[vc_row][vc_column][vc_column_text][vc_row][vc_column width=”1/1″][vc_column_text]Awal bulan Maret lalu, syarat penerbangan mulai dilonggarkan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid 19. Syarat untuk test negatif virus corona bagi pelaku perjalanan dalam negeri baik jalur darat, laut maupun udara dihapuskan. Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman penerbangan yang saya lakukan di Bulan Mei ini setelah peraturan ini diberlakukan. Bagi kalian yang ingin terbang di dekat-dekat waktu ini atau kamu yang penasaran dengan kondisi bandar udara saat ini, mari kita simak ya.
Peraturan Penerbangan Terbaru
Beberapa hari yang lalu, tepatnya 18 Mei 2022 saya pun melakukan penerbangan pertama kalinya setlah aturan itu diberlakukan. Berikut aturan penerbangan terbaru :
- Jika calon penumpang yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis kedua dan ketiga (booster) tidak wajib menunjukkan hasil negatif rapid test antigen atau tes RT-PCR .
- Calon penumpang yang baru mendapatkan vaksinasi dosis pertama wajib menunjukkan hasil negatif rapid test antigen (1 x 24 jam) atau hasil negatif tes RT-PCR (3 x 24 jam) sebelum keberangkatan sebagai syarat perjalanan.
- Untuk calon penumpang dengan kondisi kesehatan khusus atau penyakit komorbid yang menyebabkan pelaku perjalanan tidak dapat menerima vaksinasi dikecualikan terhadap syarat vaksinasi. Namun wajib menunjukkan hasil negatif rapid test antigen (1 x 24 jam) atau hasil negatif tes RT-PCR (3 x 24 jam) sebelum keberangkatan dan melampirkan surat keterangan dokter dari rumah sakit pemerintah yang menyatakan bahwa yang bersangkutan belum dan/atau tidak dapat mengikuti vaksinasi COVID-19.
- Bagaimana dengan anak-anak? Untuk pelaku perjalanan dengan usia di bawah 6 tahun dikecualikan terhadap syarat vaksinasi dan tidak wajib menunjukkan hasil negatif Covid 19. Namun, wajib melakukan perjalanan dengan pendamping perjalanan yang telah memenuhi ketentuan vaksinasi dan pemeriksaan COVID-19 serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Dapat teman-teman lihat aturan penerbangan tidak seketat dulu lagi. Awal tahun kemarin, jika melakukan penerbangan kami masih harus bolak-balik merelakan hidung dicolak-colok.
Perubahan aturan ini memang angin segar beberapa pihak. Namun, bukan berarti kita harus bersantai dan tidak mawas diri ya. Saat saya terbang menuju pangkal pinang saat ditugaskan pekerjaan di sana tanpa PCR, karena saya sudah melakukan vaksinasi Covid-19 booster satu minggu yang lalu.
Hari itu saya melakukan penerbangan dari Bandara Soekarno hatta. Biasanya sebelum masuk, selain menyiapkan bukti pembelian, kita harus menyiapkan aplikasi PeduliLindungi. Kali itu saya tidak diminta untuk menunjukkan aplikasi yang berlambang biru tersebut.
Suasana Bandara Setelah Pelonggaran Aturan Penerbangan
Bisa ditebak, dengan adanya pelonggaran aturan ini memang membuat beberapa sektor bangkit. Tidak terkecuali transportasi. Sebagian dari kita mengeliminasi rasa takutnya dalam berpergian. Mulai dari urusan pekerjaan seperti saya, atau seorang wanita yang mengajak saya mengobrol yang berani untuk pulang kampung dari Balikpapan ke Padang atau sebagian orang yang untuk melakukan perjalanan wisata.
Hari itu saya terlampau pagi datang ke bandara, oleh sebab itu suasana bandara di ruangan boarding tidak terlalu penuh. Namun, bandara tetap sibuk. Lambat laun dalam hitungan puluhan menit, semua kursi tunggu di ruangan boarding A4 itu tampak sesak. Bagi kalian yang penasaran bisa juga tonton vlog yang kuunggah di youtube di bawah. Video inipun melalui proses editing dengan internet dari TelkomGroup, kita bangkit bersama IndiHome kan jadinya? hehe.
