Cakap Digital pada Orang Tua dengan Internet Cepat sebagai Bekal Literasi Digital Anak – Tidak dipungkiri, jika ketersediaan akses internet yang mudah membuat banyak informasi masuk dengan mudah. Hasilnya, informasi yang bermuatan edukasi dan bermuatan kepalsuan bercampur dalam satu ruang digital.
Mungkin teman-teman juga menyadari, jika internet kini tidak bisa dipisahkan dari anak-anak. Bahkan, tugas sekolah pun saat ini sangat mengandalkan keberadaan internet. Bisa dibayangkan, bagaimana dampaknya jika anak kita menyerap semua informasi tersebut tanpa adanya filter yang kuat dan bijak?
Karenanya, berbagai pihak kemudian menyoroti keberadaan orang tua terhadap pertumbuhan teknologi. Peran orang tua dalam memberikan edukasi kepada anak-anak, tidak hanya didasarkan pengalam masa lalu saja tapi juga pemahamannya terhadap dunia digital.
Hingga kemudian, cakap digital menjadi sebuah tonggak dalam mendidik anak-anak di era digitalisasi ini. Cakap digital yang dimaksud di sini adalah kemampuan para orang tua dalam memahami, mengetahui hingga menggunakan berbagai teknologi, mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak (baik software hingga berbagai aplikasi).
Itulah mengapa, sebagai orang tua peran kita tidak hanya memberikan akses internet yang terbuka untuk anak tapi juga membekali dengan kemampuan cakap digital tersebut.
Mari kita bahas bersama, tentang langkah-langkah yang bisa teman-teman coba untuk menjadi orang tua cakap digital.
Langkah Menjadi Orang Tua Cakap Digital!
#1. Jadilah Teman Bercerita Anak
Seperti yang teman-teman ketahui, bahwa salah satu cara untuk meningkatkan bonding anak dengan orang tua adalah dengan bercerita. Dalam kegiatan bercerita, kita tidak hanya saling mendengar dan berbagai cerita saja, tapi juga belajar memahami dan membangun kepercayaan.
Harapannya, ketika sudah terbangun rasa percaya antara anak dan orang tua, maka berbagai masalah bisa dibicarakan dengan baik untuk mendapatkan solusi bijak yang terbaik.
#2. Terbuka dan Kritis Terhadap Perkembangan Teknologi
Saat ini, anak memiliki gadget pribadi bukanlah hal yang aneh. Namun, ternyata banyak pihak pengembang yang membantu peran kita sebagai orang tua, salah satunya dengan memberikan fitur filter pada berbagai gadget hingga aplikasi.
Dengan sikap kritis dan terbuka itulah, maka kita akan berusaha mencari tahu bagaimana penggunaan atau pemanfaatan teknologi yang baik, khususnya untuk anak.
Bahkan, ini akan sangat membantu kita ketika sedang berdiskusi dengan anak-anak seputar perkembangan teknologi dan tentu saja menjadi bekal literasi digital mereka.
#3. Berikan Contoh
Pernah mendengar ungkapan “they see they do”? Anak-anak adalah peniru yang ulung. Sepakat? Terlebih untuk anak-anak yang sudah lebih matang secara usia, logika dan psikisnya. Mereka lebih membutuhkan contoh nyata daripada narasi-narasi panjang.
Misal, keberadaan wifi rumah bisa kita manfaatkan untuk menggunakan perangkat IoT (internet of things) agar pekerjaan rumah tangga lebih efektif. Atau menggunakan jaringan wifi rumah untuk menonton film keluarga bersama. Seperti IndiHome dari Telkom Indonesiayang gunakan selama tinggal di Ibu Kota.
Hal kecil yang sering kali kita lupakan adalah menggunakan gawai di depan anak terlalu sering. Jika memang ingin anak mengikuti aturan yang kita buat, sebaiknya memang kita juga bisa mengendalikan diri.
#4. Berikan Batasan yang Jelas Pada Anak
Salah satu konsekuensi menjadi orang tua adalah harus tega dan tegas. Keduanya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Sebagai orang tua, kita harus tegas dalam memberikan batasan kepada anak dalam menikmati internet.
