Belajar Marah dengan Cerdas

Photo of author

By Shafira Adlina

Belum lama ini saya melihat video viral, di mana pengemudi mobil Pajero yang marah-marah kepada pengemudi mobil Yaris di salah satu pintu tol. Video yang direkam oleh salah satu pengemudi di depannya yang viral itu menunjukkan pengemudi pajero itu menampar pengemudi Yaris .

Kasusnya berujung ke kantor kepolisian, pengemudi Pajero tersebut mengaku emosi.

Apa perasaan Anda, ketika melihat dua orang dewasa bertengkar terang-terangan di depan umum seperti tadi?

Kok bisa ya dia marah cuma karena disalip gitu aja?

Kok dia sampai marah-marah keluar mobil?

Kok dia bisa ya mukul orang ga kenal seperti itu?

Begitu banyak fenomena ini terjadi. Saya sendiri heran kenapa begitu banyak orang yang bersumbu pendek. Keadaan yang dimaksud adalah, apa-apa yang memantik seseorang jadi mudah marah yang muncul ekspresi marah-marah, mudah ngegas bahkan meledak seperti pengemudi di atas. Atau kita pernah mengalaminya?

Beberapa waktu lalu saya mengikuti sebuah pelatihan ketrampilan hidup – life skill yang berjudul Anger Management yang dilaksanakan oleh Dandiah Consultant dan teman-teman DKM (Duta Kesehatan Mental) Dandiah.

Siapa sih Dandiah Consultant?

Dandiah Consultant adalah biro konsultasi yang didirikan pasang suami istri yang berprofesi psikolog Diah Mahmudah dan Dandi Birdy. So sweet ya, Dandiah – Dandi dan Diah. Ahahah.

Saya sendiri mengenal Dandiah Consultant berawal dari mereview salah satu buku antologi yang berjudul Trip To Forgive. Lalu menjadi penasaran degan buku karya mereka yang diberi judul Trilogy Positive Parenting. Tiga judul buku yang membuat saya penasaran, akhirnya saya membeli, membaca dan mengikuti seminar onlinenya.

Teman-teman bisa baca tulisan saya mengenai Membasuh Luka Pengasuhan.

Sejujurnya saya pun sudah lama membeli buku Anger Management karya The Diah dan Kang Dandi ini hampir setahun lalu, namun belum juga rampung membacanya. Saat itu saya berkesempatan mendapatkan seminar online Anger Management ini secara cuma-cuma karena membeli bukunya. Sayang, kala itu saya hanya bertiga di rumah bersama kedua anak saya sehingga saya kurang focus mendengarkan materi apalagi sesi terapi, saya udah keburu left zoom karena anak-anak sudah minta dikelonin bobo siang.

Alhamdulillah, minggu kemarin, 3 Juli 2022 saya mendapatkan kesempatan untuk hadir di workshop Anger Management yang diadakan di Hotel Harris Tebet, Jakarta. Saya pikir ini kesempatan untuk fokus mendapatkan ilmunya. Suamipun memberi izin dan dukungan pada saya untuk menimba ilmu di workshop tersebut.

dandiah consultant
Teh Diah dan Kang Dandi

Titik Balik Hidup Dandiah

Saat pembukaan workshop tersebut Kang Dandi dan Teh Diah menceritakan singkat latar belakang dan pekerjaannya selama ini. Namun, saya teringat titik balik hidup pasangan Dandiah ini saat seminar online.

Dandiah consultant ibarat perusahaan yang memang didedikasikan untuk lebih bermanfaat bukan lagi materi oriented. Titik baliknya saat anak sulung mereka bermasalah secara sosial dan mereka sebagai orang tua dipanggil oleh psikolog sekolah. Ironi, pasangan suami istri psikolog dipanggil oleh psikolog. Dari situ mereka berniat untuk “kembali ke rumah” tidak lagi mengejar materi. Dulu, Kang Dandi cerita bahwa ia menjalani kehidupan LDM selama 10 tahun Bandung-Jakarta.

