Beberapa hari yang lalu saya mencoba membagikan pengalaman membaca saya membaca buku Membasuh Luka Pengasuhan karangan Diah Mahmudah di salah satu komunitas menulis yang saya ikuti. Berbagi insight dari Buku Membasuh Luka Pengasuhan, membuat saya membaca dan mempelajari buku ini lebih dalam. Buku ini menjadi salah satu buku yang membuka wawasan saya dalam dunia parenting.
Definisi Luka Pengasuhan
Luka pengasuhan merupakan sebuah luka yang terjadi saat terjadi pengasuhan. Luka di sini bukanlah sebuah luka fisik. Luka pengasuhan adalah luka psikis, batin beban mental pada diri yang umum terjadi sebelum aqil baliqh atau masa kanak-kanak. Kenapa? meski terjadi saat anak-anak saat itu alam bawah sadar mudah sekali menyerap kejadian di masa kanak-kanak.
Apa Motivasi Membaca Buku Membasuh Luka Pengasuhan?
Buku yang baru diterbitkan bulan Agustus 2019 ini baru saya baca sekitar bulan Desember 2020. Pada awalnya saya membeli karena penasaran setelah membaca buku antologi Trip To Forgive. Buku yang menceritakan 23 kisah perempuan yang berdamai dengan luka pengasuhannya demi masa depan yang lebih baik.
Mereka dimentori langsung oleh pasangan suami istri psikolog Diah Mahmudah dan Dandi Birdy. Seetelah menuntaskan buku antologi tersebut, saya jadi penasaran dengan buku parenting yang mereka keluarkan. Buku ini trilogy dengan Ayah Tangguh dan Membayar Utang Pengasuhan.
Saya yang buta dengan ilmu psikolog ini, dulu khawatir setiap membaca/mempelajari buku yang mengataskan nama inner child atau luka pengasuhan. “Apa kita mencari-cari kesalahan orang tua?”
Berbekal mengikuti grand launching buku Trip To Forgive, di sana ada Kiki Barkiah yang sebagai mentor. Lalu melihat ulasan buku Triolgy Positive Parenting ini dari Kiki Barkiah, Abah Roma dan Ustad Harry Santosa, membuatku mantap membeli dan membaca ketiga buku ini.
Sinopsis Buku Membasuh Luka Pengasuhan
Buku yang terdiri dari 7 bab ini tidak membuat bosan dibaca karena penuh ilustrasi membuat materinya lebih hidup dan disertai contoh dari penulis dan para kliennya.
Kita tidak diminta untuk menghakimi orang tua. Kita tidak bisa mengubah masa lalu dan perilaku orang tua. Namun, kita masih bisa berjuang untuk masa depan lebih baik dan memutus luka pengasuhan ke anak cucu kita. Selain pemaparan dan banyak contoh kasus, dilengkapi pula tabel asessment (penilaian) diri untuk menilai luka pengasuhan.
Inner Child Bukan Hanya Milik Anak Broken Home
Banyak dari kita yang beranggapan bahwa anak yang memiliki sebuah inner child adalah mereka yang berasal dari keluarga yang retak atau broken home. Ternyata jawabannya adalah tidak. Dulu sayapun berpikir demikian, bahwa inner child itu dulu hanya mencari kesalahan orang tua doang.
Inner child adalah kenangan kita sewaktu kecil. Setiap manusia pasti memilikinya. Ada yang menyenangkan dan ada yang menyakitkan.
Nah, luka pengasuhan itu inner child yang menyakitkan. Luka ini yang berpotensi kita turunkan ke anak cucu kita tanpa/dengan sadar.
- Ketika kita tidak sadar membuat kesalahan kepada anak. Seperti tidak sengaja membentak anak, kemudian menyesal. Nah, memulihkan keadaan seperti semula gimana mba? Kalau dari buku itu?
- Mau nanya juga dong.saya belum pernah baca bukunya,tp boleh share dong garis besarnya,kalo dalam buku tersebut gimana cara membasuh luka pengasuhan?
