Hari minggu kemarin, tanggal 17 Oktober 2020 tepatnya saya menghadiri Grand Launching Buku antologi yang diterbitkan oleh Komunitas blog pertama saya yaitu Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN). Buku antologi ini berbeda dari buku antologi biasanya. Kenapa?
Buku antologi yang bertema kesehatan mental ini ditulis dengan pendampingan oleh pakar dan psikolog. Buku antologi ini diberi judul “Pulih, Perjalanan Bangkit dari Masalah Kesehatan Mental.”
Rasa penasaran saya muncul untuk menghadiri karya dari 25 penulis ini yang bertema dengan kesehatan mental. Kita ketahui bersama beberapa tahun ini isu kesehatan mental sangat kental, sekental beberapa film dan drama-drama korea yang banyak mengambil tema ini.
Apa itu kesehatan mental?
Kesehatan mental adalah kondisi batin yang dialami seseorang dalam melihat diri dan sekitarnya. Kesehatan mental yang baik merupakan kondisi ketika seseorang berada dalam keadaan tenang dan tentram. Kita dapat menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Kesehatan mental tidak hanya bicara penyakit, tetapi masalah-masalah penyesuaian diri (dalam arti luas) dan upaya-upaya seseorang menjadi sehat mental.Seseorang yang memiliki mental yang sehat dapat menggunakan kemampuan dan potensi diri secara optimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Jika seseorang memiliki kesehatan mental yang terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi. Pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk dan menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Gangguan kesehatan mental tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, tetapi dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja. Oleh karena itu, kini kita harus lebih aware dengan kesehatan mental ini.
Grand Launching Buku Antologi Pulih
Acara yang diadakan Hari Minggu lalu ini dihadiri oleh narasumber yang kompeten. Narasumber yang pertama adalah ketua umum IIDN yaitu Widyanti Yuliandari. Narasumber kedua adalah Intan Maria Halim, S.Psi selaku founder Ruang Pulih dan terakhir narasumber yang memiliki suara teduh adalah dr. Maria Rini I, Sp. KJ. Beliau merupakan seorang psikiater RS Jiwa Daerah Surakarta.
Melihat ketiga narasumber ini yang mengisi, saya tidak ragu untuk segera mendaftar untuk menghadiri acara grand launching buku yang sudah memasuki PRE-ORDER keduanya ini.
Pulih, Tidak Sekadar Buku Antologi
Mbak Widya memaparkan di awal sesi tentang perjalanan buku Pulih ini terbentuk. Ide menggarap proyek buku antologi ini adalah kerinduan buku antologi yang harus bisa memberi hal lain tidak hanya sebuah buku yang ditulis bersama.
Perjalanan penulisan buku antologi ini didampingi oleh Mbak Intan dan Bu Maria selaku ahlinya. Kurang lebih selama 30 hari, 25 orang di dalam buku antologi ini menuangkan kisahnya dalam proses kepulihan dari masalah Kesehatan Mental. Kenapa harus didampingi dengan ahlinya? Salah satunya jangan sampai tulisan sebuah perjalanan menuju pulih malah dapat menyebarkan energi negatif ke tempat pembacanya.
Setiap perjalanan pasti memiliki pasang surutnya, begitu juga pada proses pembuatan buku antologi Pulih ini. Mbak Widya menjelaskan beberapa pasang surut yang dialaminya seperti timing setiap orang tidak sama, adanya kontributor berguguran, atau faktor eksternal dan masalah teknis seperti tulisan yang tidak memenuhi kriteria.
Peran Komunitas dalam Kesehatan Mental
Ibu Maria memaparkan bagaimana peran komunitas berpengaruh dalam kesehatan mental, khususnya perempuan. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang sesuai fitrahnya memerlukan orang lain. Apalagi perempuan, kita tahu secara fisik dan psikis kita berbeda dengan laki-laki sehingga sifat dan karakteristik perempuan dan laki-laki juga tidak sama.
Peran perempuan yang sangat besar baik untuk diri sendiri, sebagai istri, ibu maupun di masyarakat sendiri memiliki tantangan dan kompleksitas. Peran keluarga, orang-orang terdekat dan komunitas sangat penting dalam kesehatan mental seseorang.
Maka dari itu, memilih komunitas untuk mengaktualisasi diri penting untuk kesehatan jiwa seseorang. Ketika seseorang bertemu dengan lingkungan komunitas yang memiliki kesehatan mental yang baik tentu mempengaruhi kondisi seseorang, begitupun sebaliknya.