Singkatnya, mereka berdua berniat untuk hidup lebih bermanfaat membantu orang-orang yang bermasalah parenting-mental seperti yang mereka alami dengan mendirikan Dandiah Consultant.

Lingkaran Kemarahan yang Tak Pernah Usai

lingkaran kemarahan

Bagaimana melihat gambar di atas? Selama ini tanpa sadar banyak dari kita yang hidup dalam lingkaran kemarahan ini. Contohnya ketika suami mendapatkan amarah dari pekerjaannya atau atasannya ia membawa emosi tersebut ke dalam rumah. Emosi tersebut disalurkan dengan kemarahan pada pasangannya. Sang Ibu pun memberikan pada anaknya, lalu anaknya ia menjadi pemarah dan memarahi binatang.

Dari sini kita bisa belajar bahwa EMOSI itu tidak HILANG hanya berpindah.

Karena emosi itu energi yang bersifat kekal. Jikalau tidak mengelola amarah dengan benar maka akan berakibat pada Kesehatan lahir maupun batin.  Masyarakat kita terbiasa mengalihkan kemarahan tersebut.

Apalagi,

sekarang musim healing-healing dengan berpergian ke luar. Sejatinya itu hanyalah pengalihan, rekreasi bukan healing.

Atau kita sering mendengar “kamu tuh harus bersukur!” “Kita harus berpikiran positif.”

Segala macam dan motivasi dimasukkan ke dalam diri. Ibaratnya sebuah halaman kita menghias dengan tanaman yang indah-indah, namun tak pernah membersihkan kotoran di lantainya. Maka, yang terjadi halaman tersebut tetaplah kotor.

Oleh sebab itu kita harus memahami emosi marah itu apa dan bagaimana seharusnya kita bersikap? Karena memang banyak sekali mitos emosi yang beredar di sektar kita. Mulai dari bahwa laki-laki tidak boleh menangis, marah itu tabu, toxic positivity, time will heal dan lain-lain.

Nanti akan saya tuliskan di artikel selanjutnya ya.

Dalam kurang lebih 4 jam workshop, 3 jam kami diberi pemahaman tentang emosi marah ini dan 1 jam sesi terapi.

Mengapa harus memiliki ilmu Anger Management?

#1. Ibadah

“…Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” [Ali ‘Imrân/3 : 134].

“Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR Bukhari)

“Janganlah engkau marah, niscaya bagimu surga”. (Hadits Shahih, Riwayat Ibnu Abid Dunya, LihatShahiihuljaami’ no. 7374).

Meraih pribadi Hayyin, orang yang mampu menahan amarah memiliki ketenangan lahir dan batin. Salah satu dari empat golongan yang haram tersentuh neraka.

#2. Badan lebih sehat dan mental lebih sejahtera (well being).

#3. Relasi sosial lebih harmonis.

#4. Hati tidak gelisah dan lebih tenang.

Mengapa Orang Bisa Mudah Tersulut Emosi?

Kembali ke kasus pengemudi Terios dan Yaris di atas. Kitapun bertanya-tanya kenapa orang bisa mudah tersulut emosi? Tidak hanya itu banyak sekali kasus yang dipaparkan Kang Dandi masalah emosi yang berujung Tindakan yang disesali. Bahkan kita dapat menyaksikannya di beberapa berita kriminal, rata-rata semua pelaku mengaku sedang “emosi”.

Ini terkait dengan fenomena psikologis manusia yang dikenal dengan “Amygdala Hijacking” (Goleman, 1995), dimana terjadi di dalam diri kadar emosi yang berlebihan sehingga menutup akal sehat dan hati nurani.

Sederhananya, bagaikan neraca. Ketika emosi naik, maka akal sehat dan hati Nurani turun. Begitu sebaliknya ketika emosi turun, maka akal sehat dan hati nurani naik.

