Anak kedua saya, Hafsah, masih masuk usia wajib imunisasi. Di usianya ke-18 bulan, wajib diimunisasi MMR yang mencegah penyakit campak, rubella dan gondongan. Sayangnya, pandemi ini membuat saya menahan pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes). Lantaran masih sangat khawatir ke untuk pergi ke fasyankes.
Banyak di antara kita mengalami apa yang saya rasakan. Sebagai orang tua, kita waspada untuk menunda ke fasilitas pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19 seperti ini. Namun, kecuali saat kondisi darurat dan jadwal vaksinasi pertama.
Kamis lalu saya mengikuti kuliah zoom yang diadakan @kenapaharusvaksin dan the Asian parents Indonesia. Belajar mengenai vaksinasi terhadap anak dan strateginya dalam pandemi ini menjadi upgrading tersendiri bagi saya yang memiliki anak bayi dan balita.
Narasumbernya pun seorang Dokter Spesialis Anak, dr. Attila Dewanti SpA(K) acara yang dimoderatori oleh artis Sysilia Pricilia ini bertajuk “101 Vaksinasi : Kupas Tuntas Vaksinasi Anak.”
Selama dua jam kami diberi banyak pengetahuan mengenai kenapa harus vaksin, memahami jadwal imunisasi anak, bagaimana cara jika anak terlambat imunisasi dan tips agar si kecil nyaman saat vaksinasi. Ada juga jawab pertanyaan-pertanyaan dari para orang tua yang menambah ilmu dalam dunia vaksin.
Eits, sebelumnya teman-teman masih suka bingung ga sih, apa perbedaan vaksinasi dan imunisasi?
Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi
Vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin melalui disuntikkan maupun diteteskan ke dalam mulut agar produksi antibodi meningkat guna menangkal penyakit tertentu. Sedangkan, imunisasi adalah proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.
Pada kuliah Zoom tersebut bu dokter Atilla juga menjelaskan apa-apa yang harus dilakukan ketika menghadapi keadaan sepertiku yang mengalami penundaan jadwal vaksin. Sebelum membahas hal tersebut, yuk sama-sama belajar tentang vaksinasi anak terlebih dahulu.
5 Alasan Kenapa Si Kecil Harus divaksinasi
Meskipun hari ini sudah menjadi zaman internet, masih banyak di antara kita khususnya orang tua baru yang bertanya kenapa harus vaksin? Vaksinasi menjadi hal penting disebabkan akan membantu sistem kekebalan tubuh atau imunitas anak. Vaksinasi adalah bentuk kasih sayang. Tidak hanya melindungi anak kita, dengan melakukan vaksinasi kita juga melindungi orang sekitar kita. Setidaknya ada beberapa tujuan kenapa anak kita harus melakukan vaksinasi, yakni :
- Sistem imunitas tubuh anak yang belum sempurna. Oleh sebab itu vaksinasi sangat dibutuhkan agar di kemudaian hari tubuh anak dapat melawan kuman yang akan masuk ke dalam tubuhnya.
- Vaksinasi dapat memperkuat sistem imun anak.
- Vaksinasi dapat menghindarkan anak dari tertular penyakit yang membahayakan.
- Vaksinasi tidak hanya melindungi si kecil saja tapi juga semua orang disekitarnya.
- Melakukan imunisasi berarti menghemat waktu dan biaya.
Jadi, jika ditanya lagi kenapa harus vaksin?
1. Mencegah kematian
Dengan vaksinasi kita bisa mencegah sampai 2-3 juta kematian.
2. Mencegah penyakit
Vaksinasi dapat mencegah lebih dari 26 penyakit, maka dari itu penting sekali vaksin untuk bayi dan balita.
3. Mengurangi resistency antibiotic
Vaksinasi juga dapat membantu membatasi atau mengurangi terjadinya resistensi antibiotic karena dapat mencegah penyakit pada tahap awal.
4. Menyelamatkan orang
101 Vaksinasi Anak
#Memahami Jadwal Vaksin
Saat masa kehamilan dulu saya diberikan buku kesehatan ibu dan anak yang diberikan secara gratis oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku yang sering disebut buku pink (karena warnanya memang pink) menjadi panduan seorang calon ibu hingga menjadi ibu. Mulai dari catatan kesehatan ibu dari hamil bersalin hingga nifas, di dalamnya pun lengkap dengan catatan kesehatan anak hingga usia 6 tahun termasuk jadwal vaksin anak.
Ketika saya memberikan vaksin kepada anak ke fasilitas pelayanan kesehatan, wajib membawa buku ini. Baik vaksin wajib ataupun vaksin tambahan seperti vaksin influenza.
dr. Attila Dewanti SpA(K) mengingatkan kita untuk memahami kapan dan membaca keterangan pada jadwal vaksin atau imunisasi anak.
