Akhir Bulan Mei 2024 kemarin, Saya berkesempatan mengikuti kelas parenting dengan Narasumber Bunda Aniq Al Faqiroh dan Bunda Elly Risman yang diadakan oleh Akademi Parenting Indonesia. Acara yang diselenggarakan di Hotel Arosa, Lebak Bulus, Jakarta Selatan ini diadakan secara Hybrid. Alhamdulillah, saya bisa hadir secara offline. Bahkan bisa memeluk kedua narasumber yang sudah saya ikuti keilmuannya sejak lama. MasyaAllah. Pada Artikel saya akan menuliskan hikmah yang saya dapat saat sesi pembelajaran Bunda Aniq terlebih dahulu.
Self Healing: Perjalanan Menyembuhkan Diri
Berangkat dari permasalahan yang serupa. Sebagai orang tua pasti pernah merasa salah satu dari di bawah ini:
Terjebak dalam pola komunikasi negatif dalam keluarga?
Kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan pasangan dan anak?
Dilanda trauma masa lalu yang memengaruhi kehidupan keluargamu?
Bingung bagaimana mempersiapkan anak menghadapi realitas seksual dengan tepat?
Di awal kita diingatkan dengan Bunda Aniq untuk meluruskan niat dan doa agar diberi pemahaman oleh Allah bisa mengamalkan ilmu. Tidak terjebak dalam kebingungan. Sebab hari ini kita tahu, dengan derasnya lautan informasi, ada kalanya kita merasa semakin banyak tahu semakin bingung bahkan semakin merasa bersalah.
Menyembuhkan diri agar memiliki hati yang lapang agar bisa menerima ilmu. Hati bagaikan sebuah tempat, bagaimana ilmu cahaya akan masuk jika hati kita penuh dengan sampah?
baca juga: Inner Child dan Cara Mengatasi Luka Pengasuhan
Makna Pulih
Pulih bukan sekadar menyibukkan diri.
Pulih bukan mencari kesenangan di luar diri.
Banyak di antara kita yang merasa pulih jika menyibukkan diri. Namun, tidak dipungkiri semakin ia sibuk semakin ia kosong.
Ketenangan hanya bisa didapat ketika menyelami diri sendiri. Sebelum menyelami diri lebih dalam, berdoalah “Semoga Allah Ridho…”
Semakin menyelami diri, mengenal diri, semaki mengenal Allah. Tujuan besar dan utama kita adalah pulang pada Allah dengan hati yang bersih.
Bagaimana mendapatkan Ridho Allah? Allah Ridho kepada hamba-hamba yang ridho terhadap takdir Allah.
Selaras yang disampaikan baginda Rasulullah SAW, bahwa di dalam diri manusia itu ada segumpal daging. Kalau ia baik, baiklah semuanya. Namun, kalau ia buruk, buruklah semua. Itulah yang dinamakan hati.
“Ada tiga jenis hati manusia. Ketiganya adalah qolbun mayyit, qolbun maridh dan qolbun Salim,”
Penjelasannya:
Qolbun mayyit atau hati yang mati. Orang yang memiliki qolbun mayyit, jahatnya lebih jahat dari binatang sebab jahatnya menggunakan akal, contoh fir’aun.
Qolbun maridh atau hati yang sakit. Dia bisa saja beriman, tapi penyakit hatinya banyak. Ciri khasnya tidak pernah tentram, berandai-andai, galau, waswas, cemas, tidak menikmati hidup. Badan berpenyakit saja menderita, apa lagi kalau hatinya berpenyakit.
Qolbun salim adalah orang yang mempunyai hati yg lurus. Untuk menentukan kriteria ini nampak dari hatinya, kepribadiannya, yang pertama tidak ada kemusyrikan dalam hatinya, yang kedua tidak memiliki penyakit hati, dan selalu berbuat kebaikan. Inilah org yang dekat dengan level takwa. Dan ini menjadi tujuan dari sembuh dan pulih. Punya hati atau qolbun yang salim. Semoga kita senantiasa termasuk dalam golongan hati qolbun salim.
Fokus Mengubah Orang Lain
Kebanyakan dari kita ketika mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai seperti pasangan dan anak yang tidak sesuai adalah mencari cara bagaimana untuk mengubah orang lain. Padahal hal ini yang harus diubah, untuk pulih mari kita fokus membersihkan diri, bagaimana merespon masalah dan memperbaiki diri. Anak adalah pantulan jiwa orang tua, jadi saat kita ingin menggarahkan anak dimulai dengan memperbaiki diri.
Baca juga: Apakah Depresi Karena Kurang Iman?
Tantangan Masa Kini: Sosial Media Buah Simalakama Sarana Perbandingan Hidup
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang kini memiliki sosial media. Pasti di smartphone setiap orang minimal ada satu akun. Entah hanya untuk existing diri atau kini makin banyak yang membuat konten. Hati-hati jangan sampai terbawa arus menjadi orang yang butuh validasi orang lain karena tidak merasa cukup.