Secara morfologi otaknya Kang Dandi menjelaskan bahwa bagian otak ketika emosi mengeluarkan cairan yang akan membahasi bagian otak/amygdala yang bertugas berpikir rasional. Dan akan berkurang paling cepat 15-30 menit. Itu sebabnya ketika kita marah dan melakukan hal yang tidak masuk akal misalnya marah-marah kepada anak. Setengah jam berikutnya baru kita berpikir, “kok gitu aja aku marahin anak aku sih.”

That’s happen to me, pals.

ADA 3 KELOMPOK YANG RAWAN MENGALAMI AMYGDALA HIJACKING

  1. Memiliki tema Unfinished Business

Unfinished business tuh bahasa Indonesia masalah yang belum selesai. Seperti memiliki tema Maladaptive Inner Child yang belum dibasuh juga PTSD

  1. “Burn Out” (keletihan fisik & psikis)

Mengalami tekanan, kehilangan, atau perubahan : Ibu kelelahan, ibu baru melahirkan, korban bencana alam, korban PHK, perceraian, berduka, sakit fisik kronis, dll.

  1. Remaja BLAST (Boring, Lonely, Angry, Stress, Tired) : ini juga pernah dibahas beberapa kali seminar ibu Elly Risman. Remaja yang mengalami BLAST juga rentan Mengalami jatuh cinta, patah hati, kegagalan. dll

Jangan Marah! Kamu ga boleh Marah!

Kita sering mendengar ucapan tersebut. Seolah marah adalah tabu, padahal emosi marah dan marah-marah adalah dua hal yang berbeda.

Kita terperangkap dalam konteks bahwa amarah itu harus ditahan dan dipendam bahkan dialihkan. Seolah kita salah sekali ketika merasakan marah. Padahal marah harus dialirkan bukan dialihkan seperti yang saya sebutkan di atas.

Ketika kita marah, badan terasa panah ada gejolak yang begitu besar tapi harus dipendam. Akibatnya ada masalah yang belum selesai yang bisa memenuhi ransel emosi diri kita. Itulah salah satu pemicu kita mudah meledak.

Banyak sekali kasus yang ditanganin oleh Kang Dandi dan Teh Diah yang berpusat dalam pengelolaan emosi amarah yang belum tepat. Misalnya, salah satu kliennya seorang Ibu pejabat sebuah rumah sakit tiba-tiba mengalami penurunan kesehatan. Ia mengalami kelumpuhan di sisi sebelah anggota tubuhnya. Setelah di check-up semua secara fisik ia normal. Maka, dirujuklah ke psikolog dan bertemu dengan Kang Dandi.

Usut punya usut, Ibu tersebut menyimpan emosi kemarahan dalam dirinya. Selama ini ia menjadi tulang punggung keluarga. Meski gaji besar menjadi pejabat rumah sakit, ia merasa itu bukan panggilan jiwanya. Sementara sang suami hanya di rumah mengurus keperluan domestic. Singkat cerita setelah beberapa kali terapi dengan Teh Diah dan menjalani stress management dengan baik, ia bisa berjalan sepulang terapi. Akhirnya juga ia resign, dengan uang tabungan suaminya pun merintis usaha.

“Kelola emosi, bersihkan hari dari amarah dan benci.”

Bedakan emosi marah dan marah-marah. Sebetulnya saya juga dapat ilmu dari Bubu Wiwik Wulansari di IGlive yang pernah saya rangkum di Mengendalikan Emosi Marah Selama di Rumah.

Singkatnya perasaan rasa emosi marah alamiah dan butuh dialirkan, sementara ekspresi emosi marah bisa disadari, dipelajari dan dikendalikan.

perbedaan marah dan marah-marah
perbedaan marah dan marah-marah (sumber materi Anger Management Dandiah)

“Ekspresinya kita kendalikan, emosinya kita alirkan”-Anger Management

Anger Management dan Keterampilan Sosial

Tipe Anger In VS Anger Out

Pada umumnya ada 2 tipe kepribadian ekspresi marah yaitu anger in dan anger out.

