Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Photo of author

By Shafira Adlina

anak-usia-dini

Kita semua setuju bahwa memiliki anak adalah amanah dan anugerah terindah sekaligus. Di antara kita tentu mendambakan anak yang sehat dan cerdas. Mendapatkan gelar baru sebagai orang tua membuat kita ingin belajar sebanyak-banyaknya dan bertanya ke sana ke mari demi mendapatkan info dan ilmu tentang anak. 

Siapa yang anaknya dalam kategori usia anak usia dini? Oya anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Si Kecil yang berada pada rentang anak usia dini ini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik maupun mental. Sewajarnya jika kita mengetahui dan memahami apa dan bagaimana perkembangan anak usia dini.

Apa Sih Tumbuh Kembang Itu?

Nah sebagai orang tua tentu kita sering mendengar istilah ini. Namun perlu dipahami bahwa kedua istilahini berbeda. Tumbuh artinya perubahan yang bersifat kuantitatif atau bisa diukur. Seperti berat badan dan tinggi anak. Sementara kembang atau perkembangan adalah perubahan kuatitatif dan kualitatif yang meliputi bertambahnya kemampuan atau skill, struktur dan  fungsi tubuh yang lebih kompleks. Contohnya kemampuan bayi berguling, merangkak dan berdiri.

Laju Tumbuh Kembang Setiap Anak Berbeda

Tak jarang banyak teman-teman yang baru memiliki bayi atau balita mengirim pesan dan bertanya pada saya.

“Na, kenapa ya anakku belum bisa jalan?” “Na anakku biar bisa tengkurep gimana ya?” “Oya Sakha bisa bicara umur berapa? Caranya biar mau bicara bagaimana ya?”

Pertanyaan-pertanyaan tersebut banyak terselip ketika berkomunikasi online maupun offline. Tidak dipungkiri sebagai orang tua, apalagi seorang mamah rasa khawatir kadang melanda taktala melihat anak belum masuk ke tahap di mana pertanyaan itu terucap.

Sebenarnya ketika kita tahu tahapan tumbuh dan kembang anak, seperti kapan anak menunjukkan kemampuan berguling, merangkak, berdiri bahkan berjalan itu dapat mengurangi rasa kesedihan kita. Artinya dengan berilmu pengetahuan yang tepat kita dapat meminimalisir emosi negatif seperti khawatir, cemas berlebihan bahkan sedih dan marah karena tumbuh kembang anak.

Yang perlu diingat bahwa laju pertumbuhan dan perkembangan anak berbeda-beda. Contoh nyatanya terjadi pada saya. Anak pertama saya ketika berumur 11 bulan belum bisa merangkak, padahal umumnya anak bayi di bawah umur dan seumurannya sudah bisa merangkak. Sementara Hafsah, anak kedua saya belum genap 6 bulan sudah bisa merangkak. Bukan hanya karena individu setiap anak, kami sebagai orang tua juga melakukan perbaikan dari sisi keilmuan dan keamalan dalam memantau dan menstimulasi tumbuh kembang anak.

Ada dua faktor penentu kualitas perumbuhan anak yang didapat dari situs idai.or,id yaitu faktor intrinsik (dalam) dan faktor ekstrinsik (luar).  Faktor genetik atau bawaan seperti kelainan kongenital ayau hormonal adalah faktor intrinsik.  Sementara faktor ekstrinsik seperti kualitas dan kuantitas nutrisi, penyakit kronik dan ganguang emosional.

Mengenal 5 Aspek Perkembangan Anak

Kita semakin ingat bahwa laju pertumbuhan dan perkembangan setiap anak tentu berbeda-beda ya. Hal yang mempengaruhi seperti lingkungan, stimulasi, dan kepribadiannya masing-masing. Namun, dari berbagai literatur menyebutkan setidaknya ada lima aspek perkembangan anak usia dini, yaitu perkembangan fisik, kognitif, bahasa, emosi, dan sosial.

Dengan mengenali 5 aspek perkembangan anak usia dini secara lebih dalam, diharapkan kita sebagai orang tua dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tahap perkembangan amal. Maka dari itu, yuk, kita kenali kelima aspek penting dalam perkembangan anak usia dini berikut ini.

1. Aspek Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik anak usia dini ini meliputi lima hal. Mulai dari pertambahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otak, serta keterampilan motorik kasar dan motorik  halus. Perkembangan motorik kasar ditandai dengan aktifnya anak bergerak, melompat, dan berlarian. Semakin bertambah usia anak kita, maka semakin kuat pula tubuhnya. Apabila perkembangan fisik berjalan dengan baik, maka anak pun akan semakin dapat menyelaraskan gerakan tubuh dengan minat ataupun kebutuhannya.