Setelah turun dari pesawat yang menerbangkan selama kurang lebih satu jam ini tanpa mengisi e-hac lagi begitu turun pesawat. Suasana bandara keberangkatan Soekarno Hatta Cengkareng dan bandara kedatangan Depati Amir Pangkal Pinang pun jauh lebih ramai dari sebelumnya.
Ya dengan aturan terbaru ini, masyarakat juga semakin mobilisasi baik untuk keperluan pekerjaan apalagi sekadar hiburan. Tanda pariwisata pulih.
Baca juga : Jalan-jalan Bersama Keluarga di Tengah Pandemi? Sewa Bus Pariwisata aja, yuk!
Fakta Unik Pulau Bangka
Bangka, begitu mendengar salah satu pulau di Indonesia ini apa yang kalian pikirkan? Apakah martabak Bangka? atau bagian dari laskar pelangi? Pulau yang terkenal dengan keindahan alam ini juga memilik beberapa fakta unik.
Berikut beberapa fakta unik Pulau Bangka yang saya temui selama saya berkunjung ke Pulau ini.
-
Pulau Bangka Sering disangka Tempat Laskar Pelangi
Beberapa teman kerja yang baru beberapa kali ke Pulau ini selalu bertanya “di mana tempat lokasi film laskar pelangi?”
Meskipun satu provinsi, Bangka dan Belitung terpisah pulau. Lokasi syuting film laska pelangi sendiri adannya di Pulau Belitung. Saya pernah menuliskan pengalaman saya melakukan wisata dan beberapa rekomendasi kuliner dan hotel ada di link di bawah ini:
-
Pulau Bangka Penghasil Timah Terbesar
Pulau Bangka sangat dikenal sebagai pulau penghasil timah, bersama Belitung juga tentunya. MasyaAllah, titipan Allah pada negara ini ternyata menjadikan Indonesia sebagai produsen timah keempat terbesar di dunia, setelah Tiongkok, Amerika Latin, dan Peru.
Hal ini jelas ketika teman-teman melakukan penerbangan ke pulau ini, kita dapat melihat landscape Pulau ini terlihat bopeng-bopeng akibat penambangan Timah liar.
Timah merupakan senyawa kimia dapat banyak dimanfaatkan untuk produk-produk elektronik, otomotif, dan mesin-mesin lainnya. Komoditas ini menjadi penting karena fungsinya. Jenis timah yang dihasilkan di Bangka ini merupakan bahan utama pembuatan gadget dan smartphone.
Menurut pegawai salah satu dinas di sini, harga perkilonya Timah di Bangka dihargai Rp 300.000. Tingginya harga timah memang menjadi alasan utama mengapa ada tambang-tambang liar di pulau ini.
-
Penghasil Lada Putih Terbesar di Dunia
Pulau dengan titik tertingginya Gunung Maras ini juga penghasil lada putih terbesar di dunia dengan nama Muntok White Pepper. Menurut data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik, produksi lada di Bangka pada 2015 mencapai sembilan ton, lebih tinggi dari Belitung yang hanya tujuh ton biji lada.
Lada putih juga biasa disimpan berpuluh tahun menurut pengakuan warga asli sini. Lada putih Bangka ini juga menjadi salah satu komoditi ekspor yang dicari berbagai negara. Sebab lada merupakan salah satu rempah yang digunakan sebagai campuran untuk memasak.
-
Tidak Ada Martabak Bangka dan Mie Ayam Bangka
Uniknya di pulau ini tidak ada yang menjual dengan klaim martabak dan mie ayam bangka. Malah, kami saat di sini melihat mie ayam jawa. Kita bisa memesan martabak di pedagang kaki lima maupun memesan lewat ojek online dengan bantuan internet stabil. Selain menggunakan internet dari wifi hotel, saya pun ditemani internet dari Telkomgroup yang memudahkan perjalanan dinas saya kali ini.
Angkat Koper Tetap Waspada, Pakai Masker!
Pelonggaran aturan perjalanan memang menandakan pariwisata pulih. Angin kesegaran untuk roda ekonomi masyarakat pun semakin berhembus. Namun, jangan merasa kendor dalam melaksanakan protokol kesehatan ya.
Salam, semoga bermanfaat.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/4″][us_single_image image=”10″][/vc_column][vc_column width=”1/2″][/vc_column][vc_column width=”1/4″][/vc_column][/vc_row]
iyah betul sekali, saya yang sudah mendapat vaksin booster juga merasakan kepraktisan syarat penerbangan. tidak perlu pcr test lagi 🙂