Pernah lihat orang yang marah tapi diem aja? Bisa jadi dia termasuk pribadi yang anger in. ketika ia merasakan amarah ditahan dan dipendamp. Energinya ia tekan dan diarahkan ke dalam diri. Beberapa orang terdekat saya banyak yang memiliki kepribadian demikian. Akhirnya pribadi ini banyak mengalami psikosomatis dan memang cenderung pasif. Kang Dandi menjelaskan berbagai penyakit seperti maag/asam lambung, gerd, migrain berkepanjangan disebabkan emosi yang tidak disalurkan.

Pribadi yang memiliki anger out, ketika ia merasakan amarah langsung di ekspresikan, entah itu ke orang, lingkungan atau benda. Misalnya dengan berteriak-teriak atau melempar barang.

4 Wajah Kepribadian Dalam Relasi

Tipe kepribadian yang ada di lingkungan sosial, setidaknya ada 4 macam. Mulai dari Pasif, Agresif, Pasif-Agresif dan terakhir Asertif.

Sederhananya mari kita analogikan ada kejadian seperti ini :

Ada kejadian di saat kita duduk di dalam bus, tiba-tiba kaki kita terinjak oleh hak high heels seorang ibu.

  1. Pribadi pasif adalah tipe pribadi yang memendam, mungkin ia hanya tersenyum. Ia cenderung diam dan submisif, fiam dan tidak bisa membela haknya.
  2. Pribadi aktif adalah tipe menyerang di depan. Mungkin ia akan menyerang, mengintimidasi dan langsung frontal memarahi ibu itu di saat itu juga. Pribadi ini seorang self center, mau menang sendiri dan kurang memikirkan kebutuhan orang lain.
  3. Pasif-Agresif. Tipe ini melampiaskan sakit hati dan kesalnya dengan sindiran, bahasa sekarang nyinyir. Ia memang diam pada ibu tersebut, tapi ia mungkin akan memfoto dan mengupload di media sosialnya dan bercerita betapa sakitnya dan kesalnya yang ia derita. Atau ia akan bercerita pada teman atau saudaranya yang ia jumpai. Tipe pribadi ini menyampaikan amarah salah sasaran.
  4. Tipe kepribadian ideal dan sehat mentalnya. Ia mampu mengekspresikan kata dan sikap cukup bijak. Ia akan menyampaikan pesan jelas tetapi tetap menghargai harkat dan martabat orang lain.

Teknik Psikoterapi Body-Mind-Soul – Cara Mengolah dan Mengelola Amarah

Setelah pemaparan materi tentang anger management, saatnya kami praktek terapi mengiolah dan mengelola amarah. Terapi di kelas tentu berbeda dengan sesi pribadi, kami dipersilahkan untuk membawa bantal sebelum hari H. Kami juga dipersilahkan duduk berjauhan atau duduk di bawah, pokoknya posisi ternyaman mungkin.

Kami diajarkan melakukan tapping di beberapa titik-titik somasi di tubuh.  Masing-masing titip tapping memiliki makna tersendiri.  Teh Diah menjelaskan sebetulnya, namun lebih lengkapnya juga ada di buku Anger Management.

Contoh titik ubun-ubun, saat tapping di bagian kepala bila terasa sakit itu artinya kita memiliki permasalahan dengan Allah SWT, misalnya saja hubungan kurang dekat dengan Allah, marah kepada Allah dan lain sebagainya.

Atau saat tapping di pangkal alis, terasa lebih sakit di titik ini saat di terapi tapping artinya mengalami  trauma, frustasi atau kelelahan.

Teknik tapping ini sangat bermanfaat karena bisa kita praktikan di rumah kapan saja.