Motorik halus adalah kemampuan seseorang yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Contoh keterampilan motorik halus seperti menyusun puzzle, menyusun balok, memegang krayon dan lain-lain.

2. Aspek Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir untuk merespons lingkungan. Mulai dari kemampuan berpikir, menghafal, menganalisis, memahami dan mengevaluasi.

Jean Piaget, seorang profesor psikologi dari Universitas Geneva, Swiss mengemukakan sebuah teori perkembangan kognitif (cognitive theory). Beliau menyatakan bahwa anak-anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Perkembangan kognitif anak dibagi Piaget ke dalam 4 tahap, yaitu:

Tahap sensorimotor (usia 0-24 bulan)

Pada tahap ini, kemampuan bayi terbatas pada gerak refleks dan panca indera. Bayi belum dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang lain.

Tahap pra operasional (usia 2-7 tahun)

Pada tahap ini, meskipun sangat terbatas anak mulai dapat menerima rangsangan. Anak usia ini juga hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang dirinya sendiri, maka ia disebut juga masih “egosentris”. Selain itu meskipun masih jauh dari logis, kemampuan berbahasa dan kosakata anak juga sudah berkembang.

Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun)

Pada tahap ini anak memiliki kemampuan mengingat dan berpikir secara logis pada anak sudah meningkat. Anak juga sudah mengerti pemahaman sebab akibat secara rasional dan sistematis. Kemampuan belajar konsep anak meningkat, sehingga mereka mulai dapat belajar matematika dan membaca.

Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran. Kemampuan operasional formal ini akan membantu anak melewati masa peralihan dari masa remaja menuju fase dewasa atau dunia nyata.

3. Aspek Perkembangan Bahasa

Dalam perkembangan bahasa anak sering sekali menjadi perhatian banyak orang tua. “kenapa ya anakku belum bisa bicara?” Padahal seharusnya kita sebagai orang tua sadar bahwa bicara bukan perkembangan bahasa yang pertama. Justru mendengarkan adalah tahap perkembangan bahasa yang pertama.

Tahukah sahabat bahwa periode kritis dalam perkembangan kemampuan bahasa terjadi sejak bayi baru lahir sampai dengan usia lima tahun. Kemampuan berbahasa dapat menjadi indicator seluruh perkembangan anak. Dalam kemampuan berbahasa dapat pula dideteksi keterlambatan ataupun kelainan pada sistem lain, seperti kemampuan kognitif, sensorimotor, psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak.

4. Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi

Aspek perkembangan sosial dan emosi sesungguhnya telah dimulai sejak bayi dilahirkan. Contohnya dari segi emosional, ketika bayi merasa senang ia akan tersenyum atau menghentak-hentakkan kaki saat ia senang. Bayi pun akan menangis untuk mengekspresikan rasa tidak nyaman atau tidak puasnya.

Pada masa pertumbuhan, anak cenderung mengungkapkan emosinya dengan gerakan fisik, seperti melempar, membanting, ataupun memukul barang. Namun, bertambahnya usia, reaksi emosional umumnya akan berubah menjadi verbal alias pengucapan perasaan atau kata-kata tertentu. Oleh karena itu sebagai orang tua kita harus dapat memberi contoh dan arahan adab dan nilai apa saja yang harus ditanamkan sejak kecil. Jangan sampai anak bertengkar seperti yang dijelaskan teman blogger saya.

Kedekatan anak khususnya bayi dengan kita sebagai orang dewasa adalah langkah awal menuju tahap-tahap perkembangan sosialnya. Perkembangan sosial merupakan perkembangan seseorang dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Pada awal kehidupannya, anak hanya mengenal orang-orang yang berada di dekatnya, seperti orang tua , kakak atau adik, dan orang lain yang tinggal serumah dengannya. Seiring dengan pertambahan usia anak, ia akan mengenal orang di luar rumah dan perlu diajari aturan dalam bersosialisasi, seperti sopan santun, disiplin, dan lain sebagainya.

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Shafira – ceritamamah.com (@shaadl) on


Ada beberapa karak karakteristik yang khas dimiliki anak usia dini, antara lain:

    • Anak selalu menunjukkan sikap egosentris (annaniyah)
    • Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar
    • Setiap anak adalah pribadi yang unik
    • Anak memiliki imajinasi dan fantasi yang luar biasa
    • Menurut Bunda Elly Risman, anak memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek. Normalnya rumus durasi rentang daya konsentrasi anak adalah (usia anak +1) menit. Misalnya anak saya kedua umur 1 tahun, jadi daya konsentrasi normalnya hanya 2 menit. Rentang ini bisa diasah dengan berbagai stimulasi.

quotes-anak

Nah sahabat dengan memahami dunia dan karakteristik anak tersebut, diharapkan kita sebagai orang tua dapat memberikan stimulasi yang tepat dan sesuai dalam mendukung tumbuh kembang anak. Pengetahuan akan aspek perkembangan anak usia dini juga dapat membantu kita dalam memahami dan membentuk kepribadian si Kecil. Karena menjadi orang tua merupakan sekolah seumur hidup kan? Jadi ayo berdaya dan berilmu menjadi orang tua yang lebih baik dan sholeh.

