Perjalanan Toilet Training dengan Anak 3 Tahun

Photo of author

By Shafira Adlina

pengalaman toilet trainingEits, halo! Sudah ada yang pernah menghadapi petualangan toilet training bersama anak usia 3 tahun? Kalau iya, selamat!

Kalau belum, tenang, kita akan melangkah ke dalam cerita tentang bagaimana pengalaman saya—dalam peran sebagai orang tua yang sabar—mengajarkan toilet training pada anak usia 3 tahun. Bersiaplah, karena ini adalah petualangan yang tak terlupakan!

Tahap 1: Persiapan dan Semangat Awal

Aku (dan mungkin juga kamu) memutuskan untuk mengajarkan anak toilet training saat usianya 3 tahun. Kita mulai dengan langkah pertama: persiapan. Kalau anak pertama aku mulai membeli potty yang warnanya cerah dan menggemaskan agar ia bersemangat buang air kecil di sana.

Namun, untuk anak kedua ini, aku justru ga membelikannya. Sebab justru rasanya double lelah untuk mengajarkan kamu dari potty lalu harus ke closet. Kebetulan closet di rumah kami menggunakan yang jongok..jadi lebih mudah mengajarkan Hafsah langsung untuk membuang hajatnya di sana.

Tahap 2: Proses Toilet Training yang Penuh Perjuangan

Hafsah kalau pipis di kamar mandi ya?” tanyaku sambil memberinya buku cerita. Aku memahami kalau proses ini bisa jadi membingungkan dan sedikit menegangkan bagi anak. Biasanya iya tinggal mengucur di popok sekali pakainya. Sekarang iya harus teratur ke kamar mandi.

Sesungguhnya ini fitrah anak yang seharusnya, ia akan aware dengan badannya sendiri ketika harus buang air kecil dan besar.

Yang namanya ngompol, telat bilang dan keburu pipis di lantai ada saja kejadiannya. Kita bisa siapkan pengepel khusus, perlak lucu dan lembut untuk membantu kita dalam proses toilet training ini.

Briefing dan role playing menjadi salah satu kunci. Kita bisa pendekatan pelan-pelan dari cerita dan ngobrol dalam keadaan santai. Bagaimana ketika rasanya kebelet pipis atau pup. Apa yang harus dilakukan?

baca juga: Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Tahap 3: Momen Kemenangan Pertama

Tak terduga, salah satu hari, si kecil berhasil! Dia berteriak dengan bangga, “Mama, Hafsah udah ga ngompol”

Kalian tahu, ini adalah momen kemenangan pertama kita. Aku memberinya high five, dan kita merayakannya seperti juara balap mobil. Di sinilah kita menyadari bahwa kesabaran itu bernilai emas.

Tahap 4: Pergumulan dengan Celana Training

Aku memutuskan mencoba celana training dan celana clody. Kamu tahu, celana yang seakan bisa memberi peringatan anak kalau saatnya pipis dan celana ini juga membantu kalau anak ga sengaja menggompol tidak berceceran itu kemana-mana. Pertama kali mengenakan celana ini, si kecil berjalanmulai. Kita merasa seperti mendampingi atlet lari pertama kali bertanding. Kadang berhasil, kadang terlambat, tapi kita tetap berusaha.

toilet training 3 tahun

Tahap 5: Membangun Kebiasaan

Kebiasaan baru butuh waktu untuk dibentuk. Ketika kita berbicara tentang pentingnya buang air di toilet. Aku memberi tahu anak bahwa ini adalah bagian dari menjadi besar dan mandiri. Kamu, dengan sabar, menyediakan dukungan dan memberi semangat. Kami menciptakan ritual sebelum tidur: pipis terakhir sebelum tidur malam. Ini menjadi bagian dari rutinitas menyenangkan yang mengingatkan kami tentang pencapaian kecil yang kita raih bersama.

Tahap 6: Kesabaran Adalah Kunci

Sama seperti dalam perjalanan apapun, ada saat-saat sulit. Ada momen-momen di mana si kecil terburu-buru ke toilet atau malah cuek dan bermain sambil pipis. Tetapi ingatlah, kesabaran adalah kunci. Kami belajar bersama-sama, dan setiap kali kita berhasil, rasanya luar biasa!

Tahap 7: Merayakan Setiap Langkah

Setiap pipis dan pup terjadi adalah pencapaian. Kita mengajarkan bahwa setiap usaha pantas dirayakan. Mungkin ini terdengar kecil, tapi bagi si kecil, itu adalah pencapaian besar.

Tahap 8: Menghadapi Kegagalan dan Tawa Bersama

Tidak selalu mulus. Ada kegagalan—pipis di celana atau toilet yang terlalu lama dijelajahi. Tapi kita belajar untuk tertawa bersama dan mengatasi kegagalan dengan semangat baru. Aku, kamu, dan si kecil, kita semua tumbuh bersama melalui setiap langkah.

Tahap 9: Sukses Besar: Anak Mandiri

Dan akhirnya, setelah beberapa minggu, si kecil sudah semakin mandiri. Dia bisa pergi ke toilet sendiri, menurunkan celana, dan pipis dengan bangga. Kita melihat dia bertransformasi menjadi anak yang lebih mandiri dan percaya diri.

Jadi, teman-teman, itulah kisah kita dalam mengajarkan toilet training pada anak usia 3 tahun. Meskipun penuh tantangan, setiap langkah adalah bagian dari perjalanan kita bersama. Di tengah tawa, kesabaran, dan momen-momen kemenangan, kita belajar bahwa menjadi orang tua adalah tentang mendampingi anak kita menghadapi petualangan baru.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page