Ketika Anak Menemukan Ketidakadilan
Hari itu, saya dapati Sakha (5,5 tahun) mengekspresikan marah dengan mengarahkan selang berisi air mengalir ke anak-anak tetangga. Lantaran mereka mencoba mengikat kadal dengan tali.
Ya, kadal. Hewan melata berkaki empat. Beberapa anak-anak di sekitar rumah mertua saat itu terkenal dengan perbuatan yang tidak nyaman. Kali itu mereka melakukan perbuataan yang tidak menyenangkan terhadap binatang.
Sontak saya memanggil anak saya untuk masuk. Saya melihat anak saya dari lantai 2. Saat itu, kami masih tinggal di lantai 2 di rumah mertua.
Setelah masuk ke rumah dan bicara, Ia bercerita bahwa tidak terima dengan perlakuan anak-anak tetangga itu.
Sambil memangku Sakha di atas paha saya sambil berkata :
“kenapa Sakha mau siram anak-anak itu dengan air?”
“Abisnya anak-anaknya mau ngiket kadal mah” serunya kesal.
“Ia mereka salah, tapi nyiram air ke anak-anak itu juga salah dong?” Jawab saya cepat.
…. Ia diam.
“Anak baik ga seperti itu. Sakha anak baik kan?” Aku mencoba memberi afirmasi padanya.
“Iya” jawabnya pendek.
“Kita cuma bisa ngingatin aja ya nak…”
Saat itu Sakha memang masih perlu banyak belajar bagaimana mengekspresikan ketika ada ketidakadilan atau ketidak benaran versinya di sekitarnya.
Ketika ia mendapati hal yang berbeda yang tidak sesuai dengan keyakinan dan value yang ditanamkan atau diketahuinya sedari kecil.
Ia cenderung marah dan tidak suka. Kami pun harus terus banyak berdialog padanya, bahwa di dunia ini terdapat yang hitam dan putih bahkan beraneka warna.
Janganlah marah ketika anak marah. Ibarat api yang membara, emosi marah dari kita malah menjadi bensin.
Anak akan belajar dari cara kita merespon. Jadi, kalau hari ini kita mendapati anak kita merespon sesuatu dengan amarah. Selain karena ketidaktahuan, bisa jadi juga dari mencontoh lingkungan sekitar.
Mengingatkan dengan Pemahaman
Dalam usia di bawah 7 tahun, perkembangan otak anak masih di gelombang Betha setara dengan gelombang setengah tidur. Jadi ini memang tepat untuk memberikan value pada mereka.
Jangan lupa untuk memahami perasaanya. “Oh, Sakha marah lihat kadalnya disakiti seperti itu?”.
Kedepankan perasaan mereka. Sebab anak senang ditebak perasaannya, karena tidak hanya wanita yang ingin dimengerti ya ternyata hehe.
Sebagai orang tua, memang kita harus berusaha tidak lelah mengingatkan. Mungkin harus dicoba dengan berbagai cara dan cerita kepada anak-anak. Sering sekali keunikan anak menjadi pengingat kita bagi orang tua untuk menambah obrolan lagi.
Dalam kondisi yang nyaman dan tenang, nasihat kita tentu akan mudah masuk. Biasanya sebelum tidur atau saat anak setelah makan.
Pijakan yang kuat perlu kita sadari bahwa Usia dini adalah pusat perasaan, bukan kepintaran. Salah satu hikmah mengapa Allah memerintahkan shalat di usia 7 tahun.
Semoga kita semakin paham kalau urusan perubahan orang lain itu hak mutlak Allah dan orang itu sendiri, kita hanya bisa memberikan sebuah nasihat.
فَذَكِّرۡ اِنَّمَاۤ اَنۡتَ مُذَكِّرٌ
“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan” (Al-Ghasyiyah:21)
#selfreminder
#parentinganak #parentingislami #ceritamamah
semoga sakha jadi anak yang solih. Sebenarnya mau nahi mungkar ya Kak.
