Cara Memilih Buku Cerita Anak

Photo of author

By Shafira Adlina

Harapan kita sebagai orang tua tentu memiliki anak yang aktif, cerdas dan ceria. Siapa yang tidak bercita-cita memiliki anak yang suka membaca?

Ada sebuah filosofi read aloud bagaimana ketrampilan bahasa manusia terbentuk. Hal ini senada dengan apa yang dapat ketika di perkuliahan bunda sayang di Institut Ibu Profesional mengenai tahapan ketrampilan bahasa anak.

Tahapan ketrampilan bahasa

1. Tahapan mendengar

saat anak dibacakan sebuah buku atay mendengar banyak kosakata saat diajak berbicara, maka mereka akan menyerapnya di pendengaran dan di otak.

2. Tahapan berbicara

Ketika tanggul mendengarkannya sudah meluap maka terbentuklah tanggul berbicara. Nah ketika anak-anak sudah mulai bisa mengucapkan kata-kata yang dia dengar sebelumnya, semakin banyak anak terlibat dalam pembicaraan semakin akan meluap tanggul berbicara ini. Salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan mempersilahkan anak berbicara dengan menyambung suku kata. Hal ini tanpa kita sadari sering dilakukan oleh orang tua dan guru-guru kita.
Mamah : “Ini apa namanya? Ma…”
Anak : “taaa…”
Mamah : “Ma-ta..pinter”

3. Tahap berbicara

Sama seperti tanggul sebelumnya. Ketika kolam tahap berbicara penuh dan meluap juga akan membentuk kolam kosakata baca. Hal ini saya rasakan pada anak pertama saya, Halim Sakha, di usianya belum genap 3 tahun dia sudah bisa mengeja beberapa suku kata. Ketertarikannya dengan simbol serta huruf. Salah satunya karena memaparka lautan aksara. Akhirnya dia bisa membaca (yang dua -tiga suku kata) tanpa diajarkan. MasyaAllah.

4. Tahap menulis

ini adalah tahap perkembangan bahasa terakhir seseorang. Meski di lapangannya, banyak pihak yang mengegas ketrampilan ini terlebih dahulu. Saya teringat saat memasukkan Sakha di kelompok bermain dan melihat ia mendapatkan tugas menulis, bayangkan anak usia 3-4 tahun diberi tugas menulis alphabet. Padahal tanggul-tanggul lainnya belum tentu sudah terisi. Untungnya saya membuat kegiatan itu semenarik mungkin tanpa memaksa dia untuk melakukannya.
Kalau sahabat ingin tahu bagaimana cara menstimulasi anak bisa menulis, salah satu teman saya Citra menuliskan ceritanya di sini.
Salah satu untuk menstimulasi anak suka membaca adalah menyediakan buku anak yang menarik. Namun memilih buku anak harus dilakukan dengan hati-hati.

Kenapa? Saat ini jenis buku anak banyak sekali. Buku-buku yang bertebaran tidak hanya dari penerbit mayor tapi penerbit-penerbit indie pun tidak mau kalah bersaing. Hampir setiap bulan selalu ada buku anak yang diproduksi. Belum lagi banjurnya produksi buku-buku luar negeri.

CARA MEMILIH BUKU CERITA ANAK.

Salah satu teman saya pernah berbagi setelah mengikuti Training of trainer Read A loud mengenai “Pemilihan Buku Anak”. Setelah membacanya tanpa sadari saya juga beberapa kali mengaplikasikan beberapa langkah yang disarankan. Dengan memahami apa yang bisa dilakukan untuk memilih buku cerita anak, kita lebih jeli dan mengetahui mana yang harus dibeli atau tidak.

1. Memilih Buku Anak Sesuai dengan Usia dan Perkembangan Anak

Memilih buku anak itu ternyata harus disesuaikan dengan usia anak. Jangan sampai memberi buku anak yang terlalu sulit atau terlalu mudah untuk anak kita. Contoh kalau seumuran anak kedua saya yang bayi bisa pilih jenis buku yang berbahan boardbook (buku dengan lembar yang tebal), buku kain, buku busa, buku isian plastik.  Nah untuk kuantitas isiannya yang paling penting, pilih buku dengan dominasi gambar, teksnya sedikit, jangan terlalu kompleks. Adaloh meski buku boardbook tapi isinya kompleks.

Sama halnya dengan buku berbahan kertas ada juga yang menghadirkan teks minimal.

Prinsipnya saat anak masih bayi kita bisa membacakan semua jenis buku kepada anak, tapi jika kita bisa memberikan dengan usia dan perkembangan anak maka nanti manfaatnya akan jauh lebih terasa. Saya memperkenalkan buku kertas pada Hafsah di usia 12 bulan, Karena ia juga sering mengambil buku-buku kakaknya. Alhamdulillah, belum ada dan jangan sampai ada yang robek, hehe.