1. Pahami warna tabel di jadwal vaksin anak.
Jika contoh yang diberikan dokter Atila ada 4 warna biru, kuning , pink dan orange. Biru untuk imunisasi primer, warna kuning untuk waktu catch up atau imunisasi kejar bila terlambat pemberiannya. Warna pink untuk vaksin booster. Sementara warna orange, bagi masyarakat yang tinggal di daerah endemis.
Jika tabel jadwal vaksin di buku kesehatan ibu dan anak diberikan dengan warna putih, kuning, cokelat dan orange. Keterangannya ada di gambar di bawah ini.
2. Baca keterangan pada jawal vaksin anak.
Beberapa informasi yang harus dibaca dan dipahami selaku orang tua dari buku kesehatan ibu dan anak ataupun buku yang diberikan oleh rumah sakit swasta adalah
- Kita harus bisa memahami mulai dari jarak antar dosis (interval dosis).
- Batas usia pemberian
- Rekomendasi lain yang tidak tertuang dalam tabel (konsultasikan dengan petugas kesehatan).
#Apa yang terjadi bila si kecil tidak mendapatkan vaksinasi lengkap?
Penelitian-penelitian di berbagai Negara membuktikan bahwa bayi dan balita yang tidak divaksinasi dengan lengkap tidak mempunyai kekebalan. Mereka akan lebih mudah tertular penyakit tersebut. ketika mereka menderita sakit berat, dapat menularkan ke anak-anak lain, menyebar luas, terjadi wabah. Setelah terjadi wabah, dapat menyebabkan banyak cacat dan kematian.
Masih ingatkah kejadian wabah difteri beberapa tahun silam. Setelah dilakukan pengusustan, ternyata di tempat wabah tersebut angka vaksinasi anak sangat rendah. Nah, jangan sampai kita menambah beban wabah di sekitar kita, sudah cukup dengan wabah pandemi covid-19 ini.
#Bagaimana bila imunisasi terlambat atau tidak teratur?
Banyak di antara kita sebagai orang tua, apalagi yang memiliki anak lebih dari satu yang terkadang lupa melakukan vaksinasi kepada anak sehingga terlambat atau tidak teratur. Apa yang harus dilakukan ketika mengalami keterlambatan pemberian vaksinasi kepada anak? Hal yang pertama dilakukan adalah segera lanjutkan imunisasi yang tertunda sesuai jadwal. Jika status imunisasi ragu atau lupa, anggap belum pernah vaksinasi tersebut lalu tetap berikan. Karena tidak ada bukti pemberian vaksin akan merugikan penerima yang sudah imun. dr. Attila Dewanti SpA(K) jug amenyebutkan bahwa interval atau jarak antar vaksin tidak berubah.
#Jika Anak Sakit, Bolehkah Menerima Vaksinasi?
Banyak yang di antara kita menunda memberikan vaksinasi kepada ank ketika anak mengalami sakit. Bagaimana seharusnya kita bersikap? Ternyata anak sakit dengan gejala ringan tetap dapat dibeirkan vaksinasi walaupun sedang menderita demam sub febris, gejala salesma (batuk, pilek) dan diare. Vaksinasi tidak akan membuat penyakit anak bertambah parah. Selain itu, anak yang sedang minum antibiotic boleh melakukan vaksinasi.
Selain serba-serbi tentang vaksinasi anak, ada juga beberapa tips agar anak nyaman saat vaksinasi.
Tips agar Si Kecil Nyaman Saat Vaksinasi
1. Beri pelukan dan sentuhan
Saat si kecil diberi vaksinasi atau imunisasi berilah pelukan dan sentuhan dari orang tua, khususnya ibu. Kenapa? Pelukan dan sentuhan membuat anak merasa tenang dan nyaman. Pelukan membantu dokter atau perawat mencapai area tubuh saat disuntik. Selain itu pelukan mencegah si kecil bergerak berlebihan saat disuntik.
2. Pangku si kecil
Jika si kecil disuntik di area paha, dibanding harus menggeletakkan ia di kasur lebih baik pangku si kecil. Kita bisa melingkarkan lengan mengitari badan si kecil. Kedua tangan anak kita pegang dengan lembut dan yang terpenting tahan kaki si keci di antara paha mamah atau papa ya.
Bagaimana jika di lengan? Prinsipnya sama dengan sentuhan dan di pangku adalah cara terbaik untuk memberikan ketenangan pada anak, agar anak tidak merasa khawatir dan terlalu tegang.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Vaksinasi Anak Tertunda Karena Pandemi?
