Coba yuk kita bermain peran, kita menjadi orang yang belum mengenal bahasa arab. Tiba-tiba saat disuguhi majalah full bahasa arab, apa yang teman-teman rasakan? Kalau saya pribadi pasti akan merasakan pusing, tidak mengerti, dan hanya ingin melihat gambarnya saja?
That’s right, itu juga yang terjadi pada anak kita ketika pertama kali melihat aksara-aksara yang tersaji. Jadi semua perlu perlahan dan sesuai tahapannya.
Tahapan Ketrampilan Berbahasa
Harapan agar anak-anak tidak hanya berhenti pada titik sekedar bisa, maka mari memulai dari tahapan-tahapan kebutuhan tumbuh kembangnya. Ada yang perlu diperhatikan untuk dilewati anak dalam melatih ketrampilan berbahasanya. Berikut tahapan ketrampilan berbahasa :
• Keterampilan mendengarkan (listening skill)
• Keterampilan berbicara (speaking skill)
• Keterampilan membaca (reading skill)
• Keterampilan menulis (writing skills)
Setiap anak harus melalui keempat tahapan ketrampilan berbahasa secara matang.
Agar anak bisa mendengarkan atau menyimak komunikasi orang dewasa di sekitarnya dengan baik. Setiap anak pasti bisa berbicara dengan baik, selama organ pengecap dan pendengarannya berfungsi dengan baik.
Tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anak agar suka membaca adalah tahap mendengarkan dan berbicara. Semua kebiasaan baik tidak mungkin tiba-tiba terjadi, ada proses pembiasaan panjang yang harus diperjuangkan sebelumnya.
Sekarang kita akan belajar bagaimana tahapan-tahapan agar anak-anak kita dapat SUKA MEMBACA tidak hanya sekedar BISA. Harapannya mereka dapat menyukai juga kegiatan menulis, syukur-syukur bisa menghasilkan karya.
1. Tahap Mendengarkan
Ketika hamil Kita sering mendengar nasihat “Sering-seringlah berkomunikasi dengan janin”
Betul sekali meski belum lahir di muka bumi, anak sedari ditiupkan ruhnya di dalam perut kita sudah dapat mendengarkan lingkungan sekitar. Apalagi begitu lahir ke dunia ini, saat mereka belum bisa berbicara dan saat mereka sudah mulai mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya sering-seringlah berbicara dengan mereka. Maka dari itu semenjak tahu hamil, dan lahir di dunia, sakha sudah dibiasakan untuk mengobrol bersama.
Membacakan buku-buku anak dengan suara yang nyaring atau Read aloud. Dengan begitu anak- anak dapat melihat gambar dan telinganya bekerja untuk mendengarkan maksud gambar tersebut. Selain itu kita dapat memutarkan berbagai murotal dan lagu anak yang bisa melatih ketrampilan mendengar mereka.
Jangan pernah lelah ya meski anak meminta kita mendongeng/membaca buku yang sama sampai puluhan kali. Begitulah cara mereka menyimak.
2. Tahap Berbicara
Di tahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orang dewasa belajar mendengarkan. Investasikan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan suara mereka. Memang tidak mudah, sebagai orang tua jadilah pendengar yang baik. Kadang anak membaca buku yang itu-itu saja, atau cerita dan bertanya diulang-ulang.
Beberapa stimulasi yang saya lakukan kepada anak sulung saya, Sakha semenjak ia bisa berbicara adalah :
Melibatkan dalam berbagai ragam komunikasi orang disekitar
Suatu ketika saya sedang mengajak seorang anak, bukan sekedar berbasa-basi sebenarnya tetapi ingin mengobrol dengan anak tersebut. Namun orang tuanya selalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Padahal saya menanyakan hal yang mudah bagi anak dua tahun, bukan menanyakan apa hukum archimedes, haha.
Nah sedari kecil juga saya terapkan pada Sakha, sebisa mungkin menjawab pertanyaan ketika kemampuan berbicaranya sudah muncul. Jadi ia terbiasa untuk dilibatkan dalam ragam komunikasi orang di sekitar. Walaupun itu hanya sekedar menyapa dan pertanyaan sederhana
Mengajak membaca setiap tulisan yang dijumpai
Setiap Sakha ikut pergi keluar bersama, kami sering mengajak sakha untuk menyebutkan huruf yang ia jumpai di poster, baliho, bahkan di kotak atau pembungkus bekas jajanan. Apalagi di saat usianya menginjak 3 tahun, tiba-tiba ia suka bertanya huruf apa itu mah? Huruf apa itu yah?
Setelah itu kami berinisiatif untuk menempel beberapa poster huruf, angka dan pengetahuan sederhana lainnya di sekitar tempat tidurnya. Mengingat umurnya yang masih balita tujuannya saat ini sederhana.
Selain menyiapkan keterampilan dasar menuju level selanjutnya, hanya agar ia lebih aware akan adanya informasi dalam sebuah tulisan. Berbahagia mengenal simbol-simbol bacaan, sehingga kelak ketika ia siap belajar, membaca adalah sebuah kebutuhan. Juga dapat menjadi bahan pengantar tidur malamnya.
Catatannya adalah, bahwa yang dilakukan harus dengan suka cita agar tertanam imaji positifnya. Selain itu ketertarikan anak saat mencari dan melihat serta umpan balik yang ditunjukkan anak, tingkat konsentrasinya saat mendengar harus diamati sebagai catatan dalam tumbuh kembangnya.
bunda, kalau ada anak yang usia 3 jalan ke 4 berbicaranya masih terbata bata bagaimana ya?
Mbak Eka, aduh kapasitasku bukan dokter anak ya mbak, ini jawaban dari sesama emak2 aja ya. berdasarkan tahap perkembangan bahasa coba cek mana yang terlewat apa ada tahap mendengarkan dan bicara yg kurang berjalan? lalu anak pada sarnya dapat melakukannya kalau kita stimulasi dan diberi kesempatan, catatanya selama organ pendengar dan pengecapnya normal
Itu tempelan belajarnya sama kayak di kamar anak saya mom, hihi..
Makasih banyak infonya mommy Shafira 😀
Wah keren ya dek Shakka, rasa penasarannya bikin saya inget ponakan. Kalau lagi bermain bersama pasti selalu tanya ini apa? Itu apa? Rasanya senang sekali kalau ketemu adik-adik yang sudah lancar berbicara
wah, anak tu emang punya tahapan perkembangan sendiri ya mbak. anak saya seneng ngobrol. kalau baca sendiri sekarang musti diajakin dulu, padahal dulu suka ambil buku sendiri hehe..
Bagus sekali masukannya bun, saya juga memiliki anak laki2 usia 6,5 tahun. Untuk membaca dan menulis ga tau kenapa susah banget…
Nanti cobs tempel stiker gini deh di kamar anak. Semoga aja bisa membantu dia mengenal huruf dan minat baca.
abang sakha mulai bisa bicara 2 kata usia berapa mam? share tentang melatih anak bicara dong..
salam kenal mom, senang ya kalau anak-anak suka membaca 🙂 anak-anak saya juga kebetulan suka 🙂
Hi mom, betul banget yg kamu tulis itu. Alhamdulillah dgn praktek diatas anak aku diusianya yg baru 2,5tahun sudah ceriwis dgn kosakata yg semakin berkembang tiap harinya