Teknik taping (Persentasi Anger Management)

Setelah itu kami melakukan self healing therapy, ruangan dibuat menjadi gelap kemudian kita diminta memejamkan mata kita. Tidak boleh dibuka sampai ada perintah dibuka matanya.  Kami juga diberitahu bahwa sesi ini tidak direkam dan kami juga tidak boleh merekam sama sekali.

Diawali dengan niat karena Allah SWT dan membaca AL-FAtihah, bergantung dan memohon pertolongan kepada Allah SWT (Agama lain menyesuaikan).

workshop anger managementMelakukan tahap 4A (Aware, Accept, Allow dan Away)

Kami diminta untuk menyadari dan mengakui bahwa diri ini terluka dan tidak baik-baik saja.

Akses peristiwa buruk yang pernah terjadi, yang paling mengganggu kita saat ini. Walaupun disuruh akses satu kejadian, aku pribadi saat melakukan kebingungan karena banyak sekali kejadian yang teringat.

Kita diminta untuk merasakan emosi yang muncul (marah, sedih, takut) dengan sangat jujur. Setengah jam pertama aku masih malu dan bingung, terus terang di sessi ini saya tidak bisa memunculkan rasa marah dalam diri.  Ditambah juga beberapa waktu lalu mengikuti sesi healing oleh salah satu terapis juga Bunda Aniq.

Kita dipersilahkan untuk menyalurkan, mengungkapkan rasa marah tersebut dengan bebas, ucapkan apa yang terlintas di kepala. Akupun masih bingung karena pertama mendengar banyak teman-teman workshop yang mulai menangis dan berteriak. Akupun masih mendengarkan sekeliling, karena tidak diperkenankan membuka mata.

Saya jadi mendengar banyak teriakan, ungkapan kemarahan, tangisan, bahkan sepertinya sampai ada yang muntah.  Sebelumya memang kami diberi kantong buat muntah, karena konon kata Dandiah bisa sampai mual bahkan muntah.

Beberapa ikut sesi terapi dari psikoterapis memang lumrah hal demikian. Artinya semua emosi negatif mereka keluarkan, kemudian berbicara seolah orang yang membuat kita tertekan ada di depan mata.

Namun, pas disinggung ke bagian anak. Saya ya nangis juga, karena sebagai orang tua aku merasa tak sempurna juga. Ingin kupeluk mereka saat itu, jadi teirngat betapa banyak kesalahan dan amarahku yang kusalurkan pada mereka.

Tim dari Dandiah juga membantu memberikan tapping di bagian ubun-ubun. Sbeab aku jujur lemas dan pegal, ditambah belum makan siang karena itu jam makan siang. Hahah.

Kemudian meminta saya dibisik-bisik juga oleh tim DKM Dandiah mengeluarkan semua perasaan. Nah, saya agak terganggu di sini. Kayanya Mbaknya gemes liat saya diam aja ga ngomong, abis bener saya masih malu dan belum bisa akses ada amarah apa.

Setelah emosi negatif terkuras, kami melakukan tapping pada ubun-ubun yang selama sessi ini dilakukan dihentikan. Mata tetap harus terpejam kemudian dan melakukan butterfly hug therapy, memeluk diri, menyayangi diri kita. Jujur di sini rasanya enak banget saat butterfly hug. Lakukan Surrender Therapy dengan mengatakan – Aku berpasrah dan melepaskan semua rasa hanya kepada Allah…

Jika sudah siap lakukan memaafkan secara lisan (Forgiveneness Therapy. Setelah itu haturkan doa terbaik kepada orang-orang yang pernah menyakiti kita.  Karena sesungguhnya kebaikan doa itu pasti akan kembali pada diri kita.  Sesi praktek ini ditutup dengan relaksasi yang dipandu Dandiah. Dan peregangan oleh Kang Dandi.