Misalkan, kita sudah bersepakat untuk bermain gim selama satu jam. Maka, tidak ada lagi alasan untuk menambah waktu bermain.Pastikan kita tetap menggunakan kalimat yang baik dan tidak bernada tinggi.
Selain soal batasan waktu, teman-teman juga bisa memberikan batasan mengenai apa saja yang bisa mereka lakukan. Baik soal tontonan hingga jenis gim yang bisa dimainkan.
Tentu tidak mudah. Karenanya, menjadi orang tua cakap digital butuh waktu untuk bertumbuh dan harus dilakukan secara kontinyu. Mengapa harus dilakukan secara kontinyu?
Begini, bukankah anak-anak secara umum menghabiskan banyak waktu di rumah bersama keluarga (orang tua)? Di sinilah kegiatan-kegiatan yang erat dengan dunia digital banyak mereka lakukan.
Mulai dari memanfaatkan wifi rumah atau internet seluler untuk menonton film, belajar jarak jauh hingga bermain gim. Jika kita tidak memiliki kemampuan cakap digital ini, maka bisa jadi mereka (anak-anak) ini pun tidak mendapatkan edukasi digital yang baik.
Baca juga : Digital Parenting Untuk Mencegah Anak Kecanduan Internet Dan Gadget
Pentingkah Orang Tua Cakap Digital?
Tentu saja ini sangat penting, mengingat kita berada di era transformasi digital yang begitu masif. Internet sudah menjadi bagian yang terpisahkan dalam kehidupan kita, mulai dari transportasi hingga medis semua menggunakan jaringan internet.
Namun, sebagai pengguna atau konsumen (khususnya sebagai orang tua), kita memiliki hak yang tak terbatas untuk memanfaatkannya dengan menggunakan logika, empati hingga emosi.
Literasi digital bagi anak bukan hanya untuk membuat mereka bisa mengakses tontonan sesuai usia mereka saja tapi juga membentuk pagar tentang semua batasan yang berkaitan dengan norma dan hukum.
Tentu kita tahu tentang banyaknya berita penyalahgunaan internet pada anak-anak. Mulai dari sikap amoral, pelanggaran hingga kejahatan terjadi disebabkan karena tidak adanya batasan dan kemampuan anak mengendalikan diri.
Benar. Itulah urgensinya menjadi orang tua yang cakap digital. Beruntungnya, hal ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, salah satunya adalah lembaga pendidikan. Namun perlu kita ketahui bersama, jika literasi digital ini bukan mutlak menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan. Bahkan, ada pilar dalam hal literasi digital yang perlu kita ketahui dan tanamkan pada anak-anak, antara lain:
● Digital Skill
Ini adalah kemampuan di ruang digital dalam memanfaatkan berbagai jenis teknologi.
● Digital Culture
Ini merupakan konsep di mana segala kegiatan kita di ruang digital sebaiknya tetap berpegangan pada nilai–nilai budaya dan kebangsaan setiap personal.
● Digital Privacy
Tentu saja ini berkaitan dengan bagaimana kita memiliki batasan terhadap penyebaran data-data penting, khususnya data pribadi.
● Digital Ethics
Pilar yang tak kalah pentingnya, yakni etika. Memiliki etika dalam menggunakan teknologi digital adalah hal sangat bijak.
Adanya berbagai langkah hingga pilar dalam literasi digital, yakinkan bahwa kita bisa menjadi orang tua cakap digital. Mari kita ajak anak-anak untuk menggunakan internet dengan bijak dan mengenalkan mereka pada literasi digital sedini mungkin.
Semoga bermanfaat, salam.
Ortu kalau ngga melek digital bisa-bisa “dikibulin” anaknya mulu ntar hehe.. tapi ngga sih, positifnya kita bisa jadi teman anak2, kalau mereka cerita kita bisa nyambung dan jadi sahabat yg asyik buat diajak curhat. anak jadi tahu dia mesti kemana kalo ada masalah, ada ortu yang bisa mereka andalkan.