- Bagaimana cara kita eksplornya ya luka pengasuhan kita seperti apa, soalnya saya yakin byk PR luka pengasuhan (krn perlakuan sy sm anak yg msh srg emosional) tapi kalau mengingat perlakuan orang tua kayanya engga ada yg benar2 traumatis, smp berpikir apakah bagian dr diri sy melupakan sbg coping mechanism.
Memulihkan kesalahan yang tidak disengaja kepada anak
Semua orang tua pasti pernah melakukan kesalahan termasuk kita. Di dalam buku tersebut tidak ada spesifik sebenarnya jika kita membentak anak harus berbuat apa. Namun, saya menjawab sepahaman saya dan apa yang pernah saya lakukan.
Emosi dan logika itu seperti sebuah timbangan, ketika emosi naik logika turun. Begitupun sebalikanya, ketika emosi turun logika naik.
Kita memang tahu membentak itu salah, tapi ketika begitu emosi, logika kita turun. Akibatnya kebanyakan dari kita menyesali keputusan/tindakan saat emosional.
Kalau di buku ini dijelaskan untuk kita bisa memanajemen kemarahan itu sendiri. Nah, ini ada bukunya sendiri dari Teh Diah dan Kang Dandy “Anger Management”.
Singkatnya yang kupelajari dan yang bisa kita lakukan, minta maaf ke anak saat sadar. Beri jeda saat merespon, narik napas perut atau menjauh agar tidak merespon dengan hal yang tidak memberdayakan diri. Selengkapnya bisa dibaca cara mengelola emosi marah.
Bagaimana Cara Membasuh Luka Pengasuhan
Kalau pertanyaan ini jelas seperti minta diceritain isi buku ini ya. Kalau secara garis besarnya di Bab 5 : “Ingin Membasuh Luka Pengasuhan” dijelaskan secara detail. Tidak hanya secara psikologi dibahas juga dengan kacamata islam.
Lima tahap cara membasuh luka pengasuhan antara lain :
- Mengawalinya dengan menghadapinya serta meluruskan niat.
- Memaafkan (Dijelaskan secara secara detail terapi memaafkan)
- Mendoakan
- Melakukan birrul walidain (berbakti kepada orang tua)
- Melibatkan Allah
Ditambah lagi ada program mental wellness di bab ini, jadi ada 40 hari challenge supaya kita sehat lahir batin.
Eksplorasi Luka Pengasuhan
Salah satunya dengan assessment/penilaian diri yg ada di bab 3 buku MLP ini. Setidak ada 60 pertanyaan yg harus kita jawab. Di bawah ini saya foto spoiler nya :
Sebelumnya di salah satu bab ini juga ada penjelasan dampak luka batin yang terjadi. Jadi tidak hanya berdampak ke gaya pengasuhan kepada ke anak. Dampak luka pengasuhan ada yang ke penilaian diri sendiri, hubungan dengan orang tua, pasangan dan orang lain.
Penutup
Buku ini menjadi dekat dan nikmat dibaca karena diawali dengan pengalaman Diah Mahmudah sendiri sebagai perempuan dan psikolog. Mereka memadupadankan pengalaman yang dilalui juga teori yang ada. Lalu dibalut dengan beberapa firman Allah dan Sunnah Rasul.
Kita diajarkan untuk memisahkan mana sang pelaku dan perilaku. Mempelajari tentang luka pengasuhan, bukan berarti mencari-cari kesalahan orang tua kita. Bukan pula menghakimi masa lalu. Tidak sama sekali. Kita sebagai manusia tentu penuh salah dan khilaf, begitu juga orang tua kita.
Membasuh luka pengasuhan, mengajarkan kita untuk memutus rantai luka demi menjadi orang tua yang lebih baik lagi untuk anak cucu keturunan kita. Melepaskan diri dari respon yang tidak memberdayakan diri. Belajar memaafkan untuk diri bukan untuk orang lain.
