Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman belanja yang bisa dibilang kurang menyenangkan di selma, anak buah informa.
Malam itu kami tidak berniat untuk membeli furniture. Niat kami hanya lihat-lihat saja, seusai menunaikan janji kepada anak-anak untuk naik wahana pasar malam selepas saya dinas keluar kota tempo hari.
Pasar malam yang digelar di halaman Lipo Plaza Kramat Jati itu memang menarik perhatian anak sulung kami setiap lewat. Melihat wahana-wahana yang besar menjadi pemikat rasa penasarannya.
Namun, tenyata selain karena kondisi yang lumayan padat dan kotornya akibat sampah para pengunjung. Suara bising dari salah satu wahan putar-putar yang ku tak tahu namanya itu sangat tidak ramah anak. Musik yang lebih ke arah musik dugem itu tidak ramah sekali di kuping kami. Akibatnnya kami pun hanya mencoba satu wahana komidi putar, namanya juga pasar malam dadakan. Lucunya, dalam setiap putaran salah satu sudut lampu wahana itu mati. Perasaan kami malah jadi mengantuk karena putaran statis tapi kuping juga pekak karena musik dengan tempo cepat itu menganggu.
Suami ternyata membaca brosur furniture sambil menunggu kami terombang ambing di komidi putar. Ia menawarkan untuk melihat-lihat meja makan di Selma. Akupun setuju karena menuju parkiran kita memang harus masuk ke dalam pertokoan Mall tersebut.
Awalnya ia hanya menunggu di luar toko, tapi Sakha memanggilnya untuk melihat-lihat di dalam.
Singkat cerita, kami akhirnya menjatuhkan hati di salah satu produk meja makan yang di display di Selma. Kamipun melakukan konfirmasi produk untuk dilakukan pembayaran juga tanggal pengiriman.
Hari Sabtu kemarin adalah jadwal produk yang belum dirakit itu datang. Hari Minggu ini adalah hari meja itu akan dirakit.
Setelah dua teknisi datang dari Informa merakit produk dalam kardus itu selesai.
Ternyata selma dan informa masih satu induk perusahaan begitu, jadi pengiriman dan perakitannya masih dilakukan oleh pegawai informa.
Sontak saya bingung dan memanggil suami. Ternyata barang yg dirakit berbeda dg yg kami pesan. (Gambar barang yg kami pesan di slide berikutnya).
Tipenya memang sama, tapi warna jelas mempengaruhi produk ini. Semula kami memesan produk meja dengan warna cokelat tua. Namun, yang datang berwarna natural yang kelihatannya seperti produk pikpikolimpik.hehe
Mencoba Menelusuri Akar Masalahnya
Setelah diusut oleh teknisi dan saya konfirmasi ke sales yg melayani, kesalahan terdapat padanya. Awalnya sebagai manusia, saya sempat kesal karena si sales bertanya “Ibu, maaf lebih tertarik dengan warna meja yang datang atau sebelumnya?”
Sontak ya saya jawab, warna sebelumnya seperti yang kami pilih. Saya pun bertanya jadi kelanjutannya bagaimana, karena dua teknisi yang bingung ini pun akhirnya membongkar ulang meja yang sudah dirakit itu.
Akhirnya Mbak Sales itu menjelaskan bahwa bisa dilakukan penarikan dan penukaran oleh toko. Hanya saja, biaya penarikan ditanggung olehnya sebagai sales. Lalu, saya tanya memang berapa? Ia menjawab sekitar 300.000.
Saat saya mendapatkan jawaban dari chatnya, suami saya sedang di kamar mandi. Sementara dua teknisi dari Informa yang memakai baju biru itu sedang sibuk melepas sekrup-sekrup dengan bor. Mereka pun menunggu keputusan kami.
Suami pun keluar dari toilet, lalu saya ajak bicara. Bahwa jawabannya demikian adanya. Apa kalimat yang dilontarkan suami?
“Sekarang keputusan ada di Mami, mau gimana?”
Seketika itu saya berkata dengan plong sesungguhnya, yaudah mas gak apa-apa kita mudahkan urusan orang. Kasian, gajih mbaknya juga berapa masa harus nanggung gini.
Suamipun berkata Kalau aku pribadi nyaranin yaudah terima aja, kita bisa cat aja dengan warna gelap.
Saat melihat meja itu, saya sebenarnya sudah memiliki harapan kecil dapat diganti.
Mungkin sebagian orang berpikir kok ga ditukar aja itu kan hak kami dan kesalahan mbaknya. Di saat itu ya kami coba legowo. Walaupun mbak nya merasa ga enak juga dengan chat-chat panjang bahkan berniat minta nomer rekening kami karena merasa mengecewakan. Saya hanya bilang tolong doakan kebaikan pada keluarga kami dan berhati-hati ketika bekerja pastikan dengan teliti lagi.
