Pagi itu di awal tahun 2020, tentu sebelum pandemi, Saya berangkat menuju sebuah kafe di wilayah Rawamangun, Jakarta Timur. Namanya Kafe Sastra Balai Pustaka. Balai Pustaka namanya tidak asing ya? Ya sebuah nama penerbit buku terkenal, salah satu nama penerbit buku cetak zaman kita sekolah dulu. Kali pertama Saya kesini langsung terasa ini bukan seperti kafe pada umumnya, pertama masuk kita disuguhi pemandangan hijau dengan banyaknya pepohonan.
Kafe Sastra dan Ruang Komunitas
Saat pertama kali masuk bangunannya, pintunya menggunakan pintu sensor otomatis. Meski bangunan kafenya tidak terlalu besar (kapasitas sekitar 50 orang), halaman parkirnya sangat luas bisa menampung kurang lebih 20 mobil. Kafe sastra ini satu kawasan dengan kantor Balai Pustaka. Menurut sumber pegawai kafe di sini, gedung sebelah kafe ini merupakan sanggar yang biasa disewakan juga sebagai gedung pertemuan. Kafe ini menjadi salah satu alternatif kita menikmati waktu bersama pasangan, seperti yang diceritakan Kak Sepwal di blognya.
Suasananya nyaman dan tidak bising membuat kafe ini menjadi kafe yang ramah untuk anak-anak. Jika teman-teman ingin berkunjung ke sana, ini dia petunjuk lokasinya
kafe sastra balai pustaka.
Desain kafe yang minimalis menyuguhkan pemandangan yang memanjakan mata dengan beberapa rak-rak buku dari penerbit balai pustaka. Kafe sastra ini juga disebutkan sebagai kafe komunitas lantaran bisa disewakan untuk pertemuan beberapa komunitas. Salah satunya kegiatan saya pagi ini yang diselenggarakan oleh “Rumah Belajar Menulis, Ibu Profesional Jakarta”. Di sana saya belajar banyak dari Mbak Helena tentang Blogging. Melalui workshop ini menjadi salah satu stimulusku untuk menghidupkan blog ini kembali.
Workshop Blogging for Advance
Ngeri ya kalau baca judulnya, awalnya saya juga gagal paham, khawatir ini khusus para tetua bloger. Oh ternyata yang dimaksud advance adalah para peserta yang telah memiliki blog sebelumnya. Baik yang berbayar maupun gratisan.
Latar belakang acara ini juga dirasakan sebagai wadah pertemuan offline kami. Kami para alumnus kelas matrikulasi Ibu Profesional dan memilih menyalurkan ketertarikan kami di dunia penulisan bergabung di Rumah Belajar Menulis (RBM) Ibu Profesional Jakarta. Sebelumnya RBM IP Jakarta ternyata telah mengadakan workshop blogging untuk para pemula. Workshop berjalan cukup lancar dengan peserta sebanyak 13 orang, 7 orang dari member RBM IP Jakarta dan 3 orang lainnya adalah anggota IP jakarta sementara 3 orang lainnya peserta umum.
Selama 10 tahun ini saya jarang sekali
menulis di blog hanya ketika merasa curhatan kepanjangan di media sosial, atau curhatan ga jelas lainnya, yang akhirnya saya
revert to draft semua. Hehe. Maka saya sangat antusias ketika Mbak Helena cukup singkat memaparkan beberapa kulit dalam dunia
blogging.
Kenapa kulit? Karena tidak mungkin dalam dua jam semua lapisan dunia blog dikeluarkan. Selain itu Mbak Helena merefresh kembali apa tujuan kita membuat blog, keutungan, sumber penghasilan dalam dunia blogging. Pada saat itu saya baru pertama kali tau bahwa ternyata banyak penawaran kerjasama untuk bloger dan beberapa tips meningkatkan traffic di blog.
Menambah Stimulasi dan Networking
Saya teringat apa yang diucapkan salah satu ustadz kondang tanah air, yang menjadi berbeda dari orang bijak adalah ia yang dapat menggali
hikmah dari sebuah kejadian. Entah kejadian yang dialami diri sendiri atau orang lain. Saya merasa walaupun baru menyentuh kulit dunia blog saat itu, saya menjadi terpacu ke dalam dunia menulis di dunia maya melalui blog pribadi. Tidak sekedar haha-hihi atau curhat di media sosial. Minimal bisa jadi warisan untuk anak-cucu, hehe.
