√Lebaran di Tengah Pandemi

Pagi ini berbeda dengan hari kemarin. Biasanya saya bangun sebelum subuh untuk menyiapkan makan sahur. Pagi ini, seketika saya mendengar bunyi takbir. Dari seusai magrib sebenarnya ada rasa syahdu dan haru. Lebaran kali ini menjadi lebaran kedua saya tidak pulang ke rumah orang tua di Sukabumi.

Setelah mandi dan memandikan anak-anak. Kami mulai mengenakan pakaian yang senada, dengan bernuansa hitam, putih dan abu-abu. Meskipun bukan pakaian baru, tetapi hari itu harus disambut dengan semangat baru. Ya kebetulan baju anak-anak baru karena dapat dari kiriman omahnya. Saya dan suami memadu padankan saja dengan pakaian yang ada.Lebaran di tengah pandemi ini sangat berbeda, kami tidak melaksanakan ibadah sholat id di masjid atau lapangan. kurang lebih selama saya 28 tahun hidup baru kali ini melaksanakan sholat 2 rokaat di hari raya idul fitri di rumah. Kami menggelar sajadah, adik hafsah sudah dalam posisi kenyang dan santai jadi bisa bermain di kasur lantai. Suami menjadi imam sholat kala itu. Sakha, adik ipar dan bapak mertua berada di belakang suami. sementara saya dan ibu mertua di belakangnya lagi.

Sungguh syahdu hari itu, semoga itu adalah sholat id terakhir yang dilaksanakan di rumah. di samping kesedihan tak bisa berkumpul dengan keluarga besar saya. banyak rasanya yang harus disyukuri bahwa sampai hari ini kami bisa merasakan nikmat-nikmat Allah yang tidak terhitung jumlahnya.

kasih sayang Allah yang begitu banyak. kami sekeluarga masih dilimpahkan nikmat sehat, kami masih bisa berkomunikasi dengan orang tua di sukabumi dan saudara-saudara lainnya.

semoga tahun depan kami bisa merapatkan sajadah di rumahMu ya Allah, bertemu secara fisik dengan para kerabat. Memeluk dan mencium kedua tangan orang tua.

Bagaimana dengan lebaran kalian, Sahabat? tentu banyak cerita ya, tetap temukan hikmah yang ingin Allah berikan ya

Salam,