur cerita dan memperkaya dunianya.
2. Meningkatkan Bounding Orang Tua dengan Anak
Ketika Orang tua berkisah atau bercerita kepada anak, maka akan meningkatkan ikatan kasih sayang antara mereka. Kenapa? Orang tua baik Mamah maupun Ayah dapat berkomunikasi akrab sehingga anak merasakan rasa aman dan nyaman. Kasih sayang Orang tua akan terbangun secara harmonis ketika menjelang tidur anak, karena fase otak menjelang tidur lebih mudah menyerap nilai-nilai. Sakha sendiri lebih menyukai ketika saya atau suami bercerita dibanding membacakan buku saat menjelang tidur.
3. Menanamkan Keyakinan dan Nilai-Nilai Kehidupan.
Menurut teori perkembangan otak, usia 2-7 tahun dalam tahap gelombang theta atau bahasa. Artinya kelompok usia ini belum bisa membedakan mana imajinasi mana realitas. Mungkin kita sering mendengar anak kita kalau bermain mobil-mobilan berbunyi “ngeeng…ngeeng”. Hal ini menandakan pikiran, tubuh dan jiwa mereka sangat menjiwai.
Nah di tahap perkembangan otak ini, adalah tahap emas kita unutk menanamkan keyakinan dan nilai-nilai kehidupan.
Sejalan dengan pemahaman itu, di Fitrah Based Education (FBE) atau pendidikan berbasis fitrah yang disampaikan oleh Ustadz Harry Santosa bahwa menanamkan fitrah keimanan dilakukan sedini mungkin. Sebelum usia anak diwajibkan sholat, yakni 7 tahun.
Hal yang ditekankan di FBE bukan anak harus lebih cepat beribadah itu lebih baik namun menanamkan kecintaannya pada islam jauh lebih penting. Salah satunya dengan bercerita anak dapat menyerap kebaikan lebih mudah. Kita dapat menghubungkan segala sesuatu dengan kasih sayang Allah. Yang menarik, anak sulung saya, Sakha lebih menyukai kisah yang berperilaku baik. Bukan seorang tokoh atau kisah yang buruk membawa penyesalan.
Nah dengan manfaat-manfaat yang kami yakini dalam bercerita itu menjadi kekuataan kami untuk memperkenalkan Hari Raya Idul Adha kepada anak.
MEMBUAT BUKU CERITA IDUL ADHA
Hari ini saya belum menemukan buku cerita mengenai Hari Raya Idul Adha, kemarin saya baru menemukannya di salah satu akun instagram teman saya, namun karena sudah terlalu dekat dengan hari raya akhirnya saya memilih untuk membuat buku sederhana bersama Sakha.
Bermodalkan buku notes, pulpen dan crayon. Kegiatan membuat buku cerita tentang Hari Raya Idul Adha menjadi menyenangkan. Walaupun kegiatannya tidak sekali jadi, karena kita harus memperhatikan mood anak. Untuk anak seusia Sakha (5 tahun) daya rentang konsentrasinya maksimal 10-15 menit. Kami mengerjakannya per halaman
Ide dalam buku cerita ini mengenai seorang anak bernama Ubay. Ayah Ubay bercerita tentang kegiatan menjelang dan saat Hari Raya Idul Adha. Seperti memperbanyak kebaikan di bulan Dzulhijjah, mengucapkan takbir, tahmid, tahlil dan melakukan puasa Arofah.
Meskipun saya bukan illustrator, dari ilmu yang saya dapat saat persiapan mengajar home schooling Sakha bahwa anak lebih suka bercerita sambil mengambar. Jadi menggambar dengan anak tidak harus bagus, yang penting jelas dan anak enjoy melakukannya.
View this post on Instagram
Bercerita menjadi salah satu alternatif mengenalkan Hari Raya Idul Adha. Bercerita dengan menggambar bersama dapat membantu visualisasi anak dalam mengerti pesan yang ingin kita sampaikan.
Cara memperkenalkan Idul Adha kepada anak dapar dilakukan dengan bercerita. Selain bercerita , Sahabat Mamah bisa menyediakan ragam aktivitas seperti di bawah ini :
Aktivitas memperkenalkan Idul Adha Kepada Anak
1. Menonton Video Singkat Mengenai Hari Raya Idul Adha
Pahami aturan screen time pada anak ya sahabat. Jika ingin memberikan sebuah tontotan pada anak, saya menyarankan untuk kita sudah menyeleksi dengan menontonnya terlebih dahulu. Jadi perhatikan usia anak ya, Sahabat. Selain itu siapkan video, sebaiknya berikan video yang sudah diunduh.
2. Mengajak Anak Sholat Idul Adha
Salah satu metode menyuburkan fitrah keimanan adalah menghidupkan atmosfer keshalihan. Dengan merasakan betapa antusias kita sebagai Orang tua dalam menyambut hari raya ini, tentu akan melekat emosi tersebut pada anak. Meskipun masih anak-anak, kita bisa mengajak anak untuk melaksanakan sholat Idul Adha, baik di lapangan atau di masjid. Tentu dengan mempraktekkan protocol kesehatan ya Sahabat.