Beda halnya orang tua yang tidak mau atau malas belajar parenting, mungkin reaksinya langsung marah luar biasa. Padahal, kalau marah ke anak itu, apalagi dengan cara kasar dan sedikit kejam pada dasarnya si anak akan mengingat selamanya. Kalau sudah begitu, nantinya bisa diturunkan lagi ke anaknya si anak, lalu kapan berhentinya?
Makasi udah mengulas hal.ini mba
Memang ilmu Parenting perlu bgt jadi bekal buat ortu ya. Supaya makin bijak
MasyaAllah keren Sakha sudah tahu mana yang benar dan mana yang salah. Sudah berani juga membela yang lemah. Tinggal bagaimana diarahkan ke cara membela yang baik, ya. Ini yang harus dipelajari terus oleh orang tua supaya bisa mengarahkan anak dengan cara yang lembut dan sesuai tuntunan agama.
Alhamdullilah Kakak Sakha sudah memiliki pemahaman demikian meskipun usia masih tergolong muda, saya pun berusaha sejak anak-anak masih kecil mengajarkan untuk berlaku baik dan adil pada orang lain terutama teman sebaya mereka. Namanya hidup, akan selalu berputar, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa datang, bisa jadi yang dianggap remeh justru berhasil/sukses di masa depan.
Setujuuu, usia dini pusat perasaan bukan kepintaran maka pijakan yang kuat perlu dibentuk dari awal. Reminder buatku juga nih..Thanks
Sehat dan soleh dan makin pintar ya Sakha
Terima kasih ulasan baiknya Mba. Membahas ilmu parenting memang nggak ada habisnya ya, apalagi saat sudah punya anak, ada aja ilmu baru yang diterapkan atau bahkan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
Masyaa Allah. Anak anak sebenarnya tahu yang benar dan salah ya. Dan kita harus beri pemahaman ke anak dalam menyatakan pendapat.
MasyaAllah … semoga makin soleh ya Kak. Alhamdulillah memiliki keberanian untuk menegur.
Sebagai emak hal-hal kayak gini dekat banget ya dengan keseharian kita. Anak-anak memang sedang belajar.
kalau anakku kadang suka mukul adiknya dan sebaliknya, mbak. jadinya mereka balas-balasan gitu. asli bingung deh ngasih tahu kakak beradik ini biar nggak berantem melulu mana kakak ini kayaknya rasa irinya tinggi sama adiknya. huhu
Masyaa Allah, meskipun belum punya anak tapi tipsnya cocok nih buat diterapin di adik sepupuku yang masih bocil jg
Usia segitu memang belum bisa mengontrol emosi atau ekspresi ya mba. Harus terus diarahkan agar tetap jadi positif
Huhu berkaca nih jadinya sebagai emak, kadang menangani ketidakadilan versi aku juga masih dengan ketidakadilan lainnya. kayak Sakha gitu, nyiram anak2 air yg lagi ngiket kadal huhu.. jadi orangtua, justru belajar banyak sama anakk mba Shaf :’)
Saya makin tersentil untuk terus mempersiapkan diri jadi orang tua yang siap Mendidik anak-anak
MasyaAllah pinter banget Kaka sudah mengerti mana yang benar dan yang salah juga berani membela yang lemah. Keren.
masyaallah.. Sakha kereen.. memang bener ya mba, validasi perasaan anak itu sangat perlu dan bener banget, mereka juga senang banget kalau di validasi
Empati Sakha bagus ya mba. Dia punya kepedulian dan aksi. Masya Allah. Semoga sehat selalu sakha
MashAllah~
Memang kudu paham banget mengenai fase-fase pertumbuhan anak ini. Agar orangtua mampu berkomunikasi dengan anak dan anak pun bisa menerima pesan yang disampaikan orangtua.
Rasanya ikutan emosi kalau ada anak iseng begitu..
Reflek pasti Sakha memberikan peringatan agar menimbulkan efek jera bagi teman-teman yang mengusili hewan tak bersalah itu.