Kita tidak akan terampil hanya karena tahu. Kita tidak akan terampil karena 1-2 kali latihan. Perlu usaha dan latihan sungguh-sungguh dalam membasuh luka. Bukan mendewakan luka, namun membasuh luka untuk generasi yang lebih baik lagi.
Jadi akhir kata, saya sangat merekomendasikan sih buku ini. Paling tidak kita diberi ilmu untuk mencari tahu apa yang sedang kita alami. Kemudian pelan-pelan membasuhnya agar menjadi pribadi yang lebih baik dan sehat lahir batin.
Spesifikasi Buku
- Judul: Membasuh Luka Pengasuhan
- Penulis: Diah Mahmudah & Dandi Birdy
- Editor: Mia Marianne
- Ilustrator: Kinasih Keisha Mahrani F. (anaknya)
- Desain Cover : Julian & Jendra
- Tata Letak: Omenemo
- ISBN: 978-623-7306-27-6
- Penerbit: Zenewa Media Giditama
- Cetakan Pertama: Agustus 2019
- Jumlah Halaman: 168
Semoga bermanfaat. Salam. Shafira Adlina
Wah masya Allah jadi pengen beli.
yukk mak
Ah, bicara soal luka pengasuhan selalu bikin hatiku sedih mbak. Karena dulu aku sering kurang terkontrol ma anak-anak saat emosi marah sedang menguasai. Hal ini karena innerchild negatif saat kecil. Setelah sadar, aku bertekad untuk memutus rantai ini, belum sepenuhnya bisa tetapi setidaknya aku akan terus berusaha.
bismillah, sudah ada tekad itu bagus ummu..semoga Allah mudahkan dalam mengamalkannya ya
Buku yang bagus, bisa menjadi bekal dalam mendidik anak. Sebagai ortu kita pasti pernah emosi kepada anak, jadi tanpa sadar sudah menghadirkan luka pengasuhan. Yang terpenting kita lekas menyadari dan meminta maaf serta memperbaiki sikap ya mbak, sehingga ada komunikasi positif yang bisa kita lakukan ke anak. Makasih sharingnya ya.
sama-sama Mbak Ulfah. Baca buku ini ga cukup sekali, dan praktiknya juga sepanjang hidup. membesarkan amanah Allah ini memamg perlu banyak ilmu termasuk komunikasi juga ya
Unik ya judul bukunya Luka Pengasuhan frasa yang lebih lembut dari kata Trauma Masa Kecil tapi trauma kesannya negatif mungkin Luka Pengasuhan tidak selalu yaa na atau bagaimana? Kesan psikologi-nya kental bukunya, jadi tertarik buat baca.
iya Mbak Lid, membasuh luka. atuh kalau ga dibasuh kan bisa nganga terus hehe
Acaranya keren banget Reading Share..bisa berbagi info dan opini terkait buku yang sudah kita baca ke sesama.
Reviewnya pun ketjee nih
Bukunya pas banget lagi dengan yang lagi banyak dibahas saat ini. Luka pengaushan ini ternyata banyak dampaknya pada pengasuhan ke anak-anak kita. Membaca buku terkait temanya tentu akan menambah insight orangtua dan siapa saja agar generasi ke depan lebih baik lagi
Iya Mbak, awalnya aku juga ragu bisa berbagi insight dari sebuah buku ini. tapi bismillah ya, semoga ada hal yang baik bisa diambil.
Syaa udah baca buki yg trip to forgive. Bagus dan sangat menyentuh hati banget. Ada bab dimana sya bisa menangis lho pas baca buku itu
gapapa mbak menangis itu baik kok, asal ga berlebihan.
