Kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman menemani anak untuk vaksin covid di bawah 12 tahun. Buat kamu yang baru datang di blog ini, izinkan aku perkenalkan diri ya. Nama lengkapku Shafira Adlina, biasa dipanggil Mamah Ina. Anak sulungku berusia 6 tahun dan kini duduk di salah satu bangku Taman Kanak-kanak Islam di kawasan Jakarta Timur.
Sebelumnya secara resmi Pemerintah melaksanakan vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun pertama kali pada Selasa, 14 Desember 2021. Tak ketinggalan informasi di grup besar WhatsApp TK Sakha bersekolah juga diberi pengumuman bahwa vaksinasi covid-19 pada anak bisa dilakukan di puskesmas kecamatan kramat jati.
Saat itu sudah kami sounding ke sakha bahwa ia harus melaksanakan vaksinasi, namun karena bertepatan dengan liburan dan saat itu hanya sekadar pengumuman, kami pun belum melaksanakannya.
Namun, tiba-tiba pada hari minggu (26 Desember 2021) Bu Rahma selaku kepala sekolah dan guru di TK-nya Sakha memberikan pesan di whatsapp. Bunyinya pesannya untuk mengumpulkan kami orang tua murid di sekolah. Hari minggu loh itu.
Singkat cerita, di pertemuan itu kami diberitahu untuk sama-sama pergi ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati di Hari senin untuk vaksinasi bersama.
Kenapa Anak Harus Vaksin Covid-19
Sebelumnya kita bahas dulu Kenapa anak harus vaksin covid-19?
- Kasus covid-19 pada anak sudah mencapai 13%, datanya berdasarkan SATGAS Covid per tanggal 16 Desember 2021.
- Anak-anak kita sudah melakukan Pertemuan Tatap Muka di sekolah. Jadi ketika bertemu dengan teman=teman dan guru-gurunya serta orang yang di luar sana akan lebih aman.
- Di beberapa negara lain, ada tren rawat inap terhadap kasus covid pada anak-anak
Ketiga hal ini menjadi dasar kenapa anak-anak kita harus vaksin covid-19.
Kapan Waktu yang Tepat Anak untuk Vaksin Covid-19?
Kapan waktu yang tepat untuk Vaksin Covid19? Jika anak kita memiliki kondisi medis tertentu apakah kondisi itu aman untuk diberikan vaksin covid-19?
Informasi di bawah ini saya dapatkan berdasarkan penjelasan Dr. Gerry dalam channel youtubenya.
Untuk dosis sendiri Vaksin Sinovac yang diberikan pada anak itu sama dengan dewasa. Secara penelitian aman. Dosis yang diberikan sama sebanyak 2 kali dengan rentang 4 minggu dan kondisi anak tentu harus fit ya. Pake f ga pake v nanti merk air mineral nanti.
Kalau anak kita sudah pernah terkena covid-19 jaraknya adalah 1 bulan dari sembuh. Kalau anak kita terkena covid-19 yang komplikasi ataupun long covid, kita harus menunda sampai 3 bulan lamanya dari sembuh.
Kalau anak kita sehat-sehat dan sedang menjalanai jadwal vaksinasi rutin, paling cepat 2 minggu setelah vaksin rutin boleh divaksin Sinovac. Penjelasan ini sesuai dengan anjuran IDAI (ikatan dokter anak Indonesia).
Nah, jadi mau vaksin apapun ketika anak kita sedang vaksin lain rutin. Minimal 2 minggu kemudian baru divaksin Covid-19 ya.
Akan tetapi, ada kondisi medis tertentu yang harus mendapatkan PERHATIAN KHUSUS.
Dengan kata lain kondisinya harus benar-benar sembuh total, harus benar-benar sembuh terlebih dahulu. Seperti penyakit autoimun, kanker atau mengalami kemoterapi/radiologi, demam, penyakit kronis/kelainan congenital yang tidak terkontrol, diabetes, hemofilia, pernah transplantansi hati. Selengkapnya ada di peraturan IDAI.
Ada juga yang memang tidak boleh diberikan vaksin covid-19, kontraindikasi :
- Rekasi anaflaksis karena komponen vaksin pada pemberian vaksinasi sebelumnya.
- Penyakit sindrom Gullain Barre, mieltisi transversa, acute demyelinating, encephalomyelitis.
- Sedang mendapatkan pengobatan imunosuspresa/sitostatika berat
- Dalam 7 hari terakhir anak dirawat di rumah sakit atay mengalami kegawatan.
Baca juga : Pengalamanku Mengalami Covid-19 dan Isoman di Rumah
Pengalaman Menemani Anak Vaksinasi Covid-19.
Hari senin pagi, jam 7.30 seusai kami sarapan. Saya, Sakha ditemani Suami dan Adik Hafsah pergi ke Puskesmas. Namun, karena khawatir terlalu lama, Hafsah dan Ayah pulang lalu akan menjemput kami lagi.
