Mendidik Fitrah Keimanan Anak Usia 7-15 Tahun

Photo of author

By Shafira Adlina

fitrah iman

Fitrah itu seperti aplikasi yang telah tersedia di dalam gawai. Sebagai orang tua, kita wajib dapat mengaktifkan fitrah keimanan pada anak. Keluarga yang sholeh pada dasarnya terbentuk dari orang tua yang sholeh. Layaknya sebuah pohon yang tumbuh subur dengan buah yang ranum dan sehat, pastilah berasal dari pohon dan akar yang baik. Kesholehan seorang Ayah dan Mamah adalah faktor penentu untuk menghasilkan anak-anak yang sholeh dan sholeha. 

Meskipun kalau kata Raihan : “Iman tak dapat diwarisi dari seorang Ayah yang bertakwa.” Namun, kita harus memantaskan diri dengan lantunan doa-doa kita kepada Sang Khalik agar diijabah sempurna tepat pada waktunya. Memantaskan diri dengan cara bumi dan langit. Salah satunya dengan memberdayakan diri dengan berilmu.

Menumbuhkan dan Mendidik Fitrah Keimanan

Kali ini saya akan melanjutkan artikel sebelumnya tentang mendidik Fitrah Keimanan. Di artikel sebelumnya, selain memperkenalkan Fitrah Keimanan yang sejatinya sudah terinstall pada diri anak-anak, diri manusia. Di artikel tersebut juga saya coba merangkum dari berbagai kajian Ustad Harry mengenai Mendidik Fitrah Keimanan pada anak usia 0-2 tahun dan 3-6 tahun.

Pada artikel ini saya coba menyambung kembali mengenai mendidik fitrah keimanan pada usia 7-10 tahun, 11-14 tahun dan di atas 15 tahun.

anak berdoa

Mendidik Fitrah Keimanan Pada Anak Usia 7-10 Tahun

Mendidik fitrah iman pada usia anak 7-10 tahun adalah hal yang menantang. Pada fase in anak sedang sangat kritis. Anak berada di puncak bernalar dan fitrah belajarnya. Mereka akan mulai bergeser dari sifat egosentris ke sosiosentris. Dengan kata lain anak mulai memahami adanya keteraturan di alam dan di kehidupan.

Mendidik fitrah keimanan pada fase ini merupakan fase yang tepat untuk menumbuhkan dan menyadarkan bahwa Allah Yang Maha Pengatur, Sang Maha Pembuat Hukum, Allah adalah Tuhan yang harus ditaati.

Fitrah keimanannya dapat  ditumbuhkan dengan membaca alam dan mentadaburi keteraturan ciptaan Allah di alam semesta. Bukan lagi sekadar diajarkan dengan kata. Ustad Harry menjelaskan bahwa tumbuhnya fitrah keimanan anak dengan menginteraksikannya pada kenyataan adanya keteraturan yang indah dan sempurna alam semesta.

Keimanan anak mulai berbunga menjadi keinginan kuat memahami keteraturan itu dan mencintai Sang Maha Pengaturnya. Pada tahap ini keimanan tidak bisa lagi lewat kisah kisah menjelang tidur, tetapi harus dialami langsung dengan interaksi di alam.

childs play

 

Mendidik Fitrah Keimanan Pada Anak Usia 11-14 Tahun.

Meskipun saya belum memiliki anak pada tahap usia ini, tetapi menyimak dan membaca buku fitrah based education saya merangkum bahwa pada tahap ini mendidik fitrah iman untuk Tauhid Uluhiyatullah.

Uluhiyah Allah adalah mengesakan seluruh bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala. Seperti berdoa, tawakal, takut, berharap dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Metode yang digunakan pada fase anak usia 11-14 tahun ini adalah mengokohkan fitrah keimanan melalui ujian-ujian kehidupan sehingga menjadi kebutuhan.

Pada fase ini Iman itu perlu diuji bukan lagi dikisahkan atau diinteraksikan, tetapi melalui beban beban kehidupan dalam batas kesanggupannya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa fitrah keimanan bukan bicara seberapa banyak ilmu agama yang direkam di dalam pikiran.

Namun, fitrah keimanan adalah seberapa banyak anak mengokohkan keimananannya melalui cinta yang mendalam pada Al-Haq. Jadi pada fase ini, kita dapat memberikan anak kesempatan untuk merantau yang tidak terlalu jauh, berbisnis kecil kecilan, memberi investasi atau magang kepada maestro (orang yang dijadikan sebagai contoh secara khusus bidang yang sukainya).

Beberapa kenalan saya di Ibu Profesional pun menceritakan mendidik fitrah keimanannya dengan melakukan magang. Seperti melibatkan pada aktifitas dakwah dan sebagainya. Maka kita akan lihat, bagaimana fitrah keimanan anak diuji dalam kehidupan.

Bercermin pada kisah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang memulai magang berdagang bersama pamannya dan merantau ke Syams sejak usia 11-12 tahun. Maka kita lihat Rasulullah SAW piawai di dakwah dan piawai di pasar.

