
ke 7 ini dibuka dengan judul e-booknya “REZEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI”
Allah
berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan padaNya, mengorbankan
amanahNya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan
besar… -Matrikulasi Institut Ibu Profesional Sesi #7-
yang sangat menampar hati ketika membaca materi matrikulasi sesi ke-7. Apalagi
banyak yang salah mengartikan bahwa rezeki itu hanya sebatas materi, padahal
tidak sesempit itu. Bukankah keimanan kebahagiaan, kelapangan waktu, kesehatan
itu juga adalah rezeki??
“…
Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga…” Q.S.
At-Thalaaq : 2-3.
tentu saja rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa
meletakkan sekehendakNya dan datangnya pun bisa dari arah yang tidak terduga.
Jadi tidak perlu khawatir, tugas kita adalah menjemputnya dengan melakukan
ikhtiar yang terbaik. Ikhtiar yang bisa dilakukan salah satunya adalah dengan
produktif.
menurut saya cukup simpel dibanding NHW-NHW sebelumnya, dimulai dengan mengisi tes yang ada di website: www.temubakat.com atau tools lain yang serupa namun ada
pembahasan hasil komperhensifnya. Dengan tujuan
untuk lebih mengenal kekuatan diri (strength
topology) pribadi masing-masing,
setelahnya kami harus mengamati dan mengkonfirmasi ulang hasil testnya.
Selanjutnya kami diminta untuk mengisi kuadran aktivitas yang dibagi menjadi 4
kuadran:
dalam kuadran-kuadran tersebut. Karena saya tipe pejuang artinya merasa semua
aktivitas itu bisa diperjuangkan dan dijalani. tapi setelah merenung dan melihat kembali hasil temubakat dan NHW-NHW sebelumnya, dan saya berkontemplasi apa sih perasaan suka saat mengerjakan aktivitas itu? this is it my answer :
NHW #7 ini menurut saya pribadi, sepertinya IIP membantu kita lebih mengenal
dengan diri sendiri, siapa kita? Apa kekuatan kita? Sudah di jalan yang
benarkah aktivitas kita selama ini? Nyatanya saya
banyak terlibat di aktivitas bisa dan tidak suka hehe. Tapi yang perlu
ditekankan adalah
“fokus pada
kekuatan dan siasati keterbatasan”
menjadi pribadi produktif sulit atau mudah?
sulit ya Bun? asal kita tahu apa yang menjadi kekuatan kita dan bisa
mengoptimalkannya. Terlebih lagi dengan hal yang disuka, jadi senjatanya saat
ini saya harus perbanyak aktivitas SUKA-TIDAK BISA.
selalu bisa memanfaatkan kekuatan yang telah Allah berikan sehingga nanti saya bisa
benar-benar menjadi pribadi, istri dan ibu profesional yang dibanggakan
keluarga, Aamiin…
untuk semua bunda-bunda semua yang sedang berjuang diberi kemudahan oleh Allah.
Aamiin.
Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”. Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita. -Matrikulasi Institut Ibu Profesional Sesi #7-