Ibu Maria juga menyampaikan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan jiwa dan raga. Buku Antologi Pulih ini hadir agar perempuan bangkit dan pulih.
“Mulai hari ini, aku izinkan jiwa ini untuk bahagia.”
Pulih dari Post-Partum Depression
Sesi terakhir dijelaskan oleh Mbak Intan Maria Halim selaku founder dari Ruang Pulih. Setiap manusia pasti pernah merasakan sebuah kesedihan dan kekecewaan di dalam hidupnya. Begitu juga Mbak Intan, Beliau bercerita pada awalnya ia mengalami kondisi depresi setelah melahirkan atau Post-Partum Depression (PPD) yang sangat parah.
Pada akhirnya ia bisa berproses untuk bangkit dan pulih, salah stunya dengan art therapy. Berangkat dari rasa itu ia ingin berbagi di ruang pulih. Qodarulloh bisa bersinergi dengan IIDN untuk melahirkan buku antologi pulih ini.
Mewarnai Mandala
Pada hari Sabtu sebelum acara Grand Launching, kami diperkenalkan dengan Mandala Self-love. Mandala merupakan gambar lingkaran. Pola yang diberikan oleh Mbak Intan memang memiliki dasar sebuah lingkaran.
Pada awalnya saya berpikir ini hanya sebuah pola biasa yang harus kita warnai. Hari itu ketika dibagikan di grup WhatsApp, saya langsung mencetak dua lembar. Satu diwarnai saya dan satu lagi oleh anak saya. Saya dan si sulung pun asyik mewarnai mandala kami masing-masing.
Mbak Intan berpesan saat mewarnai mandala tersebut tidak usah memikirkan apapun, warnailah sesuka hati minimal 5 warna. Sayang pewarna di rumah lebih banyak crayon dan spidol, pensil warna banyak yang patah, jadi kurang bisa berekpresi.
Jawaban mengenai mengapa kita mewarnai mandala ada di sesi ini.
Alasan yang dikemukakan Mbak Intan adalah dengan mewarnai mandala yang dibagikan sebelumnya, kami diminta untuk rehat dan jeda sejenak dari segala aktivitas. Kita melatih untuk mindfulness atau sadar, kita memisahkan segala kekusutan pikiran yang ada dan menikmati keindahan warna. Saat mewarnai kita hadir saat itu , menikmati keragaman warna dalam kehidupan.
Mandala Self-love ini membantu kita pause dan jeda dari segala kesibukan yang ada, untuk mengisi diri, memenuhi cinta diri dengan begitu kita akan mengurangi. Dalam mewarnai ini juga dilakukan untuk mengekspresikan emosi melalui warna. Saya pikir ini hanyalah sebuah kegiatan sederhana, ternyata kegiatan ini dapat mem-booster semangat saya di hari itu.
Saat itu beberapa di antara kami juga diminta untuk berbagi perasaan saat mewarnai mandala tersebut. Ternyata pemilihan dan pengulangan warna saat proses mewarnai itu ada artinya.
Ruangpulih yang dibangun Mbak Intan juga sering mengadakan kelas online bersama pakar di bidang terapi pemulihan, pelatihan dan pengembangan diri lainnya. Sahabat semua bisa mengeceknya di laman instagram ruangpulih untuk mendpatkan informasi mengenai kelas-kelas online yang diselenggarakan.
Sepenggal Kisah Antologi Pulih
Salah satu tulisan yang mewarnai buku yang berwarna dewangga ini dibacakan oleh Mbak Widya. Ketika saya mendengarkan rasa proses bangkit pulihnya sang penulis dari kesedihannya ditinggal oleh pasangan hidupnya selama-lamanya, gerimis hati saya, saya tahu itu bukan perjalanan yang mudah tetapi beliau bisa menuliskannya penuh ketegaran. Berikut cuplikannya :
“Aku tidak kuat, aku rapuh, aku tidak strong, aku tidak mampu mengurus keempat anakku.
Aku selalu saja begitu, hingga akhirnya anakku mengatakan bahwa ia membutuhkanku, ia tidak ingin kehilanganku. Setiap kesedihan itu datang membayangkan anak-anakku. Anak-anakku yang sabar, pintar dan memahamiku. Mereka sungguh sabar menerima takdir ini, mengapa aku tidak bisa?