Sekali lagi perkenalkan dengan buku yang teksnya sederhana ya.

Berikut perjenjangan buku non fiksi yang dikeluarkan kemendikbud sebagai acuan memilih buku anak.

perjenjangan-buku

Jika kita lihat di tabel jenjang A atau pra membaca ini, kita diberi rekomendasi buku seperti apa yang bisa kita pilih. Mulai dari isi, bahasa hingga grafika. Nah kalau tabel di bawah ini perjenjangan yang dibuat oleh room to read.

cara-memilih-buku-cerita

 

Misalnya di fase awal pra membaca untuk 0-3 tahun :cara-memilih-buku-cerita

Ilustrasi dominan dibanding teks, menggambarkan teks secara kuat, ilustrasinya jelas, sederhana tidak berantakan. Pada usia pra-membaca ini jika kita ingin memberikan buku yangtanpa kata pun sebenarnya tidak masalah. Karena mereka juga belum bisa membaca. Di kelompok usia ini kita lebih sering untuk membacakan gambar sambil menunjuk tulisan.’

Pengenalan buku di awal memberikan buku kepada anak akan menentukan ke depannya anak akan suka membaca atau tidak. Jadi kita harus berupaya untuk memilih buku yang menarik dan sesuai usia anak supaya lebih merasakan manfaat dari kegiatan membaca ini.

2. Memilih buku sesuai minat anak

Pernahkah sahabat merasakan ketika anak-anak menyukai sesuatu?. Akan ada masanya mereka tiba-tiba menyukai entah itu binatang atau aktivitas atau pun hal lainnya di luar dugaan kita.

Hafsah, anak kedua saya. Beberapa bulan lalu sedang asyik dengan fase oralnya. Dan ketika harus sikat gigi sebelum tidur sudah bisa meronta. Salah satu pendekatan yang saya lakukan dengan membacakannya buku tentang sikat gigi, seri Goyi Pipi. Walaupun tidak instan ia lebih menyukai aktivitas itu dan sering menirukan kegiatan sikat gigi.

Kita bisa memanfaatkan momen itu untuk mendekati anak melalui buku yang kita bacakan yang temanya sesuai dengan kesukaan anak. Jangan sampai kita membacakan buku yang tidak disukai anak-anak ya.

3. Memilih buku yang disukai juga orang tua

Dengan memilih buku anak yang disukai pembaca dan yang membacakannya yaitu kita senangi orang tua, tentu akan menghasilkan keterikatan dengan buku yang akan kita bacakan.

4. Memilih buku sesuai dengan value keluarga

Sait ini dengan dunia yang sangat massif kita mudah menemukan buku mulai dari toko offline, online hingga jasa-jasa titip buku.

Tetapi jangan sampai kita hanya ikut-ikutan buku yang dibeli orang banyak dan tertarik karena sampulnya. Sesuaikan dengan nilai-nilai keluarga ya. Saya biasanya mengantisipasinya dengan cari banyak review buku anak.

Mudahnya kita mendapatkan buku-buku, apalagi dari luar negeri juga menjadi peluang ancaman menyerap nilai-nilai yang tidak sesuai moral atau agama. Tempo hari ada laporan-laporan tentang buku cerita yang menyampaikan pesan-pesan LGBTQ baik secara implisit maupun eksplisit. Tetap waspada dan lakukan pra-baca ya sebelum membeli buku cerita anak.

Penutup

Turunkan ekspetasi.

Sahabat mari merenung dan segarkan kembali ingatan kita, apa tujuan kita membeli dan membacakan buku kepada anak?

Tujuan kita membacakan buku di anak-anak usia 0-3 tahun selain memperkenalkan serunya aktivitas membaca adalah menambah kosakata, mempersiapkan dia mulai fase berbicara dan memfasilitasi anak di masa pertumbuhan dan perkembangannya.

Semakin banyak kosakata seorang anak akan berbanding lurus dengan tingkat kecerdasannya. Kok bisa?

 

Ketika kita membacakan buku kepada anak kita menuangkan ke dalam telinga dan otak anak, semua kata, suku kata hingga suatu hari anak akan meniru kita.

Melalui cerita, otak anak juga dijejali dengan pengetahuan yang tidak ada di lingkungannya seperti dunia bintang, astronomi, hutan dan sebagainya.

