Cara menemani anak belajar di rumah selama pagebluk. Sudah lebih dari 6 bulan kita berperang dengan diri kita sendiri, keluarga, masyarakat dan seluruh penduduk bumi. Kita berperang menjadi manusia baru untuk menghadapi sebuah virus yang sampai hari ini belum ditemukan obatnya.
Tentu kita tidak mungkin diam saja dalam suatu perubahan, kalau tidak kita hanya bisa menjadi korban. Mau tidak mau, suka tidak suka kita berangkat jadi manusia-manusia yang memiliki pola dan kebiasaan baru yang lebih sehat di Pagebluk ini.
Eh, pagebluk? ga salah tulis Mah?
Pagebluk Apa Sih?
Pagebluk itu ternyata salah satu kata baku yang jarang digunakan. Pagebluk adalah kata lain suatu wabah penyakit yang sedang terjadi. Kalau di bahasa Sunda atau Jawa, kata “gebluk” atau “bluk” dapat berarti jatuh, tersungkur, tumbang ataupun dapat juga disebut ledakan.
Pagebluk adalah bahasa baku menurut KBBI yang berarti wabah. Pagebluk menggambarkan suatu kondisi banyak korban berjatuhan, bertumbangan, ataupun jatuh tersungkur yang terjadi secara serentak bahkan berskala luas. Pagebluk juga merupakan suatu istilah lokal yang digunakan untuk menyebut istilah pandemi.
Menemani Anak Belajar
Salah satu kebiasan baru kita sebagai orang tua adalah menemani anak belajar di rumah. Baik orang tua maupun anak pasti harus beradaptasi dengan kondisi yang serba baru ini.
Jejak ruang pernah membahas tentang
tips menemani anak belajar di rumah.
Kali ini saya coba berbagi tips bagaimana menemani anak belajar di rumah versi ceritamamah ya!
1. Sesuai kondisi dan usia anak.
Kita harus tahu dan paham bahwa semakin kecil usia anak,
kemampuan untuk bertahan dan konsentrasi semakin sedikit.
Cara pertama menemani anak belajar di rumah selama pagebluk ini adalah pilih waktu belajar yang tepat dengan kondisi dan usia anak kita.
Anak pertama saya, Sakha baru saja menginjak usia 5 tahun. Setiap harinya saya berikan pilihan untuk sekolah setelah sarapan dan mandi pagi atau malam menjelang isya seusai makan malam.
Kondisi ini fleksibel mengingat kegiatan kami beragam setiap harinya, biasanya saya bagi
aktivitas di dalam ruangan pagi hari dan aktivitas yang memerlukan ruangan untuk bergerak bebas seusai mandi sore.
2. Buat anak nyaman dan diperhatikan.
Jangan sampai karena
belajar daring, anak merasa garing ya. Ketika anak belajar buat area belajar yang nyaman dan perhatikan anak. Tentu disesuaikan dengan umur anak, tentu untuk usia kelompok bermain dan TK serta SD awal perlu perhatian full.
3. Kenali gaya belajar anak.
Hal yang sering terlupa saat menemani anak belajar di rumah adalah setiap anak memiliki gaya belajar masing-masing.
ada yang bisa duduk diam sambil melihat dan memperhatikan instruksi layar gawai. Namun, ada juga yang harus bergerak kesana-kemari. Jangan lupa lakukan pengamatan gaya belajar anak. Gaya belajar anak ada yang cenderung visual, audio dan kinestik atau gabungan di antara dua atau ketiganya.
4. Percaya pada anak.
Fokus menemani bukan mengerjakan pekerjaan anak.
Kita sebagai orang tua sebaiknya melatih anak menjadi pembelajar mandiri hingga ia paham apa yang harus dipelajari dan orangtua siap mendukung atau memfasilitasinya.
5. Ikut kelas bermain atau virtual sharing.
Dahulu, tujuan utama saya ingin menyekolahkan Sakha ke taman kanak-kanak adalah untuk membangun kemampuan sosialnya.
Saya teringat kemarin ketika mengikuti suatu kelas parenting bersama Najeela Shihab dan Dona Agnesia. Pada acara tersebut saya diberi kesempatan bertanya bagaimana cara menstimulasi kemampuan sosial anak ketika di rumah hanya ada anggota keluar inti dan tidak memungkinkan untuk bersosial di masa pagebluk seperti ini?
Apa jawaban dari kedua narasumber kemarin?
Menariknya, ternyata apa yang dipikirkan anak kita yang termasuk generasi alpha ini sesungguhnya berbeda dengan kita. Kemampuan sosial anak akan terbangun juga dengan video call dari sanak keluarga yang terpisah jarak. Mereka menggangap kegiatan itu juga sebagai sebuah pertemuan dan interaksi sosial.
Selain sering mengadakan videocall dengan keempat saudara dan orang tua saya lainnya yang terpisah kota dan provinsi, saya juga mengikuti kelas virtual.