Efek sosial media yang dirasakan dampak buruknya adalah mudah membandingkan diri dan capaian orang lain. Tanpa sadar kita sering memandang rendah diri. Padahal itu sama dengan menghakimi Allah. Frasa yang sering digunakan beberapa orang adalah “aku mah apa atuh? cuma butiran debu”
Stop membandingkan diri dan orang lain. Seharusnya kita mulai mencari dan memahami kenapa Allah menciptakan kita. Tugas kita menjalani dengan sebaik-baiknya dan bertumbuh memang tidak instan.
Tugas kita memperbaiki diri, meluaskan hati. Analoginya batu dilempar ke gelas pasti goyang, tapi batu yang dilempar ke laut apakah goyang? tidak kan? pointnya makin luas hati makin tenang.
Self Healing Ala Bunda Aniq
Perlu kita memahami bahwa perempuan yang kuat bukan perempuan yang tidak pernah menangis atau tidak pernah kecewa. Perempuan kuat adalah yang ridho terhadap Allah tetapkan. It’s ok untuk menangis.
“Obat terbaik adalah menjadikan diri kita lebih baik“
Selami keadaan diri, tanyakan pada diri bagaimana kabarmu?
Bunda Aniq menyampaikan perjalanan healing adalah lebih banyak tafakur dan lebih dekat pada Allah. Karena sejatinya penyembuhan berkaitan erat dengan iman. Luka sebesar apapun bisa sembuh kalau kita mendekat pada Allah. Sebaliknya, meskipun luka itu kecil tetapi ketika kita jauh dengan sang pencipta, kita bisa apa?
Sejatinya, healing journey adalah perjalanan ke Allah, memperbaiki prasangka-prasangka kita kepada Allah. Kuncinya adalah kenal dan percaya. Jangan-jalan kita percayanya sama makhluk bukan dengan pencipta kita.
Healing terbagi dua perjalanan, yakni membersihkan prasangka buruk dan menumbuhkan prasangka baik kepada Allah Ta’ala.
Apa yang harus kita lakukan?
- Mengubah paradigma.
- Menata jalan pulang.
Kondisi di luar itu netral. Kondisi hati kita menentukan respon kita. Semua berawal dari persepsi. Luaskan kacamata syukur kita. Luka batin juga terbentuk dari persepsi dan racun pikiran.
Maka, cara pandang kita yang diubah.
“Ya Allah, pelajaran baik apa yang Engkau pesiapkan. Ya Allah berlimpahan apalagi yang Engkau persiapkan?”
Prinsip Cara Membuang Sampah Batin ala Bunda Aniq
Seperti sampah yang dihasilkan badan yang didapatkan dari makanan kita. Sampah batin yang tidak rutin dibuang juga bisa mengakibatkan penyakit dan mempengaruhi kesehatan batin atau mental kita.
Sementara prinsip cara membuang sampah batin juga sama dengan sampah pencernaan badan kita, yakni harus dilakukan privasi dan seorang diri. Tidak mungkin kita membuang air kecil sembarangan dan dilihat orang kan? kita perlu waktu khusus dan tempat yang privasi. Begitu pula membuang sampah batin.
Caranya bisa dengan proses kartasis, sebelumnya dengan mengakui jika kita memiliki sampah batin tersebut. Entah kemarahan, kebencian, keserakahan dan emosi destruktif lainnya. Atau sesederhana kita jengkel dan sebal dengan anak-anak dan pasangan kita. Yang tidak mungkin kita ungkapkan setiap waktu pada mereka. Jika kita hanya ngomel ke suami dan anak itu sama saja buang sampah sembarangan.
Rumus healing: sadari, terima dan ridho terhada Allah. Karena pulih dan bahagia adalah tanggung jawab diri sendiri.
Selanjutnya nanti di insight sesi kedua bersama Bunda Elly Risman, beliau lebih rinci bagaimana caranya kita membuang sampah emosi dan menghadapi realitas seksual pada anak.
Semoga resume dari kajian majelis dengan Bunda Aniq ini ada manfaatnya. Yang benar datangnya dari Allah. Mohon maaf apabila ada salah tulisan. Semoga Allah jaga kita selalu.
selalu berprasangka baik kepada Allah, sesuatu yang memang harus kita lakukan, walaupun terkadang beraaat banget, trutama saat terkena musibah..tp apapun, aku selalu meyakini bahwa ga ada ujian yg diberi di luar kemampuan kita.
krn nya di saat terkena musibah, tetap berpikir, mungkin Allah ingin menguji kekuatan iman kita , jd setidaknya jangan berpikir Allah meninggalkan kita, allah benci , atau malah mengambil langkah keliru seperti b*nuh diri.
thank you sharingnya mba.. aku pun kadang masih susah banget untuk bisa selalu berpikir positif.. masih harus banyak belajar bagaimana cara membuang sampah batin ini.
Makasih sharingnya
semoga kita selalu diberi ketenangan batin ya 😀 semangat para pejuang hidup!