Writing is healing. Waktu tidak pernah bisa menyembuhkan luka. Namun, waktu menemani melalui kehilangan dan lukaku.Aku mensugesti diriku untuk sembuh dan kuat. Aku membaca banyak buku tentan healing. Aku juga bergabung di komunitas Ibu Tunggal, ternyata masih banyak wanita yang menderita dibanding aku. Aku juga mengikuti banyak pelatihan, workshop apapun tentang healing. Aku juga berkonsultasi dengan pakarnya, apa yang sebaiknya kulakukan agar aku bisa move on dan tidak terpuruk.
Salah satunya adalah menulis, salah satu hobiku yang kutinggalkan ketika kuterpuruk. Pada akhirnya aku bisa menulis kisahku dengan baik, berkat bimbingan ruangpulih yang kuikuti sehingga aku bisa pulih dan kuat. Terima kasih IIDN yang telah menjembatani ini semua. Aku ingin menjadi manusia yang siap menyambut masa depan dengan bahagia bukan manusia yang tinggal dalam kenangan dan menutup mata pada kenyataan.
Heal the past, if the present and dream for the future.
View this post on Instagram
Penutup
Menulis dapat menyembuhkan luka. Namun, jangan sampai itu hanya menyebarkan luka. Melalui buku Antologi Pulih ini, semoga dapat memberikan energi dan inspirasi untuk bangkit dari masalah kesehatan mental. Semakin penasaran dong dengan 25 kisah para perempuan yang dituliskan di buku ini.
Jangan lupa untuk sahabat yang ingin memiliki buku antologi PULIH ini, divisi buku IIDN membuka prapesannya untuk batch ke-2. Buku ini dapat dipesan di mulai dari tanggal 10 Oktober 2020 sampai 5 November 2020. Pemesana bisa lewat Ka Opi di 0821 1323 8591.
Salam, Semoga bermanfaat.
Pengen nangis baca penggalan kisah antologi pulih ini di atas. Mirip dengan kisahku untuk pulih dari Innerchild dan menjadi bahagia saat mengasuh duo AuRa.
ya Allah..semangat mbak dyah ummu aura 🙂
ya Allah..semangat mbak dyah ummu aura 🙂
Penasaran banget pengen baca bukunya, membaca tulisan wanita-wanita hebat tentang perjuangannya untuk pulih
Ayo baca mbak nanik
IIDN keren sekali, ibu-ibu super kreatif dan menginspirasi. Buku ini memang seperti mewakili perasaan para perempuan yang sering kali butuh untuk dipulihkan rasa ketidakmampuannya terhadap sesuatu ya mbak.
Betul mbak Ky 😉
Jadi pengen nulis antologi bareng IIDN lagi.. Pasti keren-keren banget nih isinya. Kadang setiap orang juga lupa kalau dia sedang terluka. Semoga 'Pulih' bisa menjadi motivasi daninspirasi bagi yang sedang perih.
Aamiin mbak lintang..aku malah belum pernah bikin SM IIDN
Ini proyek keren ya! Selamat buat IIDN juga buat kontributor bukunya. Melepaskan diri dari derita dan bisa pulih itu pasti luar biasa
Iya bener bgt mbak sita
Banyak dari kita yang aslinya rapuh tapi berusaha tetap strong. berusaha tampak kuat. Sebenarnya bagus asal masih sehat. Atau malah tidak bagus karena berbohong pada diri sendiri. Hmm… Akankah saya menemukan jawabannya di buku ini?
Insyaallah mbak Susi…segera miliki buku antologi ini dg menghubungi cp di atas
Bikin penasaran buku Pulih ini. BTW, ini penulisnya ibu-ibu semua ya? Kapan ada Pulih versi bapak-bapak? Bapak-bapak juga sering gangguan mental lho, kan pengin pulih juga 😁
Ayo bikin mas Anang..saya siap baca
Iya ya, kesehatan mental dan proses pemulihannya kalo sakit nyaris tergantung banget sama komunitas dan lingkungan. Kalau faktor sosial ini enggak mendukung atau bahkan memperparah, beberapa dari pengidapnya bisa sampai cenderung bunuh diri
Bener bang duoel jangan sepele kan amsalah kesehatan mental malah dibilang kurang iman huhu
Waah setelah baca dari sepenggal kisah Antologi pulih ini jadi teringat perjalanan masa lalu saya yang ditinggal oleh istri tercinta untuk selamanya. Namun itu tidak membuat saya terus terpuruk dlm kesedihan, harus segera bangkit agar semuanya pulih kembali.