Menambah jejaring atau networking tentu tidak terelakkan dari setiap pertemuan offline. Buktinya setelah workshop tersebut saya juga diajak menjadi salah satu anggota pengurus di RBM. Setelah workshop tersebut saya merasa menjadi lebih rajin mencari komunitas blogging, sampai akhirnya bisa berkumpul dengan beberapa komunitas supporting bloger.
Akhir kata, jangan pernah untuk terus mengasah
ketrampilan bahasa kita mulai dari mendengar, bicara, membaca dan menulis. Kita tidak bisa memisahkan salah satu dari keempat hal tersebut. Teruslah merangkai aksara agar tetap hidup.
Salam,
Related
Cakeeepp
MasyaAllah..makasih Mbak
Ada fotokuu.. tp lg ga senyum hihi. Cakep mbaa tulisannya 🙂
Nanti kukirim fotonya di grup deh hehe
Idem, pertama yang diperhatikan adalah fotokuu, jarang-jarang aku punya foto pas lagi ngadep laptop hehehe. Asyik, ya, Mba, suasana kafenya.
Informatif nih, sukak 😍
Makasih Mbak 😉
Menu makanan dan minuman di Kafe Sastra Balai Pustaka unik-unik ya. Tempatnya juga asyik buat ngobrol atau santai baca buku.
Kafe Balai Pustaka nya sepertinya menarik ya untuk dikunjungi. Kapan2 kalo ke Jakarta pengen mampir ke sana..
iya mas jangan lupa nerapin protokol kesehatan
Kafe Balai Pustaka ini aku baru denger. Pengen banget ke sini sambil berharap bisa nemuin buku buku lawas yang udah susah dicari yang diterbitin sama balai pustaka
iya buku-buku pelajaran kita ya mbak ipeh..
Jadi kangen acara offline kayakgini ya kak.. kayak sebelum pandemi datang dan memporak-porandakan semua segi kehidupan..
Saya pun sudah lama gak ikut pelatihan ataupun sekedar kopdar dengan sesama blogger satu komunitas
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis ini merupakan kompetensi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa. bahasa apa saja. diharapkan dengan belajar bahasa kita trampil mendengarkan/listening, trampil berbicara/speaking, gemar membaca/reading, dan terampil menulis.
Saya sering main ke Rawamangun tp baru denger ada kafe Balai Pustaka duh wajib mampir kalau main lg kesana..btw senang ya rasanya bergabung di komunitas yg pnya minat sama dng kita..sukses terus ya mba..
sukses juga ya mbak bayuu 🙂
sudah 6 bulan lebih ini ga ada cara offline kek gini lagi,rindu ngumpul diskusi dll
Bagus banget ya Kafe sastranya. Bisa bawa anak-anak juga ya mba. Sayang di Surabaya sepertinya belum ada sih konsep kafe seperti ini.
Sejak pandemi, tidak ada ngobrol dan diskusi seperti ini ya kak, kafenya bikin betah deh kak untuk berlama2 nulis dan oprek blog.
Cafe sastra wah menarik sekali ya dan penasaran dengan cafe ini. Next kalau main ke Jakarta mampir ke sini
Wah pengen deh kak gabung di group supporting blog. Apa saja ya? Btw, kafe sastra punya pemerintah ya kak? Pengen deh di daerahku ada.
Wah enaknya tinggal disana kak dekat dengan kafe balai pustaka. Kalau saya pasti betah banget berlama-lama disana. Apalagi bareng teman satu minat yang sama gini
Berkah banget Mbak bisa datang ke cafe balai pustaka. Pasti asik ya kegiatannya. Saya tahunan tinggal di Jakarta juga belum pernah kesana.
Nyaman banget kak suasana di kafe sastranya. Pastinya bakalan ikutan kl dekat, sayangnya jauh dengan lokasi tempat tinggalku. Smg suatu saat bisa gabung 😊
Enak nih kalau di daerahnya ada komunitas macam gini. Saya tuh suka envy gitu melihatnya. 😀 Postingannya manis banget mbak
Nyaman ya kafenya, kukira bakal ala ala retro gitu tampilannya secara balai pustaka namanya terkesan 'lama', ternyata tampilannya kekinian
lucu bener tempatnya, cozy ya buat nongkrong plus belajar. jadi pengen mampir juga nih, hehe. apalagi sekalian dapat ilmu blogging yang kece begini, beuh. dijamin betah deh sampai lupa waktu haha.
Acaranya seru bisa ketemu sama blogger lainnya… dan tempatnya ga kalah keren… kapan2 kalau udah berani keluar enak juga di jadiikan tempat ngobrol santai