Ketika sesi terapi usai, para peserta ditanya berapa persen merasa lega setelah diterapi.  Beragam jawaban, rata-rata menjawab 8 dari 10. Ada juga yang 9. Aku pribadi cukup 7 dari 10. Masya Allah.

butterfly hug
butterfly hug (Buku Anger Management)

Penutup

Anger Management bukanlah untuk mengubah masalah, tetapi mengubah respon kita pada masalah, dengan respon yang terbaik dan positif.

Terima kasih Dandiah Consultant, semoga saya pribadi bisa mengamalkan Teknik ini untuk kehidupan yang lebih baik dan menjadi pribaid yang lebih asertif dan berakhlak mulia. Semoga teman-teman bisa mengambil hikmah dan mengelola marah secara cerdas ya.

workshop anger management
workshop anger management 3 Juli 2022

Semoga bermanfaat, salam.

Baca juga : Mengelola Marah Selama di Rumah Aja

19 thoughts on “Belajar Marah dengan Cerdas”

  1. Masya Allah mba Shafira, ulasannya begitu informatif, mengena, tentunya menyadarkan kita khususnya sebagai ornag tua yang gampang tersulut emosi. Smeoga ini semua bisa menjadi bekal bagi kita untuk memutus rantai emosi negatif dari diri dan anak-anak kita. Dandiah Consultant punya inovasi yang luar biasa

    Reply
  2. Sebelum ikut workshop Dandiah ini saya sering sakit kepala. Setelah mengeluarkan semua emosi dan kekesalan, termasuk memaafkan alhamdulillah sakit kepala terasa berkurang dan saya merasa semakin ringan…

    Reply
  3. Dari beberapa bulan lalu mantengin IG nya Teh Diah. Pengen banget ikut workshop ini, buku2 teh Diah juga keren2. Tapi belum kesampean ikut, semoga nanti bisa ikut juga seprti mba Safira. Setelah baca ulasannya, jadi gak sabar jga.

    Reply
  4. Memang kalau lagi kelelahan alias burn out biasanya mudah terpicu kalau saya. Jadi pengen deh ikutan workshopnya. Hadits jangan marah ini sering didengar tapi agak sulit dilakukan, terutama kalau pagi, jam sibuknya Ibu-ibu.

    Reply
  5. Jadi terkesan ikutan acara insightfull begini ya Mbak. Ternyata emosi itu butuh dialirkan bukan dialihkan ya. Sepertinya cukup penting deh melakukan self healing ini rutin ya Mbak biar gak mudah emosi juga

    Reply
  6. Luar biasa mbak, Dandiah konsultan ini sepertinya memang sudah meniatkan betul segala sesuatu dilandasi oleh kebutuhan akan Ibadah, ya.. semoga tulisan ini bisa menjadi viral dan dibaca serta bermanfaat bagi banyak orang. Terima kasih kak, Shafira.

    Reply
  7. Asyik banget workshop anger management ini ya mbak. bagaimana kita bisa marah dengan bijak gak meledak-ledak ya. boleh marah tetapi gak pake marah-marah ya.

    Reply
  8. Seru bangetttt, cari acara kayak gini dari mana kebanyakan ya? Aku pengen banget ikutan topik yang interest-nya sama kayak gini. Emang anger management itu sebenarnya sulit yah walaupun keliatannya cuma sesepele dibilang jangan suka marah-marah, sabar wkwk

    Reply
  9. Keren sih workshopnya. Btw dulu pernah lagi di mobil, lalu ada yang klakson dan nyalib, marah-marah supirnya. Saya pikir kenapa mudah sekali tersulut emosi ya. Padahal ngalah saja gpp biar tenang.

    Reply
  10. Iya ya emosi itu gak hilang tapi berpindah. Menarik banget bisa ikut anger management. Rasanya juga pingin bisa mengelola emosi lebih baik.. Apalagi kalau pas capek, haduuuhh emosi bisa jungkir balik..

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page