Dalam ujian-ujian kehidupan yang akan dilaluinya itu mereka akan menyadari butuhnya sholat malam, butuhnya panduan al-Quran dan Hadits, butuhnya memperbaiki misi hidup sesuai yang Allah kehendaki dan sebagainya.

keimanan anak

Mendidik Fitrah Keimanan Pada Anak  Usia lebih dari 15 Tahun

Masya Allah, saya menulis ini pun berbinar dan berharap semoga Allah mampukan dan mudahkan saya dan suami dalam menumbuhkan dan mendidik Fitrah Keimanan anak-anak kami (doa yang sama untuk para pembaca).

Fitrah keimanan mereka akan tumbuh paripurna dan berujung kepada peran peradaban berupa ghairah dan antusias Menyeru Kepada Tauhidullah. Inilah adab tertinggi kepada Allah sebagaimana yang ditugaskan kepada para Nabi-Nabi Allah Alaihimusalaam sepanjang sejarah.

Penutup

Mendidik fitrah keimanan yang terpenting kita tanamkan dalam diri orang tua adalah tetap rileks dan optimis. Sebagai manusia, mari kita saling mengingatkan bahwa setiap anak lahir dalam keadaan terinstall potensi fitrah keimanannya, setiap kita pernah bersaksi pada Allah sebagai Rabb (Khiliqon, Roziqon, Malikan). Semoga bermanfaat, salam.

shafira adlina cerita mamah

 

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Shafira – ceritamamah.com (@shaadl)

16 thoughts on “Mendidik Fitrah Keimanan Anak Usia 7-15 Tahun”

  1. aku bacanya merinding mbak, auto bayangin apakah besok ketika aku jadi orang tua bisa mendidik anakku dengan baik? huhu
    pola asuh orang tua memang menentukan tumbuh kembang anak, sepakat banget kalau setiap orang mesti meyakini setiap anak terlahir fitrah keimanannya 🙂

    Reply
  2. Mendidik memang bukan pekerjaan yang mudah. Sangat perlu ilmu mumpuni agar bisa bertahan. Semangat selalu dalam mendidik fitrah keimanan ya mba:)

    Reply
  3. Orangtua sangat berperan penting. Tapi sayangnya saya masih belajar juga buat mengasuh anak dengan sebaiknya. Anak saya masih 2,5 tahun. Semoga bisa menjadi ibu yang baik buat mereka kelak. Makasih kak sudah dingatkan.. ☺

    Reply
  4. Baca tentang keimanan di atas aku jadi bertanya-tanya, apakah kelak bisa mendidik anak-anakku dengan baik? Apalagi dengan masalah keimanan akan sangat penting saat anak sudah dewasa.

    Reply
  5. Tugas Berat dan Penting bagi orang tua adalah Mendidik anak menjadi generasi yg baik yg kenal dg Tuhannya.

    Karena anak adalah aset amal jariah, ketika kita orang tua sudah tiada bila memiliki anak yg sholeh sholeha senantiasa akan memberikan aliran pahala.

    Reply
  6. Rezeki anak pasti sudah di jamin olehNYA, tapi keimanan seorang anak tak ada yg menjaminnya.
    Sungguh PR besar bagi kita para orang tua memunculkan fitrah keimanan anak kita.
    Harus belajar dan belajar lagi..
    Mksh Mba infonya

    Reply
  7. Mendidik anak adalah pr orangtua yang gak ada selesainya. Semoga kita, para orangtua selalu diberi kemudahan dalam mendidik dan membesarkan anak-anak, ya. Menjadikan mereka shaleh/shalehah dan bermanfaat untuk orang lain

    Reply
  8. Mendidik anak menjadi manusia yg dekat dgn sang pencipta bukan hal mudah. Tapi tetap harus dilakukan demi kebaikan dunia akhirat anak dan org tua. Semangat mendidik anak dlm keimanan

    Reply
  9. Menanamkan fitrah keimanan sejak dini jadi pondasi yang kuat untuk tumbuh kembang anak selanjutnya. Ini jadi tugas orang tua dalam pengasuhan awalnya.

    Semoga tugas ini bisa dilakukan sebaik mungkin. Aamiin.

    Reply
  10. mendidik fitrah keimanan anak memang harus sesuai dengan usianya ya Mbak, karena tiap tingkatan pun berbeda ya.
    yang paling penting juga sih agar orangtuanya selalu bisa memberi contoh yang baik ke anak-anak, karena orangtua adalah panutan ya.

    Reply
  11. Aku masih punya PR besar dalam mendidik anak, apa lagi mendidik fitrah keimanannya. Sebagai orang tua, aku merasa belum baik memberikan teladan. Ditambah lagi, kurangnya dukungan dari suami, sebagai relasi mendidik anak. Ya, walau begitu, sebisa mungkin tetap melakukan yang terbaik. Tidak lupa menyertakan doa.

    Reply
  12. Masya Allah, bermanfaat banget ilmunya Mbak. Makasih…
    Tugas besar sebagai orang tua adalah mendidik anak-anaknya sesuai fitrah keimanan. Memang tanggung jawab yang cukup berat, tapi wajib dilakukan dan insya Allah akan ringan dengan pertolongan dan ridha Allah, serta semangat orang tua untuk senantiasa belajar dan memperbaiki diri agar pantas menjadi teladan bagi anak-anak kita.

    Reply
  13. Mendidik anak itu memang bukan perkara yang mudah apalagi di zaman sekarang ini

    Menginginkan anak yang Sholihah Sholihah itu memang harus dimulai dari kita sendiri sebagai orangtuanya

    Tantangan yang sangat besar ketika mendidik anak di zaman sekarang

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page