Tarik nafas dalam saya menamatkan artikel ini beberapa kali. Pola pengasuhan yang saya lakukan masih perlu diperbaiki nih. Ya Allah…
Acara bagus ini ya. Terimakasih sudah share artikelnya Mbak
Sehabis ditarik jangan lupa dibuang teh okti, pengasuhan itu belajar setiap harinya. bismillah semangat ya teh. Sama-sama terima kasih sudah membaca
Kadang tuh masih suka khilaf, tau siihh kalau ngegas sama anak itu gak baik. Hanya memang kontrol emosinya yang masih payah. Jadi sekarang kalau udah emosi banget dan rasanya mau membentak mending mundur terus minta waktu dulu buat ngademin pikiran ama perasaan..
pasti mbak ima, manusia kan tempatnya salah dan khilaf. kita sadar dan mau memperbaiki hal itu sudah lebih baik. yuk kita basuh luka kita, supaya menjadi pribadi yang lebih baik dan sehat lagi
Tema begini selalu bikin aku mellow… sungguh banyak dosa sebagai orang tua, dan membuat luka di hati anak-anak… tapi juga luka pada diriku sendiri. Bukunya bagus, mbak.
yuk, baca mbak. semooga dapat berkesempatan membaca langsung mbak
Wah mantap nih bukunya karena membahas luka pengasuhan dikaitkan dengan firman Allah dan hadits Rasulullah. Pe er besar juga bagi saya mengenai inner child yang saya benahi pelan-pelan.
iya mbak mugniar, agar berimbang kan ga di sisi psikologi doang
Tahun 2020-2021 memang tahunnya mental health ya. Makin banyak awarness tentang isu ini. Banyak sekali buku yang bicara tentang inner child. Buku membasuh luka pengasuhan sepertinya menarik
artinya orang0orang makin paham dan sadar dengan isu kesehatan mental ya mbak era
Saya pernah ikut workshop onlinenya teh Diah dan kang Dandi yang temanya terapi wounded inner child ini. Difasilitasi komunitas blogger juga. Sekarang jadi pengen baca bukunya nih. Masuk wish list dulu deh. Makasih resensinya, Mbak.
wah alhamdulillah, kemarin aku ikut karena beli 3 bukunya gratis workshop mbak alfa. jadi berkesinambungan, cuma maju mundur kemarin tuh udaj pantes belum bawain ini
Bukunya bagus, ini sedang ramai istilah inner child, baru-baru ini. Sebelumnya tidak ada istilah ini. Itulah bahasa, selalu berkembang.
Setiap orang memiliki luka, baik dari keluarga sendiri maupun dari luar keluarga. Kalo dari luar keluarga namanya Bully ya.
Wah bukunya bagus nih, sekarang lagi trending topic nih masalah inner child. Jadi pengen baca juga
Setuju sekali kak Kita memang tidak bisa mengubah Masa lalu, Namun Masa depan Kita Ada di tangan Kita sendiri. Buku ini Menjadi motivasi banget ya kak trims
Buku ini trilogi atau tetralogi, kak?
Aku pengen banget baca buku mengenai luka pengasuhan ini. Ingin tahu lebih banyak juga mengenai innerchild. Aku yakin, setiap orang pernah menggoreskan dan tergoreskan luka, baik di sengaja maupun tidak.
Semoga proses healing (memaafkan) bisa diperoleh ketika kita banyak belajar memahami dari berbagai sudut pandang.
trilogy mbak. Pertama buku MLP ini kemudian “ayah tangguh” dan “membayar utang pengasuhan”. Aamiin mbak. semoga dimudahkan perjalanan kita menjadi pribadi yang lebih baik
Dunia parenting, apalagi hal pengasuhan memang selalu menarik untuk diadaptasi menjadi sebuah ilmu yang update. Tapi saya ada pertanyaan nih kak, adakah kurun usia tertentu yang menyebabkan anak selalu mengenang hal yang menimpanya sepanjang hidup?
Ini mungkin terkait kemampuan otak belakang yang mulai bekerja maksimal, apakah ada kiat khusus untuk orang tua agar terhindar dari circle broken home?
halo kang dirman. ini berhubungan dengan perkembangan otak anak. di bawah 7 tahun, otak anak tidak memiliki batas di alam bawah sadarnya. jadi kejadian/stimulasi/tragedi yang terjadi mungkin terlihat tidak mempengarhui perkembangan anak saat itu. namun, sesungguh terekam di alam bawah sadar anak.
kiat khususnya agar terhindar dari circle broken home, maksudnya gimana kang? circle broken home maksudnya orang tuanya memiliki luka pengasuhan akibat orang tua bercerai kah?