Salam,

 

Sumber pengetahuan :

  • Buku 3M Mendampingi, menstimulasi, mengantisipasi (Maria Fatimah, 2019)
  • ERNAWULAN_SYAODIH/Perkembangan_Anak_Usia_Dini.pdf
  • alazhar-sbp.sch.id/aspek-aspek-perkembangan-anak-usia-dini/
  • livestrong.com/article/156820-five-domains-for-early-childhood-development/
  • Talkshow Net.tv bersama Bunda Elly Risman

 

14 thoughts on “Aspek Perkembangan Anak Usia Dini”

  1. Anakku juga ngga melewati fase merangkak, kak. Dan sempet galau sekeluarga, karena dia sampe usia 8 bulan ngga bisa bangun sendiri atau duduk sendiri gitu. Harus dibantu. Eh, malah jalannya cepet pas umur 10 bulan.

    Reply
  2. Dan paling pantang untuk membanding-bandingkan pencapaian si anak satu dengan yang lainnya ya kak. Bahkan anak kembar pun tak selalu sama pencapaian mereka.

    Reply
  3. sepakat dengan kalimat terakhirnya mbak, orang tua harus terus belajar dan menambah ilmu agar dapat menjadi orang tua yang baik dan soleh.

    Reply
  4. Kemarinan sempet cemas juga saya tu. Anak kedua dah usia 14 bulan belum bisa jalan. Karena kakaknya 10 bulan dah jalan, jasi khawatir sayanya. Alhamdulillah masuk usia 15 bulan mulai jalan.

    Reply
  5. Belajar nih hrs terus menerus dilakukan ya tak terkecuali sbgai ortu ya mbak..dlm menghadapi tumbuh kembang anak hrs memperhatikan perkembangan dan sabar dlm berproses ..

    Reply
  6. Tumbuh kembang anak memang beda-beda, tp harus sesuai milestone kak. Kalo gk sesuai harus curiga ada yg salah.
    Kayak anakku, usia 10 bulan belum bisa duduk sendiri, akhirnya aku bawa ke dokter tumbuh kembang dan memang ada masalah

    Reply
  7. Dapat ilmunya tapi jangan luoa juga kak.. untuk tetap konsultasi dengan ahlinya yaitu dokter.. biar tumbuh kembangnya tercatat dan terawasi dengan baik…

    Reply
  8. Betul sekali kak, rasanya sebel ya kalau ada yang membanding-bandingkan tumbuh kembang anak kita dengan anak yang lain. Sebagai ortu kita sudah cukup worry bila ada yang tak beres dengan anak kita.

    Reply
  9. bener karena anak itu peniru ulung, ya hehe. keponakan saya juga begitu mba. makanya kalo di depannya jaga omongan dan sikap. takutnya ditiru yang gak baik. duh bikin pusing nanti benerinnya haha. makasih sharingnya, mba.

    Reply
  10. Anak2 ibarat kertas kosong, kembali ke kita mau menulis apa pada kertas kosong tsb, yg artinya apa yg kita lakukan akan ditiru oleh anak2. Makanya mesti hati2 banget ngomong dan bertindak. Miris, krn pernah liat anak yg ngomongnya kasar banget, ya saat dilihat siapa orangtuanya ya wajar, krn orangtuanya suka ngomong kasar

    Reply
  11. Anak memang visualnya tinggi ya dan mudah mengingat apa yang dilihat dan didengar, sebagai orangtua kita yang mesti waspada dan menjadi teladan bagi pertumbuhan prilaku anak

    Reply
  12. Perkembangan anak sebenarnya berbeda-beda ya kak, aku lihat keponakanku anak pertama tinggi yang kedua gendut ga tinggi, tapi masih tahap pra operasional sih , tapi memang kalau anak2 adalah peniru ulung jadi jangan perlihatkan contoh yang kurang baik di depan anak2.

    Reply
  13. Memang tak semua anak berada dalam tahap perkembangan yg sama ya mbak. Biasanya anak cewek duluan ngomongnya, kalau cowok duluan jalan.

    Reply
  14. Anak-anak memang seorang peniru ya kak, sampai gaya tidur orang tuanya plek dilakukan. Suka rem rem omongan, tapi kadang lepas juga. Anakku umur dua tahun bujuk cepat mandi selalu nanya mau kemana? Kita pergi kerumah mbah uti. katanya umi boong. karena satu kali aku ngak bener-bener ngajak dia pergi. ampun. dibilang pembohong.

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page