View this post on Instagram
Mengenal Imunisasi Kejar dan Imunisasi Ganda
Imunisasi ganda adalah pemberian lebih dari satu jenis imunisasi dalam satu kali kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Manfaat dari imunisasi ganda adalah untuk mempercepat perlindungan kepada anak , meningkatkan efisiensi pelayanan dan orang tua tidak perlu datang ke fasilitas kesehatan berulang kali.
Misalnya, anak yang berusia sembilan bulan belum mendapat imunisasi difteri yang ketiga (seharusnya jadwalnya di usia 5 bulan). Kita bisa memberikan sekaligus vaksin campak dan difteri secara bersamaan.
Vaksin Aman
dr. Attila Dewanti SpA(K) mengatakan pemberian imunisasi ganda sudah terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko efek samping atau KIPI pada anak. Rasa ketidaknyaman akibat rasa nyeri suntikan ketika diberikan imunisasi ganda hanya akan dirasakan dalam waktu singkat. Penggunaan vaksin kombinasi pada imunisasi ganda sangat berperan dalam situasi pandemi seperti ini.
Apakah boleh memberikan lebih dari 1 vaksin dalam waktu bersamaan?
Prinsipnya semua vaksin tanpa terkecuali dapat diberikan bersamaan. Imunisasi dilakukan di bagaian tubuh yang berbeda, misalnya paha atau lengan kiri dan kanan. Dua macam imunisasi yang diberikan tentu haru menggunakan alat suntik yang berbeda.
Vaksin Kombinasi
Apa keunggulan vaksin kombinasi?
- Berpotensi meningkatkan cakupan imunisasi
- Mengejar peingkatan cakupan khususnya bagi anak-anak yang tertinggal jadwal imunisasinya.
- Mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan vaksin.
- Mengurangi biaya kunjungan vaksinasi pasien.
- Menyederhanakan jadwal imunisasi untuk program pengenalan vaksin-vaksin baru.
Peranan vaksin kombinasi saat pandemi? Vaksin kombinasi berpotensi mengurangin jumlah suntikan dan jumlah kunjungan orang tua ke fasilitas pelayanan kesheatan yang secara objektif dapat mengurangi risiko paparan infeksi juga.
Nah, terakhir ada beberapa tips yang disampaikan dokter Atila jika kita harus pergi vaksin ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Tips Vaksinasi di tengah Pandemi
1. Periksa kesehatan anak.
Pastikan anak dalam kondisi sehat sebelum melakukan kunjungan vaksinasi.
2. Cukup satu pendamping.
Batasi jumlah pendamping saat kunjungan vaksinasi anak di fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik atau bidan praktik mandiri.
3. Kenakan masker.
Jangan lupa untuk selalu mengenakan masker dan perhatikan etika batuk dan bersin.
4. Tanyakan dokter apa ada ruang terpisah.
Sebisa mungkin kita mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang memisahkan pasien sehat dan sakit.
5. Jaga jarak.
Saat menunggu giliran, perhatikan jarak aman di ruang tunggu. Jika ruang tunggu penuh, kita bisa menunggu di mobil hingga tiba giliran vaksinasi.
6. Cuci tangan anda dengan sabun.
Jangan lupa untuk selalu cuci tangan dengan bernar selam adan setelah selesai keperluan di fasilitas kesehatan.
7. Tunggulah sekitar 30 menit setelah vaksinasi.
Setelah vaksinasi dilakukan, tunggu sekitar 30 menit untuk memantau reaksi yang mungkin terjadi.
8. Sesampai kembali ke rumah, tetap jaga kebersihan.
Setelah mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan, selalu ganti baju pendamping dan anak. Sebaiknya, kita sebagai orang dewasa langsung mandi karena lebih banyak terpapar udara luar. Rendam pakaian kita dan si kecil dengan deterjen untuk membunuh kuman dan bakteri dari luar.
Penutup
Vaksinasi bentuk kasih sayang kita sebagai orang tua. Tidak hanya melindungi anak kita, dengan melakukan vaksinasi kita juga melindungi orang sekitar kita. Vaksinasi adalah salah satu bentuk perlindungan yang bisa kita berikan agar masa depannya selalu terjaga. Pahami jadwal vaksin anak, jangan biarkan pandemi ini menghambat pemberian vaksin wajib kepada anak.
Jika anak mengalami penundaan jadwal imunisasi, kita dapat memberikan imunisasi kejar dan imunisasi ganda. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan dan jangan lupa untuk selalu patuhi protokol kesehatan.
Tetap sehat dan semangat. Salam.
Anakku sering nih mom vaksin combo.. mmg dsaranin oleh dsa nya biar ga trauma suntik gtu katanya sih..
Artikel berkualitas. Penting banget ini