Hari ini banyak sekali lembaga, kelompok bermain atau komunitas yang mengadakan kelompok bermain virtual.
Ada yang bertemakan sains, ada kelas lepas yang bisa diikuti per sesi, ada juga yang privat tapi harus diikuti selama sebulan.
Cara ini agar sakha punya khazanah bermain baru. Kesannya seperti playdate virtual dengan beberapa teman baru.Namun, Sakha bukan tipe yang cepat akrab dengan orang jadi perlu pemanasan di awal. Lebih cocok kelas yang berjenjang.
Penutup
Setiap anak, setiap kelurga tentu punya keunikan masing-masing. Tips menemani belajar di rumah selama pandemi ini semoga menjadi alternatif untuk melancarkan kegiatan anak belajar di rumah. Dan yang paling penting selalu afirmasi positif anak agar ia selalu mencintai kegiatan belajar tanpa terpaksa.
Selamat bertumbuh bersama ananda. Karena orang tua juga pembelajar sejati.
Salam, Semoga Bermanfaat!
#Writober2020 #RBMIPJakarta #pagebluk
Related
Waah.. Mengajak anak untuk mencintai kegiatan belajar tanpa paksaan ternyata penting ya mbak ☺
Iya kak penting bgt 🙂
Setuju sekali manfaat temani anak saat belajar dalam kondisi pandemi gini apalgi yang menggunakan media online atau kelas virtual, peran ortu penting banget ya mbak..karena bagaimanapun anak tetap bocah yang maunya main terus kalau gak diawasi masih blm bisa bertanggung jawab atas diri sendiri hehehe
Iya kita aja beradaptasi mbak Bayu apalagi anak2 ya..jadi kita cari ilmu juga buat menemani anak hehe
Daku pertama tau istilah pagebluk ini dari majalah gatra. Dan merasa auto kudet banget karena baru tau ada istilah ini.
Mengenai PJJ, setuju banget untuk tau gaya belajar anak dan percaya sama proses yang anak lalui. Kalau terlalu menuntut kasian anaknya nanti ya, kak
Iya mbak Ipeh.. seiringnya waktu semakin yakin buat home schooling jadinya eh
wah banyak pr besar buat para ortu yang mendampingi anak belajar di rumah
Betul Mbak Tira, Krn ini buat hal baru buat anak dan kita yang dampingi ya
Kadang kasihan juga ya mbak, anak kecil harus membiasakan diri melakukan pembelajaran secara virtual , secara anak kecil itu gampang bosan.
Betul kak Maria jadi tantangannya untuk memeprtahankan mood dan fokus anak
setiap anak meamng ada caranya masing-masing ya mba. ponakan saya juga begitu haha. tapi untungnya dia sekarang senang sekolah karena dikiranya main hehe. jadinya nagih dan minta ngerjain tugas sekolah terus hihi.
Saya baru denger kata "Pagebluk" ini. Emang sih kl menemani anak belajar selama di rumah tuh butuh kesabaran ekstra dan siasati jg bagaimana agar anak2 gak bosen belajar di rumah, apalagi selama pagebluk menuntut anak belajar secara virtual, pastinya ada rasa jenuh ya
Pagebluk wkwkwk, bahasa asal daerah mana ya itu, untuk menemani anak belajar saat seperti ini ya salah satunya ikut langsung di kelas virtual anak , sehingga anak tidak merasa sendiri juga.
Dulu waktu aku kecil perasaan pernah dengar kata pagebluk ini deh Kak. Lupa tepatnya ada wabah apa Tapi kalau nggak salah dulu Tiap rumah disuruh bikin sayur dari kluwih dimasak santan gitu. Sesimpel itu ya masyarakat dulu mempercayainya. Tapi memang tidak lama berselang wabah tersebut jadi hilang. Dan saya berharap sekarang pandemi ini juga cepat berakhir.
Wah nambah kosakata baru nih kak. Pagebluk. Tadi pas baca judulnya jadi penasaran. Nah, kalau kakak sih di masa ini, suka kalau setoran tahfiz secara virtual.
gara-gara Corona ini orang tua jadi extra kerja, ya itu urusan pekerjaan, rumah, belum lagi pendidikan anak tapi kesempatan juga bagi orang tua atau di dekat sama anak dan mengajarkan anak
PR buat saya ini untuk memulai mendampingi anak-anak belajar meskipun belum sekolah
Semangat terus ya buat para Bunda yang mendampingi belajar online putra-putrinya. Semoga pagebluk ini juga cepat berlalu
Anak2 memang dunianya bermain sekarang harus belajar virtual ini pasti sangat membosankan dan melelahkan
Kebetulan kevin masih 2 tahun… jadi masih bisa bermain main bersama… sebelum serius belajar nantinya..
Baru tau arti pagebluk itu wabah menurut kbbi… semoga kita diberikan kesabaran dan kekuatan melewati pagebluk ini ya kak