Baik Hafsah maupun Sakha, tentu tidak serta merta mereka bisa anteng di depan buku. Ada fase di mana dia menolak buku, merasa tidak tertarik. Hal itu wajar yang penting kita jangan menyerah membuat aktivitas membaca ini menjadi menyenangkan. Dan Alhamdulillah di usianya yang genap 12 bulan ini sudah bisa diajak dan mengajak membacakan buku bersama-sama. Jangan pernah berharap anak langsung tiba-tiba suka membaca atau bisa membaca!

Turunkan harapan kita, sesuaikan dengan usaha yang kita lakukan. Jauh lebih penting untuk membuat anak suka membaca dengan membangun kebiasaan-kebiasaan membaca. Selamat memili buk cerita anak.

Semoga bermanfaat. salam

Sumber data :

https://semnas.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/page-219-226-dicky.pdf

http://repositori.kemdikbud.go.id/10397/

 

18 thoughts on “Cara Memilih Buku Cerita Anak”

  1. Menyaksikan tumbuh kembang anak itu memang sangat menyenangkan.Bahagia bila bisa mendengar si kecil 'bersuara' untuk pertama kalinya. Buku adalah salah satu pendorong si kecil mengucapkan kata pertamanya. Yup, memperkenalkan buku sejak dini itu penting dan semua komplit ada di sini. 🙂 Nice artikel. Salam 4antum.

    Reply
  2. Kalo buku cerita anak harus ada gambarnya dan kalimatnya sederhana dan pendek2. Untuk anak 2 th sudah bisa merekam gambar dan suara. Mudah mengingat

    Reply
  3. Iya ya, kak. Kalau bacaan yang ngga sesuai sama minat anak. Yang ada malah kaya kepaksa. Terus, kalau ortunya ngga ikut baca kan anak jadi ga ada contoh ya.

    Reply
  4. Bener nih mba kalau memilih buku harus sesuai dengan minat anak. Anak kalau udah ga tertarik dengan sesuatu hal udah sulit untuk mengarahkannya

    Reply
  5. Ya Mba.. sekarang buku cerita anak memang harus diperiksa dulu. Kadang bergambar kartun, gak taunya isinya menyimpang. Anak-anak kan masih polos, takutnya malah terkultivasi dengan nilai di buku tersebut.

    Reply
  6. Memilih buku anak memang harus disesuaikan dengan minat dan usia, dengan tambahan gambar sebagai ilustrasi bisa menambah imajinasi anak ya.

    Reply
  7. Penting banget buat kita sbg orangtua utk mulai menumbuhkan minat baca pada anak, yg tentunya mesti dilatih sejak dini, bisa dgn membelikan anak2 buku bergambar yg mereka sukai dll

    Reply
  8. Bener setiap anak.pnya kemampuan dan masanya sendiri untuk bisa membaca jadi sebagai ortu hrs sabar menunggu sembari terus mengajari anak salah satunya dng membaca cerita

    Reply
  9. apalagi kalau bukunya bergambar ya mba, pasti favorit banget buat anak-anak. ponakanku begitu soalnya hehe. kalo buku aktivitas gitu semangat banget ngerjain dan penuh warna jadi anak-anak gak bosen.

    Reply
  10. Setuju sekali dengan artikel ini, sayangnya ibu muda banyak yang menyerahkan proses itu kepada gawai, masih bayi aja, ada yang dibiarin nonton gawai. kasihan matanya. Huhuhu, ada yang tentrum minta gawai. Dikasih ngdrop baru mau lepas.

    Reply
  11. Wadaw. Ternyata banyak pertimbangannya ya ketika memilih cerita anak. Kirain semua buku cerita bakal cocok sama semua anak gitu. Menarik juga nih jadi dapat ilmu baru.

    Reply
  12. Wah terimakasih infonya kakak, memang ya membelikan buku-buku bacaan buat anak memang harus disesuaikan dengan usia anak. pernah nih beliin buku anak-anak sd buat keponakan yang masih tk, berasa nggak nyambung gitu alhasil bukunya malah hanya dioret-oret

    Reply
  13. Menurutku yg paling penting kutanamkan dalam keluarga, buku yang bagus gak harus yang mahal. Seperti buku anak, saya biasa cari buku-buku di pameran dan loakan, karena yang terpenting saat membacakan buku untuk anak adalah mendampinginya, bagaimana kita sebagai orang tua bisa memberikan value yang tepat saat kita di dekat anak dan membersamainya saat membaca buku

    Reply
  14. Anak saya sudah mau empat tahun November nanti, tetapi masih belum bisa aman dibelikan buku. Pasti saja disobekin ampek habis. makanya emaknya ini jadi males buat beliin lagi.

    Reply
  15. Wah Kakak bisa masuk room to read aku beberapa kali ikut selalu ga terpilih. Namun benar banget ini sista, mencari bacaan buku yang diminati anak akan membuat anak semakin menyukai dunia membaca

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You cannot copy content of this page