Dengan memperkenalkan Hari Raya Idul Adha diharapkan anak dapat menyerap makna kebaikan. Makna dari Hari Raya Idul Adha yang bisa kenalkan dan tanamkan pada anak, di antaranya adalah:
Makna dari Hari Raya Idul Adha
1. Sikap dermawan
Pada Hari Raya Idul Adha indahnya berbagi bisa kita angkat sebagai pesan dalam setiap cerita kita pada anak. Pada proses berkurban merupan momen yang tepat untuk mengajarkan anak untuk penting dan indahnya berbagi. Bagaimana anak melihat semua orang bisa menikmati daging pada hari itu.
Tahun kemarin karena saya melaksanakannya di kampung halaman Sukabumi, kami coba melibatkan Sakha untuk membagikan daging kurban kepada orang-orang di sekeliling dengan menukarkan kupon yang telah dibagikan sebelumnya.
2.Sikap Patuh Anak pada Orang Tua
Kita juga bisa menceritakan pada anak tentang kisah di balik pelaksanaan Hari RayaOdul Adha. Saat Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk mengurbankan anaknya, Nabi Ismail AS. Nabi Ismail AS dengan sikap patuhnya pun menyanggupinya terhadap perintah orang tua dan perintah dari Allah SWT tersebut.
Nah itu dia ya cara memperkenalkan Idul Adha kepada anak. Dengan bercerita dan beraktivitas bersama dengan anak, kita jauh akan lebih rileks menanamkan nilai-nilai kehidupan termasuk fitrah keimanan. Jangan lupa hal yang utama kita harus kreatif, rileks dan optimis dalam membersamai putra-putri di rumah. Karena mereka amanah terbesar dan terindah di hidup kita.
Selamat mencoba, salam.
Wah, saya lupa dengan mengenalkan idul adha ke anak. Jadi langsung aja. Hehe .. Menanamkan kecintaan pada ajaran Islam lebih diutamakan. Daripada anak cepat melaksanakan ibadah. Keren nih. Makasih Mbak artikelnya.
Setuju mbak sedari kecil hrs diceritakan makna dari ritual ibadah agama ya..karena makna itu yg penting spya tertanam dibenaknya sampai besar
Iya kak, anak kecil emang lebih cepat paham dan ingat kalo lewat kisah-kisah.
Terimakasih sharingnya Kak. Bagus ya melalui kisah dan visual, anak-anak lebih tertarik. Ritual dan ibadahnya menyusul…
Setuju …dengan bercerita selain meningkatkan bonding ortu dengan anak membuat anak juga semakin paham tentang alur cerita dan paham untuk diam mendengarkan … jadi paham juga perayaan idul adha tidak hanya seremonialnya saja tapi makna yang terkandung di dalamnya
Dengan bercerita kadang lebih masuk n melekat ke ingatan anak. Cerita ibu saya sampai skrg saya ingat 😀
Berarti sebaiknya usia 5 tahun atau berapa tahun Kak jelasin soal ini. Alhamdulillah jadi bisa belajar untuk si kecil nanti hehe
Bercerita sambil membuat ilustrasinya bersama anak ini aktivitas yang menyenangkan ya, anak jadi merasa terlibat juga dalam kegiatan ini
Hihi kalau si isya kenalannya sama embek baru tahun ini. Dia antusias banget tiap kali diajak ke kandang punya kakak saya. Taunya pas hari H embeknya udah pada gada. Hihi
Aku melihat keponakanku sama orangtuanya cara memperkenalkan idul adha diajakin ke tempat skambing dan sapi yang akan disembelih. Sehingga banyak yang ditanyain dengan melihat langsung seperti itu
Idenya ok juga nih Mbak. Pengenalan dengan visual. Jadinya apa yang kita sampaikan bisa lebih membekas dalam memori anak.
memang mba, memperkenalkan anak kepada agama atau hari besar harus hati-hati juga ya. apalagi anak jaman sekarang itu kritis-kritis juga ya mba
Wah. Konsep ini bisa di terapkan sepanjang masa ya kak. Dulu aku kenal idul adha, rasul, nama nama nabi, sifat2 Allah, semua dari cerita dari Emak, duh jadi kangen denger cerita Mak lagi
Dulu kalo ketemu idul adha suka takut dan ngeri. Soalnya kakak-kakak saya yang semuanya perempuan sering bercerita kalau saja Nabi Ismail jadi dikorbankan, maka sampai sekarang saya (anak laki-laki satu-satunya di keluarga) yang bakal jadi korban :-D. Lucu juga sih kalo diinget-inget.
aku belum ngajarin kafa tentang idul adha, menarik juga cara belajarnya
lucu bange dan idenya bagus kak, aku juga suka bikin gambar terus bercerita. anak-anak lebih suka baca cerita dari gambar ibunya dibanding aku bacain buku cerita, hehe