Setuju orang tua harus cakap digital. Saat ini, kita tidak bisa mengisolasi diri dari perkembangan teknologi. Jadi sebagai ortu harus bisa mengarahkan anak dengan baik dalam penggunaannya.
Orangtua jaman now memang harus mengikuti perkembangan teknologi. Jangan sampai kita tidak memahami apa saja dampak dari penggunaan teknologi tersebut pada anak-anak. Selain itu, memberikan contoh juga menjadi salah satu yang harus dilakukan. Children see, children do.
Salah satu tantangan calon orang tua jaman sekarang ya ini, harus lebih cakap di dunia digital supaya bisa manage anak anak kita nantinya
Penting banget nih emang membangun agar anak cakap digital dan bagaimana menjadi orangtua cakap digital juga. Kayak mereka tu harus mengikuti perkembangan zaman tapi kita ga mau mereka sampai “kebablasan”
Sekarang ini, setidaknya orang tua juga harus punya kemampuan dalam otak atik internet kan ya, Mah. Tahu mana yang boleh dan tidak bolehnya dalam menggunakan teknologi ini. Intinya jangan malas untuk belajar *ngomong ke diri aku sendiri
Menjadi orangtua yang cakap digital..PR banget ini. Karena kecakapan digital sejak dini penting dimiliki, maka anak-anak perlu diajarkan penggunaan internet dengan bijak dan mengenalkan literasi digital di keseharian
Pendampingan terhadap anak itu mutlak ya. Bukan mau membatasi kreatifitas anak justru ingin mereka lebih menyadari mana yg baik dan tidak. Kepada siapapun, terlebih kepada guru mengaji…
Sentilan buat saya ini untuk bisa cakap digital. Secara kita hidup di era serba digital.
Menjadi orangtua memang sebuah proses yang tanpa henti ya..
Salut banget karena kini di zaman digital pun, kita gak bisa melarang anak seratus persen untuk gak akses internet. Dengan cakap digital, semoga semua anak dan orangtua bisa sama-sama memanfaatkan akses digital yang serba mudah dan cepat untuk segala hal positif.
sepakat orang tua sekarang harus melek digital dan memperlakukan anak sebagi teman, yang terpenting adalah anak-anak memiliki batasan dalam menggunakan gadgetnya.
Belajar terus belajar lagi belajar apapun, ini sih motoku na, karena sekarang anak-anak sangat-sangat cerdas banget apalagi perihal gadget ya, kita kalau enggan belajar hal baru yang ada di dunia gadget dan digital bisa ketinggalan banget sama mereka yang melesat lebih cepat menangkap apa aja. Paling ngga kitalah yang memberikan gambaran apakah itu baik, buruk, layak atau tidak.
sepakat ini mbak, masa sekarang serba teknologi dan digital. mau tak mau dalam pengasuhan pun orangtua juga harus cakap teknologi supaya biasa mengawasi anak-anaknya
Penting sekali orang tua bisa cakap digital. Hal ini bisa digunakan untuk digital parenting di era digital
Orang tua cakap digital itu penting ya mbak
Apalagi memang anak sekarang adalah generasi alpha yang sangat akrab dengan dunia digital
Kadang kalo udah baca berita ttg orang yang diciduk polisi Krn menghina orang lain di medsos, dan ternyata pelakunya anak2, itu miris banget. Kok bisa kebablasan gitu, apa Krn memang tidak diajari cara memakai internet yang baik.
Itu yang aku tekanin ke anak2 juga. Menggunakan atau berkomentar di internet, walopun kita tidak bisa melihat lawan bicara, tapi harus tetep sopan. Seolah sedang bicara berhadapan seperti biasa. Ga ada yg namanya menghina, atau memakai Kata2 kasar. Krn semua ada hukumnya.
Aku sendiri tegas dengan aturan gadget mba. Hanya boleh weekend. Dan kalo melanggar, ada hukuman juga. Krn menerapkan disiplin itu harus tegas. Jadi anak2 tahu mereka harus patuh terhadap aturan