Bagaimana Cara Mengajari Anak Rasa Hormat?

Photo of author

By Shafira Adlina

Ada kisah menarik yang bisa diambil manfaatnya. Selama kurang lebih 6 tahun membersamai Sakha (juga Hafsah), setidaknya mamah belajar memahami diri sendiri.

Apa ya yang sebetulnya bikin saya kesel sekali ketika anak-anak pada rewel atau menangis? kadang saya pun bertanya normalkah ini? mengapa aku bisa kesel, wajar ga sih saya merasakan kesal ini ketika anak-anak sedang menangis?

Selain mengenal literasi emosi, alias apa saja emosi itu. Ternyata yang saya rasakan saat itu bukan kesal karena anak menangis. Namun, seharusnya saya memasak tapi terganggu karena anak menangis. Seharusnya habis mandi bisa langsung memakai baju, tapi “merasa terganggu” ketika anak menangis.

Apalagi menghadapi Hafsah yang sekarang (2,5 tahun) berada di Fase Otonomi, alias segalanya mau dia lakukan sendiri.

Contohnya…
Ketika selesai mandi ada saja dramanya. Ketika saya mengenakan celana, Hafsah nangis sambil marah-marah. Saya pun bisa kebawa kesel.
Kenapa mamah kesel? Ya kesel dong, kenapa cuma karena dipakein celana kok dia nangis?
Padahal “cuma” “aja” versi kacamata saya sebagai orang tua, Mamahnya dan Hafsah pasti berbeda.
.
Kalo nggak ada yang mengalah, yang ada anak menangis, Kita kesel, Anak uring-ringan, ngambek, Kita juga jadi sebel.
Begitu aja terus sampe ladang gandum dipenuhi cokelat~

Lalu siapa yang harus mengalah? Tentu yang lebih banyak akalnya. Kita dong, selaku orang dewasa di antara kami berdua, karena anak-anak belajar dari kita kan?

Mengalah di sini bukan dengan menuruti mau anak, tapi berusaha memahami apa sih yang mereka rasakan ya mams.

“Oh, Hafsah mau pakai sendiri ya?”

…makin nangis..”iyaaa”

“Maafin Mamah ya, yang udah pakein celana ke Hafsah padahal Hafsah mau pakai celana sendiri.” (sambil dipeluk)

Apakah kamu punya cerita serupa?

Jadi kalau ditanya bagaimana cara mengajarkan rasa hormat pada anak? yang paling penting adalah mengajarkan dengan teladan. Ketika anak rewel, menangis apalagi tantrum tidak bisa kita memberikan isi teko alias ceramah kebaikan. Hal yang bisa kita lakukan adalah menerima mereka, menghormati perasaan mereka. Baru saat, mereka tenang kita bisa memberikan feedback apa yang telah terjadi sebelumnya. InsyaAllah ketika kita menghormati pendapat dan perasaannya, anak pun akan belajar untuk menghormati orang lain.

Jangan lupa share kalau dirasa bermanfaat ya.

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Shafira Adlina – Blogger (@shaadl)

1 thought on “Bagaimana Cara Mengajari Anak Rasa Hormat?”

  1. Beneeer banget mba. Mengajari anak rasa hormat harus dimulai dari cara menghormati keinginan mereka dulu. Terkadang ortu ga mau tahu, dan menganggab anak2 ya wajib ikuti keinginan ortunya. Malah sampe ada yg ngomong, selama masih tinggal serumah Ama ortu, wajib ikutin segala aturan itu, ga peduli sesuai atau ga dengan si anak.

    Hasilnya banyak anak2 jadi pemberontak, jadi nakal, cari kesenangan dari tempat lain, yg parahnya mengikuti jejak si ortu jadi pembully temen2nya.

    Dulu aku didik keras, Ama ortu. Maklumlah didikan lama, yg harus mengikuti apa mau mereka. Aku kepengen masuk IPS, dilarang , wajib IPA. Padahal otakku ga jago2 amat dengan hitungan dan segala rumus fisika kimia.

    Aku belajar dari sana. Anak2 berhak dihormati keinginannya. Kalo mereka ada sesuatu yang mau dilakukan, selama itu ga melanggar agama dan hukum, aku akan support.

    Dengan begitu anak2 paham, dan belajar untuk menghormati keinginan orang lain juga

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page