Lebaran sebentar lagi
Berpuasa sekeluarga
Sehari penuh yang sudah besar
Setengah hari yang masih kecil
Alangkah asyik pergi ke masjid
Shalat tarawih bersama-sama
Lebaran sebentar lagi
Berpuasa dengan gembira
Menahan lapar menahan nafsu
Melatih diri sedari kecil
Membaca Qur’an Shalat Tarawih
Melatih iman sedari kecil
Sesudah saling bermaafan
Dengan penuh keikhlasan
Ya Tuhan mohon keridhoan
Sepenuh…–GIGI
Tiba-tiba terngiang-ngiang lirik lagu band kenamaan waktu saya remaja, (sekarang juga masih remaja kok). Kita semua di dalam penghujung Ramadan, Ramadan yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Walaupun hati sempat gerimis karena melihat langkah pemerintah yang “meyerah” dengan wabah pandemi ini. Dan melihat puluhan berita yang menyatakan banyaknya di antara kita, masyarakat Indonesia, yang masih pergi ke tempat-tempat umum berkerumun hanya unutk mencari baju lebaran. Aduh kalian tuh mau kemana sih?
Entah dari mana mulainya, sedari kecil kita memang disuguhi oleh kemeriahan menyambut idul fitri. Lambat laun kemeriahan ini dimulai dengan banyaknya iklan-iklan televisi sampai youtube yang menayangkan berbagai aneka produk. Mereka berlomba menawarkan potongan harga agar menarik masyarakat untuk berbelanja.
Kebanyakan dari kita menganggap kejadian ini adalah hal yang lumrah, sudah menjadi tradisi bagi muslim menyiapkan segala yang baru mulai dari kepala sampai kaki dengan pernak pernik baru. Sampai-sampai tempo hari ada salah satu pengunjung Pasar Anyar, Bogor yang diwawancarai. Mengapa ia berani nekat untuk pergi ke Pasar, apakah ia tidak khawatir mengenai wabah Covid-19 ini.
“Takut sih, tapi gimana anak saya belum punya baju baru buat lebaran.” balasnya.
Yasalam, pertanyaannya memang mau pergi kemana buk? Apakah belum cukup edukasi tentang Covid-19 ini. Apakah awarness masyarakat kita cuma segini?
Aduh, rasanya saya gamau berlama-lama membahas kelakuan warga +62 ini.
Jadi Sahabat Mamah, kenapa sih kebanyakan dari kita ingin sekali memakai baju baru saat hari raya idul fitri?
Memang sudah menjadi suatu tradisi jika datang hari raya kita sudah menyiapkan pakaian yang baru juga indah. Memakai pakaian yang indah itu tidak ada larangan bahkan dalam Al-Qur’an kita dianjurkan memakai pakain yang indah ketika kemasjid beribadah atau bisa juga kemanapun. Tetapi jangan ada niat menggunakan keindahan pakaian untuk sekedar bersombong kepada orang-orang sekitar.
Teringat dengan salah satu ceramah Quraish Shihab, beliau menyampaikan tentang fungsi pakaian.
4 Fungsi pakaian
1. Penutup keburukan yang ada di tubuh kita
Pakaian adalah penutup keburukan yang ada di tubuh kita, sesuatu bagian dari tubuh kita yang tidak pantas dilihat oleh orang lain.
2. Penambah unsur keindahan
Pakaian bisa menjadi unsur keindahan seseorang
3. Pembeda seseorang dengan yang lainnya
Pakaian berfungsi untuk membedakan seseorang dengan yang lainnya, kita bisa menilai orang apakah ia seorang yang kaya atau miskin, dan kita juga bisa menilai profesi seseorang dari pakaiannya. dan
4. Pelindung
Terakhir fungsi pakaian yang pasti dirasakan oleh pemakainya. Pakaian bisa melindungi kita dari sengatan panas dan dingin.
Sahabat semua, jika kita sudah menyiapkan pakaian jasmani yang indah apalagi baru yang akan kita pakai pada hari raya Idul Fitri, sebenarnya yang paling patut dipersiapkan adalah pakaian rohani kita. Sepatutnya kita merajut pakaian jiwa kita selama bulan Ramadan.
Allah Swt berfirman “dan pakaian ketaqwaan itulah yang paling baik daripada pakaian jasmani”.
Pakaian jasmani atau pakaian lahir bisa melindungi kita dari sengatan panas dan dingin, maka pakaian jiwa dapat melindungi kita dari neraka.
Jika balutan pakaian jasmani dapat membedakan keindahan kita terhadap orang lain, maka pakaian rohani dapat membedakan antara muslim dan non-muslim.
Benang-benang yang dipintal untuk merajut pakaian ketaqwaan ini adalah dengan perbuatan-perbuatan baik. Seperti sabar, syukur, dan rendah hati. Hati seorang muslim yang sudah mengenakan pakaian rohani yang baru tentu akan senantiasa membuka pintu maaf bagi yang melakukan keburukan kepadanya.
Jika ia difitnah hendaknya berdoa jika apa yang dituduhkan itu benar semoga Allah Ta’ala memaafkan dan mengampuni. Kalaupun apa yang dituduhkan itu salah maka ia memaafkan dan berdoa semoga orang yang menuduhnya itu mendapat ampunan dari Allah Swt.
Menuju hari raya ini marilah kita kembali, kembali memperbaharui jiwa kita agar lebih bersikap baik dari yang lalu. Jangan sampai dalam idul fitri hanya ada euphoria baju baru dan hal duniawi lainnya. Bukankah wabah Covid-19 ini sudah memberikan cukup banyak pelajaran untuk kita agar lebih melihat ke dalam dan tetangga sekitar?
Semoga kita bisa melanjutkan momentum Ramadan kita hingga mencapai derajat yang tinggi disisi Allah Ta’ala
sepakat mbak, suka miris kl liat timeline yg mengabarkan pusat perbelanjaan kaya mall dan pasar makin ramai orang pd berburu baju lebaran, apa iya mereka nggak mikirin dampaknya, smpe rela berdesak2an lho ya 🙁
Saya gak beli baju baru idul fitri tahun ini…Plus gak bisa pulang kampung 🙁