Sesampainya di sana kami bertemu dengan 2 teman sekelas Sakha. Sisanya ada sekitar 10 orang TK yang sama. Hari itu ramai sekali karena selain anak-anak TK se-kramat jati ada juga peserta umum dan dari JAKI.
Sakha yang semula khawatir, karena ada temannya jadi lebih bersemangat. Kami segera berkumpul dengan para ibu guru, anak dan orang tua murid.
Sebelumnya jangan lupa ambil nomor antrian di petugas keamanan, kemarin karena rombongan nomor antrian sudah diambil oleh Bu Guru. Sakha mendapatkan nomor antrian ke-31, kemudian formulirnya diisi seperti nama, NIK, nomor telepon, alamat, berat badan dan tinggi badan anak. Jangan lupa unutk membawa fotocopy Kartu Keluarga.
Pelaksanaan vaksinasi covid-19 pada anak di Puskesmas Kramat Jati dilaksanakan di lapangan puskesma dengan 3 tenda besar. Prosesnya hampir sama dengan ketika saya vaksin Covid-19 kedua di sana.
Ada 4 area utama. Area pertama pemanggilan nomor antrian untuk pengecekan adminstrasi.
Setelah itu, kami diminta pindah ke tenda samping untuk pengecekan tekanan darah. Meskipun dalam tenda, namun tempatnya nyaman karena disedikan beberpaa kipas angin dan juga disetelkan musik anak-anak. Jadi suasananya tidak begitu tegang!
Sambil menunggu, untuk mengurangi kebosanan dan ketegangan saya menyediakan beberapa camilan yang tersedia di tas. Permen lolipop dan mie kremes yang tidak mungkin ditolak anak sekecil Sakha. Saya menghargai kekalemannya dalam menunggu jarum suntik mendarat di tangannya.
Maklum, ia sudah lama tidak disuntik. Mungkin terakhir itu saat ia masih dalam usia ASI.
Setelah dipanggil namanya, pada area kedua Sakha dicek suhu tubuhnya kembali. Selain itu ada pemeriksaan tekanan darah. Namun, berbeda dengan orang dewasa anak-anak tidak dicek gula darahnya. Kami selaku orang tuanya juga ditanya berapa berat badan dan tinggi anak.
Lalu, pindah ke area ketiga, meja sampingnya dengan membawa formulirnya yang sudah dicek dan validasi dokter. Pada meja kedua pun ada dokter yang melanjutkan validasi, ia menanyakan anak sedang dalam keadaan sakit berat atau sedang kemoterapi dan sebagainya.
Tak lama kemudian Sakha pun dipanggil ke ruangan vaksinasi di area keempat . Sayang di sini saya tidak mengabadikan karena sibuk hadir untuk menemani anak saya, membukakan kancing dan memegang tangannnya. Nah, ini juga tips buat kalian para orang tua yang ingin menemani anak untuk vaksin Covid-19.
Jangan lupa untuk briefing anak sebelumnya. Kalau bisa lakukan sesering mungkin. Kalau Ayahnya selalu menyemangati agar bisa naik pesawat ya harus vaksin (—___—“), walaupun ada benarnya jangan lupa untuk ditekankan kalau VAKSINASI adalah wujud IKHTIAR MAKSIMAL kita untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 ini.
Ayah Sakha juga selalu berucap bahwa hitung saja 1-10 sakitnya segera hilang. Lucunya sesaat setelah disuntik Sakha langsung berucap :
“Mah, cuma sampai 3 kok.”
Wah masyaAllah padahal mamahnya sendiri lupa. Alhamdulillah setelah penyuntikkan, kami pindah ke meja sebelahnya lagi yaitu ruangan observasi dan tempat print sertifikatnya.
Setelah menunggu sekitar 15 menit untuk observasi Alhamdulillah tidak ada tanda-tanda yang berbahaya setelah vaksin. Lalu, nama sakha pun dipanggil oleh petugas sembari menyerahkan selembar surat. Sah sudah ia menjalani vaksin covid pada anak di bawah 12 tahun. Alhamdulillah, Sakha juga ditambah kegembiraannya dengan sebungkus ayam de’besto dari sekolahan.
Setelah itu kami pun segera mengabari Ayah Sakhauntuk menjemput. Sambil menunggu kami membeli nanas madu dan otak-otak untuk pengganjal lapar. Tak lama kemudian Suami datang. Di rumah pun Sakha nampak ceria dan tidak mengalami demam. Hanya nyeri biasa di bekas area suntik.
Itu dia pengalamanku menemani anak untuk vaksin covid-19 di bawah 12 tahun. Bagaimana dengan kalian? Sudahkan melakukan vaksin covid-19 pada anak?
Semoga bermanfaat, Salam.
semoga vaksin corona aman untuk anak-anak