Bagus bukunya ya membahas luka pengasuhan. Aku juga salah satu yang bertanya-tanya “kenapa asuhan orang tua ko gini?” cuma skg udah ngerti, jangan nyalahin mereka karena kita gatau apa yang mereka telah lalui dan hadapi dengan orangtua (kakek nenek). Yang terpenting kita gak melakukannya ke anak kita kedepannya.
Belakangan sering banget denger istilah inner child ini. Meski butuh belajar lagi, tapi udah ngerti gambaran besarnya. Saya tertarik sama terapi memaafkan itu.
Ga kaya dulu, soal parenting sekarang udah aware banget, apalagi dengan perspektif beragam, seperti dari psikologi dan Islam kayak di buku ini.
Sebagai orang yang sudah menjadi ibu, bacaan seperti ini yang sangat dibutuhkan supaya bisa lebih baik lagi dalam menjalani peran orangtua. Tapi saya juga masih banyak khilafnya kalau soal marah sama anak. Sampai skrg masih berusaha banget ngurangin emosi biar gak dikit2 marah, kasian jg kan sama anak kalau dimarahin trs
Kudu sering-sering dan banyak-banyak baca buku, agar tidak miss informasi dan persepsi ya, Mbak.. Seperti inner child ada yg positif dan negatif. Btw, layaknya kudu baca nih bukunya.
ini buku bagus sih secara langsung mengajarkan menjadi orang tua yang baik itu seperti apa dan harus bagaimana
Baca artikelnya bikin sedih dan merinding hehe. Setelah membaca artikel ini saya jadi tertarik ingin memilikinya juga. Referensi yang bagus untuk saya ke depannya.
Setiap manusia mempunyai lukanya masing-masing. Ada yang terluka semasa kecil karena kesalahan dalam pengasuhan, ada yang terluka ketika dewasa dan menghadapi kehidupan. Proses healing perlu dilakukan dengan cermat agar bisa terlepas dari dari bayang-bayang luka itu..
Suka kebawa emosi kalau berbicara tentang luka pengasuhan. Saya sepakat pada point bahwa belajar tentang luka pengasuhan bukan berarti mencari-cari kesalahan orangtua, tapi agar supaya kita tidak mengulanginya lagi ketika kelak kita menjadi orang tua. Nice!
Luka pengasuhan atau wounded inner child ini memang lagi banyak banget ya, mbak dijadikan pembahasan. Aku sendiri juga memiliki pengalaman yang kurang baik terkait pengasuhan ibuku di masa lalu dan memang cukup berpengaruh saat aku sendiri menjadi ibu. Kayaknya setiap ibu memang wajib banget juga punya buku seperti ini
Aku udah 2x ikut webinarnya Teh Diah, dan kayaknya perlu juga beli bukunya. Biar bisa lebih expert saat mengelola anger management.
Aku pernah ngobrol sama temenku soal inner child. Memang harus Hati2 kalau mengorek inner child. Takutnya jadi benci orang tua dan menyalahkan. Better sih beneran ketemu sama profesional bila memang dirasa sudah mengganggu kehidupan. Jadi biar diterapi dengan maksimal. Untuk memaafkan pastinya butuh proses kan. Nah kuat ga tuh tiap orang melalui proses tersebut? =(
terkadang, engga sadar juga ya kalau ada risiko luka-luka pengasuhan dalam mendidik anak. jadi orang tua tuh pr dan belajarnya tiada henti yaa, termasuk soal sisi psikologis kaya gini juga
Wah kereeeeeen banget.
Jadi makin yakin, persiapan jadi orang tua memang bukan main2,
Masuk list bacaan ini
kalau buku salah asuhan ada ga hihihi…
salam kenal
qbenk blogger pinggiran
adanya buku membayar utang pengasuhan kak. itu juga bagus hehe. salam kenal juga kak