Kedua teknisi itupun kembali membongkar kardus yang telah dilakban itu lagi. Mereka pun sepakat memang pasti akan dibebankan apda sales. Suami hanya berkata, namanya hidup kejadian seperti ini wajar ya. Hadapi saja.
Baca juga : Hikmah Menghadapi Masalah dan Masa Sulit
Mengali Hikmah dalam Kejadian Ini
Pasangan itu memang benar-benar bisa membawa kita ke arah yang berbeda. Masya Allah. Seperti kejadian yang kami lalui di hari Minggu kemarin ini, mungkin kalau shafira yang dulu sudah ngamuk dan gak mau tahu ya barang harus sama yang dipesan. Meskipun di awal kami memang sudah melaksanakan hak kami. Namun, semua masalah tak melulu diselesaikan dengan emosi. Kalau hati tenang dibicarakan baik-baik pasti ada solusi.
Jadi beberapa hal yang bisa diambil dari kisah ini adalah :
#1. Bicara di Saat yang Tenang dan Tepat
Kemampuan seperti ini memang harus dilatih. Sebagai manusia, saya pun cenderung buru-buru ingin ini ingin itu banyak sekali (nyanyi gak bacanya bu?). Ingin buru-buru selesai, ingin buru-buru datang. Ya Allah, rasanya mulut gatel tuh pengen neriakin suami di kamar mandi pas dapat chat dari mbak sales itu. Namun, ya tunggu dulu sampai keluar.
saya juga jongkok dulu di dekat tembok sambil mangku si kecil, berpikir. Apa manfaat dan mudhorot keputusan yang saya ambil. Memang mbak sales itu sampai minta alamat shareloc untuk memastikan ongkos gran ambil meja. Nah, sudah semakin panjang aja nanti urusannya.
#2. Dengarkan Hati
Satu hal lagi, dengarkan hati. Apa yang dibisikkan hati mungkin itu fatwa dari hatimu. Jangan lupa kalau kita memudahkan urusan Orang lain, insya Allah, Allah akan mudahkan urusan-urusan kita yang lain.
Semoga ada ibroh manfaat yang bisa diambil ya. Mungkin teman-teman yang lagi cari furniture khususnya meja makan, coba bisa lihat di showroom informa atau selma. Namun, belinya di informa online juga bisa ternyata jauh lebih murah lagi produk yang saya beli. hihi. MasyaAllah, semoga berkah untuk kita semua dan bagi kalian yang baca cerita ini!
Salam,
Lah ini meja makannya sama banget sama di rumah mamaku hehe. Hampir semua furniture mama beli di informa. Mama suka yg serba kayu gini. 😁
Semoga ke depan stafnya lebih teliti dalam mencatat, mengonfirmasi dan memproses pesanan pembeli.
Tapi yang cokelat muda ini juga bagus kok mbak menurutku, malah kalau seleraku lebih senang yang ini. Apalagi sekarang lagi musim kan rumah2 yang temanya white wood gitu, nggak apa lah. Yang penting cucokkan aja nanti piranti lainnya dengan warna wood-nya biar tamnah kece.
Wah, soal warna furniture ini mah kesalahan besar juga mbak. Jelas2 yang dikirim salah, eh kebanyakan ngeles kayak bajaj. Terlalu baik juga hati mbak ya, bisa legowo. AKu belum tentu wkwkwkwkwk. Ya sudah ga apa2 selamat menikmati hidangan makan pagi, siang dan malam di meja makan baruuuuu 😀
Pastinya kaget banget ya mbak, produk yang kita pesan ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita pesan.
Mbak… Terima kasih .. aku jadi banyak belajar nih. Memudahkan urusan orang lain itu bagus ya, tapi nggak semua orang bisa begitu. Banyak orang yang tiba-tiba main emosi saja. Padahal ya Kita mau legowo sedikiiit saja, pasti semua jadi mudah ya mbak
Yang datang sama yang digambar memang tampak berbeda selain warna sih ya..
Alhamdulillah,
Dari setiap kejadian, kita selalu bisa belajar banyak hal termasuk memudahkan urusan orang lain.
Barakallahu fiik, kak..
Semoga meja makannya bisa bikin happy, tahan lama dan beberkah, karena selalu terhidang makanan untuk kehangatan keluarga.
Wah kok ga bisa ditukar ya? Aneh banget sampe ada biaya penukarannya. Kecewa sih karena yg atas lebih bagus warnanya. Tapi semoga dapat balasan atas kebaikannya ya mam meskipun aku ikut kesel.
MasyaAllah Mbak, legowo ya, mudahkan urusan orang lain, InsyaAllah urusan kita pun akan dimudahkan, saya pun meyakini seperti itu meski kadang masih sering diam-diam emosi *upss
Saya kalau jadi mamah juga pasti akan kecewa, tapi hati nurani kadang ga tega ya. Allhamdulilah semoga mamah rejekinya di ganti sama Allah memudahkan urusan orang lain. Bismillah aku juga belajar jadinya suwun mamah