Upssst, jadi curhat..
Subhanallah mas Syahri..u are strong..semoga almarhumah diberi tempat yang terbaik di sisi Allah SWT ya
Ina, aku ngga kuat deh bakalan baca beginian, kalau nonton serem berani hihi kalau baca buku sedih gampang nangis banget akutu. Sejak beberapa minggu lalu suka liat Antologi Pulih di beranda medsos, hatiku aja udah tergetar, hihi.
Kita kebalikan ya mbak Lidia..Kutai sanggup melihat kehororan wkwk. Semoga bisa memetik hikmahnya ya mbak lidia
Baca dari awal lalu nemu kata sekental, ku kira sekental kopi atau teh mah😄 ternyata sekental cerita drakor. Thankiss mamah selalu membuat Simbok termotivasi untuk lebih baik lagi dengan tulisannya dan karya lainnya.
Simbok ini bisa saja..sama2 mbak Yulia saling menginspirasi dalam kebaikan yaaa
Keren sih ini karena penulisannya enggak cuma dapat bimbingan secara teknik tapi juga didampingi pakar jiwa, ya.
betul mbak farida
Setuju banget kak sama writing is healing. Waktu tidak menghapus luka, tapi menemani kita menghadapi luka. Kadang emang yang dibutuhkan itu berdamai. Mungkin kita semua emang butuh konsultasi mental juga ya, soalnya dampaknya kalau dibiarin bisa ngeri
iya mbak arai, jangan sampai malah kita mengabaikan luka yaa
Setuju dengan pentingnya komunitas untuk membantu menjaga atau memulihkan kesehatan mental. Dari komunitas kita akan merasa kalo kita nggak sendiri dan tetap bersyukur atas apa yang kita alami.
bener Mak 🙂
Ah aku juga ikutan Bincang Pulih mbak..
Acara yg sangat bermanfaat dan penuh hikmah ya mbak…
Jafi g sabar baca bukunya
Memang penting bagi kita untuk aware thd masalah kesehatan mental ini. Siapapun kita, memulihkan diri dari trauma adalah langkah yg tepat daripada terpuruk dlm depresi.
Perempuan bahagia akan melahirkan anak-anak yang tumbuh bahagia. Dan anak-anak bahagia akan tumbuh menjadi generasi gemilang yang siap membangun dunia.
Super duper pentiiing menjadi IBU yg sehat jiwa raga. Kadang, rasanya aku juga pengin ngibarin bendera putih tanda menyerah. Tapiii baiklaaahh, mari kita ikhlas dan berupaya sekuat tenaga!
makasiii artikelnya yaa
sama-sama kak nurul, semangat
Keberadaan support system sangat penting ya. Keluarga, orang terdekat, komunitas. Semoga orang-orang yang memiliki problem sama dengan para penulis ini semakin dikuatkan tatkala membacanya. Mendobrak stigma negatif tentang kesehatan mental juga sangat penting.
betul mbak nieke 🙂
Buku pulih ini sepertinya buku yang kudu antri dalam troli belanjaan ku selanjutnya ni mah😊
Membaca kisah nyata yang ada di Buku Pulih ini memang menjadikan kita semua belajar banyak hal. Salah satunya adalah bahagia untuk diri sendiri adalah tanggung jawab kita.
Barakallahu fiikunna, para kontributor.
Menarik banget antologi Pulih. Membacanya pasti bakalan memahami bahwa di dunia ini banyak orang yang mengalami ketidakberuntungan tetapi tetap bisa bangkit
Salut deh sama mbak Widya dan Iidn yang sudah membuat proyek menulis buku Pulih ini. Mana nulisnya juga nggak sembarangan curhat ya tapi didampingi para ahli juga
Seneng ya punya antologi baru mbak. Aku semenjak terjun di dunia menulis gabung dengan komunitas menulis seperti menemukan semangat kembali
Membaca pulih kayaknya lebih bisa bertambah rasa syukur. Soalnya kadang sering ngersulo.
Aku belum punya bukunya ini kak, pengen banget baca. Keren banget kisah perjuangan pulihnya ya, huhuhu perjuangan saya tak ada seujung kukunya mereka
Keren sekali mbak. Jadi penasaran dengan isinya dan pengen baca lebih rinci lagi.